Happy reading♡
Ashel berjalan terus menuju ke arah lapangan outdor. Disana sudah banyak berkumpul siswa dan siswi. Ashel duduk di sebelah Dimas. Kebetulan kursi yang di duduki olehnya berada di barisan paling depan.
"Lo cantik," ucap Dimas.
"Kalo cowok ganteng!" sungut Ashel yang ditanggapi senyuman oleh Dimas.
Tak berselang lama, acara pun dimulai. Semua kandidat sudah duduk di atas panggung. Ada empat kandidat yang mencalon. Semuanya laki laki.
Ajeng sebagai pembawa acara pun memulainya. Diawali dengan ucapan bismillah bersama kemudian dilanjutkan dengan sambutan sambutan.
Disini, Ashel juga akan memberikan sambutannya sebagai ketua osis sekaligus penanggung jawab acara.
Sambutan dimulai dari kepala sekolah, kepala kesiswaan, sampailah sekarang untuk Ashel memberikan sambutannya.
"Terimakasih kepada bapak kepala kesiswaan yang sudah memberikan sepatah dua patah kata. Untuk sambutan selanjutnya dari ketua osis kita, untuk kak Brianna dipersilahkan untuk maju," ucap Ajeng.
Ashel pun hanya tersenyum kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke arah panggung.
Ashel sempat tersenyum pada para kandidat kemudian berdiri di depan semua siswa siswi dan para guru SMA Bumi.
Sebelum berbicara, Ashel menghembuskan nafasnya. "Selamat pagi semuanya," sapa Ashel.
"Pagi," jawab semuanya.
"Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada pembawa acara karena telah mengijinkan saya untuk memberikan sambutan," ucap Ashel menatap Ajeng, Ajeng sendiri hanya mengangkat jempol tangannya sembari tersenyum.
"Saya mengucap banyak syukur kepada sang pencipta, karena sudah memberikan saya kesehatan sampai detik ini. Saya pun mengucapkan terimakasih kepada bapak kepala sekolah beserta guru guru yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya dan tidak lupa kepada rekan rekan osis dan mpk serta panitia yang ikut andil dalam acara ini. Tanpa kalian semua, mungkin acara hari ini tidak akan berjalan sukses."
"Sebenarnya tidak banyak yang akan saya sampaikan, karen saya tahu, kalian semua mungkin sudah bosan mendengar suara saya yang setiap saat terdengar di mikrofon sekolah," ucap Ashel tersenyum.
"Mungkin, hari ini adalah hari terakhir saya juga berada di Sma Bumi." Ucapan Ashel semuanya kaget terkecuali Ayu dan beberapa guru.
"Ya, mulai minggu depan saya harus pindah ke tempat kakek saya. Berat sebenarnya harus meninggalkan SMA Bumi. Terlalu banyak kenangannya. Mulai dari saya kelas sepuluh sampai sekarang saya kelas sebelas," ucap Ashel.
"Terakhir, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada para guru yang sudah memberikan saya banyak ilmu dan pelajaran. Maafkan saya juga yang terkadang mungkin membuat para ibu bapak guru kesal dengan sikap saya. Namun perlu diketahui, saya hanya manusia biasa yang pastinya akan selalu membuat para bapak ibu guru kesal." gelak tawa terdengar dari semuanya.
"Terlebih saya ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota osis dan mpk yang sudah mau bekerja sama dengan orang seperti saya. Karena saya yakin, mungkin ada beberapa kata yang keluar dari mulut saya yang mungkin menyakiti hati kalian, untuk itu saya mengucapkan banyak banyak maaf. Dan untuk wakil ketua, Dimas Angga, sepenuhnya saya menyerahkan acara serah terima jabatan setelah nanti kita tahu siapa ketua dan wakil ketua osis yang baru," ucap Ashel yang diangguki Dimas.
"Mungkin, itu yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi terimakasih." Ashel pun turun dari panggung kemudian kembali duduk di tempatnya.
Riuh tepuk tangan terdengar saat Ashel menutup sambutannya.
"Terimakasih kepada ketua osis SMA Bumi yang telah memberikan sambutannya. Kini kita sudah sampai di acara puncak, dimana kita akan memulai acara pencoblosan," ucap Ajeng.
