Pengganti Calon Suami Azzalea
Randu merapikan jasnya sebelum masuk ke dalam gedung, tempat acara pernikahan temannya digelar. Randu sebenarnya juga lupa temannya yang mana yang mengirim undangan. Tapi berdasarkan informasi, ini adalah teman SMA Randu.
Baiklah, mungkin nanti setelah melihat wajahnya Randu akan ingat.
"Eh, maaf, Pak!" Sepasang tamu undangan tak sengaja menyenggol pundak Randu hingga pria itu sedikit terhuyung.
"Tidak apa-apa!" Jawab Randu ramah seraya tersenyum. Randu melanjutkan langkahnya, dan masuk ke dalam gedung, lalu menghampiri penerima tamu untuk menuliskan namanya di sana.
Beres!
Sekarang tinggal masuk ke dalam gedung.
Astaga!
Randu sedikit meringis saat pria itu merasakan perutnya yang sedikit mulas. Sepertinya tadi Randu terlalu banyak makan sambal buatan Mayra sebelum ia pergi kemari. Sudah menjadi hobi Randu belakangan ini untuk numpang makan di rumah Haezel, sahabat baiknya. Masakan Mayra selalu enak rasanya.
Randu buru-buru mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan toilet.
"Itu dia!" Gumam Randu saat melihat tanda yang menunjukkan arah toilet. Bergegas pria dua puluh enam tahun itu menuju ke toilet untuk menunaikan panggilan alam yang sudah sangat mendesak.
****
"Kamu dimana, Rayyen? Acaranya dimulai sebentar lagi dan kenapa kamu malah tak kunjung datang?"
"Jawab telepon aku!"
"Angkat telepon aku dan jangan jadi pengecut begini!"
"Ini hari pertunangan kita!"
Randu baru keluar dari salah satu bilik toilet,saat samar-samar pria itu mendentar suara seorang wanita yang berbicara sendiri sembari menangis di bilik toilet paling ujung.
Lah, apa Randu salah masuk toilet tadi?
Randu buru-buru melihat gambar di pintu toilet untuk memastikan dan gambarnya memang toilet pria. Lalu kenapa ada wanita yang menangis di dalam toilet pria?
"Jawab teleponku, Rayyen! Atau kau mau aku mengiris nadiku sekarang?"
Randu baru saja akan keluar, saat pria itu mendengar suara wanita tadi berteriak frustasi dan membawa-bawa tentang mengiris nadi.
Mengiris nadi!
Berdarah...
Bunuh diri?
Sial!
Ada wanita frustasi yang tersasar di toilet pria dan dia mau bunuh diri!
Randu tak tinggal diam dan seketika jiwa kepeduliannya langsung meronta hebat. Secepat kilat, Randu menghampiri bilik toilet yang paling ujung, lalu pria itu mendobrak pintu dengan keras, hingga seorang gadis yang berada di dalamnya terlonjak kaget.
Randu lebih kaget lagi saat mendapati kalau ternyata gadis yang berada di dalam toilet itu adalah...
Mempelai perempuan?
Gaun yang ia kenakan mirip gaun pengantin dan rambutnya juga disanggul rapi ala pengantin.
"Sedang apa kau disini-" gadis itu hendak menjerit saat Randu sudah secepat kilat membungkam mulutnya.
"Ssstttt! Kau salah masuk toilet!" Randu berbisik dan memberitahu gadis asing tersebut. Kaki Randu juga sigap menutup pintu bilik toilet sebelum ada yang memergoki mereka berdua.
"Salah bagaimana? Kau siapa?" Tanya gadis itu setelah berhasil melepaskan bekapan Randi di mulutnya.
"Aku Randu! Teman SMA-mu! Kau mempelai perempuan hari ini kan? Kau juga yang mengirim undangan pernikahanmu padaku," tutur Randu memperkenalkan dirinya sendiri, dan gadis di depan Randu itu sontam mengernyit.
"Pernikahan apa? Aku baru bertunangan hari ini dan aku tak punya teman SMA bernama Randu," ujar Gadis otu yang langsung membuat kedua mata Randu membulat sempurna.
"Dan aku juga tak mengundang teman-teman SMA-ku! Aku hanya mengundang teman dekat serta saudara saja."
"Kau penyusup darimana, hah?" Cecar gadis itu lagi yang sontak membuat Randu gelagapan.
"Tunggu-tunggu! Kau Montana, kan?" Tanya Randu memastikan, meskipun Randu juga sebenarnya ragu.
Montana adalah nama teman SMA Randu yang mengiriminya undangan pernikahan. Tapi sepertinya wajah Montana berbeda dengan gadis di depan Randu ini. Apa Montana baru saja operasi plastik?
"Montana siapa? Aku Azzalea!" Jawab Gadis itu tegas bersamaan dengan pintu bilik toilet yang tiba-tiba sudah menjeblak terbuka.
