Bab 5

Flashback 1999

Pertemuan pertama James dan Titiana adalah waktu mereka masih siswa SMP. Kala itu James melihat Hendra sahabatnya berjalan memasuki gerbang sekolah dengan seorang gadis manis yang tak lain adalah Titiana. Perlakuan Hendra yang sangat perhatian kepada Titiana disalah artikan oleh James. James beranggapan bahwa gadis manis itu gebetan sahabatnya. Bagaimana tidak perhatian Hendra sangat manis di mata James. Hendra membantu membawakan buku-buku gadis itu yang lumayan banyak, juga tak canggung membetulkan rambut gadis itu yang sedikit berantakan. James sedikit iri kepada Hendra karena banyak gadis-gadis cantik di sekitar Hendra. Di kelas mereka juga ada beberapa cewek yang terang-terangan menunjukkan ketertarikan mereka kepada Hendra. James sengaja menunggu mereka berdua agar sama-sama menuju kelas. James tersenyum manis ketika Hendra dan Titiana sudah tepat dihadapannya.

"Hai, bro. Cewek kamu ya? Pacaran sama adik kelas ya sekarang? " sapa James dengan rentetan pertanyaan.

"Pagi juga, bro. Kamu gak liat namanya? " otomatis mata James melihat ke arah dada kanan gadis itu untuk membaca namanya. Titiana Yadi. Nama yang tertulis disana. Senyum James semakin lebar saat menyadari nama keluarga sahabatnya dengan si gadis sama.

"Aku anterin adikku dulu ya ke kelas. Dia lagi kurang sehat sebenarnya, tapi ngotot sekolah. "

"Aku ikut. Lagian ini terlalu pagi buat masuk kelas pasti masih sepi. " alasan James. Padahal memang dia sudah mulai tertarik sama adik sahabatnya itu. James menyenggol lengan Hendra dan memberi kode agar dikenalin sama adiknya. Hendra berdecak seakan mengerti maksud James. Tetapi dituruti juga.

"Dek, kenalin. Ini teman kakak namanya James, bro kenalin adek aku Titiana."

"Hai, Titiana. "

"Hai, kak James. "

Hanya itu kata yang keluar di sepanjang perjalanan mereka menuju kelas Titiana. Karena Titiana masih kelas tujuh jadi kelas dia memang agak kebelakang sekolah. Obrolan hanya didominasi James dan Hendra. James sebenarnya ingin mengajak Titiana ngobrol juga tetapi dia bingung mau ngobrol apa, mana Hendra seakan-akan membatasi interaksi mereka.

Sesampainya di kelas Titiana, Hendra terlebih dahulu mengurus adiknya itu. Barang-barang adiknya diletakin dimeja. Botol minum juga obat-obatan dia keluarkan dari tas adiknya.

"Minum obat dulu." Hendra memberikan beberapa butir obat-obatan sesuai dosis yang diperintahkan ibu mereka tadi dirumah. Titiana menerimanya dan langsung meminumnya dengan patuh.

"Banyak-banyak minum ya. Kalau kamu udah gak kuat izin aja. Jangan dipaksain. Kalau gak istirahat dulu ke UKS. "

"Iya kak. Aku kan cuma sakit tenggorokan kak. Gak mungkin juga sampai pingsan. "

"Tapi kamu juga demam Nana. Kenapa sih adekku ini keras kepala bener? " Hendra gemas dengan tingkah adiknya. Tangan Hendra menyentuh dahi adiknya memastikan suhu tubuh adiknya tidak terlalu tinggi. Hendra sedikit tenang karena hanya panas sedikit. Hendra membetulkan rambut adiknya dan mengelus kepalanya.

"Ya udah, kakak tinggal ke kelas kakak ya. Kalau ada apa-apa kabarin kakak. " Titiana mengangguk dan tersenyum melepas kepergian kakaknya.

Interaksi kakak beradik itu tidak lepas dari perhatian James. Alangkah hangatnya melihat interaksi mereka. James bisa merasakan bahwa sahabatnya itu dan adiknya sangat dekat dan saling menyayangi. James sedikit iri karena dia tidak sedekat itu dengan adiknya Jimmi, yang seumuran dengan Titiana. Juga kelas tujuh disekolah ini.

Setelah memastikan adiknya aman, Hendra dan James menuju kelas mereka.

"Kamu sayang banget ya sama adekmu? " tanya James di perjalanan mereka menuju kelas.

"Ya pastilah sayang bangetlah. Dia kan adekku satu-satunya. Sodaraku satu-satunya. "

"Aku juga punya adek, dan juga sodaraku satu-satunya, tapi gak sesayang itu. " jawab James.

