Amira Dan Dunia Paralel

Amira Dan Dunia Paralel

Keributan di rumah hartawan

"Amira" Teriakan itu di susul dengan bunyi nyaring Dan bahkan di susul dengan sebuah benda yang sudah melayang di udara dan

"Krang" Sebuah vas dengan begitu kejam sudah berhasil mendarat pada lantai marmer yang begitu berharga,

lantai yang indah di sebuah rumah mewah, ia bahkan merasa baik baik saja setelah menghancurkan sebuah vas yang memiliki harga yang begitu fantastis

Seorang gadis di depan Sana hanya menatap si pria paruh baya dengan tatapan nan datar, tatapan dingin dan acuh, seolah yang berdiri di hadapannya hanyalah patung kayu yang tak berharga dan tak bernyawa,

Ia hanya menatap dalam keheningan dan Tampa minat sedikitpun

Ia bahkan tak bergerak seincipun dan tak menunjukan perubahan ekspresi apapun, suara keras vas yang hancur di lantai bahkan tak berhasil menarik perhatiannya, suara teriakan menggelegar itu pun bahkan tak mampu mengusik kedatangannya

"Apakah anda kerasukan?, Maka minta supir anda untuk membawa anda ke paranormal, atau ke dokter untuk melihat darah tinggi anda yang sepertinya kumat lagi, setiap kembali anda selalu saja emosi, apakah rumah ini adalah tempat pelampiasan anda?, jika begitu bukankah lebih baik jika anda tak usah kembali" Ucap Amira dengan nada datar,

Ia dengan ringan mendudukkan diri di sofa, kaki bersilang indah dan di lengkapi dengan senyuman lebar seolah semua sedang baik baik saja, seolah ucapan sarkas itu tak pernah keluar dari mulut cantiknya

"Apakah begini cara mu bersikap pada orang tua mu?, dasar anak kurang ajar" Ucap tuan hartawan dengan nada meninggi emosinya bahkan semakin memuncak karena respon tak mengenakan dari sang putri,

Sedangkan Amira?, ia bahkan hanya menatapnya dengan tatapan datar seperti sebelumnya,

Dia adalah Amira keysa Aqila putri tunggal keluarga hartawan ini, namun kehadirannya, apakah pernah di anggap?, apakah pernah di inginkan?,

"Kurang ajar?, Orang tua?, Apakah anda?, Anda pantas di sebut orang tua?" Ucap Amira pada pasangan tua yang berada di hadapannya,

yah mereka adalah nyonya dan tuan hartawan, orang tua kandung Amira, ia terkekeh pelan menatap keduanya dengan mengejek, wajah apa itu?,

Mengapa begitu menyebalkan, setelah menelantarkannya selama 24 tahun ini?, Setelah membuatnya tumbuh Tampa kehangatan sebuah kasih dan cinta,

Dengan semua hal yang telah terjadi apakah masih pantas menyebutkan diri mereka sebagai orang tua?, apakah mereka tak memiliki urat malu hingga dengan begitu bersemangat mengatakan jika mereka adalah seorang Amira Keysa aqila

"Lagi pula Orang tua mana yang tak tau tanggal lahir putrinya?, Orang tua mana yang bahkan tak pernah menunjukan diri selama bertahun tahun di hadapan putri kecilnya?,

Orang tua mana yang dengan begitu tak berperasaan membiarkan putri mereka tumbuh Tampa sebuah pelukan dari mereka, orang tua yang mengabaikan anaknya selama bertahun tahun, Dan sebagai anak?, Saya?, Saya merasa menyesal telah hadir di antara kalian, tuan dan nyonya yang begitu sibuk hingga mengabaikan putri kecilnya yang malang" Ucap Amira dengan nada mengejek, ini sudah biasa terjadi, Sejak kecil Amira hanya hidup sendirian Tampa merasakan bagai mana hangatnya sebuah pelukan dari orang yang menyayanginya,

ia adalah anak yang terabaikan karena kedua orang tuanya yang gila akan uang, setiap hari hanya kerja dan terus bekerja, Tampa memikirkan putri kecilnya yang selalu menanti kepulangan mereka

"Kamu, dasar anak tidak tau diri, tidak tau sopan santun tidak tau Adab, bagai manapun kami tetap orang tua mu" Ucap tuan hartawan semakin kesal,

Bagai mana bisa?, Bagai mana bisa putrinya menjadi seperti ini, satu satunya harapan mereka untuk mewarisi seluruh perusahaan yang mereka miliki

"Sopan?, adab?, Kapan kalian mengajarkan saya tentang itu?, Apakah sangat penting?, Bukankah selama ini tuan dan nyonya hartawan yang terhormat ini sangat tergila gila dengan uang?, Lalu?, Apa salah saya?, Saya hanya berusaha untuk menikmati kehidupan ini, saya kehilangan masa muda, saya kehilangan kasih sayang dan waktu kalian demi setumpuk uang bukan, lalu?, Setelah mengorbankan begitu banyak hal mengapa saya tidak boleh menikmatinya?" Ucap Amira dengan nada ringan,

Ia sudah menyelesaikan perguruan tingginya setahun yang lalu, namun ia bahkan memilih untuk menjadi berandalan, dan selalu menghabiskan uang di bar dengan bermabuk mabukan bersama teman temanya 

"Bukankah kalian hanya mencintai uang?, lalu, Ada apa dengan hari ini?, Jangan merepotkan diri untuk mengurus saya, saya sudah bisa dan sudah sangat terbiasa sendirian, tampa kehangatan yang di namakan keluarga itu, apakah kalian pikir selama ini saya tidak sakit?, Saya adalah anak yang dilahirkan dari hasil percintaan kalian, tapi kenapa?, Kenapa bahkan saya tak pernah di cintai?, Kenapa saya bahkan tak di berikan sedikit saja cinta itu, Kenapa?, Apakah kalian bisa menjawab?, kenapa hanya diam?, Bukankah kalian adalah orang tua saya?, Lalu kemana kalian selama ini?, Saat saya bahkan berada di titik terendah, saat semua orang menatap saya dengan penuh rasa jijik, saat saya merasakan begitu putus asa, saat saya sadar jika dunia sudah benar benar membenci kehadiran saya, lalu kemana kalian?, Kemana kalian saat saya memperjuangkan nyawa saya menghabiskan waktu berbulan bulan terbaring di rumah sakit, jangan kan datang menjenguk bahkan kalian tidak bertanya bagai mana keadaan saya, lalu?, apakah masih pantas menyebut diri sebagai orang tua?, apakah pantas?, Selama ini saya hanya mengandalkan diri saya sendiri, apakah kalian tau?, waktu kecil saya sempat merasa iri, benar benar iri dengan  teman teman, mereka yang bisa mendapat kecupan sayang saat masuk ke sekolah dasar, mereka yang bisa antar dan di jemput oleh orang tua mereka, dan saat setelah lelahnya aktifitas belajar mereka di sambut dengan senyuman lebar dan pelukan hangat dari orang tua mereka, saat ulangan mendapat elusan lembut bahkan pujian, meskipun tak mendapatkan nilai yang memuaskan, mereka terlihat begitu di cintai dan di inginkan lalu?, Bahkan tuan dan nyonya tak memiliki waktu untuk sekedar memuji prestasi yang saya dapatkan dengan susah payah, atas semua ini apakah saya masih pantas di anggap anak?, tuan dan nyonya pastinya sedang bercanda" Ucap Amira lirih, bahkan air mata jatuh begitu saja,

Hatinya begitu sakit, sakit saat mengingat masa kecilnya yang di paksa dewasa oleh keadaan, masa kecil yang di buang jauh hanya karena keegoisan dua orang egois ini

Bekerja keras dan mengatas namakan kebahagiaanya, namun?, Ia bahkan tak pernah merasa bahagia, ia tak lebih dari seorang gadis kaya yang kesepian, gadis yang kaya harta namun miskin kasih sayang, ia bahkan sudah lupa dengan hal itu 

