"Kamu kemana saja sih, kok lama banget?" tanya Cindy kepda Clara, yang baru saja datang.
"Habis dari toilet, tiba-tiba sakit perut," jawab Clara , sambil bersiap memulai pekerjaan.
Kakak beradik itu sangat rajin sekali, mereka tidak malu bertanya kepada senior, bila ada yang kurang paham. Banyak yang menyukai mereka, karena mereka sangat sopan dan baik. Meski ada beberapa pekerja yang tidak suka, karena iri, mereka tidak pernah menganggapnya musuh.
Sementara itu di ruang kerjanya, Juan telah memikirkan banyak rencana untuk mendekati Clara. Dia bahkan telah membayar seseorang, untuk menyelidiki latar belakang Clara. Sebenarnya dari awal dia curiga melihat berkas lamaran kerja Clara, yang menurutnya sedikit janggal.
"Ok, mulai hari ini kamu ikuti dia, fotonya sudah kukirim. Cari info sebanyak-banyaknya tentang gadis itu, sisa bayaranmu akan aku transfer setelah tugasmu selesai," kata Juan, mengakhiri pembicaraannya di telpon.
"Aku akan mengetahui semua tentangmu, Ririn, segera mungkin," kata Juan, dengan senyum penuh kemenangan.
Saat makan siang pun tiba, semua orang berkumpul di halaman pabrik. Telah ada panggung yang cukup besar di sana, dengan dekorasi bunga-bunga dan balon yang sangat indah. Ada Kue ulang tahun, tumpeng, dan aneka camilan dan buah, yang tertata dengan rapi. Mc (Master of Ceremony / Pemandu Acara) telah membuka acara dengan sangat meriah. Acara di awali dengan doa, kemudiaan sambutan-sambutan, dilanjutkan dengan acara yang lain. Ada tarian dan juga lagu-lagu yang dimainkan untuk menghibur semuanya.
"Ribuan kilo jarak yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki
Penuh darah penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas
Ibu
Ibu"
Terdengar sebuah lagu milik Iwan Fals yang sebenarnya sudah dirilis sejak tahun 1988, namun tak pernah lekang oleh waktu, dinyanyikan sangat apik oleh sang vokalis. Para penonton terhipnotis, bahkan di antaranya banyak yang menangis. Seketika suasana yang tadinya meriah, berubah menjadi haru. Mereka mengingat perjuangan orang tua, terutama seorang ibu, seperti lirik lagu yang dibawakan. Jhony dan sahabatnya pun seketika merindukan rumah, mereka juga turut menangis.
"Karena waktu kita terbatas, saya akan segera mengumumkan pemenang lomba kostum hari ini," ucap sang MC acara.
"Pasti pada belum tahu ya, kalau kostum yang kita kenakan ini dilombakan loh, bahkan ada hadiahnya," sambung MC itu, kemudian mendapat tepuk tangan dari semuanya.
"Dan, pemenang kostum terbaik jatuh pada..." kata MC, menggantung kata-katanya membuat semua penasaran.
"Siapa ya?" tanya MC, menambah riuh suara penonton.
"Bapak Juan Hartono dari Jajaran Direksi, serta Ririn Dwi Susanti dari Bagian Produksi, untuk pemenang dimohon naik keatas panggung untuk pemberian hadiah," kata MC, akhirnya mengumumkan pemenangnya.
Beberapa menit kemudian kedua pemenang naik ke panggung. Banyak penonton yang kagum karena keduanya sangat serasi sekali, bahkan mereka menjodoh-jodohkan keduanya, membuat kedua orang itu tersipu malu. David begitu cemburu, dia merasa harusnya dia yang bersama Clara di atas panggung itu.
Mungkin ini yang namanya jodoh, Juan memang terlihat tampan dan berwibawa dalam balutan pakaian Pilot, sedangkan Clara seolah tercipta untuk jadi Pramugarinya, yang siap terbang kemana pun Pilot membawa. Kedua insan ini saling melirik, tidak disangka secepat ini mereka bertemu lagi, setelah kejadian tabrakan di dekat toilet. Clara baru tahu, jika pria yang tadi ditabraknya adalah salah satu orang penting di pabrik.
