Chapter 4

Diam-diam Khaira tersenyum sesaat, ketika mendengar pujian Yulian terhadap beberapa masakan yang ia hidangkan di atas meja makan. Dan saat Khaira bertanya kepada Yulian, ia tampak menelan salivahnya sendiri_malu itu sudah pasti dirasakan oleh Yulian saat itu.

"Emm ... maaf, apakah Anda yang sudah memasak semua ini?" tanya Yulian dengan penuh hati-hati.

"Emm ... i ... iya. Tapi maafkan saya, karena saya tidak bermaksud lancang. Saya ...."

Khaira menundukkan kepalanya, rasa takut terhadap Yulian pun menyelimuti dirinya. Yah, Khaira takut jika Yulian marah kepadanya dan akan mengusirnya malam itu juga. Sedangkan malam itu sudah menunjukkan tepat pukul tujuh malam_hujan yang melanda malam itu juga belum reda. Dan Khaira begitu takut jika Yulian akan benar-benar marah lalu, mengusirnya_membuatnya merasa bingung hendak pergi kemana untuk berteduh di kala hujan dan malam tengah menerpa.

"Anda tidak bersalah, justru saya akan berterimakasih kepada Anda karena sudah berbuat baik kepada keluarga saya."

Yulian memberanikan diri untuk memandang Khaira, wanita yang selalu menundukkan kepalanya saat berhadapan dengan lelaki yang baginya bukan halal untuk dipandang. Namun, saat itu keduanya tidak sengaja sama-sama memandang_tatapan mereka sejenak terkunci. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama, karena keduanya saling mengalihkan pandangan masing-masing.

Haduh Yulian ... kenapa sih malu-malu sama neng gelis satu itu... wkwkwk.

Hening....

"Ayo segera makan saja! Abdullah, kamu memimpin baca doa dulu, gih!"

Yulian mengangkat suaranya untuk memecahkan keheningan. Tetapi, saat Yulian memerintah Abdullah, justru itu membuat kekonyolan yang membuat Hafizha terkekeh. Dan ketika Yulian menyadarinya, ia hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Abi, biacanya kan, Abi cendili yang memimpin. Kok, Om Abdullah?"

Deg....

"Iya ya, kenapa aku bisa lupa? Apa ... aku sudah pelupa?" batin Yulian.

"E ... Abi ... suaranya serak sayang, jadi biar Om Abdullah saja yang baca doa nya."

"Emang Abi batuk? Pelacaan tadi tidak apa-apa?"

"E ... batuknya tiba-tiba saja datang Izha, jadi biar paman Abdullah ya!"

Sungguh alasan yang tidak modis itu namanya Yulian....

Dan perdebatan kecil pun telah usai. Kini, acara makanalam telah dilakukan dengan lancar dan seperti biasa_tidak ada suara apapun di meja makan.

 

Di atas balkon, seperti biasa Yulian memandangi langit di kala malam. Dan tepat malam itu hujan masih belum juga reda, yang membasahi seluruh kota Edinburgh. Sama halnya dengan Yulian, seakan hujan mengerti bagaimana hati Yulian malam itu. Kerinduan yang dalam kembali mencuak dalam hatinya, bayangan Aisyah kembali menari-nari dalam pelupuk matanya.

"Ya Allah, andai Engkau ijinkan aku bertemu dengannya kembali ... meskipun itu hanya di dalam mimpi, tak apa. Rindu ini ... sungguh menyiksa diri ini Ya Allah."

Perlahan mata Yulian mengembun, tetapi kesedihan di dalam hati segera ditepis kannya, karena ia tidak ingin jika, Yulian akan membuat anak-anaknya bersedih. Meskipun hatinya masih merasakan rapuh, ia tetap berusaha tegar.

 

Khaira ... malam itu semua lampung sudah dipadamkan karena, hari sudah larut malam. Semua orang pun merebahkan dan mengistirahatkan tubuh mereka di atas kasur yang nyaman. Namun, tidak dengan Khaira dan Yulian.

"Kenapa aku tidak melihat Aisyah di rumah ini? Kemana Dia?" batin Khaira.

Khaira berdiri dan menatap lekat foto berbingkai yang menempel di dinding ruang keluarga. Rasa penasaran menyelimuti dirinya saat menyadari bahwa sosok Aisyah tidak berada di rumah megah Yulian. Di sana, Khaira mengagumi foto Aisyah yang begitu cantik dengan gamis dan juga cadar yang setia menutup auratnya.

"Aku ingin sepertimu, Aisyah. Tapi ... pasti itu mustahil. Kamu terlalu sempurna, sedangkan aku ... buruk di mata siapapun." Batin Khaira.

Siapa Khaira? Apa sebelumnya sudah mengenal Aisyah? Pasti pembaca sedang ikut berpikir nih! Hi... Hi....

Sepasang mata lentik Khaira tak teralihkan, masih memandang berapa cantiknya Aisyah. Rasa kagum dan penasaran ikut berkecamuk di dalam hatinya.

Yulian merasa dirinya lelah, lelah dihantui oleh rasa rindu yang membuncah, tetapi tidak dapat diobati dengan sebuah pertemuan. Mustahil, jika pertemuan itu terjadi di dunia, hanya melalui mimpi mereka akan bertemu, itupun jika Allah meridhoi nya. Perlahan langkah kaki Yulian menuju ke ruang keluarga, ingin rasanya ia menatap lekat gambar yang menempel di dinding rumahnya. Namun, seketika langkah itu terhenti di balik tembok yang memisahkan antara ruang keluarga dengan tangga.

"Bukankah ... itu seperti, Khaira? Tapi, apa yang dilakukannya di sana?"

Rasa penasaran tentang Khaira pun bergejolak, ingin rasanya Yulian melangkah dan menghampiri Khaira untuk bertanya kepada wanita bercadar itu.

"Ehm...." Yulian berdehem.

Khaira yang mendengar suara Yulian seketika terkejut. Menundukkan pandangannya karena merasa malu, tetapi tidak berlangsung lama Khaira mengeluarkan suaranya. Menjelaskan apa yang dilakukannya di sana kepada Yulian, agar tidak salah paham antara dirinya dengan sang pemilik rumah yang keren, lelaki yang sudah memasuki umur sekitar 35 tahun itu, tetapi tidak terlihat terlalu tua dan tetap memiliki kharismatik seorang lelaki gentleman.

"Maafkan saya ... saya tidak bermaksud ...."

"Tidak apa-apa. Mungkin ... kamu hanya memiliki rasa penasaran saja tentang wanita yang ada di foto itu, bukan?"

Sejenak Khaira mengangkat kepalanya pelan, mencoba memandang ke arah di mana Yulian berdiri tepat di sampingnya. Hati Khaira sejenak berdenyut, merasakan entah itu apa rasanya. Haya penulis dan Khaira lah yang mengetahui persis bagaimana perasaan Khaira malam itu.

"Deg..."

"Kamu? Apa artinya Dia merubah panggilan itu dengan kamu? Dan bukan Anda?" batin Khaira.

Karena merasa sedang diamati oleh Khaira, Yulian mencoba membalas pandangan itu. Dan sejenak tatapan mereka terkunci. Namun, tak berlangsung lama mereka segera mengalihkan pandangan masing-masing, yang entah itu memandang apa. Seperti Yulian yang kembali menatap foto cantik Aisyah dan sedangkan Khaira, ia memandang sebuah foto keluarga besar Yulian yang berbingkai kecil.

"Bolehkah saya bertanya?"

"Mau ... bertanya apa?"

"Dimana wanita ... yang ada di foto itu?" tanya Khaira pada akhirnya. Karena rasa penasaran tak dapat ia tahan lagi.

"Deg ..."

Hati Yulian seakan berhenti. Sepasang mata hitam pekat itu telah mengembun, tetapi seketika tertahan kembali, karena Yulian tidak ingin jika Khaira menyaksikan pahitnya kehilangan istri yang dicintainya. Sedangkan Yulian tahu benar bagaimana tugasnya akan tetap berlanjut menjadi seorang ibu dan juga ayah untuk Hafizha.

Hening...

"Maaf jika ... pertanyaan saya mungkin saja..."

"Kamu tidak salah apa-apa. Panggil saja aku ... Yulian, tapi itu jika kamu mau. Dan aku akan memanggilmu Khaira, jika kamu mengijinkan." Lanjut Yulian sebelum kalimat Khaira diselesaikan.

