1314 : A Thousand Peonies Bloom
Dahulu kala, hiduplah sepasang anak manusia yang menjalin kasih. Sang wanita adalah keturunan bangsawan, sedangkan sang lelaki adalah prajurit biasa kerajaan.
Meskipun wanita tersebut adalah keturunan bangsawan, namun ia adalah seorang ahli beladiri dan pedang. Ia belajar berpedang dengan alasan bahwa wanita juga harus bisa menjaga dirinya sendiri ketika dalam bahaya.
Suatu hari wanita itu bertemu dengan kekasihnya di tepi sungai. Mengetahui putrinya menjalin kasih dengan kalangan biasa, ayah dari wanita tersebut pun murka, dan memutuskan untuk menjodohkan putrinya agar tidak berhubungan lagi dengan kekasihnya.
Sang wanita yang mengetahui perjodohannya pun menolak dengan keras karena ia tidak ingin menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Namun ayahnya tetap memaksa. Ia mengancam bahwa jika putrinya menolak untuk dijodohkan maka kekasih putrinya itu akan ia musnahkan dari muka bumi.
Wanita itu tentu sangat sedih dengan hal ini. Meski terpaksa akhirnya wanita itu menyetujui perjodohannya. Ia pun menuliskan sebuah surat yang ditujukan untuk kekasih hatinya, dalam suratnya ia memberitahukan perjodohannya yang dibuat oleh ayahnya, dan ia menyetujui itu karena jika ia menolak maka kekasihnya itu akan dihabisi oleh ayahnya.
Oleh karena itu, ia memutuskan hubungan dengan kekasihnya dan berharap meski tidak bisa bersama sebagai pasangan hidup, tapi setidaknya masih bisa sebagai teman. Walaupun ia tahu, bahwa masing-masing hati harus merasakan luka.
Tentu setelah membaca isi surat itu sang lelaki juga merasa remuk dan kacau, ia tahu bahwa wanita yang ia cintai melakukan ini demi dirinya. Tapi ia juga tidak punya pilihan, karena ia memiliki keluarga yang masih harus dijaga. Akhirnya ia hanya bisa melepaskan, dan berdoa untuk kebahagiaan kekasihnya itu.
Wanita itu dijodohkan dengan seorang pemuda yang merupakan putra dari penguasa daerah. Sebenarnya pemuda itu telah jatuh cinta pada sang wanita, namun seperti yang diketahui bahwa wanita itu tidak memiliki perasaan padanya.
Hingga hari pernikahan tiba, semua ritual berjalan dengan lancar dan mereka sah menjadi suami istri. Ketika di kamar pengantin, sang wanita menangis sesenggukkan dan tiba-tiba saja suaminya masuk.
"Kenapa kau menangis? Apakah kau takut denganku?” tanya sang suami.
Wanita itu pun menjawab suaminya dengan berkata, “Aku hanya... Aku hanya belum siap melakukannya. Jika kau ingin memiliki seorang penerus, maka kuberi tahu bahwa aku belum siap untuk itu.”
Mendengar jawaban istrinya tentu sang suami terkejut, dan akhirnya ia pun memaklumi dengan menenangkan istrinya dengan penuh kelembutan menunggu hingga istrinya siap.
Hari telah berganti menjadi bulan, dan istrinya masih tetap memberikan jawaban yang sama, hal inilah yang membuat sang suami menjadi geram dan mencoba memaksa istrinya.
“Kenapa ... kenapa kau selalu menolakku? Kenapa?!!!” tanya sang suami dengan nada keras sambil memegang erat kedua lengan istrinya.
“Apakah kau tidak bisa mencintaiku? Sekarang aku adalah suamimu,” ucapnya lagi.
Dengan wajah datar ia mengatakan pada suaminya, ”Dahulu ada orang yang aku cintai, dan sekarang aku masih belum bisa melupakannya.”
Mendengar jawaban istrinya tentu membuat sang suami murka, hingga akhirnya dengan berat hati ia memutuskan untuk mengurung istrinya. Berharap bahwa istrinya akan berubah dan mulai mencintainya setelah dikurung.
Dalam masa pengurungan itu, sang istri membuat sulaman sebagai ungkapan hatinya yang nantinya akan ia berikan kepada suaminya. Ia menyulam diatas selendang merah dengan gambar sepasang bebek mandarin yang sedang berenang di kolam teratai.
Sudah hampir enam bulan sang suami mengurungnya, namun suaminya merasa tidak ada yang berubah. Melihat situasi ini, ia sudah tidak bisa sabar lagi. Akhirnya ia memutuskan mencari siapa laki-laki yang dicintai istrinya itu dan membawanya kehadapan sang istri saat itu juga.
“Inikah pria yang kauu cintai itu?”
“Kau ... bagaimana bisa?” Istrinya terbata seakan tidak percaya bahwa suaminya mengetahui mantan kekasihnya itu.
“Sekarang kuberi kau dua pilihan. Aku bunuh kekasihmu ini dan kita hidup seperti biasanya, atau kau mau meminum racun hati es yang telah ku kutuk ini lalu membiarkan kekasihmu itu pergi.”
“Racun hati es merupakan racun bagi hati. Siapa pun yang meminumnya, maka dia tidak akan bisa merasakan kehangatan cinta. Jika sampai jatuh cinta, maka ia akan merasakan sakit yang luar biasa dan akhirnya meninggal. Tidak akan ada cinta baginya, bahkan bagi kehidupan selanjutnya,” jelas sang suami.
“Aku akan...”
“Jangan minum racunnya!!! Biarkan aku saja yang mati!" teriak mantan kekasih sang istri.
