Bab 3 - Terlalu Pendiam dan Suka Menyendiri

Keesokan harinya.

"Hari ini kita bersepeda ke alun-alun yuk? Mama ingin makan soto ayam dan Papa ingin makan sate ayam," ucap Papa sudah tidak sabar ingin segera mengayuh sepedanya pergi.

"Boleh, Zeus juga mau makan dua-duanya," ucap Zeus sambil tersenyum senang.

"Okay, kita berangkat sekarang ya," ucap Mama senang.

Mereka bertiga segera mengayuh sepeda keluar dari pintu gerbang vila yang terbuka otomatis begitu Pak Ridwan, supir yang bekerja di vila, menekan tombol remote.

Sesampainya di alun-alun, mereka memarkirkan sepeda di tempat parkir sepeda motor, mengunci sepeda dengan 2 macam kunci berbeda, U-lock dan sling baja/rantai.

Setelah itu mereka bertiga segera menuju lokasi pedagang kaki lima yang menjual sate ayam. Mama memesan sate ayam tanpa lemak dan lontong untuk Papa dan Zeus. Sementara Zeus pergi ke gerobak soto ayam, memesan dua porsi soto ayam istimewa dengan tambahan telur muda untuknya dan Mama. Setelah itu Zeus segera kembali dan duduk di sisi Mamanya, di sebuah bangku plastik warna merah, tanpa ada meja di hadapannya.

Tak berapa lama sate ayam, lontong dan soto ayam datang dan siap disantap. Sebuah cita rasa nikmat dibalut kesederhanaan, yang taklengkap tanpa kehadiran jeruk nipis dan sambal.

Manik coklat Zeus bergerak mencari-cari mangkuk berisi jeruk nipis dan tempat sambal yang biasanya diletakkan di dekat gerobak soto.

"Maaf, permisi. Saya mau mengambil itu," ucap Zeus sambil menunjuk barang yang diinginkannya saat terhalang tubuh seorang gadis.

"Oiya, silahkan," ucap gadis itu, bergeser ke samping memberikan jalan bagi Zeus untuk lebih mendekat ke gerobak soto.

Zeus segera menjulurkan tangannya yang panjang untuk meraih dua potong jeruk nipis, menyendok satu sendok penuh sambal dan menuang ke dalam mangkuk sotonya.

"Zeus Anthony?" ucap gadis itu dengan nada kaget seperti takpercaya kebetulan bertemu dengan pujaan hati merangkap seniornya saat kuliah di Australia. Indonesia begitu luas, sungguh takmenyangka di kota kecil Batu, mereka berjumpa kembali, bahkan dapat menyapanya sedekat ini.

"Hai, anda mengenal saya, Nona?" tanya Zeus melempar sebuah senyum manis walaupun tidak mengenali siapa lawan bicaranya.

"Tentu, apakah kakak sudah melupakanku?"

tanya gadis itu dengan mulut cemberut karena pujaan hatinya berubah jadi pikun.

"Saya Jean Elizabeth, adik kelas Kakak di Ausie. So sweet sekali dapat bertemu Kakak lagi di Indonesia. Apakah Kakak juga sedang berlibur di Batu?" tanya gadis itu sudah melupakan kekecewaan hati sebelumnya.

"Ah... junior di Ausie, maaf. Saya tinggal di Batu tepatnya. Saya makan dulu ya. Keburu dingin nanti sotonya. Senang dapat berkenalan denganmu, Jean Elizabeth," ucap Zeus undur diri sebelum gadis itu mulai bertingkah macam-macam.

"Iya, silahkan Kak," ucap Jean sedikit kecewa karena Zeus tampak berusaha menghindarinya.

Zeus beranjak pergi, Jeanpun hanya dapat mencuri pandang dari kejauhan, menatap Zeus yang lahap menikmati makanan lezat, ikon alun-alun Batu.

