Sepasang Serigala Putih

Shuwan dan Zhang terus berjalan hingga mereka tiba di suatu desa yang telah lama ditinggalkan. Shuwan melihat ke sekitar, berharap menemukan tempat yang masih bisa digunakan untuk istirahat karena hari telah menjadi semakin gelap.

“Apa kita akan istirahat di tempat seperti ini?” tanya Zhang sedikit khawatir.

“Itu benar. Kita tidak bisa menggunakan semua uang untuk menyewa penginapan. Lebih baik simpan saja untuk keperluan mendesak di kemudian hari.”

“Tapi di sini tidak ada siapa pun. Desa ini sepertinya sudah lama di tinggalkan oleh penduduknya. Kita tidak tahu mengapa desa ini bisa kosong. Bagaimana jika terjadi sesuatu saat kita tidur nanti?”

“Apakah kau bodoh? Tentu saja kita harus lari.”

“Kau! Apakah kau tahu, terkadang hal yang terjadi bisa lebih rumit daripada apa yang kita bayangkan. Aku tidak tahu bagaimana perjalanan hidupmu hingga kau bisa menganggap hal-hal yang membahayakan seperti ini sebagai hal yang biasa saja.”

“Jika aku menceritakannya padamu, aku takut kau pun tidak sanggup mendengarnya, apalagi menjalaninya nanti. Sudahlah, lihat di depan sana ada sebuah rumah yang masih agak bagus. Kita akan istirahat di sana,” ucap Shuwan sambil menunjuk rumah yang akan menjadi tempat bermalam.

Rumahnya tidak terlalu besar, sebagian sudah hancur tapi bagian lainnya masih bisa ditinggali.

Ketika Shuwan dan Zhang akan menuju rumah itu, tiba-tiba saja mereka dihadang oleh seekor serigala putih. Serigala putih itu berhenti dihadapan Shuwan dan Zhang, kemudian melolong dengan lantangnya.

Zhang pun langsung berdiri dihadapan Shuwan bermaksud untuk mengusir serigala itu dan melindungi Shuwan.

“Shuwan, minggirlah. Serigala ini pasti berbahaya, aku akan mengusirnya.”

Namun, Shuwan seperti merasakan sesuatu terjadi pada serigala itu dan menghentikan Zhang yang mencoba mengusirnya.

“Tunggu, Zhang! Sepertinya serigala ini ingin kita mengikutinya.”

Zhang pun kaget dengan apa yang dikatakan Shuwan.

“Apa kau gila? Bagaimana jika serigala ini mengarahkan kita menuju kawanannya untuk menjadi santapan?”

“Kau berpikir terlalu banyak. Kalau begitu, terserah, mau mengikutiku dan serigala ini atau menginap di rumah itu sendirian,” ucap Shuwan sambil menuju rumah tua yang tadinya akan dijadikan tempat bermalam.

“Ti..Tidak! Tentu saja aku tidak mau menginap di sana sendirian. Aku akan ikut denganmu. Lagipula kau seorang wanita yang lemah, bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? untuk itu aku harus menjagamu.”

“Hah? Lemah? Kau belum pernah bertarung denganku dan langsung menilaiku begitu. Sudahlah, aku malas berdebat denganmu.”

Shuwan pun berjalan mengikuti serigala putih itu, Zhang pun mengikuti berjalan berdampingan dengan Shuwan.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya serigala itu berhenti di rumah tua dan masuk ke dalamnya. Zhang pun langsung waspada, khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi. Ia juga bersiap dengan memegang belati yang ada di dalam tasnya.

“Mengapa serigala ini membawa kita ke sini?” ucap Zhang setengah berbisik.

Hingga akhirnya serigala itu berhenti di depan serigala putih lainnya yang sedang terluka.

“Apakah mereka sepasang serigala?” ucap Zhang penasaran.

“Benar. Kau lihat, serigala itu terluka. Sepertinya serigala ini berusaha meminta pertolongan agar ada yang menyelamatkan pasangannya. Kalau begitu ayo kita tolong.”

“Tapi aku hanya memiliki beberapa herbal, dan takut tidak cukup untukku atau untuk serigala ini.”