Ucapan mantan kekasih sang istri ini membuat sang suami naik pitam, dan langsung menebaskan pedangnya ke arah mantan kekasih istrinya hingga ia di ambang kematian..
“Tidakk..!” teriak sang istri.
Kakinya terasa lemas. Ia pun terjatuh, merayap menuju tubuh mantan kekasihnya yang kini bersimbah darah akibat ditebas oleh suaminya.
Sang istri terisak dan berkata, “Kenapa ... kenapa kau melakukan ini? Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya. Sejak aku memutuskan untuk menikah denganmu, aku juga telah memutus perasaanku padanya dan mulai menerimamu.”
Namun suaminya masih meragukan ketulusan istrinya. Ia pun berkata, “Nyatanya kau masih saja memiliki perasaan padanya. Jika aku tidak bisa memilikimu, maka siapapun tidak boleh. Dan aku akan melakukan hal seperti yang kamu saksikan saat ini.”
Isak tangis sang istri pun tidak terbendung.
“Aku memberimu segenap hatiku, tapi inikah yang aku terima? Tidak bisakah kau juga jatuh cinta padaku? Dunia ini sungguh tidak adil,” sambung sang suami.
Kemudian istrinya meletakkan tubuh mantan kekasihnya yang sudah tidak bernyawa ke lantai dan berkata, “Kalau begitu, aku akan meminum racun ini,” ucap sang istri sembari mengambil cawan yang berisi racun hati es dan langsung meminumnya.
“Kau...”
Racun itu langsung bereaksi. Tubuh sang istri pun terjatuh ke lantai. Suaminya langsung menjatuhkan pedangnya dan meraih tubuh istrinya.
“Kenapa kau melakukan ini?”
Sang suami menjadi panik melihat istrinya tergeletak setelah meminum racun yang ia bawa.
“Kau mencintaiku dengan segenap hatimu, tapi aku justru menyakitimu. Kita sama-sama menderita karena orang yang kita cintai. Aku anggap racun ini sebagai hukuman atas diriku sendiri karena menyebabkan kalian terluka dan saling bertumpah darah.”
Tidak terasa air mata menetes di wajah sang suami, ia menangis melihat istrinya menderita sakit karena meminum racun hati es yang telah dikutuknya itu.
Musim pun silih berganti, kondisi istrinya kian memburuk tetapi sang suami masih setia merawatnya dengan penuh cinta dan kehangatan walau ia sudah mengetahui bahwa istrinya mungkin tidak bisa lagi jatuh cinta, kecuali kutukan itu bisa dipecahkan.
Hingga sang istri telah dekat dengan ajalnya, ia mengucapkan kalimat perpisahan pada suaminya.
Ia meraih wajah suaminya dan berkata, “Terima kasih sudah mencintaiku dengan segenap hati, menjagaku saat sakit, dan terus melindungiku walau aku tidak bisa mencintaimu. Ugh... Aku harap, aku bisa menebus rasa bersalahku dikehidupan selanjutnya. Jika kita memang ditakdirkan bersama, takdir pasti akan mempertemukan kita kembali."
Ia juga memberikan hasil sulamannya sebagai ucapan terima kasih kepada suaminya.
Sang istri kembali muntah darah dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Suaminya hanya bisa menangisi kepergian istri yang dia cintai. Ada rasa menyesal karena sebagai suami ia tidak mempercayai istrinya.
Sebagai penghormatan kepada istrinya, ia membangun sebuah tempat peristirahatan yang diberi nama “Taman Anming” yang berarti taman kedamaian.
Tempat itu ditanami berbagai bunga seperti Aprikot, Lili, dan Krisan. Selain itu, dibuatkan juga kolam Koi dan Teratai, sungguh indah pemandangan di tempat itu. Di sekeliling pusara sang istri secara khusus ia pun menanam benih Peony sebanyak 1000 buah. Namun, sebelum bunga itu tumbuh, sang suami pun jatuh sakit dan kemudian meninggal. Jasadnya pun disemayamkan di samping pusara istrinya.
Dalam wasiatnya, kutukan pada reinkarnasi istrinya kelak dapat dipecahkan jika orang itu bisa membuat 1000 Bunga Peony yang ada dimakam istrinya mekar.
Adapun cara untuk membuatnya mekar adalah dengan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan melakukan kebajikan disana. Syaratnya adalah dengan mencari buku yang bereaksi dengan giok angsa dan melakukan perjalanan kisah buku itu.
Meski telah lewat berabad-abad lamanya, bunga peony yang tumbuh di makam itu tidak pernah berkurang jumlahnya, baik layu, dipetik orang, atau pun mati. Uniknya tiap pohon hanya memunculkan satu kuntum bunga yang masih belum mekar. Bunga ini akan mekar semua jika kutukan telah berhasil di pecahkan.
***
Ia adalah Lin Shuwan, seorang gadis muda berusia 21 tahun. Hidup di zaman modern ia hidup layaknya orang normal biasanya. Hanya saja ia tidak bisa merasakan cinta.
Bagaimana bisa?
Sebab ia adalah orang yang dikutuk tidak bisa merasakan cinta dan semua ini akan berakhir jika ia berhasil membuat bunga peony di Taman Kedamaian mekar.
Alasan itulah yang membuatnya melakukan misi penyelamatan ke masa lalu, dan menjadi Special Knight.
Kini, 999 bunga telah berhasil mekar. Hanya tinggal satu kuntum lagi. Dan, ini adalah misi terakhirnya agar bisa terlepas dari kutukan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Hahesa
......
2021-06-14
1
Sulati Cus
baru baca di suguhi bawang
2021-01-16
0
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
jejak like dari aku thor, ditunggu feedbacknya
2020-09-22
1