Menggapai Harapan
"Clara sama Kak Cindy pamit ya Pak, Bu," ujar Clara dengan air mata berlinang.
"Doain kita di sana segera dapat pekerjaan, biar bisa segera mengirim uang untuk Ibu dan adik-adik," sahut Cindy tak kalah sedih.
Bu Dina dan Pak Jarwo segera merangkul keduanya, mereka terharu mendengar keputusan kedua putrinya untuk merantau ke Kota Surabaya. Pasalnya itu mereka lakukan, untuk membantu perekonomian keluarga yang saat itu tengah sulit. Pak Jarwo selalu gagal dengan bisnisnya, sedangkan Bu Dina hanya mengandalkan hidup dari toko kelontong kecil miliknya, untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga.
"Hati-hati di kota orang, Nak! Jaga diri baik-baik ya," kata Bu Dina, tidak dapat membendung air matanya lagi.
Mereka melepas kepergian kedua putrinya dengan kesedihan mendalam. Keduanya baru saja setahun lalu lulus SMP, dan tidak melanjutkan ke SMA karena tidak ada biaya, tentu ini membuat orang tua mereka kuatir untuk berpisah. Beruntung Jhony, yang merupakan teman kedua gadis itu sejak kecil, berhasil meyakinkan kedua orang tua mereka.
"Kalian harus semangat ya, kita tidak akan pulang sebelum sukses!" ujar Jhony pada Clara dan Cindy ketika di dalam bus, perjalanan menuju Surabaya.
"Kita akan tinggal di mana ini Jhon?" tanya Cindy memecah kesunyian.
"Tenang, Kita tinggal di rumah temanku yang pernah aku ceritain dulu, sembari cari kerja, kalau sudah dapat uang, baru kita kos." kata Jhony dengan tenang, menjawab kekuatiran Cindy.
Mereka bertiga adalah teman semenjak kecil, suka duka selalu di lewatkan bersama. Keluarga mereka bertetangga di Desa, bahkan hubungan mereka sudah seperti saudara kandung. Cindy adalah anak pertama Bu Dina dan Pak Jarwo, sedangkan Clara anak kedua mereka. Mereka masih mempunyai dua orang adik yang masih sekolah. Selalu akur, hampir tidak pernah bertengkar, begitulah hubungan mereka.
Rumah Jhony berada tepat di belakang rumah Pak Jarwo. Jhony adalah anak semata wayang Pak Dayat dan Bu Tini.
Cindy baru berusia 15 tahun saat ini, sedangkan Cindy sudah 18 tahun. Cindy terlambat masuk sekolah dan pernah tinggal kelas sehingga lulus sekolah berbarengan dengan Clara. Kalau Jhony adalah lulusan SMA tahun ini, 1995. Usia mereka yang tidak terpaut jauh, membuat mereka memahami satu sama lain.
"Aku harus bekerja keras, apapun akan aku lakukan, demi mendapatkan banyak uang, yang penting halal!" Clara bicara sendiri agak keras, membuat Jhony dan Cindy yang setengah mengantuk langsung tersadar.
"Ia, kita bertiga harus sukses, bukankah mimpi dan harapan kita sama, menaikkan derajat keluarga kita untuk membungkam mulut orang-orang yang sudah meremehkan kita," kat Jhony menimpali
"Amin, semoga yang kita harapkan menjadi kenyataan," sahut Cindy sambil menengadahkan kedua tangan.
"Amin," mereka kompak bersahutan.
Bagi mereka bertiga, ini pertama kalinya mereka pergi jauh dari rumah, tanpa keluarga dan tanpa uang yang cukup tentunya. Lahir dalam keluarga yang serba kekurangan, membuat mereka lebih dewasa dari usianya. Dimana anak sebaya mereka masih mementingkan pendidikan dan bermain, mereka sudah berpikir keras untuk membantu orang tuanya mencari uang.
"Duh capek banget, Alhamdulillah akhirnya sampai juga," kata Clara, sambil menggeliatkan badannya, turun dari bus. 5 jam perjalanan membuat badan mereka terasa letih, walaupun semua dapat tempat duduk, namun ini adalah perjalanan terpanjang selama mereka hidup. Apalagi mereka hanya mampu naik bus ekonomi, yang bisa dibayangkan penuh dan baunya bagaimana.
Mereka tidak pernah berfikir akan kerasnya hidup yang nanti akan di jalani, beraneka ragam sifat baik manusia beserta ketamakannya. Yang terlintas dalam benak mereka, hanyalah bagaimana caranya membuat keluarga mereka bahagia, itu saja.
"Kita masih harus naik angkutan ke tempat Yanuar, baru setelah itu kita bisa istirahat, sabar ya teman-teman," terdengar Jhony menyemangati mereka, walau dari suaranya kelihatan sekali dia juga sangat lelah.
"Apa kamu sudah ngasih kabar dia? Jangan sampai dia jantungan tiba-tiba melihat Kita datang," gurau Cindy setengah menahan senyum.
