Seoul, Korea Selatan, 11 Maret, 2038. Pukul 18.33 waktu setempat.
Lima hari setelah Park Jong Ah menyampaikan kejanggalan yang terdapat pada rekam medis milik pasien bernama Lee Min Im, para Dokter melakukan oprasi ulang karena terdapat penggumpalan darah yang menyumbat fungsi otak pada bagian kepala sebelah kiri. Namun syangnya, nyawa pasien tidak dapat tertolong akibat kehilangan banyak darah.
Dokter Kang Dae di penjara atas tuduhan lalai saat bertugas, yang menyebabkan pasien kehilangan nyawanya. Park Jong Ah sangat prihatin akan keadaan Dokter Kang Dae, biar bagaimanna pun semua itu terjadi karenanya yang menyampaikan hasil CT Scan pada Dokter Kang Dae. Dia pun bersedih sebab, Dokter Kang Dae adalah salah satu senior yang baik padanya sedari awal dia berkerja di rumah sakit itu.
"Sany, aku hari ini akan pulang cepat. Aku ingin menyiapkan masakan enak untuk suamiku, karena besok adalah hari jadi ke 10 tahun pernikahan kami." Ucap Park Jong Ah pada rekan kerja wanitanya, Sany.
Sany bukan hanya rekan kerjanya saja, tapi wanita itu juga adalah sahabatnya semenjak mereka sama-sama kuliah dulu. Walau berbeda jurusan namun, tidak mempengaruhi persahabatan mereka.
"Ah benarkah? Wah aku ucapkan selamat bila begitu. Maaf, tidak bisa memberikan hadiah untukmu."
"Tak masalah, kau jagalah keponakanku ini aku akan sangat bahagia bila kau bisa melahirkannya dengan sehat dan selamat." Park Jong Ah berucap sambil mengusap perut buncit Sany.
Jauh di dalam lubuk hatinya, ada rasa iri melihat sahabatnya yang baru saja melangsungkan pernikahan itu telah memiliki calon bayi. Sedangkan dirinya yang sudah hampir 10 tahun menikah dengan suaminya, masih belum juga dikaruniai keturunan.
Park Jong Ah menghentikan langkahnya di sebuah toko jam tangan. Wanita itu berinisiatif membelikan suaminya jam tangan sebagai kado pernikahan mereka.
"Selamat datang Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan toko.
"Ah, saya ingin membelikan sebuah jam tangan untuk suami saya. Apakah ada yang bagus di sini?"
Pelayan toko itu memasukkan tangannya kedalam lemari dan mengambil sebuah jam tangan berwarna gold, kemudian menyerahkannya pada Park Jong Ah. Dengan senyum puas Park Jong Ah, mengambil jam itu dan bergegas untuk pulang.
Sesampainya di rumah dia melihat ada sepasang sepatu wanita berserakan di dalam rumahnya. 'Apakah Kim membawa teman kantornya?' pikir Park Jong Ah, ia tidak mau berpikiran buruk terlebih dahulu. Saat dia ingin menuju dapur untuk mengambil air minum terdengar suara bising dari lantai atas.
"Ah..! Kim kau sangat hebat!"
'Apa yang mereka lakukan di sana?' Park Jong Ah melangkah menuju lantai atas yang hanya ada kamar ganti dan tempat tidur mereka berdua.
Terlihat pintu kamar sedikit terbuka, saat dirinya semakin dekat dengan pintu, suara wanita dan suaminya terdengar bersahutan. Alangkah terkejutnya Park Jong Ah yang mendapati perselingkuhan sang suami dengan wanita lain di malam ulang tahun pernikahan mereka berdua. Sekuat hati dia mencoba tenang dan membuka pintu.
"Turun dan jelaskan padaku!" Ucapnya pada dua orang yang tengah mengatur nafas karena telah melakukan pelepasan pada olah raga panas mereka.
Dengan berlinang air mata, Park Jong Ah menunggu dua orang tadi di ruang tamu. Tak beberapa lama Kim Min Jun pun turun dengan menggandeng seorang wanita cantik di belakangnya. Melihat hal itu hati Park Jong Ah makin sakit, air matanyapun kian deras turun membasahi pipi. Sungguh ia tak menyangka akan mendapatkan kado ulang tahun pernikahan seperti ini dari sang suami.
Awalnya ia ingin mendengar alasan mengapa suaminya melkukan itu pada dirinya. Namun, melihat langkah dua orang yang telah bercinta di atas ranjangnya tadi kian mendekat, membuat hati Park Jong Ah menciut. Dia tak mampu menahan emosi dalam hatinya, hingga tanpa sadar dia melayangkan tangannya pada wajah sang suami.
Plak...!
Setelah melemparkan kado yang di belinya tadi ke arah wajah suaminya, tanpa kata Park Jong Ah meninggalkan Kim Min Jun dan pasangannya menuju kamar. Park Jong Ah memasukan pakaiannya ke dalam koper dan membawanya pergi dari rumah itu.
Rumah yang mereka beli dengan menyisihkan gajih kecil mereka setiap bulannya, kini ini menjadi saksi perpisahan mereka.
Kim Min Jun hanya menyaksikan kepergian istrinya tanpa ada niat untuk mencegah wanita itu meninggalkannya.
