You Are Light Of My Live
Di sebuah ruang tamu mewah berkonsep minimalis, dengan warna-warna monokrom abu-abu, nampak seorang gadis cantik bernama Hera Hudiono sedang duduk bersimpuh di depan kaki Papanya, Julius Hudiono, Presdir Yunani Kingdom Group.
Manik mata coklat indahnya yang selalu bersinar ceria, nampak begitu sendu, berkaca-kaca siap menumpahkan tetesan air mata yang sejak tadi ditahannya.
"Cepat katakan! Siapa ayah dari bayi yang ada di kandunganmu itu?" hardik Julius dengan suara keras yang membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ketakutan.
"Hades, pemilik Hades Group," jawab Hera menunduk, takberani menatap manik mata papa, tubuhnya bergetar hebat, takut kemarahan papa makin memuncak.
"Oh My God, Dear... Hades? Apakah kamu tahu siapa dia?" tanya Julius sambil menepuk keras dadanya yang bidang, ia benar-benar tidak menyangka putrinya akan menyebutkan nama pria terlarang yang dicoret masuk daftar menantu keluarga manapun, sebagai ayah bayinya.
"Di dalam tubuhnya mengalir darah keturunan pimpinan mafia Italia. Bisnisnya illegal, perjudian, penipuan, perdagangan narkoba, penggelapan dana, dia adalah seorang mafia yang sangat menakutkan, tidak punya hati, bagaimana bisa kamu berhubungan dengan pria itu? Are you nuts?" ucap Julius makin kesal dan marah.
Hera tertunduk makin dalam, selama ini ia menganggap semua itu hanya rumor negatif yang berhembus, agar orang-orang mempercayai citra dingin dan menakutkan yang dibangun Hades sehingga makin disegani dan ditakuti banyak orang. Namun jauh di dalam lubuk hati Hera yang paling dalam, ia tahu bahwa Hades bukan pria yang jahat, hanya sedikit menyebalkan.
"Lihat, apa yang telah diperbuatnya padamu? Pasti dia menolak bertanggung jawab atas perbuatannya kan?" ucap Julius lagi. Kedua tangannya mengepal keras menahan kemarahan, di samping tubuhnya yang tinggi besar.
"Maafkan Hera, Pa. Hera benar-benar menyesal, sekarang hanya Papa yang dapat membantu Hera. Please help me, Pa," ucap Hera memohon sambil menggenggam dan menggoyangkan ujung bawah celana kain yang dipakai Papa.
Ia 100% sadar, telah bersalah besar, melanggar batas, menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan, hasil dari perbuatannya sulit untuk dimaafkan, bahkan mencoreng nama baik keluarganya. Namun ia tak tahu kemana lagi ia harus meminta pertolongan, jika bukan pada papa, orang tua kandungnya sendiri.
"Masuk ke kamarmu sekarang! Jangan keluar kamar kalau Papa belum menyuruhmu keluar!" bentak Julius dengan suara keras.
"Memang anak tidak berguna. Selalu saja membuatku susah," ucap Julius lagi.
Oh God, selama ini, Papa tidak pernah mengucapkan kata-kata sekasar dan semenyakitkan itu. Sebesar apapun kesalahanku, Papa hanya menegurku, memberikan hukuman jika kesalahanku teramat parah di mata Papa, dan setelah beberapa hari berlalu, Papa akan memaafkanku dan melupakannya, tapi kali ini sikap Papa berbeda dari biasanya, batin Hera.
Air matanya langsung mengalir deras takterbendung lagi, ia segera berlari ke kamar tidurnya.
Julius menghela nafas panjang, melihat putrinya pergi beruraian air mata, terlihat begitu terpukul. Sebuah penyesalan menyeruak di hatinya, tidak seharusnya kata-kata pedas itu meluncur keluar dari bibirnya, sudah terlambat untuk ditelan kembali.
Julius beranjak pergi ke ruang kerjanya, duduk di sofa empuk yang ada di tengah ruangan, menenangkan emosinya, mencoba berpikir jernih mengurai benang kehidupan yang kusut, mencari ujung pangkalnya agar tertata kembali.
Jujur, takpernah terbersit sedikitpun dalam hatiku, memiliki menantu dengan garis keturunan mengerikan seperti itu. Tiga tahun yang lalu, aku sudah menyiapkan seorang pria yang layak untuk menjadi pendamping putriku setelah ia dewasa dan cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Aku juga sudah mendidiknya dengan baik untuk menjadi penerusku di kemudian hari. Namun sekarang, semuanya tidak berjalan seperti kehendakku, batin Julius.
"Arrgh... Aku tak tega meminta putriku menggugurkan kandungannya. Dan seandainya bayi itu akhirnya terlahir ke dunia, aku ingin cucuku mempunyai seorang ayah," gumam Julius putus asa.
"Hmm... Apakah aku harus menghubungi pria itu, memintanya untuk menikah dengan putriku secepatnya?" tanya Julius pada dirinya sendiri.
"Sepertinya tidak ada jalan lain, terpaksa aku harus segera bertemu dengannya, masalah ini harus secepatnya diselesaikan, aku tak dapat menundanya lagi," ucap Julius segera menekan nomor telepon detektif yang selama ini selalu dipercaya dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat.
"Hallo, Detektif," salam Julius.
"Hallo, Tuan. Sepertinya anda sudah tidak sabar mendengar kabar General Manager perusahaan anda, yang mendadak mengajukan cuti panjang," ujar detektif yang dapat menebak maksud panggilan telepon Julius.
"Benar sekali, Mister. Apakah anda sudah berhasil menemukannya? Karena sekertaris saya tidak dapat menghubunginya," ucap Julius tidak sabar ingin mengetahui di mana keberadaan calon menantunya itu.
"Maaf, Tuan Julius. Pria yang anda cari, tewas terbunuh beberapa hari yang lalu," jawab detektif.
"Terbunuh? Are you kidding?" tanya Julius tergagap kaget hingga jantungnya berdetak kencang.
"Tidak, Tuan. Saya tidak berani bercanda. Sebagai seorang detektif profesional, saya selalu memberikan berita yang terpercaya bahkan saya mengeceknya secara langsung sebelum saya melapor kepada Anda," ucap detektif serius.
"General Manager perusahaan anda tewas kehabisan darah sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit. Pembunuhnya adalah seorang yang sudah profesional dalam bidangnya, hanya dengan sekali tusukan, tepat mengenai organ vital. Dan dari laporan forensik, diperkirakan pembunuhnya menggunakan senjata tajam khusus yang biasa digunakan mafia Italia. Sampai sekarang polisi masih berusaha keras menangkap pelakunya."
"Oh Lord, mengerikan sekali," ucap Julius bergidik ngeri.
"Dan saya juga ingin menyampaikan sebuah berita mengejutkan lainnya."
"Bicaralah, Mister."
"Setelah menikahi sekertarisnya secara sembunyi-sembunyi, ia membawa istrinya bulan madu ke Malaysia, pergi ke sebuah bar untuk bersenang-senang, namun ternyata tempat itu menjadi tempat terakhir yang dikunjunginya di dunia," jelas detektif.
"Jadi maksudmu pria itu telah menipuku mentah-mentah selama ini? Berkata masih single dan siap menjadi menantuku jika aku memintanya, tapi akhirnya ia lebih memilih untuk kawin lari dengan sekertarisnya?" tanya Julius geram menahan emosinya.
"Maaf, Tuan. Namun begitulah yang terjadi. General Manager anda sudah menjalin hubungan dengan sekertarisnya hampir dua tahun lebih," ucap detektif.
"OMG, betapa bodohnya aku sudah sangat mempercayainya ," gumam Julius kemudian kembali melontarkan sebuah pertanyaan, "Maaf, Mister. Tolong sebutkan lagi TKP pembunuhannya."
"Hades Bar, Malaysia, Tuan."
"Apa? Hades Bar, Malaysia?" tanya Julius luar biasa kaget mendengar lokasi TKP.
"Arrgh... Cobaan macam apa ini? Kawin lari?Terbunuh di Hades Bar, Malaysia? Senjata tajam dari Italia? Ckckck... Tunggu, Mister. Apakah pembunuh profesional itu mempunyai hubungan dengan Hades?" tanya Julius lagi setelah merangkai semua kejadian mencengangkan satu persatu.
"Ya, sepertinya begitu, Tuan. Black Phanter, salah satu bodyguard Hades yang berasal Italia, dan sudah ditetapkan menjadi tersangka utama kasus pembunuhan ini," ucap Detektif.
"Apakah Hades memiliki dendam atau sedang berseteru dengan General Manager?"
"Mereka tidak saling mengenal, Tuan."
"Oh God, teganya Hades berbuat seperti itu, kenapa dia membunuh General Managerku jika mereka tidak saling kenal? Apakah untuk memutuskan rantai perjodohan yang kubuat untuk putriku?" gumam Julius mulai merasa ketakutan untuk kembali memikirkan siapa calon menantu yang akan dijodohkan dengan putrinya. Ia tak ingin Hades membunuh lelaki pilihannya, sekali lagi.
**** Hallo, Readers... Jangan lupa tuk memberi like dan vote jika suka dengan novel ini. Supaya Author lebih semangat lagi dalam berkarya. Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Khoirul Adhar
mulai baca kisah ini yg berawal dari kisah julius dan monika
2020-12-07
0
Liliani latif
like......
2020-10-01
0
Sept September
like kak
2020-09-30
0