'Oh Yulian, mungkinkah hatimu sudah mulai membuka hati untuk seorang wanita?'

Khaira terdiam, mencoba merangkai jawaban yang harus diberikan kepada Yulian. Entah persetujuan atau penolakan? Dan ... akhirnya Khaira pun memberikan jawaban sekaligus pertanyaan yang membuat Yulian menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Saya mengijinkan Anda memanggil nama saya, dan saya juga memberikan persetujuan itu kepada Anda, Yulian. Tapi ... bolehkah saya bertanya?" Khaira menundukkan pandangannya.

"Silahkan!"

"Apakah wanita itu ... istri kamu? Lalu, dimana Dia sekarang? Kenapa saya tidak melihatnya di rumah ini?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Khaira.

Yulian menghela nafasnya, lalu tersenyum kecut dengan wajah sedikit muram.

"Benar ... wanita itu adalah istriku. Tetapi ... Allah lebih menyayanginya daripada aku, suaminya." Yulian membayangkan wajah cantik Aisyah.

"Deg ..."

Hati Khaira benar-benar hancur mendengar kata itu dari bibir Yulian. Tubuhnya bergetar hebat, ingin segera ia meluruh ke bawah, tapi itu tidak mungkin jika dilakukan di hadapan Yulian. Sedangkan Yulian tidak mengenal siapa sebenarnya Khaira.

"Apa ... itu ... artinya Dia sudah meninggal?" tanya Khaira sekedar memastikan.

Hanya anggukan pelan yang mampu diberikan Yulian sebagai jawaban pasti kepada Khaira. Dan ... Khaira tidak mampu lagi menahan kesedihan yang benar-benar menghancurkannya, hingga tanpa sadar air bening keluar begitu saja dari pelupuk matanya.

Hayo ... Khaira, kenapa tidak bisa sih, menahannya di kamar saja? Bagaimana jika Yulian tahu?

Bersambung...

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 Chapter 13
14 Chaptee 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 56
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 mohon maaf
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65 Chapter 62
66 Chapter 63
67 Chapter 64
68 Chapter 65 “TC”
69 Chapter 66 ”TC”
70 BAB 67 “TC”
71 Chapter 68 “TC”
72 Chapter 69 “TC”
73 Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74 Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75 Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76 Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77 Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78 BAB 75 “Tahajud Cinta”
79 Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80 Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81 Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82 Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83 Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84 Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85 Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86 Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87 Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88 Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89 Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90 Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91 Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92 Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93 Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94 Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95 Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96 Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97 Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98 Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99 Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100 Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101 Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102 BAB 99 “Tahajud Cinta”
103 BAB 100 “Tahajud Cinta”
104 BAB 101 “Tahajud Cinta”
105 Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106 Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107 Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108 Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109 Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110 Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111 Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112 Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113 Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114 Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115 Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116 Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117 Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118 Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119 Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120 Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121 Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122 Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123 Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124 Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125 Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126 Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127 Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128 Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129 Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130 Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131 Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132 Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133 Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134 Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135 Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136 Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137 Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138 Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139 Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140 Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141 Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142 Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143 Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144 Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145 Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148 Chapter 145 “Tahajud Cinta”
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
Chapter 13
14
Chaptee 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 56
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
mohon maaf
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65
Chapter 62
66
Chapter 63
67
Chapter 64
68
Chapter 65 “TC”
69
Chapter 66 ”TC”
70
BAB 67 “TC”
71
Chapter 68 “TC”
72
Chapter 69 “TC”
73
Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74
Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75
Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76
Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77
Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78
BAB 75 “Tahajud Cinta”
79
Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80
Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81
Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82
Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83
Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84
Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85
Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86
Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87
Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88
Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89
Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90
Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91
Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92
Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93
Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94
Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95
Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96
Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97
Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98
Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99
Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100
Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101
Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102
BAB 99 “Tahajud Cinta”
103
BAB 100 “Tahajud Cinta”
104
BAB 101 “Tahajud Cinta”
105
Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106
Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107
Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108
Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109
Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110
Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111
Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112
Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113
Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114
Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115
Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116
Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117
Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118
Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119
Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120
Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121
Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122
Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123
Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124
Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125
Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126
Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127
Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128
Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129
Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130
Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131
Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132
Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133
Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134
Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135
Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136
Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137
Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138
Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139
Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140
Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141
Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142
Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143
Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144
Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145
Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148
Chapter 145 “Tahajud Cinta”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!