❦︎❦︎❦︎
"Pipi lo kenapa bisa luka? Lo berantem lagi?" tanya Natan kepada Denathan yang duduk di sebelahnya. Natan sudah tidak heran dengan Denathan yang memang sering bertengkar. Kelakuan sahabatnya itu memang mirip seperti anak laki-laki, tapi tidak sepenuhnya. Denathan tetap akan menunjukkan sisi femininnya, contohnya seperti sekarang.
Mereka berdua kini ada di dalam kantin yang cukup ramai. Banyak para siswa yang berseliweran keluar masuk ke kantin. Keduanya tadi sudah memesan makanan dan minuman, sekarang Natan dan Denathan sedang menikmati makanan masing-masing.
"Iya, gue berantem sama Robert," jawab Denathan sambil menyentuh pipi sebelah kanannya yang sedikit terluka dan terasa masih sakit.
"Perasaan lo berantem mulu sama cowok itu, nggak bosen?" tanya Natan.
"Dia yang bikin gue emosi duluan, kok," jawab Denathan lalu
"Emangnya dia ngapain lo?"
"Adek lo tuh, tadi pagi hampir diapa-apain sama Robert dan anak buahnya di toilet perempuan," jawab Denathan jujur, karena dia tidak ingin berbohong. Denathan sebenarnya takut akan membuat Natan terkejut. Dan itu terbukti sekarang.
"Lo serius!?" Natan terkejut bukan main. Cowok itu meletakkan dengan kasar gelas berisi teh hangat yang baru dia minum.
Denathan ragu-ragu menjawab, "Y-ya gue serius. Ngapain gue bohong. Untung ketauan gue. Kalau nggak ketauan, wah bahaya."
"Berengsek," umpat Natan geram sambil sedikit menghantamkan kepalan tangannya ke atas meja, "Gue harus bikin perhitungan sama dia." Lanjutnya.
Natan tidak terima adik perempuan satu-satunya telah digoda oleh Robert, meski tidak sampai dilecehkan. Robert harus menanggung resikonya supaya cowok itu tidak mengulangi perbuatan yang sama kepada adiknya.
Natan segera berdiri dan melangkah keluar kantin. Dia tidak memedulikan Denathan yang berteriak memanggilnya.
"Natan, lo mau ke mana!?"
Denathan cepat-cepat mengejar Natan.
"Tunggu gue!"
❦︎❦︎❦︎
Natan datang ke kelas 11 IPS 4. Kelasnya Robert. Sampai di depan pintu kelas, cowok itu menanyakan keberadaan Robert dengan wajah penuh amarah.
"Di mana Robert!?" tanya Natan.
Sontak hal itu membuat semua siswa yang ada di kelas itu menoleh ke arah Natan. Semuanya terbengong melihat Natan. Satu pun tak ada yang menjawab pertanyaannya.
"GUE TANYA, DI MANA ROBERT!?" tanya Natan membentak semua siswa di kelas itu.
Salah satu cowok di kelas itu seketika langsung berucap, "Nggak tau gue! Robert tadi udah keluar."
Mendengar jawaban cowok itu membuat Natan mengumpat lirih karena tidak lega, "Berengsek."
"Wah, wah ada Bang Natan ternyata. Ngapain lo datang ke kelas gue?" Tiba-tiba Robert datang dari arah belakang bersama dengan Tyo.
Natan pun segera memutar badan menghadap ke arah Robert dengan tatapan mata nyalang. "Apa maksud lo bawa-bawa Adek gue ke kamar mandi!?" tanya Natan langsung ke intinya.
"Tunggu dulu. Lo kenapa tiba-tiba emosi? Lo kerasukan?" ejek Robert lalu terkekeh.
"Nggak usah bacot lo anjing!" Natan melayangkan satu tinjuan ke wajah Robert tapi sialnya Robert dapat menghindarinya.
"Nggak kena, wwllee." Robert mengejek Natan dengan mengeluarkan lidahnya. Hal itu membuat Natan makin geram.
"Berengsek!" Natan pun menarik kerah baju Robert dengan sangat mudah, karena badan Robert yang kurus dan tingginya hanya sebatas dada Natan. "Kalau lo macam-macam sama Adek gue lagi. Gue nggak bakal diem." Setelah mengatakan itu, Natan memukulkan kepalan tangannya ke pipi kanan Robert, membuat Robert limbung lalu jatuh terduduk di lantai.
Natan mengejek Robert. "Cowok lemah!"
"Gue nggak selemah itu anjing!" Robert tidak terima dirinya dicemooh. Dengan sekuat tenaga, Robert pun segera berdiri dan tanpa aba-aba dia melayangkan pukulan ke arah Natan, tapi Natan dengan cepat menangkal pukulan Robert menggunakan telapak tangannya yang kokoh. Lalu Natan beralih menggenggam tangan Robert dan memelintirnya ke belakang, hal itu membuat Robert kesakitan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang Natan mengunci pergerakan Robert dengan kedua tangannya yang lebih besar daripada tangan Robert.
"Kalau lo bukan cowok lemah, buktikan. Jangan cuman modal bacot doang. Lo beraninya cuman sama cewek," kata Natan mengintimidasi Robert.
"Anjing, bantu gue!" Robert berteriak pada Tyo yang sedari tadi hanya diam saja menyaksikan pertengkaran di depannya bersama dengan siswa lain.
"Maaf Bos, gue nggak berani!" Tyo berlari menjauh.
"LEMAH LO TYOOO!" teriak Robert dengan suara keras.
Natan kemudian menendang kaki kanan Robert, membuat Robert kembali jatuh. Lalu Natan berjongkok di atas perut Robert dan memukuli wajah Robert sampai lima kali. Setelah itu Natan berdiri. Dia tidak ingin membuat Robert babak belur karena masih di area sekolah.
"Gue sekarang masih bisa maafin lo. Kalau sekali lagi lo macam-macam sama Adek gue. Gue bakal hajar lo habis-habisan." Setelah memberikan ancaman untuk Robert, Natan pun berbalik badan dan melangkah menjauh dari kelas Robert.
Robert mendesis, merasakan bibir dan pipinya yang terasa sangat sakit. Sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Dia menatap punggung Natan dengan mata tajam.
"Anjing," umpat Robert sembari mengusap sudut bibirnya, "Gue bakal buktiin, kalau gue bukan cowok lemah." Lanjutnya.
"Halah, lo tuh lemah ya lemah aja!" Denathan mengejek Robert, lalu cewek itu melangkah pergi.
❦︎❦︎❦︎
"Natan, lo habis mukulin Robert? Gue baru tau seorang Natan yang biasanya nggak suka berantem, sekarang malah berantem sama Robert," ucap Aditya, teman dekat Natan.
Natan mempunyai dua teman dekat. Namanya Aditya dan Erik. Aditya adalah tipe cowok yang suka bercanda, humoris dan selalu menghibur. Sedangkan Erik adalah cowok yang tidak banyak bicara sama halnya seperti Natan, tapi tentu saja Erik dan Natan mempunyai perbedaan. Yang paling mencolok adalah Natan lebih pintar.
"Gue berantem sama Robert juga ada penyebabnya. Gue emang nggak suka berantem," jawab Natan sembari menyeruput es jeruknya.
"Apa penyebabnya Bro?" tanya Erik.
"Adek gue, si Tasya. Hampir mau diapa-apain sama Robert," jawab Natan.
"Bener-bener kurang ajar tuh Robert. Tapi Adek lo nggak kenapa-kenapa, kan?"
Natan mengangguk lalu menjawab, "Adek gue aman. Tadi pagi Robert ketauan sama Denathan."
"Denathan mah cewek pemberani, gue nggak heran," balas Aditya, "Kalau gue jadi pacarnya Denathan, pasti gue bakal dijagain." Lanjutnya.
"Hahah, mana ada woi, cewek jagain cowoknya? Kebalik Bambang! Harusnya cowok yang jagain cewek," kata Erik kemudian tertawa gara-gara ucapan Aditya.
"Yaa, lo nggak tau aja, Denathan itu cewek tomboi. Kelakuannya kayak cowok."
"Kenapa pada bahas gue? Ngefans sama gue lo berdua?" ucap Denathan yang baru datang ke meja Natan dan dua temannya itu. Denathan datang bersama Tasya.
"Yee, kepedean lo Mbak!" balas Aditya berniat bercanda.
Denathan tertawa pelan merespons ucapan Aditya.
"Kak Natan, aku duduk di sini ya." Tasya duduk di sebelah kanan Natan, sementara Denathan duduk di sebelah kiri.
"Iya kamu duduk di sini saja," jawab Natan, "Kamu tadi pagi nggak kenapa-kenapa, kan?" Lanjutnya bertanya pada Tasya.
Tasya menoleh ke samping kiri. "Nggak apa-apa, Kak. Untung aja ada Kak Denathan. Tapi aku masih takut, Kak, ingat kejadian tadi."
"Tenang ya. Kalau kamu ketemu Robert, kamu langsung jauhi dia. Jangan pernah dekati cowok kurang ajar kayak Robert."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments