Aku bisa apa

Sayup terdengar lirih suara ibu dari balik pintu.

"Eh, sudah balik Ra motornya." ucap lirih ibu sambil mengembangkan senyum dibibirnya.

"Iya ni Bu ..." sahut Annara sambil mengusap air mata yang membasahi ke dua pipinya.

Seakan tak mau ibunya mengetahui tentang perasaanya, Annara dengan cepat menyapu wajahnya tersebut. Baik Annara dan ibunya, mereka saling tau apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tapi tertutup dengan rapi oleh ke duanya, karena mereka tak ingin saling membuat luka.

"Ra ... cepat berangkat kerja." titah ibu dengan lirih, Annara mengangguk patuh.

Hari ini, pertama kalinya Annara menaikki motornya itu. Setelah sekian lama, motor itu dibawa oleh Tomy. Seakan tak mau larut dalam kesedihannya, Annara segera berangkat memacu motornya untuk pergi ke kantor.

"Ehem ..." sindir Yasmin pada Annara. ia adalah salah satu teman kantor Annara.

"Eh, kenapa emangnya ?." sahut Annara dengan ketus.

"Duh ... nggak pernah berubah emang, kapan si berubahnya neng. jadi cewek cuek banget, ketus lagi. Ntar nggak ada yang mau loh. Yuk temenin aku sarapan didepan." Rayu Yasmin sambil bergelayut di pundak Annara.

" wedewww ... yang cantik-cantik mau lewat ni, sarapan juga kalian? duduk-duduk." celetuk Amar kala itu.

"hm". sahut Annara menatap kesal Amar.

"Uda ngapa si, kayak anak TK yang baru duduk dikelas kalian ini. pada nggak bisa diem." ucap Yasmin melerai

Entah apa yang ada dalam pikiran Annara, ia hanya mematung dengan tatapan kosong ditengah keramaian temannya. Tawaran makan yang dilontarkan Yasmin kala itu, juga tidak dihiraukan olehnya.

Seolah mengerti keadaan temannya itu, Yasmin pun melanjutkan sarapannya. Dan tak mau mengganggu Annara, yang tengah sibuk dengan lamunannya.

Dengan cemas ia menatap layar ponselnya, tak ada satupun balasan pesan dari Lukman sejak kejadian itu. Lalu ia pun memutuskan untuk menelpon Abi, teman sekantor Lukman.

"Hallo Bi ... tolong kasihkan ke Lukman dong ponsel kamu, sebentar aja." rengek Annara

"Maaf Ra, hari ini kayaknya Lukman nggak masuk deh. Mejanya kosong, dari tadi aku juga nggak ngeliat dia diluar." sahut Abi dari ujung telepon.

Seketika Annara terduduk lemas disamping Yasmin sambil mematikan ponselnya. Ia memikirkan sahabatnya itu, yang tidak kunjung memberi kabar. Cemas ... resah ... bercampur aduk jadi satu dalam pikirannya.

Setelah jam kantor berlalu, ia segera menuju rumah Lukman. Memastikan bahwa semua baik-baik saja, dengan sahabatnya itu. Dengan tubuh lemas Annara mengetuk pintu rumah Lukman.

Tok ... Tok ...

"Permisi ..." seru Annara dibalik pintu.

Terdengar seseorang membuka pintu rumah dari dalam, benar saja itu adalah Lukman. Dengan muka yang lesu dan rambut yang berantakan dia membuka pintu sambil memandang Annara. Sontak Annara melayangkan pertanyaan yang bertubi-tubi untuk Lukman.

" Kamu kenapa Ma?, kenapa wa ku nggak kamu balas. Ngapain juga nggak masuk kerja?, Sakit ya." Tanya Annara dengan cemas.

"Aku gak papa kok, yuk masuk dulu." Sahut Lukman lirih.

"Man ... siapa yang dateng?, suruh duduk dulu. ibu akan buatin minuman dulu." seru ibu Lukman dari dalam rumah.

Mereka berdua hanya duduk terdiam, Lukman hanya tertunduk lesu dikursi dengan mengusap wajahnya. Sesekali, Annara memalingkan wajahnya kepada Lukman. Tak tau harus memulai percakapan dari mana, ke duanya terlihat canggung saat hendak memulai percakapan.

"Ooh nak Ara ... baru pulang kerja ya, sudah lama ibu nggak pernah lihat kamu kesini." Tanya ibu Lukman dengan lembut.

