Replay 2002

Replay 2002

Bab 1

"Akhirnya selesai juga" ucap Titiana dengan helaan napas keras.

"Iya, akhirnya selesai juga. Kepalaku rasanya sudah mau pecah. Terlalu banyak yang kita bahas dua hari ini." sahut Retta.

"Yah... begitulah kalau kita diundang meeting dari cabang hanya setahun sekali. Jadi yang dibahasnya banyak. Permasalah setiap cabang selama setahun menjadi menumpuk. Walaupun kita sudah meeting selama dua hari, tetap saja rasanya belum cukup" jawab Titiana lagi.

Sekarang ini Titiana sedang meeting tahunan yang menjadi program kerja perusahaan Titiana bekerja. Titiana bekerja di sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam penjualan alat-alat rumah tangga yang diproduksi di negara gingseng. Produk rumah tangga yang bisa dijangkau oleh kalangan rendah sampai kalangan atas. Perusahaan tempat Titiana bekerja tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Dan Titiana bekerja yang ada di cabang kota P.

Menjelang ulang tahun perusahaan setiap tahunnya para kepala Administrasi diundang ke kantor pusat untuk meeting tahunan. Kalau pimpinan cabang biasanya meeting per Tri wulan. Titiana adalah kepala Administrasi cabang kota P. Jadi disinilah dia sekarang, di kantor pusat untuk mengikuti meeting tahunan.

Sudah dua hari mereka dari berbagai cabang berkutat dengan pembahasan masalah-masalah yang terjadi di setiap cabang. Bersama dengan para pemimpin pusat dan para kepala setiap devisi mereka membahas setiap permasalahan. Wajar kalau mereka sudah tampak kelelahan. Tetapi rasa lelah mereka akan terbayarkan dengan acara Gala Dinner yang akan diadakan nanti malam.

Dalam acara Gala Dinner tersebut mereka semua akan dijamu dengan makanan terbaik buatan Chef terbaik juga. Mereka juga akan disuguhi acara menarik yang dipandu oleh MC kondang dan juga dihibur oleh beberapa artis terkenal. Door prize menarik akan membanjiri selama acara. Tak lupa piagam penghargaan dan hadiah-hadiah buat mereka yang berprestasi.

"Na, kita kembali ke kamar langsung yuk. Aku mau siap-siap dulu untuk acara Gala Dinner nanti malam" ajak Retta teman kerja Titiana dari cabang kota B.

"Ehhh... Acaranya kan mulai jam tujuh malam. Ini baru jam dua belas. Kok kamu dah mau siap-siap aja jam segini" jawab Titiana dengan heran. "Kita ngobrol dulu yuk sama yang lain. Dua hari ini kan kita belum sempat sekedar tanya kabar sama yang lain. Kita sekali setahun loh ketemunya"

"Ya iyalah harus siap-siap dari sekarang. Aku mau tampil cetar membahana nanti malam" jawab Retta sambil mengangkat-angkat alisnya genit.

Titiana terkekeh kecil melihat tingkah Retta. "Mau tebar pesona sama siapa hayoo?? Ingat suami dirumah loh"

"Ihhh... bukan mau tebar pesona ya. Pengen tampil wow aja, biar gak kalah aja sama yang muda-muda." Retta memutar matanya untuk melihat peserta meeting yang lain. "Lihat tahun ini banyak Kepala Administrasi yang muda-muda. Yang senior seperti kita hanya tinggal beberapa orang lagi. Jadi jangan sampai kita yang senior kalah kece dari mereka" tambahnya lagi.

"Ingat umur Ta. Bukan zamannya lagi kita sekarang saing-saingan. Biar mereka yang baru dan masih tampil menonjol. Kita dulu sudah melaluinya waktu kita masih unyu-unyu. Kalau sekarang kita tampil heboh bukannya dapat pujian malah jadi malu-maluin." Titiana mengingatkan.

"Iya juga sih. Yuk lah kita balik ke kamar. Kalaupun gak siap-siap paling tidak kita bisa istirahat. Seperti yang kamu bilang, ingat umur. Kita yang sudah tua ini butuh istirahat banyak" Retta membereskan berkas-berkasnya dan memasukkan kedalam tas tentengnya yang lumayan besar.

Titiana berpikir sebentar. Kata istirahat yang diucapkan Retta lumayan menarik perhatiannya. Ya, saat ini istirahat adalah yang paling dibutuhkannya. Soal menyapa teman-teman yang lain nanti bisa dia lakukan pada acara Gala Dinner. Titiana bergegas membereskan berkas-berkasnya juga. Dan mulai mengejar Retta yang duluan meninggalkan ruang meeting.

Titiana mensejajarkan langkahnya dengan Retta sambil sesekali menyapa atau tersenyum kepada peserta meeting yang Titiana kenal. Benar yang dikatakan Retta, banyak anak baru yang masih muda-muda tahun ini. Jadi banyak dari mereka yang belum dikenal.

"Ta, jangan bilang kita tua dong. Bilang aja senior biar enak didengarnya." protes Titiana sambil menggandeng tangan Retta. Mereka berdua berjalan beriringan dengan Titiana mengaitkan tangannya dilengan Retta menuju lobi. Mereka akan naik bus perusahaan menuju Hotel tempat mereka menginap.

"Emang sudah tua kan Na. Tadi kamu yang bilang ingat umur" sahut Retta kesal sambil memutar bola matanya.

"Umur tiga puluh lima itu belum tua Ta. Itu masih usia produktif. Jadi jangan bilang tua"

"Ya.. ya.. terserah kamu aja"

...****************...

Sesampainya di hotel tempat mereka menginap, Titiana dan Retta terlebih dahulu makan siang di restoran hotel sebelum masuk ke kamar masing-masing.

Titiana merebahkan tubuhnya ke kasur empuk tersebut. Dia ingin memulihkan tenaganya sebentar. Sebelum memejamkan mata terlebih dahulu dia menyelet alarm. Supaya nanti tidak kebablasan tidurnya. Ingin rasanya Titiana tidak menghadiri Gala Dinner tersebut, tetapi pak Satria selaku pimpinan cabang dia juga pak Prasetyo kepada devisi marketing sudah mewanti-wanti agar tidak telat apalagi sampai tidak hadir. Ntah keharusan apa yang membuat sampai kepala devisi marketing juga mengingatkannya agar hadir di Gala Dinner itu. Mungkin nanti akan dapat hadiah, Titiana berandai-andai.

Pukul lima sore Titiana dibangunkan alarm. Dengan gerakan malas dia bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi sambil mengucek-ucek matanya dan sesekali masih menguap. Lumayan hampir empat jam dia tidur siang. Titiana membersihkan badannya dengan air hangat, ingin rasanya dia berendam sebentar di bathup tapi takut keasyikkan nanti jadi tambah malas berangkat. Jadilah dia mandi seperti biasanya dan dengan segera bersiap-siap.

Titiana memakai gaun malam berwarna merah marun dengan model Sabrina. Panjang gaunnya hanya sebatas lutut. Gaun yang tidak terlalu mewah tetapi juga tidak terkesan biasa saja. Dipadukan dengan sepatu hill tujuh canti berwarna khaki yang sangat cantik dikakinya. Make up yang Titiana sapukan di wajahnya juga tidak terlihat berlebihan. Dengan tampilan natural Titiana terlihat cantik malam ini.

Titiana keluar kamar sambil menenteng tas tangan kecil warna hitam dan berjalan menuju kamar Retta disebelah kamarnya.

Tok tok tok

Retta menyahut dari dalam dan menyuruh Titiana masuk. Retta belum siap berangkat, dia masih sibuk memperbaiki dress juga dandanannya yang menurut dia masih ada yang kurang. Padahal menurut Titiana sudah bagus. Malah sudah oke maksimal. Mungkin keinginan Retta untuk tampil cetar membahana badai memang harus dia wujudkan. Titiana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Retta. Ternyata Retta yang selalu ingin tampil menonjol seperti dulu masih waktu masih muda belum berubah.

Titiana dan Retta memasuki ballroom hotel tempat acara Gala Dinner dan mencari meja mereka yang telah diberi nama menurut cabang masing-masing. Dan kebetulan juga mereka satu meja, jadi tidak mati gaya kalau semeja dengan cabang yang tidak terlalu dikenal.

Ballroom hotel semakin lama semakin ramai. Para undangan sudah berdatangan. Bukan hanya karyawan saja yang diundang tetapi juga para relasi bisnis pak Ali Sanjaya selalu Owner perusahaan ini. Banyak pengusaha-pengusaha terkenal dan yang baru mulai terkenal turut diundang juga.

Acara akan segera dimulai. MC kondang David Williams sudah mulai memandu jalannya acara. Dimulai dari sambutan dari sang Owner pak Ali Sanjaya, juga para direksi dan petinggi-petinggi perusahaan yang diselingi dengan hiburan dari beberapa artis dan penyanyi terkenal. Miss Indonesia sebagai brand ambassador perusahaan juga tampil memukau.

Semua para undangan juga dipersilahkan menikmati jamuan makan malam yang sudah disediakan sambil menikmati acara. Begitu juga Retta dan Titiana sudah ikut mencicipi hidangan. Mereka singgah dari stand makanan satu ke stand makanan lainnya dan membawanya ke meja mereka. Sambil menikmati makanan mereka berdua juga menikmati acaranya. Sekarang lagi pengundian Doorprize yang pertama, mereka berdua tidak memgharapakan menang diputaran pertama ini, karena pasti hadiahnya masih kecil. Tetapi tetap seru juga ketika nomor undian pemenang dibacakan si MC David Williams. Sesuai harapan nomor mereka tidak memang.

Acara masih berlanjut, semakin malam semakin meriah. Hingga ditengah- tengah acara si MC memanggil James Ethan untuk tampil di atas panggung untuk menyumbangkan lagu-lagu hitsnya. Ya, artis utama malam ini adalah James Ethan, penyanyi terkenal pada zamannya yang sekarang juga merambah dunia peran dan sudah membintangi beberapa film. Para hadirin semakin heboh mendengar nama penyanyi tersebut dipanggil. Orang-orang yang tadinya duduk sekarang sudah mulai banyak yang berdiri hanya untuk melihat James Ethan.

Lainnya halnya dengan Titiana, sementara yang lain heboh dan berteriak senang mendengar James Ethan dipanggil, dia malah diam membeku. Titiana bahkan tidak bisa menelan makanan yang sudah terlanjur dia siapkan ke mulutnya. Nama yang sudah lama dia tidak dengar bahkan tidak ingin dengar kini dia dengarkan kembali. Bahkan bukan hanya mendengar tetapi juga akan melihat orangnya langsung.

Luka dan rasa sakit yang pernah dia alami beberapa tahun lalu, mungkin sepuluh tahun lalu

seakan kembali dia rasakan. Titiana berusaha keras mengangkat kepalanya untuk melihat sosok James Ethan yang sudah berdiri diatas panggung. Dia ingin melihat sudah seperti apa tampang pria itu sekarang. Pria yang pernah menjadi masa lalunya yang membahagiakan sekaligus menyakitkan. Pria itu masih penuh pesona dan karisma. Rasanya dada Titiana begitu sesak, matanya mulai panas dan seakan cairan hangat akan mengalir dari matanya.

Titiana berdiri dan ingin segera meninggalkan tempat ini. Dia tidak ingin menumpahkan air matanya disini dan jadi tontonan yang lain. Saat dia mau melangkah pergi, pak Satria memanggilnya.

"Nana, mau kemana? Jangan kemana-mana. Ingat pesan pak Prasetyo tadi". Pak Satria menghentikan langkah Titiana.

" Iya pak. Saya hanya ke toilet sebentar kok" akhirnya Titiana hanya bisa pasrah dan berlari ke arah toilet dengan tergesa sebelum air matanya benar-benar tumpah disitu, dan mengundang banyak tanya.

Terpopuler

Comments

Ummi Melii

Ummi Melii

bagus autor,terus semangat. ak suka, tulisan, crtanya.

2023-01-23

0

Inong FnG

Inong FnG

Hai.. ini adalah karya pertama ku. Masih dalam proses belajar. Tidak ada basic penulis sebelumnya. Tapi karena hobby baca, akhirnya mencoba utk nulis juga. Mohon maaf apabila banyak typo, ataupun alurnya masih berantakan. Jangan segan2 memberikan komentar ya. Apalagi komentar yang membangun, dengan senang hati aku menerimanya. Tapi semisalnya, ceritanya kurang berkenan di hati, cukup keluar saja tanpa meninggalkan kata2 yang bisa merusak semangat penulis. Selamat membaca.

2022-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!