Bab 3

"Boleh aku duduk disebelahmu? " tanya James setelah berdiri di sisi kanan Titiana.

"Silahkan. Aku gak ada hak untuk melarangmu. Itu juga bukan kursiku" jawab Titiana tanpa melihat James.

Tanpa memperdulikan tatapan heran dari orang yang ada dimeja Titiana, James langsung duduk di sebelah Titiana. Retta menyikut lengan Titiana seakan memberi kode minta penjelasan. Begitu juga dengan pak Satria yang tiba-tiba berdehem karena merasa bingung. Kok tiba-tiba seorang bintang terkenal menghampiri meja mereka. Dengan menghela napas akhirnya Titiana menjelaskan.

"Saya dan kak James saling kenal pak"

"Apa saling kenal?? Kok bisa? Gimana ceritanya? " Retta langsung heboh dengan pernyataan Titiana barusan.

"Kak James kakak kelas aku waktu SMA." James agak kecewa karena Titiana memperkenalkan dia hanya sebagai kakak kelas.

"Malam semua. Perkenalkan saya James. Iya benar, Titiana adalah adik kelas saya dulu. Dan dulu, kami juga sangat dekat".

"Selamat malam juga pak eh Mas James. Ahh gimana saya harus manggilnya ya" pak Satria bingung dan canggung bisa bicara dan berhadapan langsung dengan bintang terkenal itu.

"Panggil James aja pak. Usia saya hanya dua tahun diatas Titiana kok" jawab James.

"Wah... aku gak nyangka kamu punya kenalan orang terkenal Na. Kok kamu gak pernah cerita sih? Padahal aku kan ngefans banget sama James Ethan. Kalau tau kamu kenal, kan bisa minta ketemu. Ahh... kamu mah pelit Na" cecar Retta.

"Ck.. " Titiana hanya berdecak jengah menanggapi Retta.

"Mas James bisa tidak saya minta tanda tangannya? " Retta menatap James penuh harap.

"Saya juga ya Mas James, putri saya juga ngefans sama mas James" pak Satria tidak mau kalah.

"Iya pak, mbak... " James menggantungkan ucapannya untuk menanyakan nama Retta.

"Retta mas" jawab Retta semangat.

"Mbak Retta saya akan memberikannya. Tetapi bolehkan saya meminjam Titiana sebentar? "

"Oh.. silahkan mas, lama juga gak apa-apa. Pasti kalian sudah sangat rindu bernostalgia kan? Apalagi kata mas James kalian dulu sangat dekat" pak Satria mempersilahkan.

"Terima kasih pak. Nanti tanda tangannya saya titipkan sama Titiana" jawab James sambil mengangguk sedikit sebagai rasa hormat dan terima kasih.

"Nana, bisa kita bicara sebentar? " tanya James pelan.

Titiana memutar bola matanya melirik James sebentar. "Masih ada yang perlu kita bicarakan? " jawab Titiana pelan juga.

"Please" ucap James dengan tatapan penuh permohonan. "Kita cari tempat yang lebih tenang ya? “ kembali James memohon.

Titiana selalu tidak pernah tega kalau James sudah berkata penuh permohonan sepeti ini. " Nanti kalau acaranya sudah selesai, paling tidak sampai aku selesai nyanyi sesuai permintaan boss aku. Itu juga kalau kamu punya waktu untuk nunggu"

"Aku akan tunggu" jawab James cepat dengan wajah yang berbinar. James merasa senang sekali karena Titiana mengabulkan permintaan nya.

"Ya udah sana kembali ke meja mu" usir Titiana.

"Nggak. Aku mau disini aja"

"Ck. Pergi sana. Kamu gak lihat semua mata melihat kesini penuh tanda tanya? " Titiana mulai tidak nyaman dengan tatapan orang lain. Karena James bintang terkenal, secara James adalah penyanyi sekaligus bintang seni peran pasti banyak orang yang penasaran dengan hubungan mereka. Apa hubungan mereka sampai-sampai James menghampiri Titiana?

"Biarin aja" jawab James santai.

"Terserah deh.. " kesal Titiana akhirnya dengan pasrah. James tersenyum memandang Titiana yang tidak mau memandangnya. Pandangan James yang penuh kerinduan. James masa bodoh dengan omongan orang lain yang penting James ingin dekat Titiana. James ingin melepas rindunya. Tangan James sudah gatal sebenarnya dari tadi ingin memeluk Titiana, atau paling tidak ingin menggenggam tangan Titiana. Tetapi sekuat tenaga dia tahan.

Acara masih berjalan sesuai susunan acara yang masih dipandu David Williams. Tetapi Titiana sudah tidak menikmatinya lagi. Apalagi dengan adanya James yang duduk disampingnya membuat jantungnya berdetak tak menentu. Titiana tidak menyukai situasi ini. Dari sekian banyak penyanyi di negara ini, kenapa perusahaannya harus mengundang James Ethan. Sehingga Titiana harus kembali bertemu dengan James. Sudah berbagai cara Titiana lakukan untuk menghindari James. Salah satunya menolak naik jabatan beberapa kali. Karena kalau dia naik jabatan akan berkantor di pusat. Dan kantor pusat ada di kota ini tempat Titiana berdiri sekarang. Dimana kota yang juga tempat James tinggal. Tetapi semesta seakan tidak peduli dengan usaha Titiana, dengan cara tak terduka mereka dipertemukan kembali.

Tibalah waktunya Titiana dipanggil ke atas panggung kembali untuk menyumbangkan lagu sesuai permintaan boss besarnya pak Ali Sanjaya. Suara Titiana sangat bagus, semua orang yang mengenalnya tahu akan itu. Kemampuan bermusiknya juga jago, beberapa alat musik bisa Titiana mainkan dengan baik. Makanya orang heran kenapa Titiana tidak menjadi penyayi atau jadi musisi saja. Malah menjadi pekerjaan kantoran.

Titiana duduk menghadap piano, terlebih dahulu dia mengatur stand mic agar pas dan nyaman ketika dia bernyanyi. Lagu pertama yang dia nyanyikan adalah Terrified lagunya Katharine MCPhee ft. Zachary Levi. Permintaan boss besar.

Denting piano yang dimainkan jari lentik Titiana mulai terdengar. Semua yang hadir hening meresapi alunannya.

You by the light is the greatest find

In a world full of wrong

You're the thingt that's right

Finally made it through the lonely

to the other side...

Suara lembut Titiana terdengar merdu mengawali lagu. Semua orang terhanyut akan merdunya suara Titiana.

You said it again my heart's in motion

Every word feel's like a shooting star

I'm at the edge of my emotions

Watching the shadows burning in the dark

And I'm in love....

And I'm terrified

For the first time and the last time

In my only life....

Ingin rasanya James melompat ke atas panggung dan bernyayi bersama Titiana seperti yang sering mereka lakukan dulu. Karena lagu yang dinyanyikan Titiana juga sebenarnya lagu duet. Tetapi James memilih bertahan ditempat duduknya dan menikmati penampilan Titiana. James juga merindukan ini. Merindukan suara Titiana ketika bernyayi, merindukan suara merdu dan menghanyutkan Titiana. Ketika Titiana bernyanyi, James selalu merasa kalau lagu yang Titiana nyanyikan diperuntukkan untuknya.

Tepuk tangan meriah terdengar saat Titiana mengakhiri lagu pertamanya. Banyak yang berdecak hebat memuji suara Titiana. Dan tak sedikit juga yang jadi baper saking terhanyut akan makna lagu tersebut.

Titiana minum dari botol air kemasan yang ada di lantai bawah kursi yang didudukinya untuk membasahi tenggorokannya. Dia akan bersiap-siap untuk lagu kedua. Kali ini permintaan dari istri sang boss besar Kirana Sanjaya. Titiana menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan perlahan. Menenangkan diri, dia bukan artis atau penyayi profesional jadi sangat wajar kalau dia sangat gugup sekarang.

Setelah merasa siap, jari lentiknya kembali menari-nari diatas tuts piano. Suasana kembali hening.

This could be it..

I think I'm in love

It's love this time

It just seems to fit

I think I'm in love

This love is mine...

Ini adalah lagunya Shania Twain "When you kiss me" Lagu ini tak kalah menghanyutkan dan sangat romantis.

*I can see you with me when I'm older

All the lonely nights are finally over

You took the weight of the world of my shoulders..

Oh, when you kiss me

I know you miss me

And when you're with me

The world just goes away

The way you hold me

The way you show me

That you adore me

Oh, when you kiss me.... mmm*...

James hampir menitikkan air mata. Matanya sudah berkaca-kaca. James menengadah untuk mencegah air matanya tidak jatuh. Sambil berkali-kali mengerjapkan memaksa air matanya masuk kembali.

Ya. James ingin mencium Titiana dengan penuh kerinduan walau itu akan sangat mustahil dia lakukan saat ini. Karena kemustahilan itulah yang membuat dadanya sesak dan sakit. James hanya bisa memandangi Titiana dari tempat duduknya dengan rasa cinta yang masih kuat dan dalam. Nama Titiana sudah seakan terpatri didalam hatinya. Tidak bisa lagi digeser oleh nama wanita manapun walaupun sudah sepuluh tahun mereka putus dan sudah delapan tahun James menduda.

Betul. James sudah pernah menikah dan sekarang James adalah seorang duda dengan satu anak perempuan. James pernah menghianati cinta tulus Titiana yang menjadi penyesalan terbesar dalam hidup James.

Titiana menyelesaikan lagunya dengan baik. Titiana tidak mau menambahkan lagi walau banyak yang minta untuk lanjut lagi ke lagu ketiga. Mental Titiana sudah tidak kuat. Bagi orang awam menyanyi di depan orang banyak bukan perkara mudah. Kalau menyanyi di ruang karaoke yang hanya di isi beberapa orang saja, sepuluh lagu juga dinyanyikan dengan senang hati.

Tetapi ini, menyanyi di atas panggung yang disaksikan banyak orang. Banyak orang-orang terkenal pula, dari para pengusaha, artis dan penyanyi terkenal juga ada miss Indonesia. Titiana berhasil menyanyikan dua lagu saja sudah pencapaian yang besar. Jadilah Titiana hanya menyanyikan dua lagu saja sesuai permintaan minimal sang boss besar.

Titiana turun dari atas panggung masih dengan badan gemetar, langsung disambut dengan pelukan hangat dari ibu Kirana Sanjaya istri boss besar. Walau Titiana bukan penyanyi terkenal tetapi ibu Kirana dan pak Ali sangat menyukai suara Titiana, makanya setiap ketemu dan ada kesempatan mereka selalu meminta Titiana bernyanyi. Kata ibu Kirana setiap lagu yang dinyanyikan Titiana selalu sampai ke hati.

"Terima kasih ya Na, sudah menyanyikan lagu permintaan saya" kata ibu Kirana disela pelukan mereka.

"Sama-sama bu. Saya merasa terhormat ibu meminta saya bernyanyi. Dan merasa bahagia kalau ibu menyukai suara saya" balas Titiana sopan.

"Suka, sangat suka Na. Kalau seandainya kamu satu rumah dengan saya, setiap hari saya akan memintamu bernyanyi. Sore-sore mendengarkan kamu bernyanyi sambil diiringi gitar sepertinya akan menyenangkan" lanjut ibu Kirana lagi.

"Terima kasih ya Titiana akan lagunya" pak Ali menyela obrolan Titiana dengan istrinya. Pak Ali juga sangat senang karena permintaannya dikabulkan Titiana. "Ferry, sini" pak Ali memanggil keponakannya yang juga asisten pribadinya.

"Iya pak" Ferry berdiri dan menghampiri mereka. Kalau di kantor dan dalam situasi kerja Ferry memanggil omnya dengan panggilan pak.

"Serahkan amplop yang tadi saya suruh siapkan sama Titiana" perintah pak Ali.

"Serius pak saya mau dikasih saweran? Maaf pak, tidak usah itu tadi saya hanya bercanda pak" Titiana tidak enak hati, candaannya dianggap serius sama bossnya.

"Seriuslah. Kalaupun kamu tadi tidak minta memang saya sudah niat kasih kok. Tak usah sungkan terima saja, sebagian kamu pakai untuk traktir teman-teman kamu di cabang sebagai salam perpisahan. Kami tunggu di kantor pusat. Oke". Akhirnya Titiana menerima amplop yang lumayan tebal dari Ferry saweran pak Ali.

Titiana kembali ke mejanya. James menyambutnya dengan senyuman manis dan hangat, tetapi Titiana menghiraukannya.

"Aku suka lagunya. Suara mu masih sangat indah" kata James setelah Titiana duduk kembali.

"Terima kasih" jawab Titiana datar. Titiana melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul sepuluh.

"Kita keluar sekarang aja. Biar ntar gak kemalaman" Titiana melihat kearah James. Dia bukan mengajak tetapi sebuah perintah agar tidak berlama-lama di sampingnya.

"Aku sudah pesan private room di restoran bawah, masih di hotel ini juga. Kita ngobrol disana aja ya Na? " kata James hati-hati.

"Iya. Baguslah kalau masih di hotel ini juga. Aku malas pergi jauh-jauh". Tadinya Titiana akan mau bicara di taman hotel itu saja sekiranya James mengajaknya keluar. Tetapi James lebih memilih di private room itu lebih baik lagi. Mungkin karena James orang tekenal jadi harus selalu menjaga privasinya.

Mereka berdua meninggalkan ballroom dan menuju restoran. Sesampainya di restoran mereka diantarkan oleh pelayan ke ruangan yang sudah dipesan James tadi.

"Kamu mau pesan apa?" tanya James setelah mereka duduk saling berhadapan.

"Jus sirsak sama lemon cake aja" jawab Titiana.

"Masih seperti dulu" gumam James tersenyum tipis. Itu adalah makanan dan minuman Titiana.

James masih mengingatnya dengan jelas. Titiana akan merasa senang kalau dihidangkan itu di depannya.

"Jus sirsaknya dua, lemon cake satu dan tiramisu satu ya mbak" pesan James sama pelayan yang mengantar mereka tadi.

Terjadi keheningan sebentar setelah mereka ditinggalkan pelayan tersebut. James tiba-tiba gugup dan blank tidak tau mau memulai dari mana. Padahal banyak hal yang ada di kepalanya yang mau dia ucapkan. Tetapi ketika berhadapan langsung seperti ini otak James tiba-tiba kosong.

"Jadi apa yang mau kamu bicarakan? " tanya Titiana setelah lama menunggu James yang belum bersuara.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!