You'Re My Everything

You'Re My Everything

Pulang Malam

"Mau kemana?" tanya Larry pada Belin yang sudah tampak cantik. Tadi begitu pulang bekerja langsung mandi dan sekarang bersiap untuk pergi lagi. Akhir-akhir ini Belin sering kali pulang malam, ini membuat Larry khawatir. Menjaga anak perempuan ternyata sulit juga.

"Pergi sama Panji, boleh kan?" jawab Belin dengan wajah sumringah. Bikin Larry tidak tega untuk melarangnya.

"Alex ikut?" tanya Larry mengingat Panji sahabat Alex, anak sepupunya. Kalau ada Alex, Larry bisa tenang. Tapi Belin gelengkan kepalanya menandakan Alex tidak ikut dengan mereka.

"Berdua saja dong Ayah, doakan Beyin." kata Belin senyum-senyum senang.

"Doakan apa?" tanya Larry.

"Supaya Panji segera melamar Beyin, Ayah." jawab Belin masih dengan senyum yang sangat lebar tunjukkan jika ia sangat bahagia.

"Kalian pacaran?" tanya Larry.

"Masih berteman tapi Ayah kan tahu kalau Beyin dari dulu naksir Panji." Larry menarik nafas panjang.

"Beyin, Ayah lebih tenang kalau kamu jalan sama Bima, Aca, Bari atau Shaka." kata Larry jujur.

"Mereka juga sibuk Ayah, lagian masa sama mereka terus, kapan Beyin dapat jodoh dong." jawab Belin konyol.

"Jodoh nanti akan datang kalau sudah waktunya, kamu jangan pulang malam, Nak. Seminggu ini kamu pulang malam terus." pesan Larry pada Belin isyaratkan ia ijinkan Belin pergi.

"Ok Ayah." Belin mencium pipi ayahnya karena diijinkan keluar bersama Panji pria idaman Belin dari dulu.

Sebenarnya Belin sempat tidak berharap banyak sama Panji, karena dari dulu Panji juga tidak pernah tanggapi rasa suka Belin. Bahkan Panji terang-terangan sampaikan kalau wanita idamannya itu Balen yang sudah jelas sudah jadi istri Om Daniel. Hingga akhirnya Belin hanya jadi teman Panji saja, tapi sekarang makin kesini Panji semakin nempel sama Belin, tentu saja membuat harapannya kembali muncul.

Sudah enam bulan berjalan, hampir setiap hari Panji mampir ke kantor Belin, mengajak makan siang bersama atau kadang mengantar Belin pulang.

Meskipun tanpa kata cinta, tapi mereka cukup akrab. Tapi dikatakan hanya teman akrab Panji menyatakan keberatannya kalau Belin dekat dengan teman lelaki lain selain Panji. Apa ini namanya cemburu, mungkin sebenarnya Panji sudah menganggap Belin kekasihnya, tapi enggan untuk nyatakan cinta? ah Belin jadi bingung sendiri, mungkin suatu hari Belin akan tanyakan tentang hubungan mereka, sementara untuk saat ini biarkan saja dulu begini. Nikmati saja dulu kedekatan ini, hubungan tanpa status ini, begitu saja pikir Belin.

"Nami sudah tahu kamu mau pergi?" tanya Larry karena istrinya ada di kamar.

"Ini Beyin baru mau bilang." jawab Belin segera ke kamar hampiri Nami. Baru berapa menit di dalam, Larry dengarkan keributan antara Ibu dan anak itu.

"Ayah ijinkan kok Nami." itu yang Larry dengar saat Belin keluar kamar tinggalkan Ibunya yang dipanggilnya Nami.

"Belina!!!" suara Rumi tampak menggelegar.

"Nami, Panji sudah didepan. Beyin tidak mungkin batalkan." jawab Belin hampir saja mau menangis.

"Biarkan saja Belin pergi Love." kata Larry pada Rumi yang sudah berdiri didepan pintu kamar.

"Beyin sudah keterlaluan Love, dia pulang malam terus sejak dekat dengan Panji." kata Rumi dengan suara bergetar.

"Beyin, ini kesempatan terakhir kamu. Ayah juga sebenarnya tidak suka kamu bergaul dengan Panji, karena bawa pengaruh negatif untuk kamu." kata Larry pada Belin.

"Ya ampun Ayah, Beyin sama Panji cuma pergi makan dan dengarkan musik sambil ngobrol, apanya yang negatif sih?" Belin membela diri.

"Setiap malam seperti itu, kamu tidak pikirkan kesehatan kamu Belin. Pagi hari kamu sudah harus ke kantor lagi untuk bekerja."

"Kalau dikekang begini kapan Beyin dapat jodoh dong." selalu bilang begitu.

"Nami bisa carikan kamu jodoh kalau saja kamu mau dijodohkan." jawab Rumi.

"Nami, please. Panji sudah menunggu di mobil." ijin Belin pada Rumi.

