Menikahi Bumi Yang Dicintai Langit
Seorang wanita yang sudah terlihat guratan keriput di wajahnya tapi masih terlihat anggun berjalan menenteng tas branded dipergelangan tangannya, menyusuri ruangan ballroom sebuah hotel bintang lima yang akan digunakan untuk acara resepsi pernikahan putri tercintanya, terlihat dua orang perempuan dan seorang laki-laki staff hotel berjalan dibelakangnya.
"Nyonya, untuk dekorasi pagar pembatas dari pintu masuk sampai dengan pelaminan, kami akan memakai bunga gardenia dan calla lily segar, begitu juga dengan setiap tempat yang memerlukan hiasan bunga."
Wanita itu tersenyum "aku percaya pada anda Bu Andrea, mana mungkin aku menolak pilihan dari anak seorang artis dan pengusaha sepertimu, yang sudah pasti memiliki selera yang berkelas tentunya."
Rea hanya tersenyum kemudian melanjutkan penjelasannya.
"Aku heran, kenapa kamu malah memilih bekerja dihotel ini dari pada mengurusi perusahaan atau bisnis ayahmu?"
"Saya merasa masih butuh pengalaman Nyonya, saya ingin belajar tanggung jawab sebelum mengambil alih salah satu bisnis ayah saya," jawab Rea sopan
"Ya, memang sebaiknya seperti itu, jangan sampai orang memandang remeh karena warisan yang kita dapat dari orang tua."
Rea masih melanjutkan room tour bersama wanita yang merupakan istri dari pejabat tertinggi dikotanya, yang satu bulan lagi akan menyelenggarakan pesta pernikahan putrinya di hotel tempat ia bekerja, sesekali gadis itu melirik jam dipergelangan tangannya.
Setelah mengantarkan nyonya itu sampai masuk ke mobilnya, Rea segera bergegas masuk ke ruangannya mengambil kunci mobil, berkata kepada staff front office kalau dia sudah ijin ke Bu GM untuk pulang lebih awal.
Rea menyalakan mobilnya, tiba-tiba ponsel ditasnya berbunyi, melihat nama atasannya yang muncul tidak mungkin Rea menolak panggilan itu begitu saja.
Agni sang atasan mengucapkan terima kasih kepada dirinya yang sudah mengantikannya untuk menemani room tour istri gubernur.
Gadis itu mematikan telpon, seharusnya hari ini memang Agni yang harus bertugas menemani bu gubernur melihat ruangan untuk pernikahan putrinya, tapi anaknya tiba-tiba demam sebagai asisten general manager Rea mau tidak mau harus menggantikan tugas Agni, karena peraturan hotel di tempatnya bekerja semua VVIP harus di handle oleh posisi tertinggi yang berada di tempat saat itu.
Diwaktu yang sama seorang laki-laki duduk di dalam taxi yang membawanya pulang kerumah, ia menghembuskan napas sambil memandang keluar jendela.
"Bagaimana bisa dia tidak menjemputku hari ini? Apa dia lupa?"
Rea memakai sitbelt , meletakkan HP dikursi samping tempat duduknya, tapi dalam hitungan detik mengambilnya lagi untuk mencari sebuah kontak kemudian menelpon.
"Apa kakakmu sudah sampai rumah? jangan bilang mba tanya, nanti mba belikan chicken burger double cheese kesukaanmu, oke dua, plus milk shake sip oke."
Rea mematikan benda pipih miliknya kemudian tersenyum.
"Dasar bocah, uang tutup mulut yang di minta banyak banget."
Rea menggerutu tapi tetap tertawa kemudian membawa mobilnya keluar dari parkiran hotel.
Setelah memarkirkan mobilnya, Rea masuk kedalam halaman sebuah rumah yang sudah seperti rumahnya sendiri, tidak perlu mengetuk pintu karena anak laki-laki yang dia janjikan burger tadi sudah menunggunya didepan pintu sambil menggelembungkan pipinya.
"Cepet mba, aku udah nunggu dari tadi lho," ucap bocah laki-laki itu.
Rea tersenyum sambil memberikan paperbag dan plastik berisi pesenan bocah itu, Laras berjalan mendekat ke arah Rea yang merupakan kekasih anak sulungnya.
"Aryan, kamu tu ya nodong mba Rea terus, lagian liat tuh badan kamu, makan junk food mulu, diet! ntar ga ada cewek yang mau sama kamu lho" ledek Laras ke anak bungsunya.
