ISTRI MASA DEPANKU
Seoul, Korea Selatan, 12 Maret, 2028. Pukul 08.32 waktu setempat.
Di sebuah Gereja besar, tengah berlangsung acara pernikahan antara sepasang kekasih muda. Acara berlangsung dengan sangat khidmat. Walaupun hanya sebuah acara pernikahan yang sederhana namun, itu sungguh membahagiakan bagi kedua mempelai.
Pendeta memulai ikarar janji suci yang akan mengikat dua orang sehidup semati menjalani rumah tangga mereka.
"Kim Nam Jun, bersediakah kau menerima Park Jong Ah sebagai istrimu? Menyayanginya, menghiburnya, menghormatinya, melindunginya dan mencintainya seperti kau mencintai dirimu sendiri? Selalu bersamanya, tidak perduli miskin atau kaya, dalam sakit atau sehat, senang maupun susah, hingga maut memisahkan kalian berdua?"
Lelaki tampan yang berbahagia itu dengan senyum lebarnya menjawab tegas "Aku bersedia!"
Sang Pendeta memalingkan wajahnya, menatap mempelai wanita dan kembali bertanya.
"Park Jong Ah, apakah kau bersedia menerima Kim Nam Jun menjadi suamimu? Menyayanginya, menghiburnya, menghormatinya, melindunginya dan mencintainya seperti kau mencintai dirimu sendiri? Selalu bersamanya, tidak perduli miskin atau kaya, dalam sakit atau sehat, senang maupun susah, hingga maut memisahkan kalian berdua?"
Kebahagiaan terpancar jelas di wajah wanita muda itu, bulir bening menggenang di pelupuk matanya. Rasa haru dan bahagia membuatnya hampir tak mampu bersuara.
"Ya, aku bersedia."
Riuh tepuk tangan dari para keluarga dan sahabat yang menghadiri acara tersebut pun memenuhi Gereja. Semua orang merasakan kebahagiaan yang sama di hari itu.
......................
Sepuluh tahun berlalu setelah hari membahagiakan itu. Kehidupan yang dijalani Kim Nam Jun dan Park Jong Ah tidak semulus ketika mereka masih berpacaran dulu. Banyak konflik yang bermunculan seiring berjalannya waktu. Mulai dari perkerjaan Kim Nam Jun yang selalu mendapati kegagalan untuk naik jabatan ke posisi yang lebih tinggi, hingga Park Jong Ah yang belum juga bisa memberikan keturunan untuk mereka berdua.
Kim Nam Jun berkerja di sebuah Perusahaan minyak sebagai pengawas lapangan. Lelaki itu adalah putra sulung dari empat bersaudara. Tiga saudaranya, masih bersetatuskan pelajar dan kehidupan merekapun ditanggung oleh Kim Nam Jun sebab, kedua orang tuanya tidak mampu berkerja lagi.
Sedangkan Park Jong Ah, berkerja di sebuah rumah sakit. Sebenarnya, Park Jong Ah adalah seorang wanita cerdas. Dia bisa saja menjadi seorang Dokter Spesialis andaikan sang sumi tidak melarangnya. Dengan alasan, bila ia tidak ingin diremehkan kelak saat Park Jong Ah memiliki karir yang lebih baik darinya.
Cita-cita dan impian Park Jong Ah harus dipendamnya dalam-dalam. Wanita itu tidak mau mengecewakan suaminya, hingga kini ia hanya menjadi seorang Suster di Rumah Sakit tersebut.
Seperti hari ini, dia bertugas menjadi suster jaga. Sebenarnya ini bukanlah gilirannya namun, Park Jong Ah menggantikan temannya yang sedang tidak enak badan.
Bila kalian bertanya apakah Park Jong Ah tidak kecewa? Jelas dia sangat kecewa dan menyayangkan hal itu. Namun, dia tidak menyesalinya, wanita itu sangat mencintai suaminya sampai-sampai dia rela melepaskan impiannya.
"Permisi, apakah benar di rumah sakit ini ada pasien yang bernama Lee Min Im?" Tanya seorang gadis muda berparas cantik. Mungkin usianya baru menginjak 20 tahunan.
"Tunggu sebentar biar saya periksa." Ucap Park Jong Ah kemudian memeriksa data pasien dalam komputer.
"Benar, pasien berada di kamar VVIV 205."
"Terima kasih." Ucap sang gadis muda dan berlari meninggalkan Park Jong Ah. Dengan nafas terengah gadis itu akhirnya tiba di depan kamar yang dituju.
tok...tok...tok
Suara ketukan di pintu, sebelum seorang remaja cantik melongokkan kepalanya kedalam ruang rawat. Terdapat seorang pria tampan yang menatapnya dengan binar kebahagiaan.