"Bagaimana, apakah para kandidat yang berada di depan sini tengah gugup?" Tanya Ajeng.
"Tidak apa apa, itu sudah menjadi hal biasa. Tanpa menunggu lama lagi, kita mulai pencoblosan dari bapak kepala sekolah beserta jajarannya dilanjut ke kelas sepuluh Ipa satu dulu," ucap Ajeng.
Beberapa panitia acara dan keamanan mulai beraksi. Mereka menertibkan beberapa siswa siswi untuk mulai memasuki bilik suara setelah para guru selesai mencoblos.
"Shel," panggil Dimas.
"Paan?" Tanya Ashel.
"Lo serius pindah?" Tanya Dimas.
"Yakali gue bohong Dim, setelah gue ngomong di depan orang banyak," ucap Ashel.
"Ko pindah sih? Lo gak betah disini?" Tanya Dimas.
"Kalo gue gak betah, mana mungkin gue bertahan sampe dua tahun disini," ucap Ashel.
"Terus karena apa?" Tanya Dimas
"Permintaan kakek," ucap Ashel.
"Lo bakalan sekolah dimana nanti?" Tanya Dimas.
"SMA Praja. Gue yakin lo tahu SMA elit itu," ucap Ashel.
"Anjir gila lo masuk sma elit? Gila gila," ucap Dimas yang hanya dibalas senyuman oleh Ashel.
Berjam jam berlalu, kini giliran kelas Ashel untuk mencoblos. Ashel pun berdiri bersama teman teman sekelasnya. Mengantri menuju ke bilik suara.
Setelah semuanya selesai mencoblos, panitia acara pun mengambil kotak bilik suara dan mengumpulkannya di tengah tengah lapangan.
"Sekarang acaranya kita hitung suara. Nama siapa yang kali ini akan menjadi ketua osis Sma Bumi," ucap Ajeng.
"Oke. dimulai aja kak Didi," ucap Ajeng.
Tio bertugas mengambil kertas dan menyebutkan nama sedangkan Tiwi menulisnya di papan. Didi bertugas mengawasi.
Karena kotak suara berjumlah empat, maka waktu yang dibutuhkan pun tidak sedikit. Tiga jam berlalu akhirnya Sma Bumi mendapatkan ketua osis baru.
"Oke guys, kayaknya udah keliatan kan siapa yang menang," ucap Ajeng.
"Selamat untuk kak Angga Nando dari kelas sebelas ipa dua karena memiliki suara paling banyak. Disusul kak Aji sebagai wakil, kak Widodo sebagai sekretaris, dan kak Firdaus sebagai bendahara."
Setelahnya, Semua kandidat pun berdiri di atas panggung. Ashel pun berjalan untuk mengalungkan selendang kebanggaannya.
"Gue harap, di kepemimpinan lo bisa lebih baik dari gue. Gue titip anak anak osis yang sebagian besarnya anak keras kepala," ucap Ashel pada Nando.
"Thanks, gue bakalan berusaha lebih baik dari lo. Bye the way, semoga lo betah di sekolah baru lo. Gue gak nyangka setelah lo turun jabatan lo langsung pindah, padahal banyak hal yang mau gue tanya ke lo," ucap Nando.
"Mungkin udah jalannya gue harus pindah. Untuk urusan kepengurusan, lo bisa tanya tanya sama Dimas. Dia juga tahu semuanya atau sama anak yang lain karena gue gak pernah nutupin hal apapun dari anggota anggota gue," ucap Ashel.
Setelah pengalungan selendang, acara pun telah sampai pada penutupan. Ajeng menutup acara tersebut.
Beberapa siswa mulai keluar dari dalam sekolah. Sedangkan anggota osis kembali bekerja untuk membereskan peralatan yang mereka pakai.
"Kak, lo senin udah gak kesini dong?" Tanya Ajeng.
"Iya. Besok sore gue tunggu lo pada di rumah," ucap Ashel.
"Kita kelarin ini semua dulu baru boleh pulang," ucap Ashel yang diangguki semuanya.
tbc.
vote komen, makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 374 Episodes
Comments
Manoy Cagar
kapan ketemu y nih thor 😉
2023-05-25
1
C!nt@ Y L
ceritanya bagus...
2022-09-01
3