"Ini, Non... soto ayam komplit bungkus 5 biji, diperiksa dulu, Non, ada yang kurang atau enggak?" ucap penjual soto ayam menyodorkan sebuah bungkusan plastik besar dan berat.

"Ini uangnya. Kembaliannya ambil aja, Pak," ucap Jean segera berlalu tanpa mengintip isi bungkusan yang diterimanya, dia yakin penjual soto sudah menyiapkan semuanya dalam jumlah yang benar.

"Sofie, udah beres nih, pulang yuk!" ucap Jean pada sahabatnya yang menemaninya mencari sarapan pagi untuk semua teman-temannya yang ingin menghabiskan weekend dengan berwisata ke kota Batu.

"Ngobrol sama siapa tadi, Jean? Kece amat tuh cowok," tanya Sofie penasaran.

"Teman kuliah di Ausie, kece abis tapi super pendiam, entah sudah berapa banyak cewek patah hati karena ditolaknya, termasuk aku, huhuhu..." jawab Jean tertawa kecut pura-pura menangis sedih.

"Yah... padahal ingin ngajakin dia ikut gabung di group kita," ucap Sofie kecewa.

"Lupain aja, Sof. Waktu masih di Ausie, dia lebih suka menyendiri dan menghabiskan weekendnya di apartement daripada hangout dengan teman-teman," ucap Jean lagi.

"Ah.. sayang sekali, ada cowok kece nganggur gak bisa digodain, hihihi..." tawa Sofie gemas.

*

*

*

Zeus mengambil ponselnya di atas nakas, ternyata ada sudah ada 5 misscall dari nomer tak dikenal.

Drrttt... Drrttt...

Ponsel Zeus kembali bergetar, ia segera menjawab panggilan telepon dari nomer tak dikenal itu.

"Hallo, Zeus. Ini aku Callum," ucap Callum senang karena akhirnya seseorang mengangkat panggilan teleponnya yang ke enam.

"Oh, hai, Callum. Maaf, aku sedang mandi tadi. Di mana kau sekarang? Apakah kau ada di Batu sekarang? Karena nomer ponselmu sekarang adalah nomer ponsel Indonesia," ucap Zeus.

"Ya, aku kebetulan sedang pulang ke Batu. Wah, sudah 3 tahun lebih tidak bertemu denganmu. Yuk makan malam di Sky Lounge Amarta Hills," ajak Callum.

"Ok, jam 7 malam?" tanya Zeus.

"Yes, seven pm," ucap Callum setuju.

"Ok, bye."

*

*

*

Zeus datang lebih awal dari perjanjian yang disepakatinya, Sky Lounge nampak ramai dipadati arek-arek Malang dan beberapa wisatawan dari luar kota.

Zeus memilih duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap ke arah yang tepat untuk menikmati pemandangan kota Batu dengan layar tanaman hijau penggunungan. Suasana malam yang dingin penuh kerlip lampu yang indah, menaburkan suasana romantis ke permukaan, membuat para pengunjung takhenti-hentinya berdecak kagum, sibuk mengabadikan momen bahagia mereka di sini, termasuk segerombolan gadis cantik di dekat meja Zeus, yang tidak ada habisnya bergaya di depan kamera. Dan Zeus mengenali salah satu personelnya, Jean Elizabeth, gadis yang pernah dikenalnya, ada di antara mereka.

Beberapa saat kemudian, Jean melambaikan tangannya pada Zeus setelah selesai berfoto.

"Hai, Kak Zeus. Senang dapat bertemu denganmu kembali di sini. Apakah Kakak sedang menunggu seseorang?" tanya Jean mendekati tempat duduk Zeus, diikuti gerombolannya yang sibuk berbisik-bisik dan cekikikan di belakang punggung Jean.

"Ya, oh itu temanku sudah datang," ucap Zeus senang, berharap dengan kedatangan Callum, maka Jean dan gerombolannya segera berlalu meninggalkannya, tidak mengganggu lagi tepatnya.