"Kenapa kamu ada di sini? Apakah karena menghawatirkan Kakak tersayangmu ini?" Ucap pemuda itu dengan nada pongah.
"Tentu saja! Aku bingung lelaki tua seperti kamu ini, bagaimana sampai bisa jatuh dari tangga hingga harus patah tulang?! Dasar bodoh!" Tutur gadis itu kesal pada sang Kakak satu-satunya itu. Lee Min Im adalah satu-satunya kerabat yang dia miliki. Kedua orang tua mereka telah meninggal dunia saat sang gadis berusia lima tahun.
Merasa kesal dan khawatir akan kabar yang diterimanya tentang sang Kakak, gadis muda itu tak mampu untuk membendung air matanya. Ia benar-benar ketakukan, saat pertama kali kabar buruk itu disampaikan oleh asisten pribadi sang Kakak. Bayang-bayang buruk memenuhi pikirannya sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit.
Namun, kini ia lega karena mendapati sang Kakak baik-baik saja, walau kakinya mengalami patah tulang, yang terpenting sang Kakak masih bernyawa.
......................
Tengah malam adalah waktunya untuk berganti sif namun, sebelum itu Park Jong Ah harus memeriksa keadaan salah satu pasien di ruangan VVIV. Saat Park Jong Ah menuju ruangan itu sambil memeriksa catatan medis milik pasien yang berada di ruang VVIV, wanita itu menemukan ada keganjalan dalam rekam medis tersebut. Ia memutuskan untuk menanyakan hal itu besok pada Dokter yang menangani si pasien.
Tiba di ruang itu, Park Jong Ah langsung melakukan pengecekan mulai dari infus dan menyuntikkan cairan obat pada infus tersebut. Saat dirasa tugasnya telah selesai, wanita itu memutuskan untuk pergi keluar. Namun, sang pasien bangun dan meminta bantuan padanya.
"Tolong panggilkan Suster pria, aku ingin buang air kecil." Ucap pria itu pada Park Jong ah dan diangguki oleh wanita itu "Baik Tuan, mohon tunggu sebentar!"
"Ji Min!" Serunya pada teman lelaki sesama perawat di rumah sakit itu. "Pasien di ruang VVIV 205 ingin buang air kecil, dia meminta perawat pria untuk membantunya."
"Oh baiklah!" Jawab orang yang disebut Ji Min oleh Kim Jong Ah dan berlalu ke ruang VVIV tempat di mana Lee Min Im berada.
Keesokan harinya seperti yang direncanakan oleh Park Jong Ah, wanita itu menemui Dokter yang menangani pasien bernama Lee Min Im untuk membahas kejanggalan rekam medis yang dilihatnya semalam.
"Selamat siang Dokter Kang Dae, maaf saya mengganggu. Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan Dokter, apakah Dokter ada waktu?"
"Oh suster Park, silahkan. Ada hal apa?" Tanya Dokter itu ramah.
"Begini Dokter, semalam saya menemukan kejanggalan pada data rekam medis milik pasien bernama Lee Min Im. Coba Dokter lihat hasil CT scan bagian kepala milik pasien, terdapat sebuah gumpalan yang terlihat samar di bagian tempurung ini." Ucap Park Jong Ah sambil menujukkan bukti hasil CT Scan itu pada sang Dokter.
Dokter Kang Dae yang melihat secara seksama gambar yang ditunjukkan oleh Park Jong Ah merasa bingung, rupanya tempo hari ia tak menyadari hal itu.
"Kau benar Suster Park, sepertinya aku melakukan kesalahan saat mendiagnosa pasien tempo hari. Terimakasih karena telah menunjukkannya padaku. Aku akan segera melakukan tes ulang."
"Tak apa Dokter, saya hanya melakukan tugas saya."
"Sangat disayangkan wanita cerdas seperti dirimu hanya menjadi seorang suster. Padahal kau bisa untuk menjadi lebih dari dirimu sekarang." Ucap sang Dokter yang menyesali posisi pekerjaan Park Jong Ah sekarang. Dokter itu tau betul, bila wanita ini mampu menjadi seorang Dokter terbaik di rumah sakit mereka.
Park Jong Ah hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Dokter Kang Dae dan berpamitan keluar "Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat siang Dokter Kang."
Dokter Kang tersenyum dan mengangguk pada Park Jong Ah yang berlalu meninggalkan ruangannya.
BERSAMBUNG....
☆☆Ok gais ini karya ke tiga ku...
sory banget ya kalau namanya kaya ga kreatif atau ceritanya kurang menarik...
tapi aku usahakan akan menyajikan alur yang menantang di kemudian hari...
Jangan lupa dukung karya aku dengan memberikan like ya...
i love you all readers...😘😘☆☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments