The Scards: Start!
"Ayah!! Coba lihat nilaiku!" Terlihat seorang gadis kecil berusia 7 tahun berlari dengan ekspresi riangnya menghampiri seorang pria tampan berusia 32 tahun yang tengah membaca surat kabar.
Gadis kecil itu memamerkan sebuah raport yang berisi nilai sangat sempurna. Gadis itu sangat cerdas untuk anak seusianya.
Pria itu menoleh sejenak dan berguman lalu kembali sibuk membaca surat kabar, mengabaikan keberadaan gadis kecil tersebut.
Gadis kecil itu menunduk sedih dan segera berlari menuju kamarnya. Sudah berkali-kali gadis itu mengalami penolakan yang sama oleh ayahnya sendiri.
Gadis kecil itu adalah Ran, tanpa nama panjang yang merupakan putri bungsu dari Helena Brawijaya dan Derrick Anderson, namun sayangnya gadis kecil ini diabaikan oleh keluarganya.
Dari pernikahan Derrick dengan Helena, mereka mempunyai 3 orang anak. Anak pertama, laki-laki berusia 11 tahun bernama Abimayu Nugraha Anderson, anak kedua bernama Emillia Anjelina Anderson yang saat ini berusia 9 tahun dan yang terakhir seorang perempuan bernama Ran yang berusia 7 tahun.
Keluarga Anderson merupakan keluarga terkaya di kota S, yang bergerak di bidang makanan, hotel, properti dan batubara.
Keluarga Anderson juga terkenal dengan keharmonisan keluarga dan kedermawanannya, tak ayal keluarga ini menjadi donatur beberapa panti asuhan dan rumah sakit yang membuat keluarga ini semakin disegani.
Helena datang memasuki ruang tamu bersama Abimayu dan Emillia. Mereka berdua segera berlari menghampiri Derrick yang tengah sibuk membaca surat kabar membuat pria itu mengalihkan perhatiannya.
"Kalian sudah pulang? Bagaimana dengan nilai kalian?" Tanya Derrick bertubi-tubi, pria itu meletakkan surat kabarnya dan menggendong Emillia yang berlari menghampirinya dengan raut wajah gembira.
Emillia menyodorkan raportnya kepada Derrick yang di terima dengan senang hati. Pria itu melihat nilai putri nya dan tersenyum puas lalu mengusap kepala putrinya dengan bangga. "Putri ayah sangat pintar. Ayah bangga padamu." Pujinya sambil menghujani wajah gadis itu dengan ciuman.
Emillia tertawa dan tanpa sengaja gadis itu melihat ke arah Ran yang mengintip mereka dengan sedih. Emillia memamerkan senyum mengejek padanya dan memeluk Derrick dengan erat.
Kirania hanya bisa memandangnya dengan nanar. 'Seandainya mereka menyayangiku seperti kakak.' Batinnya sedih dan segera memasuki kamarnya, menutup pintu kamar dengan pelan agar tidak mengganggu keluarga kecil bahagia tersebut.
Tanpa Kirania sadari, sepasang mata memandangnya dengan tatapan sedih, mata yang diam-diam selalu memperhatikan gerak gerik bocah itu hanya terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa.
⚛️⚛️⚛️⚛️
Keluarga Anderson tengah makan malam bersama dengan penuh canda tawa. Namun suasana berubah tegang saat Ran datang menghampiri mereka, terdapat beberapa berbagai macam hidangan mewah yang tersaji di hadapan mereka. "Ayah, boleh aku ikut makan bersama kalian? Aku lapar." Pinta Ran dengan wajah polosnya.
Tanpa di duga mereka menghentikan kegiatannya, Helena segera berdiri dan menghampiri Ran yang kini menunduk takut.
"Kau lapar, heh?" Tanya Helena dengan sinis penuh penekanan membuat Ran menganggukkan kepalanya dengan gerakan patah-patah.
Helena segera mengambil piring baru, mengisi dengan nasi dan berbagai macam lauk lalu kembali menghampiri Ran yang berdiri tak jauh dari meja makan sambil membawa piring berisi makanan.
Helena menyerahkan piring itu kepada Ran, namun saat tangan gadis kecil itu hendak mengambil piring itu, tanpa di duga Helena menjatuhkan piring itu hingga pecah dan isinya berhamburan.
"Kau lapar, kan? Itu makananmu. Jadi makanlah." Ujar Helena tanpa rasa bersalah. Wanita itu bersidekap sambil memperlihatkan wajah jijik.
"Tapi, bu–" Ucapan Ran terpotong karena bentakan Helena, " Cepat makan atau aku akan membuangmu!" Tanpa rasa kasihan wanita itu mendorong tubuh kecil Kirania hingga jatuh tersungkur.
Helena tanpa rasa iba menjambak rambut Ran hingga membuatnya mendongak, gadis kecil malang itu menangis kesakitan. "Tadi kau bilang lapar, kan?" Ucapnya dengan datar yang hanya dibalas dengan anggukan.