'Rupanya kau memang menginginkan ini' lirih Park Jong Ah dalam hati. Wanita itu memutuskan untuk kembali kerumah orang tuanya di desa.
......................
Kehaancuran rumah tangganya membuat Park Jong Ah jera akan kehadiran lelaki dalam hidupnya. Wanita itu menjalani sisa hidup di desa tempat tinggalnya sewaktu kecil dulu. Dia memutuskan untuk bercerai dari Kim Min Jun dan mengajukan pindah tugas ke rumah sakit di desa.
Hingga kini Park Jong Ah telah berusia 82 tahun. Masa tuanya dijalani sendiri, terkadang Anak dan Cucu dari saudaranyalah yang berkunjung ke tempat tinggalnya.
Kesepian adalah sahabat barunya saat ini, Park Jong Ah menyesal mengapa dulu ia tidak mencari pengganti Kim Min Jun. Setidaknya, kini ia akan hidup bahagia bersama anak-anaknya walau dengan lelaki lain.
Yang dilakukannya sehari-hari hanyalah duduk di teras depan rumah dan memandang anak-anak yang tengah bermain di halaman rumahnya. Setidaknya itu bisa mengurangi kesepian dalam hidupnya.
"Nenek!" Seru seorang gadis muda yang berlari ke arahnya. Itu adalah putri dari keponakannya. Gadis itu sering mengunjunginya bila ia sedang liburan sekolah.
"Oh Cucu tersayangku...!" Ucap Park Jong Ah sambil memeluk gadis muda itu.
"Nenek maukah kau menemaniku ke suatu tempat hari ini? Aku ingin berjalan-jalan tapi rasanya tak nyaman bila sendiri." Pinta gadis itu dengan nada manja pada Park Jong Ah yang sudah seperti Neneknya sendiri baginya. Begitupun dengan Park Jong Ah, dia sangat menyayangi gadis remaja itu. "Hem tentu saja, apapun untuk Cucu cantikku ini."
Dua wanita berbeda usia itu, kini menuju suatu tempat yang jaraknya lumayan jauh, hingga mereka harus menggunakan kereta untuk pergi kesana. Park Jong Ah tidak mengetahui kemana sang cucu akan membawanya hari ini. Hingga kereta berhenti di stasiun dan sepertinya itu menjadi pemberhentian mereka.
Saat keluar dari stasiun, gadis muda itu kembali mencari taksi untuk mereka tumpangi. Sebuah mobil pun berhenti di hadapan dua wanita itu dan membawa mereka pergi.
Sesampainya di depan sebuah Musium taksi yang membawa Park Jong Ah dan Cucunyapun berhenti. Mereka berdua turun kemudian memasuki musium tersebut.
"Hei, kenapa kau membawaku krmari anak nakal?" Tanya Park Jong Ah pada Cucunya. Ia penasaran mengapa sang Cucu membawanya jauh-jauh hanya untuk ke musium.
"Ah Nenek, aku ada tugas di sekolah untuk mencari situs relik dalam Musium ini, tapi teman-temanku tidak ingin menemaniku kemari, jadi aku berinisiatif mengajak Nenek. Toh Nenek sudah sangat lama tidak keluar dari rumahkan?" Tutur gadis itu pada sang Nenek.
"Ah, kau ini memang anak nakal. Sekarang katakan padaku, relik macam apa yang kau cari saat ini?"
"Apa saja, asalkan sejarah mengenai relik itu menarik."
"Oh begitukah? Kalau begitu mari kita lihat apakah ada relik yang menarik di sini."
Kemudian mereka melangkah memasuki musium itu jauh lebih dalam lagi. Hingga mereka melihat sebuah batu yang memiliki ukiran-ukiran aneh seperti tulisan orang pada zaman dahulu. Di sana, ada sebuah keterangan yang mengatakan batu itu dapat membawamu kemasa lalu agar kau dapat mengubah sejarah hidupmu.
Terdengar konyol memang, tapi tanpa sadar Park Jong Ah menyentuh permukaan batu itu dan berharap dia bisa kembali kemasa lalu dan memperbaiki hidupnya di masa kini.
"Hahaha, ini sangat konyol kan Nek? Apakah pengelola musium ini masih percaya akan hal semacam ini?" Tanya gadis muda itu dengan polosnya.
"Yah kau benar, ayo kita cari yang lain saja," ajak Park Jong Ah pada cucunya.
Setelah seharian berkeliling akhirnya mereka kembali. Di usia tuanya Park Jong Ah sangtlah mudah lelah. Sesampainya dia di rumahnya, wanita tua itu bergegas ke lantai atas untuk istirahat. Ketika dia baru menyentuh gagang pintu, rumahnya terasa berguncang. Guncangan itu kian lama kian kuat hingga membuat tubuh tua Park Jong Ah terobang ambing bagaikan di dalam sebuah kapal yang berada di tengah laut.
Dengan sangat ketakutan, Park Jong Ah tua mencoba berlari mencari bantuan namun, tiba-tiba saja dia terjatuh dari tangga dan tidak sadarkan diri.
BERSAMBUNG...
☆☆☆halo readers...
tekan like dan jadikan favorit ya...
jangan lupa kunjungi novelku yang lain juga ya...
dijamin ga kalah seru deh!
judulnya cold hearted a girl,what's wrong with my bos dan taruhan berhadiah cinta☆☆☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments