Dinikahi Calon Sepupu Ipar

Dinikahi Calon Sepupu Ipar

BAB 1

3 jam sebelum akad dilakukan Kiara Aulia calon pengantin perempuan bersiap untuk dirias. Ia dirias oleh MUA terkenal di kota tempat tinggalnya.

tok tok tok

"Selamat pagi mbak, saya kru dari make up artist apakah mbak sudah bersiap untuk di make over?" tanya seseorang setelah pintu kamar dibuka oleh Kiara.

"Pagi, iya saya sudah bersiap" jawab Kiara dengan senyum mengembang "Silahkan masuk".

Beberapa waktu Kiara telah di make over oleh perempuan yang sering disebut Make Up Artist.

"Mbak nya cantik sekali, saya sendiri yang make over sampai pangling, sampai lupa wajah aslinya" seru sang perias.

"Hehe terima kasih mbak sudah menyulap saya di hari yang paling bahagia ini" jawab Kiara dengan raut wajah yang bahagia.

"Kalau begitu saya permisi dulu mbak" kata sang perias lagi sambil berpamitan.

"Iya mbak" jawab Kiara.

Acara akad akan dilakukan di kediaman mempelai wanita, tepatnya di kota Bandung. Dihadiri sanak saudara baik dari calon mempelai wanita maupun pria, namun dari pihak mempelai pria tidak semua keluarga bisa hadir karena ada yang beda kota bahkan beda negara.

Sekitar pukul 7.30 semua sudah siap bahkan Pak penghulu pun sudah datang di tempat acara tinggal menunggu mempelai pria datang.

Deru suara mobil terdengar memasuki halaman rumah Kaira. Ternyata yang datang terlebih dahulu orang tua dan om tante serta sepupu dari calon mempelai pria.

"Assalamualaikum" salam dari tamu yang datang ketika memasuki ruang tamu yang akan dijadikan akad nikah.

"Waalaikumsalam" jawab serempak dari semua orang yang ada di dalam.

Mereka lalu duduk di tempat yang sudah disiapkan, setelah acara salim saliman dengan calon besan.

"Maaf dimana mempelainya pria?" tanya pak penghulu kepada orang tua Raka.

"Mohon maaf sebelumnya anak saya masih dalam perjalanan menuju kemari, kemungkinan sebentar lagi datang" jawab Andi ayah dari Raka sang calon pengantin.

"Pa, kenapa Raka belum datang?" tanya Ika ibu Raka.

"Sabar bentar lagi ma, mungkin di jalan macet" jawab Andi sambil menenangkan sang istri agar tidak khawatir.

setelah menunggu hampir satu jam, Raka bersama teman dan sopir tak kunjung datang ke rumah Kiara sang mempelai pengantin perempuan.

Kiara mulai cemas sedari tadi Ia menunggu di dalam kamar dan berfikir kenapa Raka tidak datang tepat waktu, apakah ada kendala selama perjalanan ke rumahnya. Jarak antara rumah Kiara dan Raka tidak lah jauh sampai perjalanan ber jam jam, mungkin ditempuh selama 45 menit sudah sampai.

"Kia, kamu tidak apa apa, sabar mungkin jalanan sedang macet" Kata Shella, sahabat Kiara.

"Iya kia kamu jangan cemas" seru Lili.

Kiara berada di dalam kamar bersama sahabat sahabatnya, Shella dan Lili. Mereka berteman sejak masih sekolah dasar, rumahnya Lili bersebrangan dengan Kiara dan Shella hanya beda gang.

"Iya kalian benar aku harus berfikir yang positif, tidak boleh berburuk sangka" jawab Kiara.

"Ini minum dulu biar tenang" ujar Shella sambil mengulurkan gelas berisi air minum.

"Makasih" kata Kiara mengambil minum.

prangggggggggggg

Tanpa sengaja kiara menjatuhkan gelas dam sisa air yang tadi diminum.

"Astagfirullah" kata Kiara karena kaget.

"Kia kamu kenapa? ada yang luka? kamu baik baik saja kan?" tanya Lili yang berada disamping Kiara.