"Hey mau kemana kamu?" Teriak tuan hartawan saat Amira berdiri dari duduknya dan segera melangkah meninggalkan ruang tengah

"Jangan di kejar ma, biarkan dia merenungi kesalahannya" Ucap tuan Hartawan menghentikan langkah sang istri,

Bahkan ia memeluk tubuh sang istri agar tak dapat mengejar Amira yang memilih untuk pergi 

"Pa, yang salah itu kita, kita yang seharunya merenung, pa mama mohon lepasin mama, mama mau ngejar anak kita pa, lepas pa" Ucap nyonya hartawan memberontak dari,

Dan setelah berusaha akhirnya ia bisa lepas, dengan langkah cepat ia mengejar putrinya namun bahkan saat ini Amira sudah berada di bawah derasnya guyuran hujan

"Sayang, mama mohon, maafin mama, sayang jangan pergi, di luar hujan, sayang, mama janji bakalan perbaiki semuanya, mama janji" teriak nyonya hartawan dengan keras,

Namun bahkan Amira mengabaikannya, ia segera mengencangkan jaketnya dan segera menaiki motornya

"Terlambat nyonya, semua sudah terlambat, saya, tak membutuhkan kasih sayang kalian lagi"

"Sayang, jangan keluar, sedang hujan nanti kamu sakit"

"Sakit karena hujan tak ada apa apanya bagi saya, lepas"

"Sayang mama mohon, mama mohon jangan pergi, jangan tinggalin mama, mama mohon tetap di sini sama mama sama papa, kita mulai dari awal lagi" Ucapnya menerobos hujan namun bahkan Amira sudah benar benar tak perduli,

"Tak ada lagi kesempatan, saya sudah menghabiskan seumur hidup saya untuk mengalah dan kali ini saya sudah sampai pada batasnya"

Ia memutar gas motornya dan dengan kecepatan tinggi meninggalkan pekarangan rumah, motor sport itu bahkan melaju dengan kecepatan tinggi,

Menembus derasnya guyuran hujan, Amira bahkan tak menyadari jika sebuah truk dengan kelakuan tinggi menuju ke arahnya dan..

Brak

Motor sport itu terseret oleh mobil truk, Amira bahkan hanya bisa diam saat tubuhnya di seret beberapa meter dari jalanan, pikirannya bahkan melayang, tak ada rasa sakit apapun, seolah kejadian ini hanyalah imajinasinya sendiri

"Akhirnya ini selesai, akhirnya gue bisa lepas dari neraka ini, selamat tinggal semua, selamat tinggal dunia, selamat tinggal" Ucap Amira lirih dan setelahnya memejamkan matanya dengan pelan, semua sudah berakhir, kehidupan dan penderitaannya sudah selesai, dan untuk alasan ini ia merasa lega,

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Ortunya pasti nyesel level akut ketika Amira udh meninggalkan mereka😭