"Bu ... iya baru aja pulang kantor ini. Ibu apa kabar, sehat kan?." ucap Annara dengan sopan sambil menci*m tangan ibu Lukman.

"Iya ibu sehat ... cuman bayi besar lagi nggak sehat tuh." sindir Ibu Lukman , kepada putranya.

Matanya tampak menatap sahabatnya itu, ia merasa ada yang berbeda dengan Lukman. Seolah ada yang berubah pada diri Lukman, hati kecilnya berkata.

Sebenarnya, apa yang kamu sembunyikan dariku ...

kenapa kamu nampak berbeda kali ini ...

Lukman nampak berjalan menghampiri Annara, ia menatap wajahnya penuh lekat. Bibirnya tertahan sejenak, tak mampu lagi tuk menyembunyikan kesedihannya.

"Ra ... maafin aku ya, Uda ngebuat suasana jadi kacau kemarin. Aku nggak bisa ngebendung amarahku ke Tomy." ucap Lukman dengan suara bergetar.

"Cukup, kamu ngapain punya pikiran seperti itu. Nggak pernah terlintas sedikitpun dipikiran ku, kalau kamu yang ngebuat aku sedih. Aku kesini, mau ngucapin makasih ke kamu. Berkat kamu, semua perasaanku terwakilkan saat itu." ujar Annara

Ding ... Dong ... Ding ...

Tepat pukul enam sore saat itu, tak terasa mereka berdua saling mengutarakan apa yang mengganjal di pikirannya. Saling menatap cukup lama, tak terasa hari mulai gelap. Dan Annara bergegas pulang.

"Bu, Ara ijin pulang dulu ya ... ibu pasti cemas nungguin Ara dirumah." pinta Annara dengan lembut, sembari menci*m tangan ibu Lukman.

"Iya ...salam buat ibu kamu ya, sering-sering main kesini." ujar ibu Lukman.

Ting Tong ... Ting Tong ...

"Loh Ra, Uda pulang aja. Aku baru dateng ni, mau nengokin Lukman. Masuk lagi yuk." goda Abi .

"Aku Uda dari tadi bi ... Uda diem kok, nggak nangis lagi bayinya." Ujar Annara yang menggoda Lukman disampingnya.

"Dasar sicupu, paling bisa kalau ngambil kesempatan dalam kesempitan." seloroh Tyas dengan senyumnya.

Setelah Annara pulang, mereka berdua pun langsung masuk ke dalam rumah Lukman. Mereka berdua adalah teman sekantor Lukman. Abi dan Tyas, mereka adalah pasangan suami istri.

Mereka berdua memutuskan untuk menikah muda, karena mereka sudah dekat semenjak duduk dibangku sekolah menengah pertama. Takdir memang selalu berpihak kepada mereka. Sejauh apapun mereka dipisahkan, dengan muda mereka bertemu kembali.

lain halnya dengan teman-teman sebaya mereka, yang sampai saat ini asyik ditengah kesendiriannya.

"Eh rame lagi disini, ayo duduk disini. Ibu ambilkan cemilan dan minuman dulu." titah Ibu Lukman dengan lembut. Mereka berdua hanya mengangguk dan tersipu malu.

"Tante, maaf nggak perlu repot-repot. Kami kesini cuma mau jenguk Lukman sebentar aja. Karena tadi dikantor dia ijin nggak masuk." Ucap Abi

"Kami bawakan sedikit buah tangan untuk Tante dan Lukman." imbuh Tyas dengan sopan, yang berdiri tepat disamping Abi.

"Lain kali nggak perlu repot-repot ya kalian. Dateng aja langsung, nggak perlu bawa ini itu. Tante yang nggak enak sama kalian kalau ngerepotin seperti ini." ucap Ibu Lukman dengan lembut.

"Lagian aku gak papa, kenapa kalian repot-repot kesini. Pasti sengaja, cuma bikin aku iri kan?." celetuk Lukman

Mereka bertiga nampak asyik tengah berbincang diruang tamu. Sesekali ,mereka saling melempar canda. Tak terasa hari sudah begitu larut, dan mereka berdua segera bergegas untuk pulang.

