My Little Wife
Happy reading♡
Derap langkah kaki terdengar di lobby. Seorang pria dengan perawakan tinggi tengah berjalan diikuti beberapa asisten dan tangan kanannya.
Semua karyawan yang berada di dalam kantornya menatap ke arahnya saat dirinya sedang berjalan. Beberapa juga ada yang memberinya ucapan selamat pagi, namun dia hanya menganggukan kepalanya.
Berjalan dengan tatapan datar dengan penuh wibawa. Siapa lagi kalau bukan Kavinder Natapraja.
Hampir semua wanita menyukai dirinya. Entah itu karyawan di kantornya ataupun beberapa rekan kerjanya.
Kavin dimata mereka sangat sempurna. Pria itu berhasil menjadi orang sukses dan kaya di usia mudanya. Dia adalah CEO Praja Technology. Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
"Tuan, di dalam ada nyonya Praja," ucap Alinsekretaris Kavin. Kavin hanya menganggukan kepalanya kemudian masuk.
"Ma," sapa Kavin.
"Lupa punya orang tua? Lupa letak rumah mama dimana?" sungut Sarah kesal dengan kelakuan anaknya.
Kavin duduk di sebelah mamanya dan menyenderkan kepalanya di bahu sang mama. "Banyak kerjaan ma lagian Kavin pulang ke rumah Kavin."
"Terserah. Mama cuma khawatir siapa yang ngurus kamu selama beberapa minggu ini. Kamu kan belum punya istri," ucap Sarah.
"Jangan mulai ma, aku gak mau bahas itu." Kavin sudah sangat jengah dengan topik pembicaraan itu.
"Pokoknya mama gak mau tahu, cepat atau lambat, kamu harus segera menikah," ucap Sarah kemudian meninggalkan ruang kerja Kavin.
Kavin menghela nafasnya. Kemudian ia mulai bekerja seperti biasa.
***
"Brianna!" panggil Ayu teman dekat Ashel.
"Tumben banget lo manggilnya Briana, biasanya juga Ashel," ucap Ashel.
"Ya kan nama lo ada Briana nya."
Brianna Sashel Adinata, akrab disapa Ashel. Gadis remaja berusia tujuh belas tahun yang saat ini akan naik ke kelas 12 SMA. Ia memiliki seorang teman bernama Ayu Azahra. Mereka sudah berteman sejak SMP.
"Iya iya, kenapa?" Tanya Ashel.
"Lo beneran pindah?" Tanya Ayu.
"Kayaknya iya, perintah kakek itu gak boleh dibantah," ucap Ashel.
"Lo ninggalin gue dong," ucap Ayu dengan raut wajah yang sedih.
"Geli banget muka lo Yu," ucap Ashel.
"Gue serius!" ucap Ayu.
"Iya mungkin, buat beberapa waktu kita bakalan pisah. Tapi gue janji gue bakalan tetep pulang kesini kalo ada libur," ucap Ashel.
"Kenapa juga lo harus pindah sih Shel," keluh Ayu.
"Bukan kakek gue kalo gak dadakan," ucap Ashel.
"Jadi, lo nerusin sekolah lo di tempat kakek lo?" Tanya Ayu.
"Iya. Sebenarnya sih gue udah minta buat beresin sekolah disini aja. Tapi ya gimana, orang bunda maksa gue buat pindah ke tempat kakek," ucap Ashel.
"Gue pasti bakalan kangen sama lo Shel," ucap Ayu.
"Gue juga," ucap Ashel.
"Kapan lo berangkat?" Tanya Ayu.
"Kayaknya pas semua udah beres aja sih. Sekitaran satu mingguan lagi," jawab Ashel.
"Anjir ko cepet banget sih!!" Kesal Ayu. pasalnya keberangkatan Ashel tinggal beberapa hari lagi.
"Ya kan kata bunda, perjanjiannya gitu. Beres gue ujian akhir gue langsung pindah," jelas Ashel.
"Perjanjian apa?" Tanya Ayu.
"Perjanjian kakek sama ayah, kalo gue udah beres ujian akhir tanpa remedial, satu atau dua minggu setelahnya gue harus berangkat kesana," ucap Ashel.
"Lo mah mana pernah remed sih anjir. Orang nilainya bagus semua," ucap Ayu.
"Eh tapi, sore ini kita hang out yuk buat terakhiran. Karna gue yakin banyak barang yang belum lo beli buat pindahan," ucap Ayu bersemangat.
"Boleh. Gue ijin dulu ke bunda deh," ucap Ashel.
Saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah. Sebenarnya Ashel tidak memiliki kegiatan di sekolah. Hanya saja Ayu memintanya untuk datang menemaninya untuk ujian ulang alias remedial.
Satu minggu yang lalu, sekolah tempat Ashel menimba ilmu sudah mengadakan ujian akhir sekolah. Kegiatan rutin tiap tahunnya setiap sekolahan untuk melihat mana murid yang naik kelas atau tinggal kelas.
Selama hampir dua tahun Ashel menimba ilmu disini. Banyak sekali kenangannya bersama teman teman satu sekolahannya.
Ashel mau tidak mau harus turun dari jabatannya sebagai ketua osis. Memang baru satu tahun ia menjabat sejak naik kelas sebelas.
Ashel memang kadang nakal, namun tidak dapat dipungkiri ia murid yang pintar dan juga sering mengikuti lomba lomba antar sekolah.
Awalnya Ashel tidak berminat mencalon jadi ketua osis. Namun karena permintaan dari Wakasek, ia pun turut serta. Memang ada beberapa kandidat waktu itu, namun yang memiliki suara terbanyak adalah Ashel.
"Woi Shel!" teriak seorang cowok berjalan ke arahnya.
"Paan Dim?" tanya Ashel.
"Pulang sekolah gak ada rapat apa? Bukannya bentar lagi bakal ada pemilihan osis baru?" Tanya Dimas. Dimas adalah teman Ashel. Ia menjabat sebagai wakil ketua osis. Dimas anak Ips sedangkan Ashel anak Ipa.
"Oh iya juga. Persiapannya udah sampe mana? Semua hal yang gue minta kemarin udah beres kan?" Tanya Ashel.
"Persiapannya udah mulai beres si Shel, tinggal minta calon kandidatnya buat foto terus anak bagian dokumentasi perbanyak kertasnya buat pencoblosan nanti," ucap Dimas.
"Gud. Kalo buat kampanyenya udah diberesin belum sama anak acara? Kasian nanti kandidat kandidatnya pada gak tahu," tanya Ashel.
"Keknya belum deh, nanti gue suruh mereka buat kasih tahu kandidatnya. Jadi, sore ini kita rapat kayak biasanya apa enggak?" Tanya Dimas.
"Keknya gak usah, kita dari kemarin rapat mulu. Kasian juga anak anak panitia yang mau istirahat. Mereka dari kemarin udah kerja. Lusa aja kita rapat. Sekalian bahas sisanya".
"Oke. Kalo gitu gue cabut duluan. Bye Shel, Yu," ucap Dimas.
"Bye Dimas," ucap Ayu sambil tersenyum.
"Lo kenapa?" Tanya Ashel.
"Dimas ganteng banget ya Shel," ucap Ayu.
"Hah?!"
"Dimas ganteng," ucap Ayu.
"Yakan dia cowok, otomatis ganteng yakali cantik," ucap Ashel.
"Ih bukan gitu," ucap Ayu.
"Oh, lo suka dimas ya?" Tanya Ashel.
"Heem," ucap Ayu tersenyum malu.
"Anjir, dari kapan?!" Tanya Ashel kaget.
"Udah lama sih, dari semenjak waktu itu dia kampanye loh di lapangan waktu itu, gue jadi suka sama dia," ucap Ayu.
"Setahun yang lalu?" Tanya Ashel.
"Hehe, iya."
"Terus Dimas tahu perasaan lo?" Tanya Ashel.
"Kayaknya enggak, soalnya gue gak pernah confess apa apa selama ini," ucap Ayu.
"Oh, lo suka dia diem diem gitu?" Tanya Ashel.
"Iya," ucap Ayu.
"Yaudah, gue bayar dulu. Lo duluan aja ke kelasnya, gue mau nemuin dulu anak acara. Buat bahas kampanye lusa," ucap Ashel.
"Siap. Nanti gue tunggu lo di parkiran aja. Kebetulan gue bawa mobil," ucap Ayu.
"Oke."
Ashel pun beranjak dari duduknya kemudian membayar makannya dan makanan Ayu. Setelahnya ia pun berjalan keluar kantin menuju ke arah ruang osis. Karna ia yakin jika disana ada beberapa anak acara yang berkumpul.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 374 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
mampir
2023-01-04
2
Alvika cahyawati
kayak nya cukup menarik ceritanya
2023-01-02
2
Jungannie🐿💜
awal yg bagus... 👍
2022-10-11
3