"Kur*ang aj*r, aku harus segera mendapatkan Ririn, tidak boleh ada yang memilikinya selain aku!" ump*t David, sembari menatap ke atas panggung penuh cemburu, terlebih penonton mengompori untuk menjodoh-jodohkan Juan dan Clara. David cepat berlalu dari sana, ketika mereka difoto untuk dokumentasi pabrik.
"Selamat ya Rin, g sia-sia Kamu pakai baju robek paha ini, Kamu menang, " kata Jhony, sambil mengulurkan tangan memberi selamat. Clara tersipu malu, dia mengingat kejadian tadi pagi di mana dia sempat menolak memakai kostum ini.
"Iya, makasih ya semuanya, ini berkat kalian semua aku bisa juara, kirain hanya seru-seruan, eh ternyata ada hadiahnya," kata Clara, merasa senang, dia mendapat banyak ucapan selamat, dari kakak dan juga teman-temannya.
"Ayo buka hadiahnya ap, Ririn," kata salah seorang teman kerjanya.
"Iya, aku juga penasaran, buka dong Rin," sambung Jhony, penasaran.
"Iya, aku buka, sabar dong," kata Clara, membuat semua makin mendekat karena penasaran. Clara membuka hadiah itu dengan sangat pelan sekali, untuk membuat semua menunggu.
"Wah tas kecil, cocok buat kondangan itu, Rin," Ucap temannya yang telah melihat hadiahnya.
"Iya, lumayan itu Rin," kata Cindy menimpali.
"Alhamdulillah, makasih ya semua," ucap Clara, merasa senang.
Acara pun berakhir, mereka kembali ke pekerjaan masing-masing. David sedang memikirkan cara mendekati Clara, tiba-tiba dia ingat berkas lamaran Clara. Dia mengambil berkas itu dari lacinya, perlahan dia mulai membaca dan mengamati lamaran Clara. Tiba-tiba keningnya berkerut, sambil terus membolak-balik kertas itu.
"Sepertinya ada yang aneh? kenapa aku merasa foto-foto ini agak berbeda dengan aslinya ya? apa mungkin foto lawas ya?" tanya David, membandingkan foto dan Clara yang dia kenal.
"Ah biarlah, yang penting aku harus mendapatkannya, sepertinya Pak Juan juga menyukainya, aku harus mendahului," kata David, sambil bergegas pergi dari ruangannya.
***
"Clara, kita harus lebih berhemat ya, gajian masih lama tapi uang kita sudah menipis," kata Cindy, ketika perjalanan pulang.
"Iya Kak, apa tas hadiah tadi aku jual saja ya, buat tambah-tambah?" tanya Clara, sambil memikirkan kira-kira siapa yang mau membeli tas nya.
"Jangan dulu Clara, sayang, liat nanti saja barangkali ada rejeki. Oh iya, Jhony mau kemana kok tadi pulang duluan?" tanya Cindy
"Katanya mau ke rumah temannya, dia dapat tawaran pekerjaan yang lebih baik, makanya dia cepat-cepat kesana," jawab Clara, sesuai yang Jhony ceritakan tadi kepadanya.
"Oh, memang kerja ap?" tanya Cindy, penasaran.
"Belum sempat ngomong, tadi sudah keduluan dia dijemput," jawab Clara.
Mereka asyik berbicara sepanjang perjalanan. Tanpa sadar, orang suruhan Juan telah memantau mereka sejak tadi. Dia cukup dekat, sehingga cukup bisa menguping pembicaraan kakak beradik itu. Dia cukup yakin, bosnya akan senang dengan informasi yang akan dia berikan nanti. Selain menguping langsung, dia juga bertanya kepada teman-teman serta tetangga yang dekat dengan rumah mereka. Orang itu baru pergi, setelah semua penghuni rumah tidur. Dia merasa sudah cukup untuk hari ini, besok pagi dia akan segera membuat laporan kepada bosnya.
"Ternyata gadis itu telah menipu, padahal sepertinya dia masih lugu dan polos sekali," kata pria itu, lalu melenggang pergi meninggalkan rumah Januar.
💗💗💗 Jangan bosan bacanya ya, Kak. Ceritanya akan makin seru dan di luar dugaan, so still here... Jangan lupa komen, like, dan jadikan faforite ya Kak, terimakasih 💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Fatma ismail
wah....blum ap ap Clara udh ketahuan saja
2022-10-29
1
Zenun
Akankah suatu saat kakak adik ini bertengkar?
2022-10-20
1