Error

Walau sudah ditinggal Panji sendiri, Belin tak lantas kembali Ke ruangan ketika selesai makan, moodnya sedang tidak baik, Belin tenangkan diri dulu di restaurant.

Langsung saja Belin meminta Bima agar hampiri dirinya di restaurant dekat kantor ketika Bima hubungi saat antar makan siang untuk Belin, lebih baik ngobrol sama Bima dari pada kusut saat di kantor nanti, lagi pula pekerjaan Belin tidak begitu banyak, Ia kesal karena ingat Panji yang semaunya saja.

"Mana temanmu, kok sendiri?" tanya Bima.

"Sudah pergi." jawab Belin apa adanya.

"Mau minum apa?" tanya Belin kemudian.

"Kenyang gue." jawab Bima.

"Temani aku ngobrol." pinta Belin.

"Ish tadi diajak ke Warung Elite tidak mau." Bima bersungut.

"Tadi aku kan sibuk, sekarang sudah santai. Mana yang lain suruh kesini saja." kata Belin pada Bima.

"Kerja woi, memangnya masih sekolah bisa bolos seenaknya." Bima terkekeh.

"Nanti saja ke kantornya Bim, aku malas diruangan." Belin membujuk Bima.

"Kenapa kakak seperti menggalau." Bima terkekeh.

"Bodo ah Bima, di rumah Ayah dan Nami marah terus, disini punya teman menyebalkan." keluh Belin.

"Teman yang mana yang menyebalkan? Panji?" Bima terkikik geli.

"Ish kenapa bawa-bawa Panji sih." Belin bersungut, sementara Bima masih tertawa.

"Panji tuh tadi gue ketemu lagi sama cewek, masih naksir sama Panji?" tanya Bima langsung tembak saja. Balen melihat sekeliling takut ada yang dengar.

"Naksir sampai bego." jawab Belin terkekeh.

"Makanya jangan mau di bego-begoin." kata Bima.

"Salahnya aku sih belum bisa pindah ke lain hati." kata Belin mendesah.

"Penasaran saja mungkin, mending sama Alex deh." kata Bima jujur lebih suka Belin sama Alex keponakan Ayah Leyi.

"Aduh masih saudara deh sama Bang Alex." Belin gelengkan kepalanya.

"Kak Kia saja nikah sama Om kita." kata Bima ingatkan Kia.

"Iya sih, tapi gue jangan deh. Lagian lucu Bang Alex kan dulu comblangin gue sama Panji." kata Belin tertawa.

"Sis cuma dikenalkan kali bukan dijodohkan, elu yang minta Bang Alex kenalkan juga waktu itu."

"Iya Bim, Iya. Makanya kan aku yang salah." kata Belin.

"Terus kan sudah tahu salah masih mau pertahankan?" tanya Bima.

"Iya dong kan cinta butuh pengorbanan." Jawab Belin tersenyum.

"Beneran stupid girl." Bima gelengkan kepalanya.

"Sialan." Belin melempar garpu kecil ke arah Bima.

"Beneran stupid." ulang Bima lagi.

"Sana deh kembali Ke kantor." kata Belin karena Bima bilang dia stupid.

"Ya mending gue balik kantor dari pada emosional menyebabkan darah tinggi." kata Bima bikin Belin terkekeh.

"Oke darling, kalau sudah insyaf baru ajak Abang nongkrong." kata Bima tengil.

"Idih..." Belin tertawa.

"Kalau masih stupid tidak mau dengar keluh kesah, kalau kesal telan saja sendiri. Hati-hati sakit lever lo" kata Bima lagi.

"Sialan Bima, sumpahin gue sakit." Beli. bersungut.

"Kalau mau sehat harus happy lah." kata Bima berdiri, "Makanan tadi gue titip satpam. Di makan ya biar tidak error servernya." Bima mengacak anak rambut Belin.

"Otak gue error maksudnya ya?" tanya Belin.

"Nah itu pintar." Bima tertawa.

"Ok ya gue balik kantor." pamit Bima pada Belin.

"Bima, bareng ke lobby." pinta Belin.

"Ayo, makan bayar dulu dong, jangan sampai lagi jalan ada yang colek bilang belum bayar." Bima ingatkan Belin.

"Sudah sayang." jawab Belin sok mesra. Bima tertawa, mereka berjalan bersama ke lobby sambil bersenda gurau, Bima gunakan supir kantor jadi harus menunggu di jemput di Lobby juga.

"Nanti jangan lupa dimakan ya biar tidak egob." kata Bima kembali mengacak anak rambut Belin saat mereka berpisah di lobby.

"Asyeem nih Bima." Belin menepuk perut Bima yang rata.

"Tuh supirmu Bim." tunjuk Belin saat melihat mobil Bima datang.

"Oke darling, ingat hati dibikin senang biar sehat, kamu buruk rupa kalau kusut mukanya." kata Bima setelah naik ke Mobil, kalimat awal Manis bilang darling setelahnya bilang buruk rupa, begitulah Bima.

"Iya jelek." balas Belin sambil lambaikan tangannya pada Bima, lumayan bertemu Bima sebentar bisa obati rasa kesalnya pada Panji.

Belin berjalan menuju lift setelah mengambil titipan Bima pada receptionist. Sambil bersenandung Belin masuki lift.

"Ngapain Bima?" tiba-tiba Panji sudah ada di samping Belin. Mereka hanya berdua di dalam lift.

"Loh kamu sudah selesai sama Mirna?" tanya Belin.

"Sudah. Bima ngapain? mesra betul kalian." Panji terdengar sinis, lupa kalau dia tadi sama Mirna juga mesra.

"Ini antar makan siang." Belin tunjukan box makanan di tangannya.

"Buang!" perintah Panji pada Belin.

"Ngaco, sayang lah dibuang, mending buat makan sore." jawab Belin.

"Aaah, Panji. Kamu gila ya?" teriak Belin saat Panji merampas makanan ditangannya lalu membuangnya dilantai.

"Kan aku sudah bilang aku tidak suka kamu dekat sama Bima." omel Panji pada Belin.

"Kita bukan pacar loh, kamu saja sama Mirna juga mesra tadi." kata Belin mengambil kembali box makanan yang Bima bawa, untung saja terbungkus rapi hingga bececeran.

"Memang, tidak akan pernah jadi pacar, tapi aku tidak suka kamu sama cowok lain. Awas saja kalau aku lihat lagi." kata Panji dengan emosi.

"Kamu kenapa sih? Maunya apa?" tanya Belin dengan suara tertahan. Belum Panji menjawab, lift sudah tiba dilantai yang Belin tuju, mau tidak mau Belin harus keluar dari lift.

"Nanti pulang sama aku." kata Panji sebelum pintu lift tertutup.

"Aku dijemput Billian." jawab Belin masih menahan kesal.

"Bukan Bima kan?" Belin berdecak lalu tinggalkan Panji dengan pintu lift yang masih terbuka. Tidak mau jadikan pacar tapi bikin Belin tersiksa. Maunya apa coba? Belin mengumpat dalam hati. Duh Tuhan tapi cinta bagaimana dong? masih bicara dalam hati.

"Bawa apa?" tanya Michael teman seruangan Belin.

"Apa ya belum tahu isinya, tadi dibawakan Bima." jawab Belin, Michael sudah kenal dengan geng rusuh.

"Uh so sweet, makan berdua gue dong biar tambah sweet." pandangi box dengan wajah mupeng.

"Hahhaa belum makan siang kah?" tanya Belin.

"Belum kenyang." jawab Michael, beli. tertawa sambil kode dengan tangannya mengajak Michael masuk ke ruangan.

"Mari kita makan." kata Belin sambil membuka box makanan dari Bima.

"Tapi tadi jatuh di lift nih box semoga tidak amburadul." kata Belin sedikit khawatir makanannya berantakan.

"Tidak masalah, masih tertutup rapi tidak akan mengurangi cita rasa." kata Michael maklum. Benar saja walau sedikit tidak indah dipandang mata makanan masih terasa nikmat saat mereka makan bersama, satu box berdua.

"Mauuuu." datang lagi satu lagi Pingkan bagian lain yang suka mampir ke ruangan Belin untuk meminta makanan. Jadilah kemudian mereka makan satu box bertiga. Walaupun asik makan dan bercanda bersama Michael dan Pingkan, tetap saja pikiran Belin pada Panji.

"

Terpopuler

Comments

Umniyati Yahya

Umniyati Yahya

lanjut thor masih penasaran dngn cerita belin

2022-08-27

1

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor belin sadar dong jangan mau sama panji

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Malam
2 Perjuangan
3 Marah
4 Kesal
5 Error
6 Nebeng
7 Jodoh
8 Minta Maaf
9 Salam Kenal
10 Lift
11 Bingung
12 Bahu
13 Mengarang
14 Seribu persen
15 Lounge
16 Tipsy
17 Madam Ji
18 Makanan Indonesia
19 Take Care
20 Laporan
21 Philosophy Sepatu
22 Terpisah
23 Tersangka
24 Jualan
25 Presentasi
26 Pelit
27 Kenyang
28 Pacar
29 Chilli Crab
30 Calon Pacar
31 Gombal
32 Sabar
33 Jewer
34 Interogasi
35 peribahasa
36 Shopping
37 Manis
38 Perkenalan
39 Haus
40 Bulan depan
41 Oke
42 Jakarta
43 Tahu gejrot fenomenal
44 Rumah
45 Isi hati
46 Jemput
47 Konvoi
48 Move On
49 Pantry
50 Manila
51 Calon istri
52 Rumput Laut
53 Peluk
54 Launching
55 Tidak Nyaman
56 Warisan
57 Raja Gombal
58 Insecure
59 Jujur
60 Sabar
61 Bahaya
62 Jaga Jarak
63 Tarik Ulur
64 Konsentrasi
65 Restu
66 Lamar
67 Dijemput
68 Persiapan
69 Janji
70 Mengaku
71 Mama
72 Opa
73 Magda
74 Taruhan-taruhan
75 Tanggung
76 Cincin
77 Sah
78 Emas Kawin
79 Pepet
80 Keenakan
81 Capek
82 Penasaran
83 Calon menantu
84 Tantri
85 Cinlok
86 Over Acting
87 Semoga
88 Discount
89 Double Date
90 Seriosa
91 Klik
92 Akrab
93 Mantan
94 Lentur
95 Paket
96 Milan
97 Makan Malam
98 Jual Mahal
99 Bapak-bapak
100 Jujur
101 Sibuk
102 Repot
103 Kurang Ajar
104 Aki-aki
105 Serius
106 Diet
107 Sayang
108 Catering
109 Lapar
110 Balsem
111 Manja
112 Nyetrika
113 Khawatir
114 Enjoy
115 Telepon
116 Bahasa
117 Oma
118 Janji Bima
119 Tidak Siap
120 Sarapan
121 Besuk
122 Kiss
123 Patungan
124 Clear
125 Menghayal
126 Sedih
127 Sabar
128 Kabar Gembira
129 Maaf
130 Tidak Bisa Marah
131 waswas
132 Cair
133 susah dihubungi
134 Duh
135 Ballroom
136 Ugal-ugalan
137 50.000 Dinar
138 100%
139 Ehem-ehem
140 Haru
141 Italy
142 Ada maunya
143 Om Winner
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pulang Malam
2
Perjuangan
3
Marah
4
Kesal
5
Error
6
Nebeng
7
Jodoh
8
Minta Maaf
9
Salam Kenal
10
Lift
11
Bingung
12
Bahu
13
Mengarang
14
Seribu persen
15
Lounge
16
Tipsy
17
Madam Ji
18
Makanan Indonesia
19
Take Care
20
Laporan
21
Philosophy Sepatu
22
Terpisah
23
Tersangka
24
Jualan
25
Presentasi
26
Pelit
27
Kenyang
28
Pacar
29
Chilli Crab
30
Calon Pacar
31
Gombal
32
Sabar
33
Jewer
34
Interogasi
35
peribahasa
36
Shopping
37
Manis
38
Perkenalan
39
Haus
40
Bulan depan
41
Oke
42
Jakarta
43
Tahu gejrot fenomenal
44
Rumah
45
Isi hati
46
Jemput
47
Konvoi
48
Move On
49
Pantry
50
Manila
51
Calon istri
52
Rumput Laut
53
Peluk
54
Launching
55
Tidak Nyaman
56
Warisan
57
Raja Gombal
58
Insecure
59
Jujur
60
Sabar
61
Bahaya
62
Jaga Jarak
63
Tarik Ulur
64
Konsentrasi
65
Restu
66
Lamar
67
Dijemput
68
Persiapan
69
Janji
70
Mengaku
71
Mama
72
Opa
73
Magda
74
Taruhan-taruhan
75
Tanggung
76
Cincin
77
Sah
78
Emas Kawin
79
Pepet
80
Keenakan
81
Capek
82
Penasaran
83
Calon menantu
84
Tantri
85
Cinlok
86
Over Acting
87
Semoga
88
Discount
89
Double Date
90
Seriosa
91
Klik
92
Akrab
93
Mantan
94
Lentur
95
Paket
96
Milan
97
Makan Malam
98
Jual Mahal
99
Bapak-bapak
100
Jujur
101
Sibuk
102
Repot
103
Kurang Ajar
104
Aki-aki
105
Serius
106
Diet
107
Sayang
108
Catering
109
Lapar
110
Balsem
111
Manja
112
Nyetrika
113
Khawatir
114
Enjoy
115
Telepon
116
Bahasa
117
Oma
118
Janji Bima
119
Tidak Siap
120
Sarapan
121
Besuk
122
Kiss
123
Patungan
124
Clear
125
Menghayal
126
Sedih
127
Sabar
128
Kabar Gembira
129
Maaf
130
Tidak Bisa Marah
131
waswas
132
Cair
133
susah dihubungi
134
Duh
135
Ballroom
136
Ugal-ugalan
137
50.000 Dinar
138
100%
139
Ehem-ehem
140
Haru
141
Italy
142
Ada maunya
143
Om Winner

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!