❦︎❦︎❦︎
"Wah, kurang ajar," umpat Denathan.
Tanpa pikir panjang, gadis tomboi itu menghampiri keempat cowok di sana yang sedang memojokkan Tasya di depan toilet perempuan. Meski pun Denathan perempuan tapi dia tidak takut dengan siapa pun. Kecuali pada guru dan orang tuanya, Denathan masih bersikap sopan. Dia juga mempunyai sifat yang pemberani dan sikapnya sedikit mirip anak laki-laki. Terkadang Denathan bersikap seperti perempuan pada umumnya.
"Woi kalian berempat!" teriak Denathan ketika dia hampir sampai di tempat Tasya dan empat cowok itu.
"Bos, ada Denathan. Kabur Bos!" ucap salah satu cowok di sana bernama Tyo.
"Gue nggak takut sama tuh cewek. Kita cowok, ngapain harus takut sama cewek?" jawab salah satu cowok yang bernama Robert.
Tasya masih tidak dapat pergi ke mana-mana, karena dua teman Robert memojokkan Tasya di tembok. Gadis bertubuh pendek dan berambut poni itu memang berwajah imut dan cantik, sehingga hal itu membuatnya sering digoda oleh teman cowok sekelasnya. Robert bukan teman sekelas Tasya, tapi kakak kelas Tasya.
"Bos, masalahnya Denathan bukan cewek biasa. Dia cewek jadi-jadian," balas Tyo.
Robert membalas angkuh, "Gue nggak peduli!"
"Kalian ngapain di sini!? Kurang ajar ya kalian!" bentak Denathan kepada empat cowok itu sambil melihat ke arah Tasya hanya sekilas.
"Kak Dena!" Tasya berteriak memanggil Denathan.
Cepat-cepat dua cowok yang mengurung Tasya itu menarik Tasya masuk ke kamar mandi. Denathan dengan langkah lebar mendekati kamar mandi dan akan masuk ke dalam, tapi dihalangi oleh Robert.
"Kalian berdua, lepasin Tasya! Atau gue bakal hajar kalian!" ucap Denathan sembari menunjuk dua cowok yang masih mengurung Tasya di dalam kamar mandi perempuan.
"Santai dong, santai," kata Robert kepada Denathan. Cowok itu menghalangi Denathan di depan pintu kamar mandi.
Denathan mengembuskan napas kasar lalu bertanya dengan nada angkuh, "Maksud lo apa, ngurung Tasya di sana? Lo jangan macem-macem sama adek gue ya!"
"Baru tau gue kalau Tasya adek lo. Bukannya adeknya Natan, si cupu itu?" ucap Robert bermaksud mengejek Denathan dan merendahkan Natan.
"Lo cowok kebanyakan bacot anjing! Minggir nggak lo!? Cepet minggir!" Denathan dan Robert sama-sama tinggi, sehingga Denathan tidak takut berhadapan dengan cowok berengsek itu.
"Wah dia ngatain gue anjing," kata Robert sambil melirik ke arah Tyo.
"Hajar Bos!" balas Tyo.
"Wwoi, lo berdua jangan macem-macem!!" Denathan berteriak ketika melihat salah satu cowok yang mengurung Tasya bertindak akan mencium bibir Tasya. Membuat Tasya ketakutan dan menutup matanya dengan tubuh gemetar.
"Lanjutin aja Bro! Nggak usah dengerin cewek jadi-jadian!" kata Tyo kepada dua temannya yang ada di dalam kamar mandi itu.
"Berengsek!" umpat Denathan sangat kesal dan segera memukul pipi Tyo dengan satu tinjuan. Tyo yang belum siap dengan pukulan yang dilayangkan Denathan, membuat badannya terhuyung ke belakang, lalu jatuh ke lantai.
"Cowok kok lemah, kayak cewek aja lo!" ejek Denathan ditujukan untuk Tyo.
Tyo memegangi pipinya yang terasa sakit. "Anjing!" umpatnya. Tyo menatap wajah Denathan dengan mata tajam. Tapi hal itu tidak membuat Denathan takut.
"Apa lo? Mau ikut-ikutan gue hajar, sini!" Denathan menantang Robert yang bertindak akan memukulnya, tapi tindakannya terhenti saat Denathan sudah mengetahui aksinya itu. Robert sepertinya tadi akan memukul Denathan dari belakang tapi gagal.
Sial gagal, batin Robert seraya berdecih.
"Tunggu dulu, jangan langsung main hajar," jawab Tyo dengan kedua tangannya mengarah ke depan.
"Lo takut sama gue? Hah!?"
"Gue nggak takut sama lo," balas Robert.
"Halah, kelamaan lo anjir!" Denathan semakin marah saat mengetahui dua teman Robert akan bertindak mencium Tasya kembali. Cewek berjiwa laki-laki itu pun segera memukul tepat di hidung Robert, sehingga cowok itu goyah, lalu Denathan beralih menendang lutut kaki Robert, membuat Robert jatuh terlentang di lantai.
Denathan menggunakan kesempatan ini untuk segera masuk ke kamar mandi sebelum Robert bangun. Dia cepat-cepat menghampiri salah satu cowok itu yang bertindak akan mencium Tasya. Sampai di dekat cowok itu, Denathan pun menarik kerah seragam cowok itu dari belakang, membuat cowok itu langsung berbalik badan menghadap Denathan.
