Bab 2

Di dalam toilet Titiana menumpahkan air matanya. Dia berusaha keras agar jangan sampai menangis terisak. Itu sudah menjadi masa lalu tetapi kenapa masih terasa sakit. Kenapa masih harus menangis kembali walau sudah terjadi beberapa tahun lalu. Seakan usahanya untuk melupakan rasa sakit selama ini terbuang sia-sia. Dia menarik napas dan menghembuskannya perlahan, mengulanginya kembali. Sembari menenangkan hatinya. Dia harus kuat dan harus kembali lagi ke ballroom. "Kamu bisa Na, kamu kuat" Kata-kata itu berungkali Titiana ucapkan sebagai motivasi diri sendiri.

Setelah merasa lebih tenang Titiana kembali ke ballroom, yang suasananya masih meriah. Sang penyanyi yaitu James Ethan menyayikan lagu-lagu hitsnya yang seakan tak lekang oleh waktu. Walau pun James Ethan bukan penyanyi baru lagi tetapi lagu-lagu nya masih disukai sampai sekarang. Bahkan generasi zaman now. Para hadirin ikut serta menyanyikan lagu yang dibawakan James. Bahkan ada yang berteriak-teriak histeris mungkin saking senangnya. Atau mungkin mereka adalah fans fanatik James.

Beberapa lagu sudah dibawakan James. Dia dipersilahkan duduk di meja yang sudah disediakan untuk tamu undangan terhormat yang paling depan oleh MC David.

"Baiklah para hadirin, acara akan kita lanjutkan kembali. Nah... ini adalah merupakan acara puncak kita malam ini. Yaitu pengumuman karyawan karyawati yang berprestasi selama setahun ini. Juga pengumuman kenaikan jabatan bagi mereka yang berprestasi dan dianggap layak untuk menduduki jabatan tersebut. Siapakah mereka?" seru si MC diiringi bunyi drum, semakin menambah rasa penasaran para karyawan yang hadir.

"Baiklah. Saya akan bacakan Sales terbaik terlebih dahulu ya. Dan menjadi juara ketiga adalah... " David Williams membacakan para pemenang dari juara ke tiga sampai juara pertama. Di mulai dari tingkat Sales, Collector, Kepala Cabang, dan Cabang terbaik. Sales terbaik dari cabangnya Titiana yang berarti Kepala cabang dan Cabang nya juga. Para pemenang naik ke atas panggung untuk menerima piagam penghargaan juga berbagai hadiah dan bonus berupa uang yang sudah disiapkan perusahaan. Wajah-wajah pemenang terlihat sangat bahagia sekali.

"Sekarang adalah pengumuman buat kepala administrasi yang penilaiannya dilakukan sekali dalam lima tahun untuk performa kerja mereka. Juara ketiga dipegang oleh Jane Hulu dari cabang kota J." tepuk tangan langsung meriah kembali. Karena penilaiannya hanya sekali dalam lima tahun juga yang menilai adalah orang pusat langsung jadi moment ini yang sangat mendebarkan. Karena tidak memprediksi siapa pemenangnya. Kalau Sales, Collector, Kepala Cabang dan Cabang terbaik bisa dibandingkan perolehan omzet.

"Jane mana ya? Apakah hadir malam ini. Oh... itu dia. Yuk Jane naik ke atas panggung". David Williams melanjutkan lagi untuk mengumumkan pemenang berikutnya. "Juara kedua dimenangkan oleh Santi Clarissa dari cabang kota M" tepuk tangan dan siulan kembali membahana. Santi dari cabang kota M berdiri dan naik ke atas panggung. Lima tahun lalu Santi mendapatkan juara ketiga sekarang dia naik satu peringkat.

"Kali ini aku yakin kamu Na yang akan menjadi juara satu" Retta berbisik pada Titiana yang sudah duduk kembali disebelahnya. "Kalau aku mah gak berharap dapat juara. Secara kan cabang kami omzetnya pas-pasan. Lagian aku lebih nyaman seperti ini. Lebih santai kerjanya. Hehehe... " Retta menambahkan sambil nyengir.

Retta sudah berkeluarga dan sudah punya anak yang masih balita. Akan sangat kerepotan jika cabang mereka omzet besar apalagi sampai over target, waktunya untuk mengurus anak dan keluarganya pasti akan sedikit. Karena pasti akan banyak kerjaan dan pasti akan lembur pula.

"Dan.. Juara pertama adalah... Titiana Yadi dari cabang kota P. Selamat buat mbak Titiana, berikan tepuk tangan yang meriah" lanjut David Williams.

James ketika mendengar nama Titiana dipanggil langsung memutar pandangannya ke segala arah mencari sosok yang dipanggil MC barusan. Memastikan apakah Titiana yang dimaksud adalah orang yang sama seperti yang dia bayangkan. Dan saat Titiana berjalan ke arah panggung, James melihatnya. Titiana yang dipanggil adalah orang yang sama dengan yang dia dikenal. Saat Titiana melewati meja yang diduduki James, pandangan mereka sempat bertemu sesaat. Titiana yang lebih dahulu memutus tatapannya karena dia harus memperhatikan undakan tangga untuk naik ke atas panggung. Debar jantung Titiana semakin berdetak kencang seperti baru saja lari maraton.

Sementara itu James tidak melepas pandangannya dari Titiana. Pandangan matanya penuh dengan kerinduan yang amat sangat. Ingin rasanya James berlari kearah Titiana dan memeluknya dengan erat, melepas semua kerinduan. Tetapi itu tidak mungkin dia lakukan. Mereka sudah putus sepuluh tahun lalu dan hubungan mereka tidak baik saat putus. Dan James lah yang membuat hubungan itu tidak baik bahkan bisa dibilang buruk.

Diatas panggung piagam penghargaan serta hadiah dan bonus pemenang sudah diserahkan kepada Titiana, Santi dan Jane yang diserahkan oleh kepala Regional pusat yang menjadi atasan mereka langsung. Setelah melakukan sesi foto- foto mereka hendak menuruni panggung untuk kembali ke tempat duduk mereka. Tetapi David Williams sang MC menghentikan langkah mereka.

"Ehh.. tunggu dulu. Yang lain boleh turun tetapi mbak Titiana masih ditempat dulu. Masih ada pengumuman untuk mbak. Dan pengumuman itu akan disampaikan oleh pak Prasetyo. Silahkan pak Prasetyo naik ke atas panggung" David mempersilahkan.

Setelah diatas panggung, pak Prasetyo mengambil mic yang disodorkan David. Pandangan pak Prasetyo mengarah ke Titiana. "Oke baiklah. Kamu Titiana Yadi mulai malam ini akan diangkat menjadi Staf Marketing Pusat. Kamu akan mulai bekerja di kantor Pusat bulan depan. Jadi kamu bereskan dulu semua pekerjaan kamu di cabang dan serah terima kepada pengganti kamu. Penggantimu boleh kau pilih sendiri dari Admin kamu yang kamu anggap layak"

Mata Titiana membelalak besar karena kaget akan pengumuman pak Prasetyo barusan. Dia sangat tidak mengharapakan jabatan itu. Jadi mengarahkan pandangannya ke arah pak Satria seakan meminta penjelasan. Pak Satria hanya memasang wajah datar seakan tidak tau maksud dari pandangan itu. Titiana kembali mengarahkan matanya untuk melihat pak Prasetyo dan juga seakan menuntut penjelasan. Tetapi pak Prasetyo seakan tau dengan tatapan mata Titiana jadi pak Prasetyo menambahkan, "Kenapa kaget? Harusnya kamu sudah tau akan hal itu. Saya kan sudah berapa kali menawarkan tetapi kamu tolak dengan berbagai alasan. Sekarang kamu tidak bisa nolak lagi tuhh pak Ali Sanjaya juga sudah menyetujuinya. Kalau kamu mau nolak sana tolak saja sama pak Ali langsung. Itu juga kalau kamu berani" pak Prasetyo langsung menskatmat Titiana.

Dengan wajah cemberut akhirnya Titiana pasrah dengan keputusan itu. Tidak mungkin juga dia menolak di depan pak Ali Sanjaya dan disaksikan semua orang yang hadir pula. Bisa-bisa dia jadi trending topik nanti. Aneh memang, secara yang lain akan senang naik jabatan, Titiana malah menolak.

"Titiana, coba dulu. Kerja di kantor pusat juga sangat menyenangkan kok. Terlalu sayang potensi yang kamu miliki kalau hanya kerja di cabang saja" Tiba-tiba pak Ali berkata dari tempat duduknya.

"Kalau saya kerja di pusat, jodoh saya makin jauh pak. Mungkin tidak akan ketemu, karena kerjanya lembur terus. Usia saya sudah rawan ini" Ntah dapat keberanian dari mana Titiana menjawab pak Ali. Mungkin karena masih syok dan juga karena debar jantungnya yang belum normal membuat otak dan mulutnya tidak selaras. Dan seluruh ruangan jadi heboh dengan suara tawa atas jawaban Titiana. Dia sendiri juga kaget dengan kata-katanya barusan sampai mulutnya menga-nga besar.

"Ehh... maaf maaf pak. Bukan bermaksud tidak sopan tadi hanya spontan saja" buru-buru Titiana minta maaf. Pak Ali malah tertawa melihat tingkah Titiana. Walaupun Titiana di kantor cabang tetapi pak Ali sangat mengenal Titiana. Karena kerja bagus dan juga prestasi-prestasi Titiana sehingga para petinggi perusahaan mengenalnya terlebih lagi Titiana sudah bekerja selama lima belas tahun.

"Tenang saja kalau soal jodoh Na, nanti saya carikan. Tuh... ponakan-ponakan saya juga masih banyak yang single" jawab pak Ali lagi sambil menunjuk para ponakannya yang juga duduk di meja para direksi. Sehingga ballroom itu makin heboh dengan tawa dan teriakan.

Wajah Titiana bersemu merah. Dia merasa malu dengan situasi ini. Tangannya sudah mengeluarkan keringat dingin dan juga gemetar. Dia merasa kalau orang menilai dia sudah kebelet kawin. Mengingat usia dia sekarang yang sudah tiga puluh lima tahun. Padahal orang tidak kepikiran sampai kesitu bahkan mungkin tidak tau. Titiana berbadan mungil yang tingginya hanya seratus lima puluh delapan centi saja. Wajahnya yang baby face tidak sedikitpun menunjukkan kalau usianya sudah berkepala tiga. Mana dia juga tidak pernah memakai make up tebal dan berlebihan sehingga wajahnya masih kelihatan seperti gadis dua puluhan.

Titiana turun dari panggung masih dengan wajah merahnya. Dia tidak berani mengangkat wajahnya saking malunya. Ingin rasanya dia sampai ke tempat duduknya dan menutupi wajahnya. Saat melewati meja pak Ali, beliau berkata lagi, "Titiana, nanti kamu nyanyi ya. Saya sudah lama tidak dengar suara merdu kamu".

" Iya pak, saya akan nyanyi. Tapi sawerannya harus besar ya" Tuh kan... mulut Titiana suka tidak berfilter kalau lagi gugup. Kembali lagi dia menciptakan malu buat dia sendiri. Tangannya bergerak memukul mulutnya sendiri sebagai peringatan supaya lebih hati-hati lagi dalam mengeluarkan kata-kata.

"Hahaha..." pak Ali tertawa keras melihat tingkah Titiana. Meraka yang semeja dengan pak Ali juga tertawa. "Deal.. Kalau kamu menyanyikan lagu yang saya suka minimal dua, saweran tebal akan ada ditanganmu sesaat kamu turun dari panggung" pak Ali menyanggupi tantangan Titiana.

"Baiklah pak". Hanya itu yang bisa Titiana jawab. Sebelum dia makin malu dan sebelum mulutnya makin ngaco dia buru-buru ke tempat duduknya.

James seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi barusan, dia tidak terusik dengan apa yang terjadi disekitarnya. Fokus dia hanya satu. Titiana. Matanya seakan tak berkedip memandang Titiana. Dia seakan takut kalau dia berkedip Titiana akan hilang dari pandangannya (emang hantu kalau berkedip hilang). Titiana adalah kisah terindahnya yang tidak akan pernah dia lupakan. Kesalahan yang dia buat menjadi penyesalan terberat dalam hidupnya. Jangan ditanya soal cinta. Dia masih sangat mencintai Titiana. Gadis mungil yang manis, polos dan sedikit ceroboh yang dulu mampu membuatnya selalu tersenyum. Senyuman Titiana yang manis yang bisa menghangat kan hatinya. Perhatian-perhatian kecil sampai besar Titiana dulu yang selalu membuat dia dihargai dan dicintai. Ya.. cinta Titiana memang sangat besar dan tulus. Tidak akan dia dapatkan cinta sebesar dan setulus itu lagi dari wanita manapun. Dia sudah pernah mencobanya tetapi dia tidak menemukan yang bisa mencintainya dengan tulus.

Mata James masih memperhatikan Titiana. Semua gerak gerik Titiana dia rekam dengan rapi di memori otaknya. Dia bersyukur karena tidak jadi membatalkan undangan ini. Dia sempat ingin menolak undangan ini tetapi ntah karena dorongan apa dia akhirnya setuju.

Dengan melihat Titiana rasa rindu James sedikit terobati. Mata mereka kembali beradu. Pancaran mata James masih penuh cinta, kerinduan juga penyesalan. Sementara pancaran mata Titiana menyiratkan luka dan rasa sakit. Hal itu yang membuat dada James terasa sesak seperti ada godam yang menghantamnya, dia tidak sanggup melihat mata yang penuh luka itu. Sehingga tanpa sadar matanya sudah mengeluarkan air mata.

Buru-buru James menghapus air matanya, sebelum orang lain melihatnya. Begitu juga dengan Titiana, air matanya juga sudah mengalir. Walaupun sakit tetapi tidak bisa dia pungkiri kalau rindu itu masih ada. James bertekat akan menemui Titiana. Akan mengajak dia berbicara walaupu nanti dia akan di caci maki oleh Titiana itu lebih baik dari pada hanya bisa melihatnya dari jauh seperti ini. James berdiri dan berjalan menuju meja Titiana.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!