2022-10-23

11

Sulati Cus

Sulati Cus

mirisss

2022-10-04

3

Hasan

Hasan

lah datang2 othor langsung obral bawang nih

2022-10-02

4

lihat semua
Episodes
1 Keributan di rumah hartawan
2 bertransmigrasi ternyata
3 Tak Akan Terpengaruh
4 Huang yin
5 Ternyata Aku Bodoh
6 Ondel Ondel
7 tercyduk
8 Karena Uang
9 menjadi kaya
10 Dasar pelit
11 Ketidak Sukaan Kaisar
12 Di Balik Dendam Kaisar
13 Huang yin kabur
14 Hanya dua keping emas
15 Permaisuri Yang Berkuasa
16 Karena Kepiting
17 Izin kaisar
18 Ketidak Sukaan Huang yin
19 Kediaman jendral
20 perusak ini
21 mengapa?
22 Tangisan Di Malam Hari
23 Penemuan Di Pagi Hari
24 Toh Hanya Di Acuhkan
25 Hanya membencinya
26 Gadis Nakal
27 Begitulah Aku
28 Hanya Membenci
29 LULU
30 Anak nakal
31 Serangan Malam
32 Sebatas Mana Ia Akan Bertahan
33 Tidak Ada Yang Akan Menahan
34 Malam yang panjang
35 Kembali Ke Istana
36 Oh Kekasih Masa Kecil
37 Yun yang
38 Tak perlu cemas
39 Tak tau malu
40 Yang Yang
41 Sahang lu dan pasar
42 Tak Sesederhana Yang Terlihat
43 Angin Apa?
44 Ternyata Dia?
45 Skandal Cinta
46 Mengingip
47 Ternyata Ia Tak Menarik
48 Serangan Malam
49 Racun Dan Permaisuri
50 Kaisar gila
51 Sangat Dekat
52 Mengusir Saingan Cinta
53 Piknik
54 Iri Tanda Tak Mampu
55 Begitulah faktanya
56 Shang lu dan bandit
57 Shang Lu Dan Dermawan
58 Pergi ke
59 Kediaman Jendral Ling
60 Pertahanan Bangsawan
61 Kaisar Tak Suka
62 Kaisar Naif Ini
63 Racun Fu ju
64 kesedihan huang yin
65 Kekeras Kepalaan Kaisar
66 Shang Lu Menyelinap
67 Bermain Di Luar
68 Kau Pasti Sangat Menderita
69 Usaha Yang Sia
70 Kaisar Membujuk
71 Ke Kediaman Shang
72 Sisi Lain Nyonya Jendral
73 Canggung
74 Trik
75 Hukuman Jendral
76 Semua Telah Berbalik
77 Benar Benar Lurus??
78 Obrolan Para Suami
79 Penguntit
80 Apa Yang Kalian Lakukan?
81 Merepotkan
82 Aku Terlalu Menganggur?
83 Beberapa Kesulitan
84 Ya Sudah Lah
85 Kau Sudah Sangat Menderita
86 Pengkhianatan Gao
87 Pengunsi
88 Pengungsi Perbatasan Utara
89 Xue Lan
90 Pembalasan Kaisar
91 Perlahan Bergerak
92 Wabah Pecah
93 Janji
94 Janji
95 Bocah Keras Kepala Ini
96 Dia Milik Ku
97 Tawaran Yang Menggiurkan
98 Hanya Wanita Manja
99 Bocah Keras Kepala
100 Harga Yang Di Bayar
101 Xue bersaudara
102 Perihal Kain
103 Aku Mencintaimu
104 Kau Gila
105 Anggap Saja Yang Terakhir
106 Anggap Saja Itu Takdir
107 Mahluk licik itu
108 Jangan membuatnya cemas
109 Bagai mana nona Gao?
110 Semua akan di hitung
111 Apa yang dia lakukan
112 Kemalangan Xue
113 Lalu di mana?
114 Bagai mana tabib?
115 Dia perduli
116 Gao nan yang malang
117 Karma Gao nan
118 Perang Di Mulai
119 Aku rindu
120 Jie kau sakit?
121 Dia yang terjebak masa lalu
122 Kembali Ke Kota
123 Suami Pecemburu ini
124 Bawa tabib Han
125 Ada apa
126 Terlalu Memaksa
127 jangan seperti ini
128 Apa?
129 Sangat tak nyaman
130 Kami Tidak Di Takdirkan
131 Sampai akhir
132 Ada apa jendral?
133 Kau bercanda
134 Kau bersemangat
135 Jangan berlebihan
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Keributan di rumah hartawan
2
bertransmigrasi ternyata
3
Tak Akan Terpengaruh
4
Huang yin
5
Ternyata Aku Bodoh
6
Ondel Ondel
7
tercyduk
8
Karena Uang
9
menjadi kaya
10
Dasar pelit
11
Ketidak Sukaan Kaisar
12
Di Balik Dendam Kaisar
13
Huang yin kabur
14
Hanya dua keping emas
15
Permaisuri Yang Berkuasa
16
Karena Kepiting
17
Izin kaisar
18
Ketidak Sukaan Huang yin
19
Kediaman jendral
20
perusak ini
21
mengapa?
22
Tangisan Di Malam Hari
23
Penemuan Di Pagi Hari
24
Toh Hanya Di Acuhkan
25
Hanya membencinya
26
Gadis Nakal
27
Begitulah Aku
28
Hanya Membenci
29
LULU
30
Anak nakal
31
Serangan Malam
32
Sebatas Mana Ia Akan Bertahan
33
Tidak Ada Yang Akan Menahan
34
Malam yang panjang
35
Kembali Ke Istana
36
Oh Kekasih Masa Kecil
37
Yun yang
38
Tak perlu cemas
39
Tak tau malu
40
Yang Yang
41
Sahang lu dan pasar
42
Tak Sesederhana Yang Terlihat
43
Angin Apa?
44
Ternyata Dia?
45
Skandal Cinta
46
Mengingip
47
Ternyata Ia Tak Menarik
48
Serangan Malam
49
Racun Dan Permaisuri
50
Kaisar gila
51
Sangat Dekat
52
Mengusir Saingan Cinta
53
Piknik
54
Iri Tanda Tak Mampu
55
Begitulah faktanya
56
Shang lu dan bandit
57
Shang Lu Dan Dermawan
58
Pergi ke
59
Kediaman Jendral Ling
60
Pertahanan Bangsawan
61
Kaisar Tak Suka
62
Kaisar Naif Ini
63
Racun Fu ju
64
kesedihan huang yin
65
Kekeras Kepalaan Kaisar
66
Shang Lu Menyelinap
67
Bermain Di Luar
68
Kau Pasti Sangat Menderita
69
Usaha Yang Sia
70
Kaisar Membujuk
71
Ke Kediaman Shang
72
Sisi Lain Nyonya Jendral
73
Canggung
74
Trik
75
Hukuman Jendral
76
Semua Telah Berbalik
77
Benar Benar Lurus??
78
Obrolan Para Suami
79
Penguntit
80
Apa Yang Kalian Lakukan?
81
Merepotkan
82
Aku Terlalu Menganggur?
83
Beberapa Kesulitan
84
Ya Sudah Lah
85
Kau Sudah Sangat Menderita
86
Pengkhianatan Gao
87
Pengunsi
88
Pengungsi Perbatasan Utara
89
Xue Lan
90
Pembalasan Kaisar
91
Perlahan Bergerak
92
Wabah Pecah
93
Janji
94
Janji
95
Bocah Keras Kepala Ini
96
Dia Milik Ku
97
Tawaran Yang Menggiurkan
98
Hanya Wanita Manja
99
Bocah Keras Kepala
100
Harga Yang Di Bayar
101
Xue bersaudara
102
Perihal Kain
103
Aku Mencintaimu
104
Kau Gila
105
Anggap Saja Yang Terakhir
106
Anggap Saja Itu Takdir
107
Mahluk licik itu
108
Jangan membuatnya cemas
109
Bagai mana nona Gao?
110
Semua akan di hitung
111
Apa yang dia lakukan
112
Kemalangan Xue
113
Lalu di mana?
114
Bagai mana tabib?
115
Dia perduli
116
Gao nan yang malang
117
Karma Gao nan
118
Perang Di Mulai
119
Aku rindu
120
Jie kau sakit?
121
Dia yang terjebak masa lalu
122
Kembali Ke Kota
123
Suami Pecemburu ini
124
Bawa tabib Han
125
Ada apa
126
Terlalu Memaksa
127
jangan seperti ini
128
Apa?
129
Sangat tak nyaman
130
Kami Tidak Di Takdirkan
131
Sampai akhir
132
Ada apa jendral?
133
Kau bercanda
134
Kau bersemangat
135
Jangan berlebihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!