"Anjing!" Denathan langsung memukul wajah cowok itu. Membuat cowok itu sedikit terhuyung ke belakang.
Cowok itu akan membalas pukulan Denathan tapi Denathan dapat dengan mudah menghindari pukulannya. Cewek itu pun menarik tangan Tasya agar bersembunyi di belakang tubuhnya. Tasya sangat ketakutan, gadis itu memeluk erat punggung Denathan.
"Ayo kalo berani, lawan gue!" Denathan menantang dua cowok di depannya yang terlihat ketakutan. Sepertinya dua cowok itu masih kelas sepuluh sama seperti Tasya. Sedangkan Robert dan Tyo kelas sebelas sama seperti Denathan.
Dua cowok itu tahu bagaimana kuatnya Denathan saat memukul. Daripada mereka babak belur, lebih baik mereka mengalah.
Denathan masih menatap dua cowok itu sambil mengangkat dagunya seakan bersikap angkuh. Tanpa banyak bicara, dua cowok itu pun memilih pergi keluar dari kamar mandi.
"HUU DASAR CEWEK!" ejek Denathan ditujukan pada dua cowok itu.
"Anjing!" Robert tiba-tiba masuk ke kamar mandi dan akan menarik Tasya, tapi secepat mungkin Denathan menarik tangan Tasya agar menjauh dari Robert.
"Mau apa lagi lo? Belum puas gue pukul!?" ejek Denathan.
"Harga diri gue nggak bisa diinjak-injak sama cewek!" ucap Robert sangat marah. Dan dia pun melayangkan pukulan ke wajah Denathan.
Dengan lihai Denathan menghindari pukulan itu. Kemudian Denathan mengisyaratkan kepada Tasya agar segera keluar dari kamar mandi. Tasya pun cepat-cepat berjalan keluar kamar mandi. Lalu gadis berambut poni itu berlari menjauh dari kamar mandi dengan perasaan yang tidak karuan.
Denathan berdecih, sekarang dia berhadapan dengan Tyo dan Robert. "Dua lawan satu, gue nggak takut!"
❦︎❦︎❦︎
Denathan masuk ke kelas 11 IPA 3 dalam keadaan wajah sedikit terluka, bagian sudut bibirnya sedikit berdarah. Tadi dia bertengkar dengan Robert dan Tyo di dalam kamar mandi perempuan. Untungnya tidak ada siapa pun yang melihat pertengkarannya karena sudah jam masuk pelajaran. Robert dan Tyo mengaku kalah, karena bagaimana pun juga Denathan adalah seorang cewek yang tetap memiliki sisi feminin.
"Aduh Natha, lo tadi kemana aja? Kenapa baru masuk kelas? Tadi lo udah terlanjur diabsen gak masuk sekolah," kata Denok, teman dekat Denathan yang memiliki badan gendut.
"Nggak, gue nggak kemana-mana," balas Denathan dengan suara lemas.
"Aduh, lo habis berantem lagi?" tanya Denok ketika menyadari pipi kanan Denathan sedikit terluka. Denok sudah tidak heran dengan sahabatnya itu, karena Denathan dikenal sebagai cewek yang sering bertengkar. Satu sekolah tau, bahwa Denathan adalah cewek yang paling berani bertengkar dengan cowok. Meski begitu, Denathan termasuk siswi yang cukup pintar.
"Gara-gara Robert tuh," balas Denathan malas.
"Robert lagi, Robert lagi. Lo kayaknya nggak pernah akur sama dia," balas Renita yang juga teman dekat Denathan.
"Dia duluan yang bikin gue emosi," jawab Denathan masih emosi mengingat perlakuan Robert tadi.
"Emang kenapa bisa bikin lo emosi?" tanya Tia--teman dekat Denathan.
"Lo semua tau kan adiknya Natan itu?"
"Si Tasya?" tebak Tia.
"Iya Tasya. Tadi Robert sama tiga anak buahnya mau macem-macem sama Tasya. Ya udah, gue langsung hajar tuh cowok berengsek," balas Denathan.
"Astaga, Robert emang nggak pernah berubah dari kelas sepuluh. Dia emang suka godain cewek cantik kayak Tasya. Apalagi Tasya itu cantiknya kebangetan," jawab Renita.
"Nah itu makanya, gue khawatir, Tasya bakal diapa-apain sama cowok. Tasya udah gue anggap kayak Adek sendiri," ucap Denathan.
"Kan ada Natan, Kakaknya, kenapa lo mesti khawatir? Natan kan pasti bisa jaga Tasya," ucap Denok.
Tia memukul bahu Denok lalu berucap, "Lo lupa! Natan sama Tasya nggak satu kelas, beda jurusan juga. Natan kelas sebelas IPS. Tasya kelas sepuluh IPA. Gimana Natan mau jaga adeknya coba?"
Denok menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Eh iya juga sih. Kok gue jadi ikut-ikutan khawatir kayak Natha ya."
"Ah udahlah, nggak usah dibahas," kata Denathan seraya mengibaskan tangan kanannya seolah mengusir pembicaraan dua sahabatnya itu.
"Nat, lo nggak ke UKS?" tanya Tia.
"Ngapain gue ke sana?"
"Itu pipi lo ada luka. Mending lo obatin di UKS."
"Gue nggak perlu ke UKS, nanti juga sembuh sendiri."
"Iya deh terserah lo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kroos ♥️ Modric
Denathan keren banget, pengen kayak dia/Slight//Slight//Slight/
2023-11-09
1