“Kau tidak perlu khawatir. Aku juga membawa obat-obatan. Obat yang kau bawa simpan saja untukmu, biar serigala ini menggunakan obatku. Lagi pula kalian sama-sama membutuhkannya.”

Shuwan pun mengeluarkan obat-obatan yang sudah disiapkan Jianying sebelum Shuwan berangkat. Ia pun mulai meracik obat luka untuk diberikan pada serigala betina yang terluka itu.

Sebenarnya, selain dibekali dengan ilmu bela diri dan senjata, Shuwan juga diajari meracik dan menggunakan obat-obatan herbal. Selain itu, ia juga mempelajari aneka jenis racun hewan dan tumbuhan beserta penawarnya. Hal ini tentu berguna bagi Shuwan ketika menjalankan misi seperti saat ini.

Sambil menunggu Shuwan mengobati serigala itu, Zhang pun mencoba membuat api unggun untuk memasak dan menghangatkan tubuh mereka.

Shuwan yang sudah selesai mengobati datang menghampiri Zhang, dan memintanya memberikan separuh daging yang mereka beli untuk sepasang serigala itu.

“Bolehkah aku meminta daging itu sebagian? Serigala ini sepertinya juga belum makan.”

“Untuk kedua serigala itu? Perjalanan kita pun masih jauh dan kau meminta persediaan kita untuk kedua serigala itu?” ucap Zhang.

“Ya. Nanti akan ku ganti dagingnya. Kau tidak perlu cemas jika bahan makanannya habis.”

Akhirnya Zhang pun luluh dan setuju membagi daging yang dibelinya tadi.

“Sudahlah, ini, berikan untuk kedua serigala itu. Kau tidak perlu menggantinya. Anggap saja aku sedang berbaik hati.”

Zhang pun akhirnya membagi daging yang ia beli menjadi dua bagian, dan Shuwan memberikan bagian itu ke dua serigala yang ia temukan. Sambil memandangi kedua serigala yang sedang makan, Shuwan mengucapkan terima kasih kepada Zhang untuk dagingnya.

“Terima kasih. Aku tahu kau juga tidak akan tega. Meskipun mulutmu berkata tidak, tapi hatimu berkata ya. Begitulah kamu di mataku.”

Zhang juga membagi daging yang ia panggang untuk Shuwan.

“Ini, kau juga pasti belum makan bukan? Tadi kau hanya makan gulali saja, sekarang pasti sudah lapar. Jangan sampai kau sakit dan merepotkanku di perjalanan.”

Shuwan tersenyum dan mengambil daging yang diberikan Zhang.

“Sekali lagi terima kasih,” ucap Shuwan dengan lembut.

Tanpa disadari wajah Zhang memerah, pertanda malu. Namun karena hanya ada cahaya api unggun, Shuwan tidak melihatnya dan hanya fokus makan dagingnya.

Malam semakin larut dan akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat ditempat itu bersama kedua serigala putih yang mereka temukan.

Suasana yang hening karena ada di dalam hutan membuat Shuwan dan Zhang tertidur cepat. Shuwan yang biasanya sangat waspada pun merasa sangat aman ada di sana. Mungkin karena juga ada kedua serigala yang menjaga mereka.

Hingga bulan pun tidak lagi nampak, Shuwan pun bangun lebih dulu di pagi buta. Ia memang sudah terbiasa bangun pagi untuk latihan fisik dan berpedang. Ia pun latihan di sisi lain rumah itu. Zhang pun terbangun karena mendengar ada suara orang memainkan pedang.

“Siapa yang memainkan pedang pagi-pagi seperti ini?” ucap Zhang penasaran.

Zhang pun mencari asal suara itu, dan mendapati Shuwan sedang memainkan pedangnya. Setengah bersembunyi dia memperhatikan Shuwan.

Permainan pedang yang bagus. Berapa lama ia berlatih dan siapa yang mengajarinya? batin Zhang.

Shuwan yang menyadari keberadaan Zhang, dan langsung menusukkan pedangnya ke arah papan dimana Zhang bersembunyi.

Sontak Zhang pun kaget karena pedang itu berhasil menembus papan dengan tebal 10 cm tempat ia bersembunyi. Pedang itu pun hanya berjarak 3 cm saja di depan wajahnya. Seandainya saja refleks Zhang lambat, maka sudah pasti ia akan tertusuk pedang milik Shuwan itu. Untungnya, Zhang bergerak cepat, sehingga pedang itu tidak mengenainya.

Jantung Zhang pun berdegub kencang, ia pun mengomeli Shuwan. “Hei, apakah kau berencana membunuhku dengan pedangmu ini?”

Dengan santai dan tanpa wajah berdosa Shuwan pun menanggapi Zhang. “Aku pikir di balik papan itu ada binatang buas yang mengincarku, ternyata aku salah.”

“Kalau begitu, cepat singkirkan pedangmu dari hadapanku,” ucap Zhang dengan wajah kesal karena dikerjai Shuwan.

Shuwan pun tertawa lalu mengambil pedang yang menancap di papan itu, dan ia pun meminta maaf pada Zhang karena telah iseng mengerjainya.

Zhang pun menerima permintaan maafnya, meski masih memasang mimik kesal.

Mereka memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan dan meninggalkan kedua serigala putih itu di sana. Sebelum pergi Shuwan berpamitan pada kedua serigala itu sambil mengelusnya.

“Jaga pasanganmu baik-baik. Dunia ini memang berbahaya, tapi aku yakin kalian bisa menghadapinya. Aku pergi dulu ya. Sampai jumpa.”

Shuwan dan Zhang pun bergegas pergi melanjutkan perjalanan mereka. Setelah mereka keluar dari rumah itu, tiba-tiba saja kedua serigala putih itu berubah menjadi sepasang manusia.

“Suamiku, bukankah mereka anak yang sangat baik?” ucap wanita serigala itu pada suaminya.

“Kamu benar, semoga mereka bisa menyelesaikan perjalanan ini dan terbebas dari kutukannya.”

Ternyata kedua serigala itu adalah sepasang roh yang dikutuk karena melakukan kesalahan. Kutukan itu akan hilang apabila ada manusia yang menolong mereka dengan hati yang bersih dan tulus. Akhirnya sepasang suami istri itu pun menghilang bersama dengan rumah itu. Sedangkan Zhang dan Shuwan masih tetap melakukan perjalanan panjangnya.

Terpopuler

Comments

Nisya_hye

Nisya_hye

maaf baru bisa lanjut nih hehehe

2020-11-07

2

Erni Santi

Erni Santi

serem banget Thor

2020-10-07

2

Sofia NF

Sofia NF

Hai kak aku sudah mampir dan boomlike ceritanya. Mampir juga kak ke karya keduakuku In Your 30’s, ditunggu ya!

2020-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kutukan
2 Pria Penjaga Toko
3 Buku Merah
4 Awal Perjumpaan
5 Sepasang Serigala Putih
6 Sungai Air Mata
7 Hutan Ilusi
8 Desa Huangshi
9 Wang Jiao
10 Pendekar Guzheng Berdarah
11 Lembah Putus Asa
12 Hiraeth
13 Misteri Penduduk yang Hilang
14 Cahaya dan Bayangan
15 Di Balik Topeng
16 Egosentrisme
17 Shilin Si Raja Iblis
18 Perasaan Hangat Musim Semi
19 Pria Buruk Rupa
20 Gubuk Tua
21 Separuh
22 Badai Pasir
23 The Lost Palace
24 Kotak Pandora
25 Tarian Pedang Naga
26 Hari Kebebasan
27 Pengawal Bayaran
28 Misi Penyelidikan
29 Guru Musik Tuan Muda Liu
30 Teh Penyambutan
31 Pentatonik
32 Investigasi
33 Denah
34 Bukti
35 Penangkapan dan Pengampunan
36 Penyamun Gunung
37 Duel Bawah Air
38 Mestika Giok Hitam
39 Mulai Lelah?
40 Sayap Rajawali
41 Jurang Kesunyian
42 Kepingan Memori
43 Awal Sebuah Tragedi
44 Benih 1000 Peony
45 1000 Skenario Takdir
46 Eternal Promise
47 Khawatir
48 Drama Pagi
49 Menetap atau Pergi?
50 Muslihat Perempuan Setengah Ular
51 Bersahabat dengan Kematian
52 Membawamu Kembali
53 Cahaya Bulan yang Memudar
54 Seruling Bambu
55 Taruhan
56 Kerusuhan di Kedai
57 Tiba
58 Si Alkemis Legenda
59 Sebuah Cincin
60 Brengsek!
61 Perasaan Bersalah
62 Istana Negeri Awan
63 Kebenaran Luo Shu
64 Sebuah Dialektika
65 Hiruk Pikuk Pasar
66 Titah Putra Mahkota
67 Pertemuan
68 Undangan
69 Meminta Izin
70 Perjalanan Menuju Istana
71 Sebuah Sandiwara
72 Rajawali Misterius
73 Pria Pengantar Pesan
74 Manisan Kesemek
75 Bertarung dengan Pikiran
76 Persiapan Zhi Qiang
77 Kedatangan Si Angsa Hitam
78 Undangan Empat Mata
79 Mungkinkah...
80 Bertemu di Istana
81 Amarah dan Cinta
82 Jangan Mengancamku!
83 Pengakuan
84 Mata-mata
85 Sebuah Pemberian
86 Dua Keadaan
87 Menanti Penjelasan
88 Maaf
89 The Blood Moon Rebellion
90 Sekali Lagi Maaf!
91 Perang Fajar
92 Perpisahan
93 Akhir Cerita
94 Menikah?
95 1314 [E N D]
96 Character Cast
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kutukan
2
Pria Penjaga Toko
3
Buku Merah
4
Awal Perjumpaan
5
Sepasang Serigala Putih
6
Sungai Air Mata
7
Hutan Ilusi
8
Desa Huangshi
9
Wang Jiao
10
Pendekar Guzheng Berdarah
11
Lembah Putus Asa
12
Hiraeth
13
Misteri Penduduk yang Hilang
14
Cahaya dan Bayangan
15
Di Balik Topeng
16
Egosentrisme
17
Shilin Si Raja Iblis
18
Perasaan Hangat Musim Semi
19
Pria Buruk Rupa
20
Gubuk Tua
21
Separuh
22
Badai Pasir
23
The Lost Palace
24
Kotak Pandora
25
Tarian Pedang Naga
26
Hari Kebebasan
27
Pengawal Bayaran
28
Misi Penyelidikan
29
Guru Musik Tuan Muda Liu
30
Teh Penyambutan
31
Pentatonik
32
Investigasi
33
Denah
34
Bukti
35
Penangkapan dan Pengampunan
36
Penyamun Gunung
37
Duel Bawah Air
38
Mestika Giok Hitam
39
Mulai Lelah?
40
Sayap Rajawali
41
Jurang Kesunyian
42
Kepingan Memori
43
Awal Sebuah Tragedi
44
Benih 1000 Peony
45
1000 Skenario Takdir
46
Eternal Promise
47
Khawatir
48
Drama Pagi
49
Menetap atau Pergi?
50
Muslihat Perempuan Setengah Ular
51
Bersahabat dengan Kematian
52
Membawamu Kembali
53
Cahaya Bulan yang Memudar
54
Seruling Bambu
55
Taruhan
56
Kerusuhan di Kedai
57
Tiba
58
Si Alkemis Legenda
59
Sebuah Cincin
60
Brengsek!
61
Perasaan Bersalah
62
Istana Negeri Awan
63
Kebenaran Luo Shu
64
Sebuah Dialektika
65
Hiruk Pikuk Pasar
66
Titah Putra Mahkota
67
Pertemuan
68
Undangan
69
Meminta Izin
70
Perjalanan Menuju Istana
71
Sebuah Sandiwara
72
Rajawali Misterius
73
Pria Pengantar Pesan
74
Manisan Kesemek
75
Bertarung dengan Pikiran
76
Persiapan Zhi Qiang
77
Kedatangan Si Angsa Hitam
78
Undangan Empat Mata
79
Mungkinkah...
80
Bertemu di Istana
81
Amarah dan Cinta
82
Jangan Mengancamku!
83
Pengakuan
84
Mata-mata
85
Sebuah Pemberian
86
Dua Keadaan
87
Menanti Penjelasan
88
Maaf
89
The Blood Moon Rebellion
90
Sekali Lagi Maaf!
91
Perang Fajar
92
Perpisahan
93
Akhir Cerita
94
Menikah?
95
1314 [E N D]
96
Character Cast

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!