"Itu tandanya dia bukan pria yang baik, kalau dia benar harusnya dia turun dan ijin sama orang tua kamu, karena dia mau ajak anak gadis Nami pergi." Omel Rumi pada Belina.

"Kamu juga mau saja dijemput tanpa cowoknya ijin sama orang tua kamu. Tidak begitu kalau memang mau serius." lanjut marahi Belin.

"Iya nanti ya Nami, kalau kita sudah serius. Sekarang kita berdua masih pendekatan, belum ada pembicaraan serius." kata Belin tersenyum manis, supaya Nami tidak marah lagi.

"Ayah, Nami, Beyin pergi dulu." ijinnya sambil salami kedua orang tuanya.

"Jam sepuluh sudah sampai rumah Belina." tegas Larry pada gadisnya.

"Ya ampun Ayah, sekarang saja sudah jam delapan, perjalanan pulang dan pergi saja sudah dua jam." jawab Belin lihat jam dipergelangan tangannya.

"Jadi kamu mau pulang jam berapa?" tanya Larry.

"Jam sebelas." Belin negosiasi.

"Oke deal jam sebelas sudah harus sampai di rumah." jawab Larry.

"Siap, terima kasih Ayah. Assalamualaikum..." Belina langsung berlari keluar karena Panji sudah setengah jam menunggu di Mobil. Baru juga pendekatan sudah dapat semprotan dari Ayah dan Nami, bikin kepala berasap saja rasanya.

"Waalaikumusalaam." jawab Larry, sementara Rumi hanya memandang Belin dengan perasaan kesal.

"Doakan saja." kata Larry menepuk bahu istrinya.

"Iya aku doakan semoga mereka segera menjauh satu sama lain, semoga Belin temukan jodoh yang tepat, yang bertanggung jawab, yang sayang dan bisa membimbing Belin menjadi istri yang sholeha." Rumi langsung sampaikan rentetan doanya.

"Aamiin." sahut Larry.

Sementara itu di mobil Panji.

"Lama betul sih." sambut Panji kesal saat Belin masuk kedalam mobil.

"Sorry, ngobrol serius sama Nami dan Ayah dulu." jawab Belin tersenyum.

"Kita pulang jam satu tidak apa kan? acara selesai jam dua belas." kata Panji yang minta temani Belin ke acara ulang tahun kantornya.

"Wah aku janji sama Ayah pulang jam sebelas, bagaimana ya? atau nanti aku pulang duluan saja ya, kamu lanjuti saja ikut acara kantormu." kata Belin ambil solusi.

"Yang benar saja dong Belin, kalau tahu begini mending dari awal aku ajak yang lain." omel Panji pada Belinal.

"Seminggu ini kita pulang malam terus, Panji. Ayah dan Nami tadi sudah tegur aku."

"Ck, begitu saja marah. Kamu kan bukan anak kecil lagi yang setiap langkahnya harus di awasi. Kamu sudah bekerja Belin, bukan anak sekolah lagi yang harus tidur cepat." oceh Panji bikin Belin diam, kalau dijawab bisa panjang urusannya.

"Jadi bagaimana, lanjut atau kamu tidak ikut saja?" tanya Panji bikin Belin kecewa.

"Aku sudah dandan terus kamu bilang tidak ikut?" tanya Belina kesal.

"Ya karena tidak bisa pulang jam sebelas Belin, acara baru selesai jam dua belas."

"Harus ya ikuti acara sampai selesai?"

"Ya harus dong, bagaimana sih." jawab Panji ketus.

"Ya kamu saja yang ikuti acara sampai selesai, aku jam sepuluh lewat pulang sendiri."

"Kamu mau bikin malu aku?" tanya Panji, Belina jadi menghembuskan nafas kasar, kenapa juga gue bisa cinta mati sama orang kaku dan kasar begini, pikir Belin tidak habis pikir.

Terpopuler

Comments

Hidayah Amalia

Hidayah Amalia

aduh beliiinnn....kamu kok gak nurut sih sama ayah leyi n nami....😔

2022-08-27

1

manda_

manda_

kok beyin mau sih sama panji yg kasar gitu

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Malam
2 Perjuangan
3 Marah
4 Kesal
5 Error
6 Nebeng
7 Jodoh
8 Minta Maaf
9 Salam Kenal
10 Lift
11 Bingung
12 Bahu
13 Mengarang
14 Seribu persen
15 Lounge
16 Tipsy
17 Madam Ji
18 Makanan Indonesia
19 Take Care
20 Laporan
21 Philosophy Sepatu
22 Terpisah
23 Tersangka
24 Jualan
25 Presentasi
26 Pelit
27 Kenyang
28 Pacar
29 Chilli Crab
30 Calon Pacar
31 Gombal
32 Sabar
33 Jewer
34 Interogasi
35 peribahasa
36 Shopping
37 Manis
38 Perkenalan
39 Haus
40 Bulan depan
41 Oke
42 Jakarta
43 Tahu gejrot fenomenal
44 Rumah
45 Isi hati
46 Jemput
47 Konvoi
48 Move On
49 Pantry
50 Manila
51 Calon istri
52 Rumput Laut
53 Peluk
54 Launching
55 Tidak Nyaman
56 Warisan
57 Raja Gombal
58 Insecure
59 Jujur
60 Sabar
61 Bahaya
62 Jaga Jarak
63 Tarik Ulur
64 Konsentrasi
65 Restu
66 Lamar
67 Dijemput
68 Persiapan
69 Janji
70 Mengaku
71 Mama
72 Opa
73 Magda
74 Taruhan-taruhan
75 Tanggung
76 Cincin
77 Sah
78 Emas Kawin
79 Pepet
80 Keenakan
81 Capek
82 Penasaran
83 Calon menantu
84 Tantri
85 Cinlok
86 Over Acting
87 Semoga
88 Discount
89 Double Date
90 Seriosa
91 Klik
92 Akrab
93 Mantan
94 Lentur
95 Paket
96 Milan
97 Makan Malam
98 Jual Mahal
99 Bapak-bapak
100 Jujur
101 Sibuk
102 Repot
103 Kurang Ajar
104 Aki-aki
105 Serius
106 Diet
107 Sayang
108 Catering
109 Lapar
110 Balsem
111 Manja
112 Nyetrika
113 Khawatir
114 Enjoy
115 Telepon
116 Bahasa
117 Oma
118 Janji Bima
119 Tidak Siap
120 Sarapan
121 Besuk
122 Kiss
123 Patungan
124 Clear
125 Menghayal
126 Sedih
127 Sabar
128 Kabar Gembira
129 Maaf
130 Tidak Bisa Marah
131 waswas
132 Cair
133 susah dihubungi
134 Duh
135 Ballroom
136 Ugal-ugalan
137 50.000 Dinar
138 100%
139 Ehem-ehem
140 Haru
141 Italy
142 Ada maunya
143 Om Winner
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pulang Malam
2
Perjuangan
3
Marah
4
Kesal
5
Error
6
Nebeng
7
Jodoh
8
Minta Maaf
9
Salam Kenal
10
Lift
11
Bingung
12
Bahu
13
Mengarang
14
Seribu persen
15
Lounge
16
Tipsy
17
Madam Ji
18
Makanan Indonesia
19
Take Care
20
Laporan
21
Philosophy Sepatu
22
Terpisah
23
Tersangka
24
Jualan
25
Presentasi
26
Pelit
27
Kenyang
28
Pacar
29
Chilli Crab
30
Calon Pacar
31
Gombal
32
Sabar
33
Jewer
34
Interogasi
35
peribahasa
36
Shopping
37
Manis
38
Perkenalan
39
Haus
40
Bulan depan
41
Oke
42
Jakarta
43
Tahu gejrot fenomenal
44
Rumah
45
Isi hati
46
Jemput
47
Konvoi
48
Move On
49
Pantry
50
Manila
51
Calon istri
52
Rumput Laut
53
Peluk
54
Launching
55
Tidak Nyaman
56
Warisan
57
Raja Gombal
58
Insecure
59
Jujur
60
Sabar
61
Bahaya
62
Jaga Jarak
63
Tarik Ulur
64
Konsentrasi
65
Restu
66
Lamar
67
Dijemput
68
Persiapan
69
Janji
70
Mengaku
71
Mama
72
Opa
73
Magda
74
Taruhan-taruhan
75
Tanggung
76
Cincin
77
Sah
78
Emas Kawin
79
Pepet
80
Keenakan
81
Capek
82
Penasaran
83
Calon menantu
84
Tantri
85
Cinlok
86
Over Acting
87
Semoga
88
Discount
89
Double Date
90
Seriosa
91
Klik
92
Akrab
93
Mantan
94
Lentur
95
Paket
96
Milan
97
Makan Malam
98
Jual Mahal
99
Bapak-bapak
100
Jujur
101
Sibuk
102
Repot
103
Kurang Ajar
104
Aki-aki
105
Serius
106
Diet
107
Sayang
108
Catering
109
Lapar
110
Balsem
111
Manja
112
Nyetrika
113
Khawatir
114
Enjoy
115
Telepon
116
Bahasa
117
Oma
118
Janji Bima
119
Tidak Siap
120
Sarapan
121
Besuk
122
Kiss
123
Patungan
124
Clear
125
Menghayal
126
Sedih
127
Sabar
128
Kabar Gembira
129
Maaf
130
Tidak Bisa Marah
131
waswas
132
Cair
133
susah dihubungi
134
Duh
135
Ballroom
136
Ugal-ugalan
137
50.000 Dinar
138
100%
139
Ehem-ehem
140
Haru
141
Italy
142
Ada maunya
143
Om Winner

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!