"Tenang saja, khan ada Dokter Jhony di sini, Dokter segala macam penyakit, hahahaha..." kelakar Jhony sambil memegang perutnya yang sedikit kram, karena terlalu bersemangat tertawa.
"Wah kalau Kita sakit Kanker alias kantong kering, boleh dong berobat ke Dokter Jhony juga..." sahut Clara sambil melirik manja ke arah Jhony.
"Apa sih yang enggak buat kamu say," ujar Jhony mengedip-ngedipkan matanya ke arah Clara, membuat mereka semakin terbahak-bahak.
Bercanda seperti ini sudah biasa bagi mereka, tidak ada perasaan suka seperti layaknya pria dan wanita, tetapi murni rasa sayang sahabat.
Setengah jam kemudian mereka telah sampai di rumah Yanuar. Januar mengontrak rumah, yang hanya memiliki 2 kamar, ruang tamu, dan dapur serta kamar mandi di bagian belakang. Januar dan Jhony tidur di kamar samping ruang tamu, sedangkan Cindy dan Clara menempati kamar di dekat kamar mandi.
Setelah semua membersihkan diri, mereka bergabung dengan Januar di menonton tv. Mereka berbasa-basi sebentar, sebelum akhirnya berpamitan tidur. Januar adalah teman dari sepupu Jhony di desa, Dia yang memberi informasi kepada Jhony bahwa Pabrik Sepatu tempatnya bekerja membuka lowongan kerja secara besar-besaran. Syarat ijazah minimal SMP membuat mereka segera berangkat mengadu nasib di perantauan.
"Ririn Dwi Susanti, silahkan ceritakan tentang dirimu," ucap David Sebastian, Kepala Personalia, pelan tapi berwibawa.
"Nama saya Ririn Dwi Susanti, umur 18 tahun, lulusan SMP, belum ada pengalaman kerja, tapi saya akan bekerja sebaik-baiknya jika di terima di Pabrik ini, Pak." jawab Clara penuh antusias.
Iya, memang semua data itu bukan milik Clara. Dia meminjamnya dari teman karibnya di desa. David yang tidak begitu melihat surat lamaran kerja Clara, karena sudah terpesona dengan penampilannya sejak masuk ke ruangannya, tidak tahu kalau beda orang. ijazah Clara belum di tebus dari sekolah, selain tidak ingin merepotkan orang tua, nilai akademiknya yang kurang bagus membuatnya enggan mengambil ijazahnya.
"Ok, Saya lihat kamu sangat bersemangat sekali, Saya suka itu," David melihat penampilan Clara dari ujung kaki sampai ujung rambut, sambil senyum-senyum. Clara memang terlihat manis sekali, memakai sepan hitam selutut di padu kemeja putih, rambut hitamnya yang panjang di sanggul bak pramugari. Dengan dandanannya yang natural, cocok sekali dengan kulitnya yang kuning kecoklatan, ditambah mata Belo dan hidungnya yang mancung menambah paripurna penampilannya.
"Besok kamu mulai bekerja, 3 bulan masa percobaan, kalau bagus nanti baru tanda tangan kontrak, sampai ketemu besok ya," jelas David.
"Benar Pak? Alhamdulillah... Saya akan bekerja keras, Saya janji, Pak!" Clara tidak berhenti berucap syukur, sampai tidak terasa air matanya telah menetes. Ia cepat berlalu dari ruang Personalia, tidak sabar rasanya segera memberi tahu orang tuanya di Desa.
Tanpa Clara sadar, sepasang mata coklat telah mengawasinya dari jauh, mengagumi kecantikannya yang natural, kecantikan Bunga Desa. Pemilik mata indah itu adalah Juan Hartono, salah seorang pemilik saham termuda di PT. Gemilang Nusantara tempat Clara memulai pekerjaannya besok. Juan yang memiliki tubuh proporsional bak model, mata coklat sayu, hidung mancung serta bergelimpangan harta tentu membuat semua wanita mengejarnya. Namun sikapnya yang dingin dan cuek, membuatnya membujang sampai di usianya sekarang 27 tahun, bahkan pacar pun Ia tidak punya.
"Duh siapa gadis itu," Juan menggumam. Hatinya tak karuan, tiba-tiba ada gemuruh di dadanya.
"Apakah ini yang namanya fall in love at first sight? gila... apa memang ada cinta pada pandangan pertama?" Juan tak berhenti bicara sendiri, sementara Clara sudah menghilang dari pandangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
𝓥𝓪𝓷𝓮𝓼𝓼𝓪 🦋
udah mampir kak mampir juga ya di karya ku 🤗
2023-06-14
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-03-08
0
Refnida Fitri
aku juga mampir sd favorite juga...bagi temen2 yang ingin ku hampiri dan like ayo koment aku juga biar aku tau siapa yg mhu ku hampiri .
2022-11-25
0