Marah

Panji memang kadang menyebalkan, egois, kaku, tidak punya perasaan, kasar, rentetan sifat negatif Panji sudah terpampang nyata, tapi entah kenapa Belin masih saja berharap Panji yang akan jadi suaminya nanti. Sekarang Ayah dan Nami jelas-jelas menyatakan ketidak sukaannya pada Panji.

Belin sampai rumah pukul satu kurang, sedikit lebih cepat dari yang Panji bilang, tapi tetap saja sudah jauh diatas janjinya pada Ayah, Belin janji pulang pukul sebelas. Belin masuk ke dalam rumah dengan perasaan takut-takut. Belin yakin, Ayah pasti menunggu. Benar saja pada saat Belin masuk rumah lampu tiba-tiba saja menyala. Tampak Ayah duduk ditemani Billian.

"Keterlaluan kamu Beyin." desis Larry sambil gelengkan kepalanya.

"Maaf Ayah, acaranya baru selesai jam dua belas malam." jawab Belin jelaskan pada Ayah.

"Itu acara kantor kamu?" tanya Larry dengan wajah menahan kesal.

"Bukan, itu acara kantor Panji." jawab Belin jujur.

"Penting betul sampai kamu harus ikuti acara itu sampai selesai? kamu panitia?" Ayah pojokkan Belin.

"Maaf Ayah." Belin hanya bisa bilang maaf.

"Yang kemarin juga kamu minta maaf, nyatanya kamu ulangi lagi. Kamu benar-benar berubah sejak dekat sama Panji ya Belina. Bahkan Nami saja kamu abaikan. Mau jadi apa kamu?" Larry benar-benar marah, Belin melirik adiknya minta bantuan tapi ternyata Billian juga memandang Belin dengan rasa kecewa. Sedih sekali rasanya Belina tidak mendapat dukungan dari keluarganya dekat dengan Panji.

"Mulai sekarang kamu jauhi Panji atau kamu minta Panji menghadap Ayah untuk melamar kamu, kalau kamu sudah menikah dengan dia kamu bebas, Ayah tidak akan pusing urusi kamu lagi." kata Larry pada Belin.

"Ayah, Beyin hanya berteman dengan Panji, kami tidak ada hubungan apapun." jawab Belin jujur.

"Ooh mau saja kamu berteman tapi dibawa terus sampai pulang larut malam, apa tanggapan orang tentang kamu Beyin. Kamu takut tidak dapat jodoh, tapi kalau hubungan kamu dengan Panji tidak jelas seperti ini dan kamu terus menempel dengan Panji, jodohmu pun takut dekati kamu." ucapan Larry terasa menusuk di hati Belin, Ayah tidak pernah semarah ini. Mungkin karena Belin baru pertama kali dekat dengan pria selain keluarga, begini rasanya hubungan yang tidak direstui oleh orang tua.

Belin hanya bisa menangis, tidak lagi membela diri. Selama ini Ayah dan Nami selalu manjakan Belina, tapi sekarang Ayah dan Nami terus saja marah, membuat Belin tidak betah di rumah kalau begini caranya. Tidak ada lagi suasana hangat di rumah kalau begini. Billian yang biasanya ajak Belin bercanda pun seperti berpihak kepada Ayah, walaupun dari tadi tidak keluarkan suaranya.

"Tidur lah besok kamu harus ke kantor." kata Larry pada Belina.

"Iya Ayah." Biasanya Ayah selalu berikan pelukan sebelum tidur, tapi sekarang Ayah tidak ulurkan tangannya. Belin juga tidak hampiri Ayah untuk memeluknya, ia langsung beranjak menuju ke kamarnya.

"Beyin..." Larry ulurkan tangannya, Belin langsung tersenyum lega, Ayah masih mau memeluk Belin.

"Maafkan Beyin Ayah." kata Belin sambil terisak.

"Iya Ayah maafkan kali ini, tapi selanjutnya seperti yang Ayah bilang tadi, jauhi Panji atau minta dia melamar kamu." kata Larry mengulang kalimatnya. Belin menganggukkan kepalanya.

"Ayah tidak mau anak Ayah dibawa-bawa sampai larut malam, sementara orang yang membawamu tidak pernah turun untuk tampakkan wajahnya pada keluarga kamu." sambung Larry.

"Iya Ayah."

"Jangan terkesan murahan sayang, walaupun Ayah tahu kamu tidak melewati batasanmu." kata Larry lagi, Belin anggukan kepalanya sambil menghapus sisa air matanya. Nami tidak tunjukkan wajahnya sepertinya menghindari keributan di malam hari dengan Belin.

"Kamu juga sebagai laki-laki, jangan seperti Panji, Billian." Larry ingatkan bungsunya.

"Iya Ayah." Billian tersenyum pada Larry. Semua anak-anaknya sebelumnya sangat manis dan penurut, entah kenapa Belin sebulan ini tampak berubah jauh, Larry dan Rumi betul-betul khawatir.

"Beyin..." baru juga lemparkan tasnya di nakal, terdengar suara Billian mengetuk kamar Belin.

"Ya..." belum membuka pintu kamarnya.

"Boleh ngobrol sebentar?" tanya Billian pada Kakaknya. Belin tinggalkan Billian duduk di sofa kamar, biarkan adiknya masuk.

"Elu beneran naksir Panji rupanya." Billian terkekeh.

"Nah itu tahu." jawab Belin.

"Boleh-boleh saja naksir tapi jangan bodoh." kata Billian bikin Belin mengkerut.

"Panji sudah punya pacar kata Bang Alex." Billian beritahukan Belin.

"Masa?"

"Nah elu dekat sebulan ini tidak pernah tanya dia punya pacar atau belum?" tanya Billian.

"Kalau punya pacar mana mungkin ajak gue ke acara kantornya, itu acara resmi loh, harusnya dia ajak saja pacarnya." jawab Belin.

"Terserah deh yang penting gue sudah kasih tahu, khawatir elu patah hati." jawab Billian menepuk bahu Kakaknya.

"Kenapa sih kalian tidak suka Panji?" tanya Belin.

"Karena dia tidak bisa bikin elu happy." jawab Billian.

"Sok tahu, gue happy banget bisa jalan sama dia, Temani dia seperti sekarang." jawab Belin tersenyum.

"Elu cuma dijadikan partner pesta tapi berani bikin Ayah dan Nami khawatir." desis Billian bikin Belin terdiam.

"Pintar dikit lah. Sudah lihat contoh Ante Baen sama Kak Kia kan. Mereka dapat suami yang bikin mereka happy. Harusnya elu juga cari yang begitu." lanjut Billian.

"Jangan banding-bandingkan dong Billian. Semua rejekinya beda-beda. Panji memang karyawan biasa tapi gue yakin dia bisa bikin gue happy."

"Dia bikin elu selalu senyum dan tertawa atau lebih sering bikin elu menangis?" tanya Billian.

"Gue nangis karena Ayah sama Nami selalu marah-marah." jawab Belin.

"Sudah tahu kan marahnya karena apa?"

"Iya tahu karena tidak suka sama Panji." jawab Belin.

"Jangan karena Panji bukan orang kaya dong jadi tidak disukai." keluh Belin.

"Ayah sama Nami tidak begitu, Beyin. Kalau dia sopan pasti Ayah tidak akan begini."

"Mending lu keluar deh, gue capek." Belin mengusir Billian keluar kamarnya.

"Up to you lah, yang penting gue sudah ingatkan. Nanti jangan nangis-nangis datang ke gue ya." sungut Billian segera keluar dari kamar Belin, Kakaknya lagi cinta-cintanya mana bisa di kasih tahu. Tapi Billian dan geng rusuh selalu cari info tentang Panji. Demi kebahagiaan Kakaknya Belina. Billian tidak rela kalau Panji bikin Kakaknya sakit. Selama ini geng rusuh selalu menjaga Belin, Kia dan Balen. Sekarang tugas mereka hanya menjaga Belin tapi rasanya kok lebih sulit dari pada saat menjaga Belin dan Kia bersamaan.

Sepeninggalan Billian, Belin kembali menangis, kenapa susah sekali memperjuangkan cintanya. Apa pantas Panji diperjuangkan? Belin jadi bertanya-tanya. Setelah lelah menangis dan berpikir, Belin pun tertidur dengan pulasnya hingga pagi hari.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu belin sadar dong masih banyak cowok yang baik inget restu org tua tuh penting yg buat kamu heppy

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Malam
2 Perjuangan
3 Marah
4 Kesal
5 Error
6 Nebeng
7 Jodoh
8 Minta Maaf
9 Salam Kenal
10 Lift
11 Bingung
12 Bahu
13 Mengarang
14 Seribu persen
15 Lounge
16 Tipsy
17 Madam Ji
18 Makanan Indonesia
19 Take Care
20 Laporan
21 Philosophy Sepatu
22 Terpisah
23 Tersangka
24 Jualan
25 Presentasi
26 Pelit
27 Kenyang
28 Pacar
29 Chilli Crab
30 Calon Pacar
31 Gombal
32 Sabar
33 Jewer
34 Interogasi
35 peribahasa
36 Shopping
37 Manis
38 Perkenalan
39 Haus
40 Bulan depan
41 Oke
42 Jakarta
43 Tahu gejrot fenomenal
44 Rumah
45 Isi hati
46 Jemput
47 Konvoi
48 Move On
49 Pantry
50 Manila
51 Calon istri
52 Rumput Laut
53 Peluk
54 Launching
55 Tidak Nyaman
56 Warisan
57 Raja Gombal
58 Insecure
59 Jujur
60 Sabar
61 Bahaya
62 Jaga Jarak
63 Tarik Ulur
64 Konsentrasi
65 Restu
66 Lamar
67 Dijemput
68 Persiapan
69 Janji
70 Mengaku
71 Mama
72 Opa
73 Magda
74 Taruhan-taruhan
75 Tanggung
76 Cincin
77 Sah
78 Emas Kawin
79 Pepet
80 Keenakan
81 Capek
82 Penasaran
83 Calon menantu
84 Tantri
85 Cinlok
86 Over Acting
87 Semoga
88 Discount
89 Double Date
90 Seriosa
91 Klik
92 Akrab
93 Mantan
94 Lentur
95 Paket
96 Milan
97 Makan Malam
98 Jual Mahal
99 Bapak-bapak
100 Jujur
101 Sibuk
102 Repot
103 Kurang Ajar
104 Aki-aki
105 Serius
106 Diet
107 Sayang
108 Catering
109 Lapar
110 Balsem
111 Manja
112 Nyetrika
113 Khawatir
114 Enjoy
115 Telepon
116 Bahasa
117 Oma
118 Janji Bima
119 Tidak Siap
120 Sarapan
121 Besuk
122 Kiss
123 Patungan
124 Clear
125 Menghayal
126 Sedih
127 Sabar
128 Kabar Gembira
129 Maaf
130 Tidak Bisa Marah
131 waswas
132 Cair
133 susah dihubungi
134 Duh
135 Ballroom
136 Ugal-ugalan
137 50.000 Dinar
138 100%
139 Ehem-ehem
140 Haru
141 Italy
142 Ada maunya
143 Om Winner
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pulang Malam
2
Perjuangan
3
Marah
4
Kesal
5
Error
6
Nebeng
7
Jodoh
8
Minta Maaf
9
Salam Kenal
10
Lift
11
Bingung
12
Bahu
13
Mengarang
14
Seribu persen
15
Lounge
16
Tipsy
17
Madam Ji
18
Makanan Indonesia
19
Take Care
20
Laporan
21
Philosophy Sepatu
22
Terpisah
23
Tersangka
24
Jualan
25
Presentasi
26
Pelit
27
Kenyang
28
Pacar
29
Chilli Crab
30
Calon Pacar
31
Gombal
32
Sabar
33
Jewer
34
Interogasi
35
peribahasa
36
Shopping
37
Manis
38
Perkenalan
39
Haus
40
Bulan depan
41
Oke
42
Jakarta
43
Tahu gejrot fenomenal
44
Rumah
45
Isi hati
46
Jemput
47
Konvoi
48
Move On
49
Pantry
50
Manila
51
Calon istri
52
Rumput Laut
53
Peluk
54
Launching
55
Tidak Nyaman
56
Warisan
57
Raja Gombal
58
Insecure
59
Jujur
60
Sabar
61
Bahaya
62
Jaga Jarak
63
Tarik Ulur
64
Konsentrasi
65
Restu
66
Lamar
67
Dijemput
68
Persiapan
69
Janji
70
Mengaku
71
Mama
72
Opa
73
Magda
74
Taruhan-taruhan
75
Tanggung
76
Cincin
77
Sah
78
Emas Kawin
79
Pepet
80
Keenakan
81
Capek
82
Penasaran
83
Calon menantu
84
Tantri
85
Cinlok
86
Over Acting
87
Semoga
88
Discount
89
Double Date
90
Seriosa
91
Klik
92
Akrab
93
Mantan
94
Lentur
95
Paket
96
Milan
97
Makan Malam
98
Jual Mahal
99
Bapak-bapak
100
Jujur
101
Sibuk
102
Repot
103
Kurang Ajar
104
Aki-aki
105
Serius
106
Diet
107
Sayang
108
Catering
109
Lapar
110
Balsem
111
Manja
112
Nyetrika
113
Khawatir
114
Enjoy
115
Telepon
116
Bahasa
117
Oma
118
Janji Bima
119
Tidak Siap
120
Sarapan
121
Besuk
122
Kiss
123
Patungan
124
Clear
125
Menghayal
126
Sedih
127
Sabar
128
Kabar Gembira
129
Maaf
130
Tidak Bisa Marah
131
waswas
132
Cair
133
susah dihubungi
134
Duh
135
Ballroom
136
Ugal-ugalan
137
50.000 Dinar
138
100%
139
Ehem-ehem
140
Haru
141
Italy
142
Ada maunya
143
Om Winner

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!