"Kamu pasti sesayang itu juga. Adekmu kan cowok jadi cara menunjukkan rasa sayangmu itu beda. "

"Benarkah? "

Mungkin benar kata Hendra, bukan James tidak sayang sama adiknya Jimmi. Ya, karena mereka berdua sama-sama cowok mungkin tidak semanis Hendra menunjukkan rasa sayangnya. Kalau terjadi apa-apa sama Jimmi, James juga khawatir. Mereka berdua juga jarang berantem parah, kalaupun adu mulut itu masih hal yang wajar yang mereka ributkan.

"Adik kamu cantik ya, Hen! " ujar James setelah mereka duduk di kelas, kebetulan meja mereka bersebelahan.

"Pastinyalah, adek aku gitu loh. " bangganya Hendra dengan adiknya.

"Salamin boleh gak Hen? "

"Kalau cuma salam boleh aja. Asal jangan di pacarin. Adek aku masih kecil. Belum beloh pacaran." tegas Hendra.

"Yah... padahal tadi niatnya mau dekatin loh. Syukur-syukur dia juga suka dan mau di ajak pacaran. " James lesu dengan ketegasan sahabatnya.

"Lagian kamu yah, umur segini dah mikirin pacaran. Kamu juga masih kecil tau. Belajar yang bener dulu. Sebentar lagi kita mau ujian kelulusan. Mikir ke kelulusan dulu baru ntar udah besar baru mikirin pacaran. "

"Ya.. ampun.. omongan kamu kok kayak mamaku di rumah ya! " James kesal dengan perkataan Hendra. Karena setiap hari mamanya nasehatin dia untuk tidak pacaran dulu.

Rencana James untuk dekatin Titiana berhenti sampai disitu, karena Hendra sudah kasih ultimatum bahwa adeknya belum boleh dipacarin. Dan Hendra memang lumayan protektif kepada Titiana. Hendra selalu wanti-wanti dengan cowok-cowok yang dekatin adiknya.

Sampai kelulusan mereka dari bangku SMP, James tidak berani mendekati Titiana. Padahal ini untuk pertama kalinya dia tertarik pada lawan jenis. Dia menyukai Titiana dan sangat ingin mendekatinya. James berharap bisa menjalani cinta monyetnya bersama Titiana selagi masih di bangku SMP ini. Tetapi apalah daya Hendra sahabatnya tidak memberi izin.

Diam-diam James selalu memperhatikan Titiana. Mungkin hanya cinta monyet, tetapi James menyukai rasa itu. Melihat Titiana disekolah setiap hari menjadi penyemangat nya. Titiana yang manis dan imut singgung enak untuk dilihat. Apalagi kalau Titiana tersenyum, mampu membuat jantungnya berdetak kencang. Ah... rasanya ada kelopak bunga yang berjatuhan menggambarkan rasa senangnya saat menikmati senyum manis Titiana.

Setiap hari seperti itu. Tiada hari yang James lewatkan tanpa terlebih dahulu memandangi Titiana. Sampai pada hari kelulusan mereka dari bangku SMP. Hari kelulusan yang harusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi mereka kelas sembilan tetapi tidak terlalu membahagiakan buat James. Ada kesedihan dihati James. Karena untuk kedepannya James tidak bisa lagi melihat Titiana. Tidak bisa lagi menikmati wajah manis dan imut Titiana. Juga tidak lagi bisa menikmati senyum manis Titiana yang selalu berhasil membuatnya bersemangat.

Tidak ada kata bosan untuk pergi ke sekolah selama ini, karena James selalu bersemangat untuk bertemu dengan Titiana. Walaupun mereka setiap hari hanya saling sapa saja, dan sangat jarang mengobrol dekat, itu saja selalu berhasil membuat hari-hari James bersemangat.

Tetapi apa mau dikata, mau tidak mau James harus merelakan kesenangannya itu. Tidak mungkin bukan dia siswa SMP terus.

Waktu terus berlalu. Kini James sudah duduk di bangku SMA yang masih berada di kota itu. Sementara Hendra karena otaknya pintar dia masuk ke SMA unggulan yang ada di ibukota.

Hari-hari James di bangku SMA biasa-biasa

saja. Banyak teman baru tetapi dia belum menemukan yang pas dan klop seperti sahabat nya Hendra. Mungkin karena masih baru kali. Teman-teman cewek yang baru juga banyak, tetapi belum ada yang menggetarkan hatinya. Belum ada yang bisa menggeser nama Titiana dari hatinya. James merindukan gadis itu. Sesekali James meminta adiknya Jimmi menyampaikan salam kepada Titiana. Ingin rasanya James main ke rumah Titiana untuk melepas rasa rindu, tetapi dia tidak mempunyai keberanian itu. Terlebih lagi Hendra tidak ada sebagai alasan untuk berkunjung. Dengan pasrah dia menahan rasa rindunya dan berharap semoga mereka berjodoh bisa bertemu kembali.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!