Kesal

Seminggu ini Belin pulang kerja tepat waktu, tapi ada yang berubah, Belin jadi pendiam dan bicara hanya seperlunya saja, setelah makan malam bersama Belin tidak ikut ngobrol santai di ruang keluarga, ia memilih masuk kamar lebih cepat. Saat sarapan pagi, Belin lebih memilih untuk masukan sarapannya di ransum Dan segera berangkat ke kantor, alasannya pekerjaannya lagi banyak jadi minta bawa bekal supaya bisa bekerja sambil sarapan.

"Mungkin lagi patah hati karena kita minta jauhi Panji." bisik Rumi pada suaminya.

"Biarkan saja dulu." jawab Larry, Rumi anggukan kepalanya. Ia juga jarang ajak Belin ngobrol, jika ada yang harus di tanya saja baru Rumi ajak sulungnya bicara. Rumi khawatir jika kembali diajak ngobrol santai, Belin mulai susupkan nama Panji dalam obrolan mereka. Rumi tidak berharap Belin berjodoh dengan Panji yang menurutnya tidak ada etika.

Jika Rumi dan Larry kira Belin menjauh Dari Panji, mereka salah besar, Belin dan Panji semakin dekat. Sarapan yang Belin bawa dari rumah dimakannya berdua dengan Panji. Aktifitas mereka sekarang sarapan berdua di taman dekat kantor siangnya makan siang bersama. Selalu ada cara lakukan hubungan diam-diam supaya tidak ketahuan orang tua juga sanak keluarganya.

"Nanti malam ada undangan lagi, kamu yakin tidak mau ikut?" tanya Panji, berharap partnernya ini bisa dampingi Panji.

"Belum bisa aku lagi di pantau." jawab Belin suapi sendok terakhir pada Panji.

"Menyebalkan ya keluarga kamu." sungut Panji.

"Ish jangan begitu." Belin mengingatkan.

"Jadi aku ajak Mirna saja ya." kata Panji.

"Jangan Panji." Belin gelengkan kepalanya.

"Aku risih kalau ke acara begitu sendiri, Belin." jawab Panji.

"Aku tidak rela, aku cemburu." kata Belin jujur.

"Idih, kita kan tidak pacaran." Panji terkekeh tanpa beban.

"Kamu pilih aku apa Mirna?" tanya Belin.

"Pilih yang bisa temani aku." jawab Panji.

"Panji kamu tuh yang menyebalkan." Belin merajuk tinggalkan Panji sendiri di taman. Panji hanya tersenyum tanpa mengejar Belin. Kalau lagi merajuk begini jangan harap Panji mau membujuk Belin, dia tidak peduli, biasanya Belin akan lumer sendiri dan menelepon Panji untuk makan siang bersama.

Benar saja siang ini tepat pukul dua belas, Belin sudah hubungi Panji. Tentu saja senyum Panji semakin lebar saat melihat nama Belin di layar handphonenya.

"Aku masih sibuk." jawab Panji cepat.

"Makan siang bersama atau tidak?" tanya Belin.

"Kalau kamu kuat tahan lapar, aku turun setengah jam lagi." jawab Panji sambil memeriksa file ditangannya.

"Ya sudah aku tunggu, setengah jam lagi bertemu di lobby ya." kata Belin mengingat mereka bekerja di gedung yang saja hanya beda lantai dan beda perusahaan saja.

"Langsung ke restaurant biasa saja Belin." jawab Panji sambil bekerja.

"Ok Panji." jawab Belin, walaupun sudah lapar tapi rela menunggu Panji selesaikan pekerjaannya supaya bisa makan siang bersama pujaan hatinya. Cinta memang harus berkorban, seperti pengorbanan Belin saat ini menyabarkan perutnya yang sudah berbunyi dari tadi.

"Beyin, kita lagi kumpul di Warung Elite, ayo menyusul." suara Bima terdengar melalui sambungan telepon, Belin mendesah bingung mau kasih alasan apa, ini sudah kesekian kalinya Belin menolak makan siang bersama geng rusuh.

"Gue masih sibuk, Bim. Ini saja belum sempat makan siang." jawab Belin berasalan.

"Ya sudah nanti gue ke kantor lu deh mampir antar makan siang, wait for me darling." Bima yang suka sok mesra itu menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Belin. Bisa ribut sama Panji kalau dia lihat Bima datangi Belin ke kantor.

Belin menghubungi Bima kembali, dia tidak mau Bima datang, lagi pula sebentar lagi ia akan makan siang dengan Panji.

"Kenapa? berubah pikiran ya?" Bima terkekeh saat angkat telepon Belin.

"Bim, gue makan siang sama orang kantor, sebentar lagi turun. Tidak usah antar makanan." kata Belin pada Bima.

"It's ok Beib, makanan sudah dibungkus jadi kalau lu keluar tetap gue titip satpam kok. Buat lu makan sore ya cinta." tuh terserah dia saja mau panggil Belin apa ada darling, beib sampai cinta. Berapa menit kedepan juga berubah jadi dodol dan capucino, pokoknya terserah Bima saja, semua juga sudah tahu. Belin jadi tertawa bagaimana nanti kalau Bima punya pasangan, dia bakal panggil istrinya apa.

"Oke thank you Bim, lu memang juara. Sayang deh sama kamu." kata Belin ikutan konyol seperti Bima.

"Duh gue mendadak mual dengarnya, tutup dulu ya mau kumur-kumur air garam dulu." katanya bikin Belin terbahak, diseberang juga terdengar yang lain terbahak, pasti itu geng rusuh, lima cowok konyol termasuk Billian adik Belin.

"Panji, kamu sudah selesai? aku ke restaurant sekarang ya." Begitu menutup telepon Bima, Belin langsung hubungi Panji.

"Oke, langsung pesankan makananku ya." pinta Bima.

"Oke, see you soon, Panji." Belin menutup sambungan teleponnya sambil tersenyum senang, ia turun lift sambil bersenandung, bagaimana tidak senang jika akan bertemu pujaan hati, meskipun hubungannya dengan Panji tidak lebih dari teman.

Sesampainya di restaurant suasana masih tampak penuh, tapi karena sudah mau selesai jam istrirahatnya, Belin bisa dapatkan dua bangku dipojokan, pas untuk Belin dan Panji. Ia langsung pesankan menu untuknya dan juga untuk Panji, sesuai yang Panji mau, makanan Dan minuman kesukaannya.

Sambil menunggu makanan datang Belin mengecek handphone membaca semua pesan yang dari tadi dia abaikan. Selain banyak kerjaan, pikirannya terus saja ingat Panji.

"Hai ketemu lagi, masih ingat?" sapa Pria tampan yang beberapa hari lalu bertemu Belin di pesta ulang tahun perusahaan Panji.

"Oh kamu yang malam itu, di geduang ABC?" tanya Belin, pria tersebut tersenyum anggukan kepalanya.

"Kerja disini juga?" tanya Belin.

"Tidak kebetulan tadi harus temuai client digedung itu." tunjuknya pada gedung tempat Belin bekerja.

"Baru mau makan?" tanya pria tersebut.

"Iya." Belin tersenyum.

"Oke selamat makan." katanya kemudian anggukan kepalanya tinggalkan Belin, dibelakangnya sepasang pria dan wanita mengikuti, mungkin teman kantor atau staffnya, pikir Belin.

Tidak lama tampak Panji datang sambil tersenyum hampiri Belin, makanan mereka sudah datang. Panji langsung menyantap makanannya, terlihat sekali dia lapar.

"Lapar sekali." Belin terkekeh.

"Betul sangat lapar, sudah lewat jam makan nih." katanya pada Belin.

"Masih banyak kerjaan?" tanya Belin.

"Masih, sebentar lagi harus keluar kantor makanya buru-buru." jawab Panji fokus pada makanannya. Belin juga sambil santap makanannya.

"Aku tidak bisa lama Belin, Mirna menunggu." katanya tunjuk Mirna yang berdiri di depan pintu restaurant.

"Kamu keluar kantor sama Mirna?" tanya Belin.

"Iya kamu kan tahu aku tidak bisa sendiri, harus ada partner." jawabnya meneguk minuman dihadapannya.

"Oke see you Belin." Panji menepuk bahu Belin yang masih makan sementara Panji sudah selesaikan makan siangnya lalu pergi tinggalkan Belin.

Suwe, kenapa gue jadi kesal ya, gumam Belin memandang Panji dan Mirna yang berjalan sambil ngobrol bahkan tertawa riang sampai menghilang dari pandangan mata, entah mereka mau kemana, yang pasti Belin marah sendiri jadinya