Namun yang di ledek sudah nyelonong masuk kedalam rumah pergi ke ruang makan untuk menikmati burgernya, Laras mendekat untuk mencium dan memeluk Rea seperti biasa.
"Apa Arkan sudah sampai tante?"
"Sudah, dia kayaknya ngambek karena kamu ga jemput dia"
"Sekarang dia ada dimana?" tanya Rea.
"Dikamarnya."
Rea lalu minta ijin Laras untuk naik kekamar anak sulungnya itu.
Tujuh tahun setelah lulus SMA Arkan pergi kuliah ke Inggris mengambil jurusan manufaktur dan management di salah satu Universitas terkenal di negeri ratu Elishabet itu, entah apa yang membuat dia bersungguh-sungguh hanya tiga tahun ia sudah bisa menyelesaikan study strata satunya, setelah itu Arkan langsung mendapat pekerjaan di sana sambil melanjutkan kuliah S2.
Setelah lulus S2 Arkan memutuskan resign dari pekerjaannya, ia pulang ke Indonesia bersiap masuk keperusahaan ayah gadis yang dicintainya yang juga dikelola papanya.
Rea sudah sampai didepan kamar Arkan, melihat pintu kamar kekasihnya sedikit terbuka ia mengintip dari celah pintu kemudian masuk kedalam, memandang sekeliling mencari keberadaan laki-laki itu, tiba-tiba sebuah tangan melingkar dipinggangnya dan sebuah dagu sudah mendarat manis dipundak kanannya. Rea tau siapa yang memeluknya dari bau parfum yang dia cium.
"Maaf aku tidak bisa menjemputmu tadi," ucapnya.
"Hem.."
Arkan seperti malas menjawab permintaan maaf gadis yang sedang dia gelayuti itu.
"Kamu marah?" tanya Rea lagi.
"Sedikit, Bagaimana mungkin kamu tidak menjemputku, kamu sama sekali tidak merindukanku ya kan?"
"Sok tau, jadi aku harus bagaimana agar marahmu yang sedikit itu hilang ha.. ha..?" tanya Rea sambil menggerak-gerakan pundak kanannya mengajak kekasihnya bercanda.
Arkan mengangkat dagunya, kemudian membalik badan Rea menghadap ke arahnya.
"Menikahlah denganku Re!" pinta Arkan sambil menatap mata gadis itu penuh cinta.
Gadis itu merasakan perasaannya seperti diaduk-aduk, kaget, senang, cemas, ragu, terharu semua bercampur menjadi satu.
"Apa kamu sedang melamarku?" tanya Rea sesaat setelah bisa menguasai perasaannya.
Arkan hanya menganggukan kepala menjawab pertanyaan gadis manis didepannya.
"Apa kamu tidak bisa melamarku dengan cara yang lebih manis dan romantis?" Rea memukul lengan Arkan gemas, yang dipukul cuma bisa mundur menghindar dan berusaha menepis pukulan tangan gadis yang terlihat sedang kesal itu.
"Beraninya, kamu bahkan tidak menyiapkan bucket bunga dan cincin," omel Rea masih mencoba memukuli lengan Arkan yang terlihat tertawa.
Secepat kilat Arkan mengunci badan kekasihnya dengan kedua tangannya, melingkarkan tangan Rea di pinggangnya, gadis itu terdiam sambil menatap wajah laki-laki didepannya.
"Apa aku diterima?"
"Bodoh," cibir Rea yang langsung membenamkan kepalanya didada kekasihnya.
"Aku sangat ingin memelukmu, aku sangat merindukanmu," bisik Arkan.
Selama ini mereka menjalani hubungan jarak jauh alias LDR, ditahun pertama dan kedua Arkan sempat pulang ke Indonesia, tapi setelah mereka sama-sama sibuk kuliah dan Arkan mendapat pekerjaan mereka sama sekali tidak pernah bertemu, terakhir dua tahun lalu Rea yang liburan ke Inggris itupun tidak lama.
"Baiklah, aku akan melamarmu lagi nanti, jauh lebih romantis dan manis seperti yang kamu harapkan," ucap Arkan sambil mencium ujung rambut Rea.
"Aku mencintaimu," ucap Arkan.
Rea hanya terdiam, masih membenamkan kepalanya didada Arkan, memeluk erat pinggang laki-laki itu dengan kedua tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Abie Mas
arkan dan rea
2023-01-25
0
dewi
akhirnya ma Arkan juga... dah 7 th aja.. 😁😁😁
2022-06-28
0
eMakPetiR
🥰 akhirnya mereka berdua beneran jadian...
🤗
2022-04-02
0