Lelakiku

Lelakiku

Pertemuan

Awan terlihat mulai mendung, sekitar pukul tiga sore waktu itu.

Hujan pun mulai turun rintik-rintik. Terlihat Annara tengah duduk di sebuah bangku hitam kecil, tepat di sebelah penjual bakso kesukaannya.

Sambil memutar mutar ponsel miliknya, sesekali Annara memandangi layar ponselnya.

"Belum pulang Neng?." Tanya Pak Anto penjual bakso yang sering lewat di depan rumahnya.

“Belum dateng yang jemput nih Pak." Sahut Annara lirih.

Tiba-tiba ponsel dalam genggamannya bergetar.

drt ... drt ... drt ...

Pesan singkat dari Tommy masuk ke ponselnya.

"sayang, maaf aku telat jemputnya."

"ok."

Annara memebalas dengan singkat sambil menghela nafas panjang.

Cukup lama Annara menunggu Tomy di tempat itu, sampai hujan pun terhenti. Ia melirik jam yang melingkar ditangannya. Jarumnya sudah menunjukkan pukul lima sore.

“Hai Ara." Lukman tiba-tiba muncul di sebelahnya dan menyapanya dengan lembut.

“Apa kabar?, sejak kapan kamu di situ? kok aku ga lihat tadi." Sambut Annara.

“Iya ni, baru pulang dari kantor ga sengaja lewat depan kampus, ternyata lihat kamu." Jawab Lukman sambil tersenyum.

"Jeli banget ya matanya." Annara mengerling menggoda Lukman.

“Kamu nungguin siapa sih?, sudah tahu hujan gini, masih aja nggak cepet pulang. Ntar sakit loe." Ucap Lukman dengan ketus.

“Seperti biasa, aku nungguin Tomy jemput aku. Kamu tahu kan, motor aku selalu dia bawa kemana-mana. Jadi aku cuman bisa nunggu aja." pungkas Annara.

"Buruan naik sini." Seru Lukman memaksa Annara naik ke atas motornya.

“Eh?, mau anter aku?." Annara menyipitkan matanya saat memandang Lukman.

“Iyah, buruan gih nanti keburu hujan lagi. Kamu mau basah-basahan gitu?." Lukman tidak menyangka bahwa rayuannya kali ini, berhasil membuat Annara naik ke atas motornya.

“Jangan seneng dulu ya, cuman kepaksa aja nih." Annara menjawab dengan ketus.

Langit terlihat cerah kala itu. Dengan motor bututnya, Lukman dengan bangga dapat membonceng gadis yang sangat ia sukai.

tok ... tok ...

“Assalamu'alaikum, Bu."

“Wa'alaikumsalam, sudah pulang Nak? kamu sama siapa kok nggak disuruh masuk?." Ibu Annara melihat ke arah luar rumah.

“Bu, maaf saya ijin antarkan Annara pulang tadi." Lukman tersenyum dan sedikit menundukan tubuhnya dengan sopan.

“Oh, Nak Lukman, mari duduk dulu. Basah nggak bajunya itu? kalau basah biar diambilkan baju ganti sama annara nanti." Ibu Annara menepuk-nepuk punggung lukman.

“Ar ... araaa .... Tolong sekalian bawakan baju ganti buat lukman." Seru Ibu memanggil Annara yang sudah masuk ke dalam rumah lebih dulu.

“Iya Bu."

Tak berapa lama, ponsel Annara berdenting. Pesan singkat dari Tommy nampak di layar ponselnya.

"Sayang kamu di mana, kok nggak ada sih?."

"Aku sudah pulang, lagian ini sudah jam berapa kamu baru jemput?."

Annara yang kesal melempar ponselnya ke atas ranjang begitu saja. Ia lalu berjalan ke arah ruang tamu menghampiri Lukman.

“Nih handuk sama baju." Annara melempar handuk kering dan baju ganti ke pangkuan Lukman dengan wajah masam.

“Iya." Sahut Lukman sembari tersenyum manis ke Annara.

“Kamu nggak dicariin Tomy tadi?."

"Hmm". Jawab Annara singkat.

Tepat di saat itu, Tomy tiba di depan rumah Annara. Tanpa mengetuk pintu, Tomy langsung melepas sepatunya dan masuk menghampiri Annara begitu saja.

“Ngapain kamu di sini?." Tommy menatap Lukman dengan tatapan tak suka.

“Duduk dulu, baru dateng sudah nyolotin orang aja." Cetus Annara kesal, namun matanya masih terarah ke ponselnya. Sekilas ia melirik Tommy yang masih berdiri di sampingnya.

“Ara, pinjem toiletnya ya aku mau numpang ganti baju bentar." Ujar Lukman sambil berjalan ke arah kamar mandi, meninggalkan Annara dan Tomy di ruang tamu.

“Kamu ngapain sih, pulang dianter sama dia? Kenapa ga tunggu aku sebentar aja?."

Sembur Tomy.

“Kamu janji jam berapa jemput aku?." Jawab Annara lirih. Ia tidak mau Ibunya mendengar perdebatannya dengan Tomy.

“Masih untung ada Lukman, aku nggak kehujanan dan kering lagi di sana tadi." Ucap annara ketus.

Dibalik pintu, Lukman berdiri tegap menghadap mereka berdua. Ia seakan ingin mendengar apa yang mereka bicarakan. Lukman begitu menyayangi Annara, bahkan dia tidak mau melihat air mata menetes sedikitpun di pipi gadis itu.

"Woy, ada pasar malem di sini." Teriak Lukman memecahkan kecanggungan mereka sambil tertawa.

“Kamu sudah cukup lama kan di sini? terus masih mau ngapain lagi? Pulang gih." Usir Tomy.

“Aku nyantai aja sih di sini, barangkali bisa nemenin kalian berdua. Lagi pula, di luar juga masih hujan deras. Kamu ga mau berterimakasih sama aku, sudah anterin tuan putrimu pulang, Tom?." Ujar lukman sembari merebahkan diri di sofa ruang tamu.

"Eehh, sudah rame aja di sini, kapan dateng Nak Tomy." Celetuk Ibu Annara hangat.

“Malam Tante, maaf ya gangguin istirahat Tante." Ucap Tommy sopan sambil meci*m tangan Ibu Annara.

"Ga apa-apa kok, santai aja Tante senang kalau rumah terlihat ramai begini. Biasanya kami hanya berdua saja senyap." Sahut Ibu Annara.

Tak terasa hari sudah mulai malam. Ibu Annara mengajak ke dua teman pria putrinya itu, untuk makan malam bersama.

tkk tkk ... tkkk ...

Hanya terdengar bunyi sendok dan garpu, yang saling bertaut di atas piring makan mereka. Tak menunggu waktu lebih lama lagi, Tomy berpamitan dengan Annara dan ibunya. Ia segera mengambil tas dan jaketnya di ruang tamu.

“Tante, saya ijin pulang dulu ya. Mama sudah nungguin di rumah."

“Oh, iya iya, hati-hati di jalan." Sahut Ibu Annara sembari tersenyum.

“Ra, antarkan Tomy sampai depan pintu, dia mau pulang." Titah ibu Annara mengangguk patuh.

“Nak Lukman, kenapa diem aja. Apa mau bermalam di sini?." Sindir ibu Annara.

“Hmm sebentar lagi ya, Tante." Sahut Lukman tersipu malu.

drrt ... drtt ... drtt ...

Ponsel milik Lukman bergetar. Ternyata telepon dari seseorang yang tidak ia kenal.

“Angkat aja kali, aku nggak bakal cemburu." Ejek Annara sembar berjalan melewatinya.

“Ra, kamu kenapa sih sama Tomy masih mau terus bertahan?." Dengan cepat Lukman memalingkan wajahnya ke arah Annara yang tengah berlalu melewati dirinya.

“Emang kenapa? ada apa?." Desak Annara cemas.

Mereka berdua menjadi sahabat sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Lukman sangat sayang pada sahabatnya itu. Ia selalu memastikan, siapapun yang mendekati Annara, dia harus laki-laki yang baik.

Annara mendekat ke arah Lukman, seraya menatap pemuda itu penuh dengan harap.

"Iiiihh, ngapain sih kamu, Ra?." Ejek Lukman sambil tertawa.

“Aku tuh nungguin jawaban dari kamu, sial*n!." Umpat Annara.

Lukman tertawa terbahak-bahak melihat wajah Annara yang memerah karena menahan marah. Jujur saja, Lukman tidak mau kalau Annara sampai tahu yang sebenarnya. Baginya, senyum Annara adalah yang paling utama untuknya.

“Uda dong, jangan ngambek. Nanti cantiknya hilang loh." Rayu Lukman dengan manis.

“Bod*h amat! Sudah malem nih, pulang sana. Lagian, cewek kamu nggak nyariin apa?!." Sewot Annara sambil mengernyitkan kedua alisnya.

“Ok, aku pulang dulu ya. Yakin kamu nggak mau cerita sama aku? yakin bisa tidur nyenyak tanpa mandangin aku dulu gitu?". Sambil mengenakan jaketnya, Lukman berkemas dan berjalan menuju Annara.

“Sampaikan salamku ke Ibu ya. Aku pulang."

“Hmmm." Gerutu Annara.

❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

sesuai janjiku d FB aku sudah mampir ya, jgn lupa mampir jg ke ceritaku..Semangat terus..💪💪

2022-08-31

4

Swadeekhab

Swadeekhab

sesuai d fb aku dah mampir ya.

2022-08-31

2

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

aku mampir ❤️

2022-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Hari yang panjang
3 Lelah
4 Aku bisa apa
5 Bangkit
6 Menatapmu
7 Siapa Dia?
8 Apa salahku
9 Terdiam
10 Ini Hariku
11 Maafkan Saya
12 Mungkin dia yang terbaik
13 Malam itu ...
14 Perasaan yang Aneh
15 Gagal
16 Kehancuranku dan kemenanganku
17 Ada apa dengan kalian?
18 Jelaskan semua ini
19 Hilang arah
20 Terlalu cepat
21 Menunggu dirimu
22 Mimpi
23 Mengenal Annara Putri Candrawati
24 Perasaan yang terusik
25 Karangan bunga
26 Penyesalan yang terlambat
27 Terimakasih
28 Bersiap
29 Kotak hitam
30 Melamarmu
31 Bertahanlah demi aku
32 Kotak itu ...
33 Persiapan kita
34 Akad
35 Malam kita
36 Ku bawa dia
37 Ikut denganmu
38 Dia milikku
39 bahagia denganmu
40 Musuh dalam selimut
41 Terlambat
42 Menjagamu
43 Kamu kuat
44 Titik terang
45 Habis kau
46 2 minggu
47 Baby
48 Berubah
49 Terkejut
50 Aku mohon
51 benarkah?
52 Menunggumu kembali pulang
53 Hadirmu
54 Memeriksa
55 Kesempatan ke dua dan terlahir
56 Aku tau
57 Pertemuan kita
58 41 Minggu
59 Jagoan kecilku
60 Kami datang
61 Yakin
62 Pulang
63 Pilu
64 usai
65 Bertukar
66 Keraguan
67 mencintaimu yang tak mencintaiku
68 Ada apa ini
69 Mantan masa laluku
70 Pesta Anya
71 Dengarkan aku
72 Bedak tumpah
73 Jebakan
74 Perpisahan yang menyedihkan
75 Bonchap 1 : Kisah Mereka
76 Promo novel : Pembalasan Dendam Sang Bunga Desa
77 Promo novel : Sang Pelakor
78 Bonchap 2 : Pernikahan Baruna
79 Promo novel : Dia Benalu Dalam Rumah Tanggaku
80 PROMO NOVEL
81 PROMO
82 Promo bab novel terbaru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pertemuan
2
Hari yang panjang
3
Lelah
4
Aku bisa apa
5
Bangkit
6
Menatapmu
7
Siapa Dia?
8
Apa salahku
9
Terdiam
10
Ini Hariku
11
Maafkan Saya
12
Mungkin dia yang terbaik
13
Malam itu ...
14
Perasaan yang Aneh
15
Gagal
16
Kehancuranku dan kemenanganku
17
Ada apa dengan kalian?
18
Jelaskan semua ini
19
Hilang arah
20
Terlalu cepat
21
Menunggu dirimu
22
Mimpi
23
Mengenal Annara Putri Candrawati
24
Perasaan yang terusik
25
Karangan bunga
26
Penyesalan yang terlambat
27
Terimakasih
28
Bersiap
29
Kotak hitam
30
Melamarmu
31
Bertahanlah demi aku
32
Kotak itu ...
33
Persiapan kita
34
Akad
35
Malam kita
36
Ku bawa dia
37
Ikut denganmu
38
Dia milikku
39
bahagia denganmu
40
Musuh dalam selimut
41
Terlambat
42
Menjagamu
43
Kamu kuat
44
Titik terang
45
Habis kau
46
2 minggu
47
Baby
48
Berubah
49
Terkejut
50
Aku mohon
51
benarkah?
52
Menunggumu kembali pulang
53
Hadirmu
54
Memeriksa
55
Kesempatan ke dua dan terlahir
56
Aku tau
57
Pertemuan kita
58
41 Minggu
59
Jagoan kecilku
60
Kami datang
61
Yakin
62
Pulang
63
Pilu
64
usai
65
Bertukar
66
Keraguan
67
mencintaimu yang tak mencintaiku
68
Ada apa ini
69
Mantan masa laluku
70
Pesta Anya
71
Dengarkan aku
72
Bedak tumpah
73
Jebakan
74
Perpisahan yang menyedihkan
75
Bonchap 1 : Kisah Mereka
76
Promo novel : Pembalasan Dendam Sang Bunga Desa
77
Promo novel : Sang Pelakor
78
Bonchap 2 : Pernikahan Baruna
79
Promo novel : Dia Benalu Dalam Rumah Tanggaku
80
PROMO NOVEL
81
PROMO
82
Promo bab novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!