Happy reading♡
Sepeninggal Dimas dan panitia acara. Ashel kembali membagi tugas pada semua panitia yang tersisa di ruang osis.
"Seksi keamanan, gue minta bantuan kalian buat siapin tempat buat nanti kandidatnya duduk," ucap Ashel.
"Oke siap,"
"Buat seksi konsumsi, usahain hubungin dari sekarang pihak catering yang lo pada udah booking. Minta buat dikirim besok jam enam pagi. Buat cemilannya minta bantuan ibu kantin aja buat siapinnya. Soalnya ibu kantin pasti masih di sekitaran sekolah," ucap Ashel menjelaskan.
"Oke kalo gitu, gue sama yang lain duluan keluar buat nemuin ibu kantin," ucap Zahra penanggung jawab seksi konsumsi.
"Buat seksi dokumentasi, bantu gue dekor panggung. Biar alat alat yang berat nanti dibawa sama anak cowok aja. Tentunya kita bakalan dibantu pak Ngah," ucap Ashel.
"Pak Ngah emang masih di sekolah? Bukannya pas abis beres beres sekolahan dia pulang?" Tanya panitia.
"Pak Ngah masih stay disini. Tadi gue dikasih tahu bu Wiwi," ucap Ashel.
"Kayaknya, itu dulu yang gue bagi bagi buat kalian. Sisanya nyusul aja. Ayo kita mulai kerja," ajak Ashel yang diangguki semua panitia.
Ashel dan beberapa panitia berjalan menuju ke lapangan utama. Terlihat beberapa temannya yang sedang sibuk dengan tugasnya masing masing.
Waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Beruntung cuaca hari ini tidak hujan.
Ashel berjalan ke arah panggung. Ia membantu menempel beberapa balon dan kain bermotif batik untuk dipajang di panggung.
Tiga jam lebih, Ashel dan yang lainnya baru menyelesaikan setengahnya.
"Cek cek," ucap Ashel pada mikrofon yang berada di panggung.
"Oke guys, kita istirahat dulu. Kayaknya makanan yang gue pesen udah sampe juga. Nanti bisa di lanjut lagi kerjaannya." semua panitia osis bersorak ria.
"Oh iya, kalo ada yang mau ganti baju pake baju kaos juga boleh," tambahnya.
Ashel pun turun dari panggung dan bergabung dengan semua panitia. Beberapa anak sedang mencuci tangan dan sisanya sedang membagi rata tiap makanan.
Ashel sengaja memesan nasi kotak dan beberapa camilan untuk anak anak panitia.
"Thanks ya Shel, lo emang the best," ucap Zahra.
"Yoi. Lo hebat banget kak. Bisa jalanin acaranya meskipun waktunya mepet banget," ucap Ajeng.
"Ya gimana, gue juga di tuntut keadaan padahal gue gak bikin masalah sama keadaan," ucap Ashel yang langsung mengundang gelak tawa dari semuanya.
"Udah cantik, pinter, suka ngelawak lagi. Lop yu neng Ashel," ucap Didi panitia keamanan.
"Bisa aje lo," ucap Dimas.
"Udah kita semua makan dulu. Di, pimpin doa." Ashel dan yang lainnya pun mengadahkan tangannya sembari memejamkan mata mereka.
"Oke," ucap Didi kemudian memimpin doa untuk makan.
Mereka semua makan dalam keadaan tenang awalnya. Namun di pertengahan, ada saja hal yang membuat semuanya tertawa. Entah itu tingkah Didi ataupun yang lainnya.
Ashel tersenyum. Ia pasti akan merindukan masa masa seperti ini.
Pemilihan osis akan dilaksanakan besok. Kemungkinan keberangkatan Ashel akan dipercepat. Ia menghembuskan nafas beratnya.
"Lo kenapa kak?" Tanya Tari teman Ajeng.
"Gak papa. Gimana makanannya? Enak?" Tanya Ashel.
"Enak lah," ucap semuanya.
"Yaudah, kalo udah beres makannya kalian lanjutin sisanya," ucap Ashel.
Ashel sendiri berjalan agak menjauh dari kumpulan para panitia. Ia mengecek ponselnya. Ada satu pesan masuk dari kakeknya.
Grandpaa❤️
Riana sayang, hari senin kakek sama nenek jemput kamu ya. Gak usah bawa banyak barang, kakek udah siapin semuanya disini
Ashel cantik, makasih
Oke
Ashel lagi lagi menghembuskan nafasnya.
"Cepet banget gue disuruh kesana. Kayaknya bakal ada sesuatu deh," ucap Ashel pada dirinya.
Ashel pun kembali menyimpan ponselnya di saku dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
Semuanya hampir sibuk dengan tugas masing masing. Didi menyetel lagu supaya suasana sedikit tidak menakutkan. Karena jujur saja, semakin malam, hawa sekolah semakin berbeda.
"Kak, name tagnya udah dibuat. Dibagiin sekarang aja apa gimana?" Tanya Tari menghampiri Ashel.
"Besok aja Tar, kalo dibagiin sekarang takutnya pada lupa bawa besok. Lo simpen aja di loker yang ada di ruang osis," ucap Ashel.
"Oke. Gue panggil Ajeng dulu. Gak mau gue sendirian kesana. Mana letaknya lumayan di ujung," ucap Tari.
"Ajak Didi juga, biar kalo ada apa apa kalian bisa minta tolong dia," peringat Ashel.
"Oke sip".
Tak terasa, hampir berjam jam mereka bekerja. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Semua persiapan sudah selesai.
Sebelum pulang, Ashel mengumpulkan semua panitia.
"Thanks buat hari ini guys, gue tahu kalian semua pasti cape banget kan? Ini juga udah malem. Kalian semua pulangnya gimana?" Tanya Ashel.
"Sebagian bawa kendaraan sebagiannya lagi di jemput kak" ucap Dion.
"Yaudah kalo gitu. Hati hati di jalannya gak usah kebut kebutan yang penting lo pada nyampe rumah masing masing aja. Gue tunggu besok disini jam enam pagi," ucap Ashel.
"Siap," ucap semuanya. Mereka pun mulai meninggalkan sekolah.
Ashel sendiri menemui dulu pak Ngah dan penjaga sekolah untuk menitipkan beberapa barang yang berada di lapangan utama. Setelahnya ia pun pulang dijemput sang ayah.
***
Di dalam mobil, ayah Ashel memberikan beberapa makanan untuknya namun Ashel menolaknya karena memang tadi dia sudah makan bersama teman temannya.
"Cape banget ya anak ayah?" Tanya Adi.
"Iya yah lumayan," ucap Ashel.
"Yaudah, nanti pulangnya langsung istirahat aja," ucap Adi yang diangguki Ashel.
Tanpa sadar, Ashel tertidur dalam perjalanan menuju ke rumahnya. Ayah Ashel hanya tersenyum melihat putri semata wayangnya yang tertidur pulas. Ia pun berhenti sebentar untuk menyelimuti anaknya itu dengan jas kerja miliknya.
Adi mengusap lembut kepala anaknya.
"Kamu udah gede aja, perasaan baru kemarin ayah gendong kamu," ucap Adi.
"Ayah sayang banget sama Riana." Ia pun kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Tiga puluh lima menit berlalu, mobil yang ditumpangi Adi dan Ashel sampai. Di depan pintu masuk sudah berdiri Anna, bunda dari Ashel
Adi keluar dari dalam mobil kemudian ia membuka pintu mobil dari arah Ashel dan menggendongnya pelan.
Anna yang akan bertanya pun urung karena melihat anaknya yang sudah tertidur pulas.
"Tas ayah di dalam bun. Tolong diambil bawa masuk," ucap Adi yang diangguki Anna.
Setelah mengambil tas milik suaminya, Anna pun mengikuti Adi menuju ke kamar anaknya.
Saat sudah berada di depan kamar milik Ashel, Anna membukanya pelan.
Ditidurkan Ashel oleh Adi dengan pelan. Anna sendiri membantu membuka sepatu sekolah milik Ashel kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh anaknya.
Anna mengelus surai milik Ashel kemudian mencium keningnya.
"Selamat tidur kesayangan bunda," ucapnya kemudian mematikan lampu kamar dan keluar bersama suaminya.
tbc.
follow ig aku yaa @oviealkhsndi dan kalo mau tau update dr crta ini fllw ig satunya @cocoretanayc_ makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 374 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
semoga ceritanya bagus sampai ending gk mengecewakan pembaca
2023-03-30
1
Alvika cahyawati
kenapa ke banyakan novel menceritakan perjodohan cewek nya masih sekolah SMA blm lulus sich tp aku suka sekali ceritanya sich menarik semoga ending nya bahagia ya...😘😘😘
2023-01-02
4
Jenar
👍
2022-12-23
2