Denathan Cewek Barbar
❦︎❦︎❦︎
"Denathan, gue cinta sama lo. Tolong, lo terima cinta gue."
Denathan tetap menggelengkan kepalanya. Sudah berkali-kali Natan berbicara seperti itu kepadanya, tapi cowok itu seperti tidak ada bosan-bosannya.
"Maaf, gue nggak bisa. Kita udah sahabatan dari masih kecil. Gue nggak bisa nerima cinta lo gitu aja. Maaf, Nat," jawab Denathan yang sebenarnya tidak enak hati saat mengatakan hal itu. Dia takut akan menyakiti hati sahabatnya itu.
"Gue tahu hal itu. Tapi karena kita sering berdua ke mana-mana, gue jadi cinta sama lo. Gue nggak bohong," kata Natan yang sudah memohon agar Denathan menerima cintanya.
Denathan malah merubah topik pembicaraan. "Lo tahu Thalita?"
Natan mengangguk lalu menjawab, "Iya gue tahu. Emang kenapa?"
Denathan tersenyum tipis. "Dia suka sama lo. Dia bilang sendiri ke gue. Kenapa lo nggak tembak aja itu cewek? Kenapa harus gue, yang jelas-jelas sahabat lo sendiri."
Natan menggeleng pelan. "Tapi gue nggak suka sama dia, Tha. Gue sukanya sama lo."
"Natan, maaf banget. Gue nggak bisa. Kita udah sahabatan dari kecil. Masak sekarang kita harus pacaran. Rasanya nggak enak aja gitu," jawab Denathan jujur. Dia ingin mempertahankan hubungan persahabatannya dengan Natan yang sudah terjalin sejak mereka masih SD. Dia tidak ingin berpacaran dengan sahabatnya itu, meski dalam hati terdalamnya, Denathan juga menyukai Natan.
Mereka menjalin persahabatan, karena saat mereka masih kecil, orang tua mereka sering bertemu. Sehingga Denathan dan Natan juga sering bertemu. Itu lah awal dari hubungan persahabatan yang mereka jalin. Denathan tidak menyangka jika Natan, sahabatnya itu sekarang malah mengungkapkan rasa cinta. Rasanya sangat aneh bila berpacaran dengan sahabat sendiri.
Natan mengembuskan napas cukup panjang. Sudah cukup dia mengharapkan cinta kepada Denathan. Dia juga menyadari, bahwa hubungannya dengan Denathan hanyalah sebatas sahabat. Dia sebenarnya tidak ingin berpacaran dengan Denathan, karena cewek itu sahabatnya, tapi karena mereka sering bersama, akhirnya timbulah rasa cinta di hati Natan. Tetapi Natan bertekad ingin mempertahankan hubungan persahabatannya dengan Denathan.
"Oke, kalau lo nggak mau nerima cinta gue. Hubungan kita tetap sahabat. Gue rasa bener ucapan lo tadi. Nggak mungkin kita pacaran, sedangkan kita udah dari kecil sahabatan," kata Natan yang berubah pikiran.
"Nah itu maksud gue. Kita sahabatan aja rasanya kayak pacaran. Malah lebih. Kita sering jalan-jalan bareng, kan?"
Natan mengangguk. "Iya juga sih."
"Natan, lo harusnya ngungkapin perasaan ke cewek yang jelas-jelas suka sama lo. Contohnya kayak Thalita. Dia katanya suka sama lo sejak SMP. Sekarang kita udah kelas sebelas SMA. Lo hitung aja berapa tahun tuh, Thalita nyimpen rasa suka sama lo." Denathan menjelaskan.
Siapa Thalita? Thalita adalah teman sekelas Denathan yang paling pintar. Cewek itu selalu mendapatkan rangking satu, dan dia tidak pernah bolos sekolah. Termasuk ke dalam siswi kesayangan guru-guru. Memang benar apa yang dikatakan Denathan, Thalita sudah menyimpan rasa suka kepada Natan sejak mereka masih SMP kelas satu.
"Sekitar lima tahunan." Natan menjawab ucapan Denathan tadi.
"Nah bener. Lo bayangin aja, lima tahun dia suka sama lo, tapi dia nggak berani ngungkapin perasaannya ke elo. Gue yakin, kalau dia jadi pacar lo, dia bakal setia sama lo. Terbukti kan, dari lima tahun lalu sampai sekarang, Thalita nggak pernah pacaran gara-gara suka sama lo," jelas Denathan.
"Lo sama Thalita teman dekat?" tanya Natan.
"Ya bisa dibilang begitu," jawab Denathan.
"Gue bakal coba," kata Natan.
"Maksud lo, bakal coba apa?"
"Nembak Thalita."
"Lo serius, Nat?"
"Iya serius. Gue nggak main-main."
"Oke, semoga lo bisa dapetin Thalita. Dia cewek pintar. Gue yakin, lo nggak bakal nyesel kalau pacaran sama dia," ucap Denathan sembari menepuk pundak Natan berkali-kali.
"Iya," jawab Natan sambil mengangguk singkat.
"Kak Natan!!"
Mendadak seorang gadis, berambut poni dengan tubuh pendek menyebut nama Natan. Tapi hal itu tidak membuat Denathan dan Natan terkejut, karena mereka sudah terbiasa dengan kehadiran gadis itu yang bernama Anastasya. Panggilannya Tasya. Tasya adalah adik kandung Natan, tapi berbeda ibu. Gadis itu masih kelas sepuluh. Usianya berbeda satu tahun dengan Natan.
"Eh ada Tasya," ucap Denathan yang kemudian sedikit bergeser, dan membiarkan Tasya duduk di tengah-tengah kursi.
Mereka bertiga sekarang ada di taman sekolah yang cukup sepi. Tidak banyak siswa yang ada di taman itu.
"Kenapa kamu ke sini?" tanya Natan.
"Aku pengin duduk di sini aja, Kak. Soalnya di sini udaranya segar," jawab Tasya dengan wajah polosnya. Tasya terlihat imut dengan pipi tembemnya serta rambut poni yang menutupi dahinya. Gadis itu memang berpenampilan--menirukan bundanya yang memiliki rambut poni.
"Ooh ya udah," jawab Natan sembari mengangguk.
"Kak, tadi Kakak sama Kak Denathan ngobrolin apa?" tanya Tasya.
"Udah, anak kecil nggak perlu tau," jawab Natan.
"Apa sih, Kak? Aku bukan anak kecil!" Tasya tak terima dibilang anak kecil oleh kakaknya.
"Kamu bukan anak kecil, tapi badanmu pendek kayak anak kecil, hahah," ejek Natan berniat bercanda, tapi membuat Tasya kesal.
Tasya memukul bahu kakaknya itu. "Ih Kakak ngeselin. Awas aja ya, kalau aku tinggi."
"Emang kamu bisa tinggi?"
"Bisa lah! Mentang-mentang badan kakak tinggi kayak Papa," jawab Tasya yang kesal.
"Hahaha." Natan tertawa mendengar perkataan sang adik. Dari masih bayi Natan memang sering tertawa, sehingga sekarang dia menjadi sosok cowok yang mudah tertawa.
"Nat, gue ke kelas duluan ya. Lo ngobrol sama adik lo aja," ucap Denathan yang kemudian berdiri. Dia ingin kembali ke kelas.
"Ngapain ke kelas? Di sini aja," balas Natan.
Tasya ikut berkata, "Iya, Kak. Di sini aja. Lagian di kelas mau ngapain, Kak? Jam pelajaran juga masih lama."
"Enggak, gue ke kelas karena ada urusan sama Thalita." Denathan hanya beralasan, tidak berkata jujur. Denathan memang mudah bosan jika terus berdiam diri di tempat yang sama. Berbeda sekali dengan Natan.
"Oh ya udah, ke kelas duluan aja," jawab Natan.
Denathan dan Natan tidak satu kelas. Denathan anak IPA. Natan anak IPS. Sedangkan Tasya adalah anak IPA.
"Ya udah, gue ke kelas duluan ya," pamit Denathan kemudian dia melangkah, meninggalkan Natan dan Tasya.
Natan hanya mengangguk singkat merespons ucapan Denathan.
"Kak, kamu sama Kak Denathan pacaran ya?"
"Hah!?"
❦︎❦︎❦︎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
MPit Mpit MPit
akuh mampir thor
2024-10-24
0
Kroos ♥️ Modric
aku nda tau Thalita
2023-11-08
0
Kroos ♥️ Modric
emang susah sih pacaran sama sahabat
2023-11-08
0