Chapter 2

Yulian mengangguk-ngangguk pelan setelah mengerti penjelasan dari Arumi. Lalu, ia menghembuskan pelan nafasnya seraya menatap layar kaca yang sebagai dinding di butiknya. Pecah berah dan tidak dapat disatukan lagi, kecuali harus memperkerjakan seseorang untuk membenahi nya.

"Bagaimana? Apa kita harus melaporkan permasalahan ini?"

"Tidak, Arumi. Kita tutup saja kasus ini, biarkan saja baju gamis itu diambilnya. Toh, hanya satu potong baju yang hilang."

Yulian tersenyum tipis, tetapi Arumi tidak mau melihat senyum itu karena, ia tahu bahwa itu bukanlah hal yang wajib ia tonton. Apalagi saat Arumi sudah mempelajari islam, jadi ia tahu hal yang pantas untuk dilakukan sebagai seorang wanita terhadap lelaki yang bukan makhramnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Arumi. Semangat bekerja dan jaga diri! Jangan pikirkan hal itu tadi!"

"E ... Yulian!"

Langkah yang hendak dilakukan tiba-tiba terhenti. Lalu tubuh tegap Yulian kembali berbalik dan bertatap muka dengan Arumi yang masih berdiri mematung di sana.

”Iya, ada apa kamu memanggilku, Arumi?” tanya Yulian penasaran.

”Maaf sebelumnya jika aku lancang. Tapi ... apa kamu tidak ingin menikah lagi? Sudah hampir tiga tahun sepeninggalnya Aisyah ... kamu menjadi duda. Alangkah baiknya jika kamu menikah, agar Hafizha mendapatkan kasih sayang seorang ibu.”

”Menikah? Saya belum siap. Jika kasih sayang seorang ibu, insyaa Allah ... aku bisa memberikannya untuk Hafizha. Maaf Arumi, saya harus pergi.”

"Assalamu'alaikum," ucap slaam Yulian.

"Wa'alaikumsalam,"

Yulian melangkah menjauh menuju ke mobilnya yang terparkir di pelataran butik. Dan tidak lama kemudian mobil pun dilajukan dengan kecepatan sedang untuk menuju ke kantornya yang ia dirikan bersama Tristan_suami dari Arumi. Dan selama masih dalam perjalanan sedikit perbincangan pun dilakukan Yulian dengan Abdullah agar tidak termenung dalam keheningan.

"Abdullah, bagaimana kabar putra dan istrimu?" tanya Yulian yang duduk di bangku depan.

"Alhamdulillah, mereka baik. Ada apa, Yulian?"

"Syukurlah kalau kabar mereka baik. Sebenarnya tidak ada apa-apa juga Abdullah, hanya saja ... sebentar lagi Hafizha akan berulang tahun. Dan ingin rasanya saya mengundang kamu beserta anak dan istrimu." Senyum itu pun terlepas begitu saja dari bibir Yulian saat menatap Abdullah yang masih fokus dengan jalan raya yang cukup ramai.

"Kalau Anda inginkan mengundang kami, kami tidak akan kebertan. Justru kami merasa begitu senang jika, Anda tidak merasa jijik dengan kami." Abdullah begitu merendah.

"Oh tidak, Abdullah. Kenapa saya merasa jijik dengan kalian? Sungguh, itu bukan saya yang suka mempermasalahkan derajat seseorang. Karena di mata Allah kita semua sama-sama umatnya."

****

Tidak lama kemudian mereka pun akhirnya sampai di pelataran sebuah gedung yang dibangun dengan beberapa lantai. Begitu megah dan banyak sekali yang sedang berlalu lalang di sana untuk masuk dan mulai bekerja. Begitupun hal nya dengan Yulian, setelah turun dari mobil ia segera menuju masuk ke dalam kantor tersebut. Tetapi, sebelumnya ia berpesan kepada Abdullah sebelum menjauh pergi dari pandangan Abdullah.

"Abdullah, kamu boleh pulang sekarang untuk istirahat. Dan jemput saya seperti biasa, pukul empat sore."

"Baik, Yulian." Abdullah pun mengangguk mengiyakan pesan Yulian.

"Oh tunggu, Abdullah. Tolong nanti ajak Hafizha jika menjemput saya! Dan pastikan Dia sudah mandi."

"Baik, Yulian." Abdullah kembali mengangguk pelan.

Yulian pun melangkah dan sampai di dalam ia berjumpa dengan Tristan yang memang sudah datang lebih awal. Dan seperti biasa, mereka bertukar kabar serta hal lainnya sebelum pekerjaan dimulai. Karena jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Sedangkan jam kerja normal di perusahaan mereka dimulai tepat pukul delapan pagi. Yulian dan Tristan hanya tidak ingin menekan mereka semua yang bekerja di perusahaan mereka. Harusnya rasa terima kasih lah yang mereka ucapkan terhadap karyawan maupun karyawati yang setia bekerja dengan mereka sampai perushaan itu maju.

"Yulian, bagaimana dengan lanjutan kerja sama kita dengan perusahaan Tuan Fahri?"

"Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar. Bahkan kita bisa memulai pembangunan satu minggu lagi." Jelas Yulian dengan menampakkan senyum bangga.

"Alhamdulillah kalau begitu. Bersyukur sekali aku dapat dipertemukan dengan partner sepertimu, Yulian."

Yulian hanya tersenyum untuk membalas ucapan rasa syukur dan ungkapan kekaguman dari Tristan terhadap dirinya. Karena Yulian juga tidak ingin berlaku sombong terhadap sahabatnya sendiri. Hanya netralisasi terhadap siapapun yang mengenalnya. Namun, di sela-sela percakapan mereka lontaran pertanyaan dari Tristan seketika membuat Yulian terdiam tnpa sepatah kata pun.

"Yulian, mengapa kamu hanya terdiam? Apa kamu tidak menginginkannya? Sedikit lah berbelas kasih terhadap putri kecilmu."

"Maaf Tristan, aku tidak pernah memikirkan tentang hal itu. Saya permisi! Assalamu'alaikum,"

Yulian pergi begitu saja tanpa menatap ke arah Tristan. Sedangkan Tristan, ia menatap punggung Yulian yang semakin tak terlihat dalam pandangannya. Dan terbesit pertanyaan dalam hati Tristan, "Mungkin kah sesulit itu kamu melupakannya? Sungguh, aku merasa kasihan kepadamu, nak."

*****

Jam dinding yang berdetak begitu cepat memutarkan waktu. Di mana kini sudah menunjukkan pukul empat sore, dan semuanya yang bekerja di perusahaan itu bersiap untuk kembali pulang menemui keluarga kecil mereka. Dan saat Yulian melintas di hadapan beberapa karyawati_tak hentinya karyawati tersebut membincangkan Yulian yang masih memiliki kharismma, bak anak muda. Meskipun saat ini kerap dibilang Yulian telah menduda. Namun, dirinya memiliki ketampanan yang membuat wanita manapun jatuh hati saat menatapnya.

"Walaupun pak Yulian dibilang sudah tidak muda lagi, tapi wajahnya yang rupawan membuat hati ini luluh! Iya kan, Alina?" bisik Ratu kepada Alina sahabatnya.

"Iya, Lin. Kamu memang benar, jadi tak salah jika kedua putra lelakinya memiliki ketampanan seperti Pak Yulian." Ungkap Alina mengiyakan.

"Awas! Hati-hati saja kalau sampai terdengar pak Yulian. Pasti kalian langsung dipecat dari perusahaan ini."

Tiba-tiba ucapan itu membuat Alina dan Ratu seketika terdiam saat membicarakan Yulian. Lalu, mereka pun menoleh ke arah pemilik suara yang sudah membuyarkan tatapan mereka terhadap Yulian. Dan setelah mengetahui siapa yang berada di samping mereka, mereka pun hanya tersenyum cengengesan. Entah merasa malu? Atau sudah dibuat kikuk atas perbuatan mereka?

"Maaf Pak Tristan, kami tidak bermaksud seperti itu. Kalau begitu kami permisi dulu!"

Tristan pun tersenyum setelah dua perempuan yang mengagumi sahabatnya itu pergi dan enyah dari pandangannya. Lalu, dalam hatinya pun berkata, "Kamu memang mudah menjatuhkan hati seorang perempuan, tapi kamu juga sulit untuk membuka hatimu kembali."

*****

"Abii..."

Hafizha berteriak kencang memanggil Yulian seraya berlari menghampiri Yulian yang masih berdiri tegap di atas anak tangga bagian luar perusahaan tersebut. Dan setelah menyadari kehadiran sosok bidadari kecilnya, ia pun melukis kan senyum yang merekah. Dan ia pun duduk berjongkok menjajarkan tubuhnya dengan Hafizha seraya melentangkan kedua tangannya.

"Hap,"

Tubuh mungil itu pun masuk ke dalam pelukan Yulian. Lalu, Yulian merengkuhnya dalam gendongan. Dan Yulian membawa Hafizha menuju ke mobil kembali seraya mendengar celoteh girang dari sang bidadari kecil yang tiada hentinya. Dan itu membuat Yulian tersenyum sepanjang jalan saat mendengar kelucuan nada bicara Hafizha yang imut.

"Apakah aku harus menggantikannya? Tidak, Yulian. Dia hanya satu dan tidak akan pernah terganti oleh siapapun."

Yulian menepiskan ucapan dari Tristan yang masih terngiang dalam pikirnya. Dan saat Yulian memikirkan tentang itu, bayangan Aisyah tiba-tiba terus menari-nari dalam pelupuk matanya. Hingga sukses membuat Yulian kembali melakukan kesetiaan itu hanya untuk Aisyah_cinta pertama dan terakhirnya. Namun, perasaan itu sangat memilukan jika mengingat Aisyah yang tidak akan pernah kembali untuknya.

"Aku hancur mengingat hal itu Aisyah. Apa kamu tahu jika aku rapuh tanpamu?"

Hati Yulian kembali merapuh saat mengingat kenangan indah bersama Aisyah. Luka yang terkuak membuat Yulian hanya terdiam setelah putri kecilnya tertidur dengan sendirinya. Hanya senyum tipis yang terlukis di bibirnya saat netranya menatap wajah polos Hafizha yang berada dalam pangkuan.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 Chapter 13
14 Chaptee 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 56
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 mohon maaf
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65 Chapter 62
66 Chapter 63
67 Chapter 64
68 Chapter 65 “TC”
69 Chapter 66 ”TC”
70 BAB 67 “TC”
71 Chapter 68 “TC”
72 Chapter 69 “TC”
73 Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74 Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75 Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76 Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77 Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78 BAB 75 “Tahajud Cinta”
79 Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80 Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81 Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82 Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83 Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84 Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85 Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86 Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87 Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88 Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89 Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90 Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91 Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92 Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93 Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94 Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95 Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96 Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97 Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98 Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99 Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100 Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101 Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102 BAB 99 “Tahajud Cinta”
103 BAB 100 “Tahajud Cinta”
104 BAB 101 “Tahajud Cinta”
105 Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106 Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107 Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108 Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109 Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110 Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111 Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112 Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113 Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114 Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115 Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116 Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117 Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118 Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119 Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120 Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121 Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122 Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123 Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124 Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125 Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126 Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127 Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128 Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129 Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130 Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131 Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132 Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133 Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134 Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135 Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136 Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137 Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138 Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139 Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140 Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141 Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142 Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143 Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144 Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145 Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148 Chapter 145 “Tahajud Cinta”
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
Chapter 13
14
Chaptee 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 56
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
mohon maaf
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65
Chapter 62
66
Chapter 63
67
Chapter 64
68
Chapter 65 “TC”
69
Chapter 66 ”TC”
70
BAB 67 “TC”
71
Chapter 68 “TC”
72
Chapter 69 “TC”
73
Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74
Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75
Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76
Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77
Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78
BAB 75 “Tahajud Cinta”
79
Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80
Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81
Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82
Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83
Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84
Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85
Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86
Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87
Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88
Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89
Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90
Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91
Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92
Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93
Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94
Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95
Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96
Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97
Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98
Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99
Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100
Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101
Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102
BAB 99 “Tahajud Cinta”
103
BAB 100 “Tahajud Cinta”
104
BAB 101 “Tahajud Cinta”
105
Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106
Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107
Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108
Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109
Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110
Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111
Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112
Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113
Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114
Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115
Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116
Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117
Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118
Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119
Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120
Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121
Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122
Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123
Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124
Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125
Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126
Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127
Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128
Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129
Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130
Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131
Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132
Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133
Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134
Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135
Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136
Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137
Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138
Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139
Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140
Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141
Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142
Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143
Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144
Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145
Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148
Chapter 145 “Tahajud Cinta”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!