Helena membenturkan wajah gadis kecil itu ke arah makanan yang berserakan di lantai dan menekannya dengan keras. "Makanlah jika kau lapar, dasar anak sialan!" Bentaknya sambil menguyel wajah Ran dengan keras hingga bocah malang itu tersedak.
Setelah merasa puas, wanita itu segera meninggalkan Ran yang menangis kesakitan, wajah gadis itu penuh dengan butiran nasi dengan hidung dan dahi yang mengucurkan darah.
"Selera makanku hilang karena anak sialan ini." Ucap Helena seraya bergegas pergi disusul oleh Abimayu dan Emillia. Derrick memanggil seorang pelayan dan menyuruh membersihkan kekacauan tersebut.
Pria itu menoleh sekilas kearah Ran yang terluka, tanpa rasa kasihan pria itu segera meninggalkan gadis kecil itu tanpa niat menolong. Tak lama kemudian terdengar suara mobil yang di hidupkan dan meninggalkan kediaman keluarga Anderson.
Seorang pria dengan wajah sangar segera menggendong Ran yang masih terisak dan membawa gadis kecil itu ke kamarnya sambil mengelus pelan punggung bocah malang itu, pria itu berusaha menenangkan Ran yang masih terisak.
Setelah memastikan tidak ada yang melihat, pria sangar tersebut segera membawa Kirania masuk ke kamar dan tak lupa mengunci pintu kamarnya. Pria itu mendudukkan bocah malang itu di ranjangnya dan mengambil kotak obat yang terletak di bawah tempat tidur.
Dengan telaten pria itu membersihkan wajah Ran dan mengobati luka yang disebabkan oleh pecahan piring akibat tekanan yang di berikan oleh Helena.
Ran segera memeluk pria itu dan menangis pilu, "Kenapa mereka, hiks.. sangat jahat padaku, Hwaaa....." Tangis Ran pecah.
"Mereka sangat jahat padaku, hiks... Bahkan sama sekali tidak peduli padaku..." Kirania mengadu di sela-sela tangisannya.
Diam-diam pemuda itu meneteskan air mata meratapi nasib yang di alami oleh Ran. Entah kenapa dia merasa sangat akrab dan dekat dengan gadis kecil itu serta ingin melindungi nya.
Ran meluapkan kesedihannya pada pemuda itu hingga akhirnya gadis kecil itu tertidur karena kelelahan menangis.
⚛️⚛️⚛️⚛️
Seorang pria berwajah sangar keluar dari kediaman Anderson dan segera menuju ke sebuah gang gelap sambil menarik wajahnya hingga terlepas.
Terlihat wajah sangat tampan berambut hitam legam dengan beberapa helai bewarna biru cerah dengan mata biru yang tajam di bingkai alis tegas, rahang kokoh dengan hidung sedikit mancung, bibir merah tipis dan wajah bersih tanpa noda.
Pria itu berusia sekitar 21 tahun, dengan tubuh kokoh nan atletis setinggi 180 cm dengan santai menyusuri gang gelap seorang diri hingga akhirnya tiba di ujung gang. Terlihat sebuah motor sport terparkir disana.
Pria itu bernama Albert Fernando Mahesa, dia tengah duduk di atas motor sport hitamnya sambil menatap bulan yang bersinar di langit mendampingi bintang-bintang yang berkelip.
"Apa dia putriku? Rambut dan wajahnya menyerupai ku." Ucapnya entah pada siapa.
Dia merogoh sakunya, terlihat beberapa helai rambut milik gadis itu dalam plastik dan beberapa milik anggota keluarga Anderson.
"Untuk memastikannya aku harus melakukan tes. Jika ibu dari anak itu adalah pelakunya, aku akan menghancurkan keluarga itu." Gumamnya sambil kembali memasukkan plastik itu ke dalam sakunya.
Pria itu merogoh sakunya celananya dan mengambil sebuah kunci lalu menghidupkan motor sport nya. Dia segera menggeber motornya keluar dari gang tersebut dan menuju jalan raya, membaur dengan pengendara lainnya menembus gelapnya malam dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat.
Hingga dirinya tiba di sebuah rumah sakit dan mendatangi seseorang lalu menyerahkan beberapa kantong plastik kecil yang berisi helai rambut.
"Tolong lakukan tes. Aku ingin memastikan sesuatu." Ucapnya pada seorang dokter disana yang langsung menerimanya dengan senang hati.
"Sepertinya kau menemukan sesuatu." Ucap dokter itu yang dibalas dengan gumaman dari Albert.
"Tolong rahasiakan ini, Joshua." Pinta Albert yang langsung dibalas dengan kekehan ringan.
"Baiklah. Aku akan menjaga rahasia ini."
Albert segera pergi meninggalkan rumah sakit itu meninggalkan Joshua yang sibuk dengan fikiran nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ufika
Semangat kak😊
2022-10-06
1
veronicarismaa1
episode pembuka yg bagus.. :)
2022-10-04
1
Senja liana
Aku mampir kak, salam kenal...
2022-10-04
1