Jean menoleh melihat siapa teman Kak Zeus yang berhasil mengajak Kak Zeus keluar dari tempatnya bertapa untuk mendapatkan wangsit.

"Callum Christian?" ucap Jean kaget melihat sahabat karib Zeus Anthony saat masih kuliah di Ausie ada di depan matanya sekarang. Callum adalah seorang pemuda yang ramah dan bersahabat, bertolak belakang dengan sifat-sifat Zeus. Entahlah bagaimana asal mula dua mahluk berbeda sifat itu dapat menjalin persahabatan dan akrab seperti itu, Jean sendiri bingung mencari jawabannya.

"Hai, Jean. Kamu juga sedang ada di Batu rupanya. Sungguh luar biasa sekali dapat bertemu kalian berdua di sini," ucap Callum kaget, mengedipkan sebelah matanya pada Zeus, tersenyum geli mengingat kelakuan gila Jean yang pernah secara mengejutkan menyatakan cintanya pada Zeus 5 tahun lalu.

Meneriakkan rayuan puitis di podium, tempat dosen biasanya memberikan perkuliahan, kemudian menyodorkan sebuah buket bunga mawar dan sekotak coklat putih brand terkenal, sampai semua mahasiswa yang hadir di sana memberikan aplause panjang dan membuatnya menjadi bahan perbincangan hangat selama seminggu di kampus.

"Kak Callum, apakah kami boleh bergabung denganmu?" tanya Jean benar-benar tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kedua yang telah diberikan Tuhan untuk mendekati Zeus lagi.

"Sure, kami berdua merasa sangat terhormat dapat menikmati santap malam sekaligus mengenal banyak gadis cantik, benar begitu, Zeus?" tanya Callum pada Zeus yang mulai cemberut karena Callum menerima Jean dan teman-temannya untuk bergabung duduk bersamanya.

Zeus terpaksa mengangguk pasrah.

"Baiklah, Kakak. Aku akan mengenalkan teman-temanku yang cantik-cantik ini pada kalian berdua. Ini Sofie, Rossie, Hera dan ini Kak Zeus, Kak Callum," kata Jean memperkenalkan teman-temannya pada Zeus dan Callum.

Callum langsung mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan the most beautiful and elegan girl Hera lebih dulu, gadis yang sudah sedari tadi berada dalam radar Callum saat ia masuk ke dalam Sky Lounge.

"Anda benar-benar sangat cantik, Nona Hera," ucap Callum terpesona, takingin segera melepaskan jemari tangannya bahkan setelah berulang kali mengecup punggung tangan Hera, sampai Rossie benar-benar tidak tahan melihat kelakuan Callum dan menepuk bahunya sambil berkata, "jangan lama salamannya, giliran dong, yang antri banyak."

Hera hanya tersenyum dingin mendengar ucapan Callum, sepertinya dia sudah terbiasa bahkan bosan melihat begitu banyak pria yang jatuh cinta begitu melihatnya.

"Maaf, terlalu terbawa suasana," ucap Callum tersentak kaget, kemudian melepas tangan Hera dan berjabat tangan dengan Rossie dan Sofie.

Sementara Zeus hanya menganggukkan kepala pada ketiga gadis teman Jean, seakan tidak tertarik untuk mengenal mereka lebih dalam. Dan beberapa saat kemudian, Zeus pamit pulang, meninggalkan Callum seorang diri seperti seorang penyamun di sarang perawan, setelah menerima panggilan telepon dari ibunya.

"Mungkin dia seorang gay," bisik Sofie pada Jean yang menatap punggung Zeus pergi meninggalkan Sky Lounge Amarta Hills.

Hera mengangguk tanda setuju.

*

*

*

Beberapa hari kemudian di Marketing Departement Room.

"Zeus, udah selesai meeting?" tanya Pak Manager Marketing yang baru kembali dari gedung produksi, pada staff marketingnya yang lagi sibuk membalas email.

"Udah, Pak!" sahut Laura tanpa menghentikan kerja jari jemari tangannya menari-nari di atas keyboard komputer.

"Lalu... Mana Zeus? Kok tidak ada di mejanya?" tanya Pak Manager Marketing lagi.

"Oiya... Zeus dipanggil Presdir, Pak."

"Ada perlu apa Presdir panggil Zeus?"

"Kurang tahu, Pak. Zeus tidak mengatakan apa-apa, langsung pergi menghadap."

"Ya...ya...ya," kata Pak Manager Marketing sambil berjalan masuk ke ruangannya. Raut wajahnya terlihat sedikit masam, mungkin sedikit api cemburu mulai meletup-letup karena Presdir lebih sering memanggil asistantnya daripada dirinya.

*

*

*

Ruangan Presdir Yunani Kingdom Group.

"Zeus, order dari Customer XXX berhasil kita dapatkan. Mereka sudah turun order 800 kontainer bulan ini. Pastikan semuanya beres. Jangan ada keterlambatan pengiriman, okay?" kata Julius, Presdir Yunani Group Kingdom.

Sinar matanya terlihat senang karena berhasil mendapatkan order besar berkat presentasi menarik, menunjukkan bahwa produk furniture yang diproduksi Yunani Kingdom Gorup berasal dari bahan bermutu tinggi, desainnya berkualitas, serta memiliki nilai seni yang tinggi.

"Baik, Pak. Akan saya selesaikan dengan baik," jawab Zeus penuh percaya diri, tersenyum senang karena semua usahanya membuahkan hasil luar biasa.

"Baik. Urusanmu sudah selesai, kamu dapat kembali ke ruanganmu, Zeus," perintah Presdir.

Zeus segera menunduk hormat dan berjalan ke pintu, kembali ke ruangannya.

Beberapa menit kemudian,

Sekertaris pribadi Presdir masuk ke ruangan Presdir.

"Pak, saya barusan mendapat kabar bahwa Pak Rudi harus memperpanjang tugasnya di Pabrik A. Keadaan produksi di sana masih belum stabil. Jika Bapak ingin berbincang lebih lanjut dengan Pak Rudi, saya sambungkan langsung dengan Pak Rudi, Pak," kata Sekertaris Presdir lagi.

Julius termenung sejenak sambil mengusap-usap dagunya.

Hmm...Hmm...

"Panggil Zeus ke ruangan saya," perintah Julius pada Sekertarisnya.

"Baik, Pak. Permisi," kata Sekertarisnya lagi.

*

*

*

Zeus baru saja sampai di mejanya. Tapi telpon sudah berbunyi dan Sekertaris Presdir memintanya kembali ke ruangan Presdir lagi.

"Lho...lho... mau kemana lagi kamu, Zeus?" tanya Pak Manager Marketing bingung saat keluar dari ruangannya untuk menanyakan kenapa Presdir baru saja memanggil Zeus.

"Ke ruang Presdir, Pak. Permisi," jawab Zeus sambil melangkah pergi meninggalkan mejanya.

Pak Manager Marketing hanya bisa bengong. Baru beberapa menit yang lalu Zeus dipanggil Presdir, dan sekarang kembali dipanggil Presdir lagi.

"Arrgghh... bisa-bisa sebentar lagi Zeus naik jabatan lebih tinggi daripada aku. Frekuensi dia dipanggil Presdir jauh lebih banyak daripada semua manager yang ada di sini," ucap Pak Manager Marketing geram.

Dan apa yang dikhawatirkan Pak Manager Marketing benar-benar terjadi. Esok lusa, Zeus Anthony sudah bukanlah asistant marketing manager lagi, kariernya sudah meroket tajam menjadi General Manager hanya dalam waktu 3 tahun.

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

like

2020-09-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 47 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!