"A a aku tidak apa apa Li, entah fikiran ku akan terjadi hal yang buruk" jawab Kiara dengan terbata.

"Huss kamu tidak boleh bicara yang tidak tidak" sahut Shella sambil membersihkan pecahan gelas.

...****************...

Bertepatan waktu dengan kejadian di dalam kamar Kiara, ada mobil berada di perempatan lampu merah sedang menunggu warna lampu menjadi hijau. Setelah berubah menjadi hijau mobil hitam yang di tumpangi oleh Raka dan Dimas beserta sopir melaju namun naas masih berada di sekitar persimpangan ada truk melaju kencang dari arah kiri tepat sebelah Raka. Truk malaju dengan kencang menabrak mobil hingga terbalik hingga mengakibatkan penumpang tercepit semua.

Beruntung Dimas bisa keluar terlebih dahulu dari mobil. Dimas panik melihat Raka terjepit di badan mobil.

"Rakaaaa" teriak Dimas karena melihat kepala raka mengeluarkan darah.

"Tolong tolong panggilkan ambulan" teriaknya lagi.

"Raka kamu bertahan, ingat ini hari pernikahanmu"

"Tolong bantu mengeluarkan teman saya" teriaknya.

Tak lama kemudian Polisi beserta mobil ambulan datang, dan berusaha mengeluarkan Raka dari dalam mobil. Sempat membutuhkan waktu lumayan lama karena mobil dalam keadaan terbalim dan tak berbentuk lagi.

"Pak tolong teman saya" pinta Dimas kepada Polisi.

"Iya mas tenang kita masih berusaha mengeluarkan teman mas" jawab salah satu Polisi.

Setelah berhasil keluar dari dalam mobil Raka beserta sopirnya langsung di masukkan kedalam mobil ambulan.

Dimas dengan setia masih berada di samping Raka. Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit.

Raka langsung di bawa kedalam ruang IGD.

"Assalamualaikum tante" Suara Dimas ketika menelfon Ika ibu Raka.

"Waalaikumsalam Dim, dimana kamu dan Raka kenapa belum sampai?" tanya Ika dengan cemas.

"Maaf tan, Raakkaaaaa....." jawab Dimas dengan suara berat untuk mengatakan.

"Raka dimana Dimas, Raka tidak kenapa kenapa kan? Dimas kamu jangan buat tante cemas" berondong pertanyaan dari Ika.

Dimas pun bingung haris bagaimana cara untuk menyampaikan berita duka dihari yang bahagia ini. Akhirnya dengan memberanikan diri Dimas bicara.

"Maaf tante Raka sekarang berada di rumah sakit X" jawab Dimas dengan suara parau menahan sesak.

"Apaaaaaaa, kamu jangan bercanda Dim"sahut Ika, sekatika badannya mendadak lemas.

"Ma kamu kenapa, kok nangis?" tanya Andi yang khawatir melihat istrinya hampir jatuh jika tidak Ia tahan.

"Dimas ada apa ini?" tanya Andi ketika meraih hp dari gengaman Ika.

"Maaf Om Raka tadi mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit" jawab Dimas.

Tak lama kemudian Andi Ika beserta Keluarga pergi ke rumah sakit, tak lupa Kiara dan yang lain segera menyusul ke rumah sakit.

"Kia kamu sabar ya jangan sedih" Hibur Lili dan shella.

Namun Kiara tetap menangis dari tadi ketika salah satu keluarga Kiara datang ke dalam kamar memberi tahu berita tentang kecelakaan Raka.

Sesampainya di rumah sakit Kiara lamgsung menuju IGD. Menghampiri orang tua Raka yang duduk di depan ruang.

"Ma pa mas Raka gimana keadaannya?" tanya Kiara yang sedang menangis lalu duduk di sebelah Ika dan langsung di peluk oleh calon mama mertuanya itu.

"Dokter belum keluar dari dalam Kia" jawab Andi karena melihat istrinya tidak sanggup berbicara.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang IGD. Kemudian Andi menghampiri Dokter dan di ikuti Ika dan Kiara.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" Tanya andi dengan cemas.

"Maaf bapak tetapi saudara Raka mengalami luka yang sangat cukup serius" jawab dokter itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!