❤️❤️❤️

Happy reading guys,

Like dan komen sebanyak-banyaknya ya❤️

terus support aku, supaya semangat lanjutin episode selanjutnya🤗🌟🌟

Episodes
1 Pertemuan
2 Hari yang panjang
3 Lelah
4 Aku bisa apa
5 Bangkit
6 Menatapmu
7 Siapa Dia?
8 Apa salahku
9 Terdiam
10 Ini Hariku
11 Maafkan Saya
12 Mungkin dia yang terbaik
13 Malam itu ...
14 Perasaan yang Aneh
15 Gagal
16 Kehancuranku dan kemenanganku
17 Ada apa dengan kalian?
18 Jelaskan semua ini
19 Hilang arah
20 Terlalu cepat
21 Menunggu dirimu
22 Mimpi
23 Mengenal Annara Putri Candrawati
24 Perasaan yang terusik
25 Karangan bunga
26 Penyesalan yang terlambat
27 Terimakasih
28 Bersiap
29 Kotak hitam
30 Melamarmu
31 Bertahanlah demi aku
32 Kotak itu ...
33 Persiapan kita
34 Akad
35 Malam kita
36 Ku bawa dia
37 Ikut denganmu
38 Dia milikku
39 bahagia denganmu
40 Musuh dalam selimut
41 Terlambat
42 Menjagamu
43 Kamu kuat
44 Titik terang
45 Habis kau
46 2 minggu
47 Baby
48 Berubah
49 Terkejut
50 Aku mohon
51 benarkah?
52 Menunggumu kembali pulang
53 Hadirmu
54 Memeriksa
55 Kesempatan ke dua dan terlahir
56 Aku tau
57 Pertemuan kita
58 41 Minggu
59 Jagoan kecilku
60 Kami datang
61 Yakin
62 Pulang
63 Pilu
64 usai
65 Bertukar
66 Keraguan
67 mencintaimu yang tak mencintaiku
68 Ada apa ini
69 Mantan masa laluku
70 Pesta Anya
71 Dengarkan aku
72 Bedak tumpah
73 Jebakan
74 Perpisahan yang menyedihkan
75 Bonchap 1 : Kisah Mereka
76 Promo novel : Pembalasan Dendam Sang Bunga Desa
77 Promo novel : Sang Pelakor
78 Bonchap 2 : Pernikahan Baruna
79 Promo novel : Dia Benalu Dalam Rumah Tanggaku
80 PROMO NOVEL
81 PROMO
82 Promo bab novel terbaru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pertemuan
2
Hari yang panjang
3
Lelah
4
Aku bisa apa
5
Bangkit
6
Menatapmu
7
Siapa Dia?
8
Apa salahku
9
Terdiam
10
Ini Hariku
11
Maafkan Saya
12
Mungkin dia yang terbaik
13
Malam itu ...
14
Perasaan yang Aneh
15
Gagal
16
Kehancuranku dan kemenanganku
17
Ada apa dengan kalian?
18
Jelaskan semua ini
19
Hilang arah
20
Terlalu cepat
21
Menunggu dirimu
22
Mimpi
23
Mengenal Annara Putri Candrawati
24
Perasaan yang terusik
25
Karangan bunga
26
Penyesalan yang terlambat
27
Terimakasih
28
Bersiap
29
Kotak hitam
30
Melamarmu
31
Bertahanlah demi aku
32
Kotak itu ...
33
Persiapan kita
34
Akad
35
Malam kita
36
Ku bawa dia
37
Ikut denganmu
38
Dia milikku
39
bahagia denganmu
40
Musuh dalam selimut
41
Terlambat
42
Menjagamu
43
Kamu kuat
44
Titik terang
45
Habis kau
46
2 minggu
47
Baby
48
Berubah
49
Terkejut
50
Aku mohon
51
benarkah?
52
Menunggumu kembali pulang
53
Hadirmu
54
Memeriksa
55
Kesempatan ke dua dan terlahir
56
Aku tau
57
Pertemuan kita
58
41 Minggu
59
Jagoan kecilku
60
Kami datang
61
Yakin
62
Pulang
63
Pilu
64
usai
65
Bertukar
66
Keraguan
67
mencintaimu yang tak mencintaiku
68
Ada apa ini
69
Mantan masa laluku
70
Pesta Anya
71
Dengarkan aku
72
Bedak tumpah
73
Jebakan
74
Perpisahan yang menyedihkan
75
Bonchap 1 : Kisah Mereka
76
Promo novel : Pembalasan Dendam Sang Bunga Desa
77
Promo novel : Sang Pelakor
78
Bonchap 2 : Pernikahan Baruna
79
Promo novel : Dia Benalu Dalam Rumah Tanggaku
80
PROMO NOVEL
81
PROMO
82
Promo bab novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!