❦︎❦︎❦︎
Denathan sekarang ada di teras rumahnya dan sedang duduk di kursi. Dia akan berangkat sekolah bareng Natan. Dia dan Natan sudah terbiasa berangkat sekolah bersama. Biasanya Natan yang sering menjemputnya. Mereka berdua sahabat dekat, jadi tak ada salahnya jika Natan sering menjemput Denathan saat akan berangkat sekolah. Kebetulan jarak rumah Denathan dan rumah Natan tidak terlalu jauh, sehingga Natan tidak akan menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk menjemput Denathan.
Gadis cantik dan manis tapi berperilaku sedikit mirip anak laki-laki itu memiliki ciri-ciri; wajah bulat, alis cukup tebal dan menukik, mata bulat berwarna hitam kecokelatan, hidung mancung sedikit melebar, bibir berwarna merah alami, memiliki rambut hitam panjang dan lurus, serta berkulit tidak terlalu putih.
Ngomong-ngomong soal nama Denathan. Gadis itu memang tidak memiliki nama panjang, nama lengkapnya hanya Denathan. Ya Denathan. Orang tuanya bilang, nama panjang tidak perlu dan tidak terlalu penting, karena orang-orang pasti memanggil hanya dengan satu nama. Apa pernah mendengar orang-orang memanggil seseorang dengan nama lengkap? Tidak bukan. Meski namanya hanya Denathan, dia sering dipanggil Natha atau Dena oleh teman-temannya. Dari sini saja sudah paham, kalau nama lengkap sesingkat apa pun, orang-orang tetap memanggil dengan nama yang lebih singkat. Nama Denathan juga mempunyai arti orang berwibawa.
Sembari menunggu Natan menjemputnya, Denathan iseng-iseng membuka aplikasi tik tok dan menonton video random di sana. Sesekali dia tertawa kecil setiap kali ada video lucu. Hingga tanpa dia sadari, Natan sudah ada di halaman rumahnya. Cowok berperawakan tinggi itu tengah duduk di atas motornya. Dia kemudian melepas helm dan mengibas-ngibaskan rambutnya yang sedikit panjang. Hal itu semakin menambah aura ketampanannya.
Cowok bernama lengkap Natan Sanjaya Putra Ngadiman itu berciri-ciri; wajah berbentuk oval, alis yang tebal, mata berwarna hitam, hidung layaknya perosotan, bibir berwarna merah muda alami, serta berahang tegas. Kulit wajah cowok itu terlalu putih dibandingkan dengan cowok-cowok pada umumnya. Mungkin karena menurun mamanya dan papanya yang juga berkulit putih. Selain memiliki wajah amat tampan, badan cowok itu cukup atletis, karena dia sering berolahraga di GYM bersama papanya setiap satu minggu sekali.
Lama menunggu Denathan yang tak kunjung menyadari kehadirannya, Natan pun dengan sengaja menekan bel sepeda motor besarnya itu, sehingga menimbulkan suara cukup keras yang mampu membuat Denathan terkejut. Cewek yang duduk di kursi itu seketika langsung mematikan hapenya dan menatap ke arah Natan.
"Astaga, udah ada lo ternyata," ucap Denathan dengan sumringah, kemudian dia berdiri, memasukkan hapenya ke dalam tasnya, lalu segera berjalan menghampiri Natan yang masih duduk di atas motornya.
"Lihat apa tadi? Kok sampek nggak sadar gue udah datang ke sini." tanya Natan sembari memasang helm full face di kepalanya.
"Biasa, lihat video tik tok," jawab Denathan yang kemudian terkekeh kecil.
"Pantesan," balas Natan dengan suara pelan, "Ya udah, ini pakai, helmnya Adek gue." Lanjut Natan sembari menyodorkan helm berwarna merah itu di hadapan Denathan.
"Ini, kan, helmnya Tasya, kenapa lo kasih ke gue?" tanya Denathan bingung.
"Udah, pakek aja. Tasya tadi dianterin sekolah sama Papa pakai mobil. Kata dia, nggak apa-apa lo pakek," kata Natan.
Denathan menerima helm itu sembari berkata, "Kebetulan deh, helm gue tadi dipakai Mama gue buat pergi ke pasar."
Mamanya Denathan bernama Desi memang sudah terbiasa pergi ke pasar pagi-pagi hari dengan mengendarai sepeda motor. Walau pun sebenarnya punya mobil. Desi memang istrinya orang kaya yang tidak ingin terlihat kaya, dia ingin dipandang sederhana oleh orang-orang. Sifatnya itu menurun ke Denathan--anaknya yang juga ingin terlihat sederhana.
"Oh ya udah, kamu pakek helmnya Tasya itu aja," jawab Natan, "Cepat, naik!" Lanjutnya.
"Iya sabar, Natan. Baru aja pakek helm." Kemudian Denathan menaiki jok belakang sepeda motor Natan yang cukup tinggi. Gadis itu duduk menyamping, karena dia memakai rok yang cukup panjang sebatas lutut.
"Pegangan ya, awas lo nanti jatuh," ucap Natan yang bersiap-siap menjalankan motornya.
"Iya, gue pegangan pundak lo," jawab Denathan sambil berpegangan pada kedua bahu Natan yang kokoh.
Setelah siap, Natan segera melajukan sepeda motornya keluar dari pelataran rumah Denathan. Mereka berdua sama-sama menuju ke sekolah.
❦︎❦︎❦︎
"Papa, makasih ya udah nganterin aku ke sekolah," kata Tasya saat mobil yang dikendarai papanya sudah sampai di depan gerbang sekolah SMA Kartika. Salah satu SMA Negeri yang populer di Jakarta.
"Iya sama-sama anak cantiknya, Papa. Uang sakunya masih kurang, nggak?" jawab sekaligus tanya papanya Tasya itu yang bernama Sultan. Pria itu sekarang sudah berusia empat puluh lima tahun dan sudah mempunyai tiga anak. Anaknya yang terakhir bernama Devano.
Tasya mengambil uang sakunya dari kantong baju seragamnya. Uang sakunya sepuluh ribuan berjumlah lima lembar, jika ditotal uang saku anak itu adalah lima puluh ribu. Lumayan banyak untuk uang saku anak orang kaya.
"Lima puluh ribu udah cukup, Pa," kata Tasya lalu kembali memasukkan uang sakunya ke kantong seragamnya.
"Serius udah cukup? Nanti kurang gimana?" tanya Sultan.
"Nggak kurang, Pa. Kalau kurang nanti aku minta sama Kak Natan aja," jawab Tasya.
"Iya sudah, sekarang kamu masuk ke sekolah. Belajar yang rajin ya. Jangan bolos pelajaran," kata Sultan dengan nada kalem.
Tasya mengangguk singkat. "Iya, Pa. Makasih. Aku keluar ya, Pa." Setelah mencium singkat punggung tangan kanan papanya, Tasya membuka pintu mobil di sebelahnya lalu gadis bertubuh pendek dan berambut poni itu keluar dari mobil.
Tasya, nama lengkap gadis itu adalah Anastasya Laksani Putri Aditama, adalah adik kandung Natan tapi berbeda ibu. Ibunya bernama Anissa adalah istri kedua papanya--Sultan.
Tak lama setelah Tasya memasuki gerbang sekolah, terlihat dari ujung jalan ada Natan yang sedang mengendarai sepeda motornya menuju ke sekolah. Berpapasan dengan Sultan yang mengendarai mobil.
Natan memelankan laju sepeda motornya ketika akan memasuki halaman sekolah. Dia menjalankan motornya menuju ke parkiran dengan hati-hati. Sampai di tempat parkir, cowok itu menghentikan sepeda motornya.
"Udah sampai," kata Natan.
"Iya gue tau," jawab Denathan yang kemudian turun dari motor Natan. Lalu gadis itu melepas helmnya. Setelahnya ia menata rambutnya yang sedikit berantakan.
"Helmnya lo bawa aja, nanti pulang dipakai lagi," kata Natan setelah cowok itu melepas helm.
"Nggak deh. Gue taruh di sini aja." Denathan menaruh helm itu di setang motor sebelah kiri.
"Iya terserah lo." Natan juga menaruh helm full face-nya pada setang motor sebelah kanan.
"Nat, gue ke kelas duluan ya."
"Iya," jawab Natan.
Kemudian Denathan melangkah menjauhi Natan. Denathan dan Natan tidak satu kelas dan berbeda jurusan. Natan anak IPS. Denathan anak IPA. Sehingga mereka berdua tidak bisa bersama-sama saat pergi ke kelas. Harus berpencar arah.
Saat Denathan melewati koridor kelas 10 IPA, dari kejauhan dia tidak sengaja melihat Tasya yang sedang digoda oleh empat orang cowok. Terlihat Tasya berusaha menghindari keempat cowok itu, tapi keempat cowok itu terus saja memojokkan Tasya, sehingga Tasya tidak dapat pergi kemana-mana. Denathan menggertakkan giginya melihat tingkah keempat siswa itu di sana.
"Wah, kurang ajar," umpat Denathan.
Tanpa pikir panjang, gadis sedikit tomboi itu menghampiri keempat cowok di sana yang sedang memojokkan Tasya di depan toilet perempuan.
❦︎❦︎❦︎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kroos ♥️ Modric
aku komen dikit-dikit aja ya oom /Smile//Smile//Smile/
2023-11-09
0