"Nat, apa yang sedang kamu lakukan di sini ?" geram William saat melihat Natalie sudah berada di depan pintu kamarnya.
"A-aku...." Natalie nampak gugup, karena yang ia tahu lantai dua Mansion William adalah area terlarang dan hanya orang-orang tertentu yang boleh menginjakkan kakinya di sana.
"Turun !!" perintah William dengan nada dingin yang langsung membuat Natalie memucat.
"Maaf Will, aku dari tadi memanggilmu tapi kamu tak menjawab." terang Natalie menatap kekasihnya tersebut.
"Baiklah ayo turun ada yang mau ku bicarakan padamu." Natalie langsung menarik lengan William lalu mengajaknya menuruni anak tangga.
"Apa kamu baru selesai ngegym? sepertinya kamu sangat berkeringat." tanya Natalie saat melihat William nampak berkeringat.
"Sekarang katakan ada perlu apa kamu kesini ?" tanya balik William seraya duduk di sofa dan Natalia ikut menghempaskan bobot tubuhnya di sampingnya.
Natalie yang pertanyaannya tak di jawab nampak kecewa, namun begitulah seorang William yang tidak pernah tertarik dengan hal-hal yang tak penting dan ia memahaminya.
"Kenapa semalam kamu tinggalkan aku sendiri ?" tanya Natalie dengan nada manja.
"Kamu mabuk semalam." sahut William seraya mengambil sebatang rokok di atas mejanya.
"Tapikan biasanya kamu temenin aku sampai pagi, tapi kenapa semalam...." ucapan Natalie terjeda saat William memotongnya.
"Aku banyak kerjaan, Nat." sahut William kemudian menyesap sebatang rokoknya lalu menghembuskan asapnya hingga mengepul di udara.
"Akhir-akhir ini kamu terlalu sibuk Will." keluh Natalie dengan kesal, padahal semalam ia sengaja mengajak pria itu ke Bar dan selanjutnya akan berakhir di Apartemennya seperti biasa.
Namun semalam justru dirinya yang tidak bisa mengontrol minuman hingga mabuk parah.
Impian bisa bercinta dengan William dan bangun dalam pelukan pria itu kini sirna sudah.
"Banyak kerjaan yang harus ku selesaikan." William melembutkan suaranya dan itu membuat Natalie langsung mengulas senyum manisnya.
"Kepalaku sangat pusing." keluhnya kemudian.
William nampak mengambil sesuatu dari dalam laci kemudian membuka bungkusnya lalu memberikannya pada wanita itu.
"Minumlah !!" perintahnya setelah memberikan sebutir aspirin pada wanita itu.
"Terima kasih." Natalie nampak tersenyum senang, perhatian kecil seperti ini yang ia sukai dari pria itu.
"Jika sudah tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan segeralah pulang." ucap William seraya bangkit dari duduknya.
"Will, tidak bisakah aku menemani hari ini ?" mohon Natalie ikut beranjak.
"Pulang !!" tegas William yang langsung membuat Natalie mencebik.
"Baiklah, jika kamu membutuhkan ku datanglah ke Apartemen." ucap Natalie pada akhirnya, ia nampak mengambil tasnya di atas meja lalu berjalan mendekati William.
Cup
Sebuah kecupan berhasil wanita itu daratkan di pipi William hingga menimbulkan bekas lipsticknya di sana.
"Bye." Natalie langsung melangkahkan kakinya keluar dari kediaman William tersebut.
"Siapa yang mengizinkan Natalie naik ke lantai dua ?" teriak William pada beberapa bodyguardnya yang sedang berjaga.
Mereka langsung berkumpul di hadapan tuannya tersebut.
"Tidak ada yang mau mengatakan ?" William menatap mereka satu persatu dengan geram.
"Maaf tuan, tadi nona Natalie yang memaksa dan beliau menunjukkan surat kabar itu jika anda dan....." Bodyguard tersebut menjeda ucapannya saat William tiba-tiba mencengkeram kerah bajunya hingga membuatnya hampir kehabisan napas.
"Katakan atau peluru ini akan meledakkan kepalamu !!" William nampak menodongkan senjata apinya tepat di pelipis bodyguardnya tersebut.
"Nona Natalie bilang anda dan beliau akan segera bertunangan." imbuh bodyguard tersebut yang langsung membuat William melepaskan pelatuk senjatanya dan....
Dorrrr
Bodyguard tersebut langsung meregangkan nyawanya seketika hingga membuat bodyguard lainnya nampak memucat.
Seorang William tidak akan mentolerin sebuah kesalahan, baik anak buahnya sekalipun.
"Berita sampah." William langsung merobek surat kabar itu setelah membacanya.
"Di mana James !!" teriaknya kemudian mencari sosok asistennya.
"Maaf tuan saya baru kembali." James tiba-tiba masuk ke dalam rumah tersebut, Pria itu nampak mengangguk kecil menatap tuannya tersebut.
"Saya baru selesai membereskan berita tentang anda yang beredar pagi ini, tuan." imbuh James menjelaskan.
"Jangan sampai terulang lagi." titah William setelah itu ia segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Sementara itu Merry yang baru selesai membersihkan dirinya nampak menggerutu di kamarnya.
Bibirnya mencebik saat tak menemukan pakaian wanita di dalam kamar tersebut dan akhirnya ia memakai kimono mandi lagi tanpa pakaian dalamnya.
"Paman..." Merry menjeda ucapannya saat melihat wajah William terdapat percikan darah yang mengalir di pipinya, di sana juga ada bekas lipstick seseorang.
"Apa dia baru selesai membunuh seseorang? apa wanita yang memanggilnya tadi ?" Merry nampak menelan ludahnya, lidahnya tercekat hingga membuatnya sulit mengeluarkan kata-kata.
"Saya mau mandi." ucap William seraya berlalu ke kamar mandi.
Saat pria itu menghilang di balik pintu, Merry nampak mengambil napas sebanyak-banyaknya.
"Kekasihnya saja bisa di bunuh, apalagi aku hanya budak nafsunya saja. Setelah dia bosan, pasti akan membunuhku juga." gumam Merry seraya berjalan mondar-mandir.
Gadis itu nampak memikirkan bagaimana cara agar bisa kabur dari sana secepatnya.
Beberapa saat kemudian William keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil melingkar di bawah pusarnya.
Tetesan air sisa mandi nampak menetes dari tubuh kekarnya, bulu lebat yang tumbuh di sekitar dada bidangnya terlihat memanjakan mata wanita manapun yang memandangnya.
Termasuk Merry, gadis itu nampak menelan ludahnya lalu merutuki pikirannya yang sempat mengagumi bentuk tubuh William.
Gadis seusai Merry tentu saja mulai mengagumi sosok lawan jenis, bahkan gadis itu mempunyai beberapa koleksi foto aktor maupun boyband idolanya yang ia simpan rapi dalam kamarnya.
Merry yang sedang duduk di pinggiran kasur langsung membuang wajahnya ke arah lain, jangan sampai William mengetahui pikirannya karena bisa-bisa pria itu akan besar kepala.
"Kemarilah !!" perintah William yang langsung membuyarkan lamunan Merry.
Pria itu sudah rapi dengan setelan kerjanya dan kini nampak duduk diatas sofa.
Dengan malas Merry beranjak dari duduknya lalu melangkah mendekati pria itu.
"Duduk !!" William menepuk pahanya agar istri kecilnya itu duduk di sana.
"Apa hobby dia memangku orang ?" gumam Merry dengan mata melotot.
"Satu." ucap William yang membuat Merry langsung duduk di pangkuannya.
William nampak tersenyum menyeringai lalu di hirupnya wangi tubuh istrinya itu yang entah kenapa selalu membuatnya candu sejak pertama kali menyentuhnya.
"Paman, bisakah kamu memberiku pakaian." mohon Merry kemudian, rasanya sangat risih jika harus menggunakan kimono mandi tanpa pakaian dalamnya.
"Tidak berpakaian jauh membuatmu lebih seksi, honney." sahut William yang langsung membuat Merry seketika ingin menggetok kepala pria itu agar sedikit waras.
"Nanti pelayan akan membawakannya." ucap William pada akhirnya lalu pria itu mengambil sebuah kotak beludru di atas meja lalu membukanya.
Di dalam kotak tersebut nampak sebuah cincin mewah bertahtakan diamond yang berkilau.
"Ulurkan jarimu !! perintahnya kemudian pada Merry.
Namun Merry sepertinya enggan untuk melakukannya, menerima cincin itu sama saja menerima pernikahan mereka pikir Merry.
Sejak mengucapkan janji suci beberapa hari lalu, William memang belum menyematkan sebuah cincin pernikahan di jarinya dan itu membuat Merry bersyukur.
"Ulurkan jarimu !!" perintah William untuk kedua kalinya, rahangnya mulai mengeras saat istri kecilnya itu tak mematuhinya.
"Aku tidak mau." tolak Merry dengan tegas yang sontak membuat William menatapnya tajam.
"Apa kamu tidak menyukai desainnya, honney ?" William mencoba sedikit bersabar menghadapi gadis belia itu.
"Aku tidak menginginkan apapun darimu Paman, aku hanya ingin bebas. Tolong bebaskan aku dari sini." teriak Merry mengutarakan keinginannya itu.
William yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya, rahangnya semakin mengeras dan tatapannya yang tajam seakan ingin melenyapkan gadis itu sekarang juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Novika Riyanti
knp kok kejam bgt se ah, 😭
2023-09-16
0
Valkarin Lv
👍👍
2023-08-31
0
Rahmawaty❣️
Kasih bodrex aja thor😂
2023-08-13
0