Ada seorang pria yang terlihat membelalak di depan pintu toilet karena mendapati Randu dan gadis bernama Azzalea tadi berada di dalam bilik toilet.
"Mami, Papi! Lea ada disini!" Seru pria yang masih membelalak di depan pintu toilet tadi.
"Kau sedang apa disini, Lea? Dan dia siapa?" Tanya pria itu selanjutnya seraya menuding pada Azzalea.
"Ini hanya salah paham, Mas! Saya dan Lea tidak-" Randu berusaha untuk menjelaskan, saat tiba-tiba sudah datang pasangan paruh baya yang menghampiri mereka bertiga.
"Lea! Kenapa kau bersembunyi disini?" Tanya pria paruh baya yang tadi baru saja datang.
"Dan dia-"
"Dia Rayyen!" Jawab Azzalea cepat seraya menggamit lengan Randu.
"What?" Pria yang lebih muda tadi bergumam tak percaya.
"Apa katamu barusan, Lea?" Pria paruh baya yang Randu tebak adalah papi Lea tadi bertanya dan terlihat tak percaya.
Tentu saja mereka tak percaya!
Yang berdiri di depan mereka memang bukan Rayyen, melainkan Randu!
Lagipula, Rayyen siapa?
"Dia Rayyen, Pi!" Jawab Lea keras kepala.
"Tapi wajahnya kenapa berbeda dengan saat video call?" Tanya wanita parih baya yang Randu tebak adalah maminya Lea. Lalu pria muda yang tadi memergoki Randu dan Lea siapa? Saudaranya Lea?
Tapi mereka semua siapa?
Randu bahkan tak kenal!
"Itu karena saat video call..."
"Rayyen..."
"Memakai filter?" Tebak pria muda yang Randu tebak sebagai saudaranya Lea tadi. Entah siapa namanya. Belum ada yang menyebut nama pria itu!
"Iya, itu!" Sergah Lea cepat.
"Filter?" Randu bergumam tak paham.
"Tadi Rayyen terlambat datang kesini karena ada sedikit masalah. Bukan begitu, Rayyen?" Jelas Lea yang masih menggamit lengan Randu. Lea menatap ke dalam netra Randu seolah memohon pada pria itu agar berakting sebagai Rayyen yang terlambat.
Rayyen siapa sebenarnya?
Tapi Randu tak tega juga melihat wajah memohon Lea, jadi mungkin tak ada salahnya Randu sedikit membantu gadis ini.
"Iya, begitu!" Jawab Randu seraya meringis.
"Lalu keluargamu dimana, Rayyen? Tidak ada yang ikut?" Tanya Maminya Lea.
"Keluarga..."
"Keluarga saya-"
"Rayyen yatim piatu, Mi!" Potong Lea cepat.
Oh, Rayyen yatim piatu?
Rayyen yang malang!
"Iya itu, Tante!" Randu sedikit salah tingkah.
"Kemarin Lea sudah menjelaskannya, Thalia!" Bisik papinya Lea yang samar-samar masih bisa didengar oleh Randu.
"Iya, aku lupa!"
"Jadi, Lea sudah ketemu dan calon tunangannya sudah datang, kan? Acara sudah bisa dimulai, kan?" Saudaranya Lea tadi memecah keheningan.
"Kau benar, Ryan!" Jawab Papinya Lea cepat.
"Tapi, Ryan! Kau antar Rayyen berganti baju dulu! Mami juga akan sedikit memperbaiki riasan Lea sebelum acara dimulai," tukas Mami Thalia memberitahu sang putra.
"Siap, Mi!" Jawab Ryan sigap.
"Ayo, Bang! Kita ganti baju, lalu acara tukar cincin akan segera dimulai!" Ajak Ryan selanjutnya pada Randu yang benar-benar masih bingung.
Ganti baju?
Acara tukar cincin?
Randu jadi Rayyen?
Apa maksudnya Randu akan bertunangan dengan Lea setelah ini tapi dengan berpura-pura menjadi pria bernama Rayyen?
Kenapa ini begitu membingungkan?
.
.
.
Hai!
Karya ke-38 kita bertemu bakal kapuk...
Eh, Randu maksudnya 😆😆
Randu ini sahabatnya Haezel di "Detektif Haezel", ya!
Kalau Azzalea ini anaknya Thalia Halley dan Daniel Andreas. Sepupunya Zeline somplak sekaligus kembarannya Azzaryan, suami Nona (mantan sekretaris Zeline)
Itu lagi! Itu lagi!
Iya, begitulah!
Cast-nya cuma kita puter-puter 😆😆
Konflik simpel aja nanti. Nggak bakal banyak drama.
Terima kasih yang masih setia mengikuti. Jangan lupa like, ya!
💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
susi 2020
🥰😘🤔🤔🤭
2023-02-21
0
susi 2020
🥰😍
2023-02-21
0
ℓ ι ƒ ι α 💕
ya Allah baru nyadar aku, bakal kapuk kirain apa, ternyata randu 🤦♀️🤣
2022-09-30
0