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor panji tuh gak baik egois

2022-08-26

1

Lita

Lita

emang suwe tuh Panji, ikut kesel aku thor

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Malam
2 Perjuangan
3 Marah
4 Kesal
5 Error
6 Nebeng
7 Jodoh
8 Minta Maaf
9 Salam Kenal
10 Lift
11 Bingung
12 Bahu
13 Mengarang
14 Seribu persen
15 Lounge
16 Tipsy
17 Madam Ji
18 Makanan Indonesia
19 Take Care
20 Laporan
21 Philosophy Sepatu
22 Terpisah
23 Tersangka
24 Jualan
25 Presentasi
26 Pelit
27 Kenyang
28 Pacar
29 Chilli Crab
30 Calon Pacar
31 Gombal
32 Sabar
33 Jewer
34 Interogasi
35 peribahasa
36 Shopping
37 Manis
38 Perkenalan
39 Haus
40 Bulan depan
41 Oke
42 Jakarta
43 Tahu gejrot fenomenal
44 Rumah
45 Isi hati
46 Jemput
47 Konvoi
48 Move On
49 Pantry
50 Manila
51 Calon istri
52 Rumput Laut
53 Peluk
54 Launching
55 Tidak Nyaman
56 Warisan
57 Raja Gombal
58 Insecure
59 Jujur
60 Sabar
61 Bahaya
62 Jaga Jarak
63 Tarik Ulur
64 Konsentrasi
65 Restu
66 Lamar
67 Dijemput
68 Persiapan
69 Janji
70 Mengaku
71 Mama
72 Opa
73 Magda
74 Taruhan-taruhan
75 Tanggung
76 Cincin
77 Sah
78 Emas Kawin
79 Pepet
80 Keenakan
81 Capek
82 Penasaran
83 Calon menantu
84 Tantri
85 Cinlok
86 Over Acting
87 Semoga
88 Discount
89 Double Date
90 Seriosa
91 Klik
92 Akrab
93 Mantan
94 Lentur
95 Paket
96 Milan
97 Makan Malam
98 Jual Mahal
99 Bapak-bapak
100 Jujur
101 Sibuk
102 Repot
103 Kurang Ajar
104 Aki-aki
105 Serius
106 Diet
107 Sayang
108 Catering
109 Lapar
110 Balsem
111 Manja
112 Nyetrika
113 Khawatir
114 Enjoy
115 Telepon
116 Bahasa
117 Oma
118 Janji Bima
119 Tidak Siap
120 Sarapan
121 Besuk
122 Kiss
123 Patungan
124 Clear
125 Menghayal
126 Sedih
127 Sabar
128 Kabar Gembira
129 Maaf
130 Tidak Bisa Marah
131 waswas
132 Cair
133 susah dihubungi
134 Duh
135 Ballroom
136 Ugal-ugalan
137 50.000 Dinar
138 100%
139 Ehem-ehem
140 Haru
141 Italy
142 Ada maunya
143 Om Winner
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pulang Malam
2
Perjuangan
3
Marah
4
Kesal
5
Error
6
Nebeng
7
Jodoh
8
Minta Maaf
9
Salam Kenal
10
Lift
11
Bingung
12
Bahu
13
Mengarang
14
Seribu persen
15
Lounge
16
Tipsy
17
Madam Ji
18
Makanan Indonesia
19
Take Care
20
Laporan
21
Philosophy Sepatu
22
Terpisah
23
Tersangka
24
Jualan
25
Presentasi
26
Pelit
27
Kenyang
28
Pacar
29
Chilli Crab
30
Calon Pacar
31
Gombal
32
Sabar
33
Jewer
34
Interogasi
35
peribahasa
36
Shopping
37
Manis
38
Perkenalan
39
Haus
40
Bulan depan
41
Oke
42
Jakarta
43
Tahu gejrot fenomenal
44
Rumah
45
Isi hati
46
Jemput
47
Konvoi
48
Move On
49
Pantry
50
Manila
51
Calon istri
52
Rumput Laut
53
Peluk
54
Launching
55
Tidak Nyaman
56
Warisan
57
Raja Gombal
58
Insecure
59
Jujur
60
Sabar
61
Bahaya
62
Jaga Jarak
63
Tarik Ulur
64
Konsentrasi
65
Restu
66
Lamar
67
Dijemput
68
Persiapan
69
Janji
70
Mengaku
71
Mama
72
Opa
73
Magda
74
Taruhan-taruhan
75
Tanggung
76
Cincin
77
Sah
78
Emas Kawin
79
Pepet
80
Keenakan
81
Capek
82
Penasaran
83
Calon menantu
84
Tantri
85
Cinlok
86
Over Acting
87
Semoga
88
Discount
89
Double Date
90
Seriosa
91
Klik
92
Akrab
93
Mantan
94
Lentur
95
Paket
96
Milan
97
Makan Malam
98
Jual Mahal
99
Bapak-bapak
100
Jujur
101
Sibuk
102
Repot
103
Kurang Ajar
104
Aki-aki
105
Serius
106
Diet
107
Sayang
108
Catering
109
Lapar
110
Balsem
111
Manja
112
Nyetrika
113
Khawatir
114
Enjoy
115
Telepon
116
Bahasa
117
Oma
118
Janji Bima
119
Tidak Siap
120
Sarapan
121
Besuk
122
Kiss
123
Patungan
124
Clear
125
Menghayal
126
Sedih
127
Sabar
128
Kabar Gembira
129
Maaf
130
Tidak Bisa Marah
131
waswas
132
Cair
133
susah dihubungi
134
Duh
135
Ballroom
136
Ugal-ugalan
137
50.000 Dinar
138
100%
139
Ehem-ehem
140
Haru
141
Italy
142
Ada maunya
143
Om Winner

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!