Pemilik Mata Indah
Garis kehidupan manusia tidak ada yang tahu, begitu juga dengan Candy Nur Aini ibu memberikan nama itu untukku, beliau berharap kehidupan yang akan aku hadapi dan aku jalani semanis permen (candy), siapapun pasti sukakan sama permen.
Tapi sayang ibu lebih dulu pulang untuk menghadap pemilik kehidupan, tampa melihat tumbuh kembangku apa sesuai harapan dan keinginan beliau.
Saat ini aku tinggal dengan ayah dan kedua masku, walaupun ibu tidak bersamaku lagi tapi aku tidak kekurangan kasih sayang, ayah berperan juga sebagai ibu dalam mendidikku sebab aku adalah anak perempuan satu-satunya di keluargaku.
Didikan ayah sangat disiplin, terutama dalam agama dan pendidikkan, kami bersyukur walaupun ayah hanya seorang karyawan swasta biasa tapi pendidikan yang ayah berikan cukup membanggakan, Iqbal kusuma adalah masku yang pertama dia seorang dosen di universitas negeri yang ternama, Dimas kurniawan adalah masku yang nomor dua dia insinyur teknik sekarang bekerja di perusahaan pertambangan.
Kalau Candy sendiri saat ini XI ipa1 SMA negeri semester akhir, ayah sendiri memilih tidak menikah lagi bagi ayah ibu adalah cinta pertama dan terakhirnya.
Candy adalah gadis biasa saja, tapi dia ramah, aktif di sekolah, manis, postur tubuh yang mungil, yang paling menarik dari dirinya Candy memiliki mata yang indah yang tidak semua orang memilikinya, kilau mata itu membuat siapa saja melihatnya akan hanyut dalam pesonanya, dia juga salah satu siswa pandai dan berprestasi di sekolahnya.
Ujian semester akhir sudah selesai beberapa hari yang lalu tinggal menunggu pembagian rapot untuk kelas X, XI sedangkan yang kelas XII sudah melaksanakan kelulusan, kegiatan sekolah biasanya diisi dengan lomba antar kelas yang biasanya diadakan oleh OSIS.
Cuaca siang ini cukup berawan, Candy dengan seragam sekolahnya yang berbalut kerudung menutupi kepalanya, yang selalu ditemani sepeda setianya setiap Candy pergi ke sekolah.
Jalan yang Candy lalui saat ini terlihat sepi tidak seperti biasanya yang ramai kendaraan lalu lalang juga pelajar yang ikut memenuhi jalan, Candy mengayuh sepedanya dengan santai sepeti biasanya, namun terdengar samar-samar suara seseorang meminta tolong yang membuat Candy menghentikan laju sepedanya, untuk memastikan pendengarannya, atau hanya suara halunya di siang hari ini.
Candy meletakan sepedanya di sisi jalan untuk memastikan dan betapa terkejutnya dia setelah mendekat ke sumber suara yang ada di balik pohon yang cukup besar di pinggir jalan raya itu.
Seorang lelaki muda yang umurnya hanya satu, dua tahun berbeda darinya, terlihat tubuhnya penuh luka lebam sepertinya dia salah satu korban tawuran antar sekolah sebab letak sekolah Candy tidak jauh dengan sekolah yang lain.
Dengan sedikit keberanian yang ada, Candy memaksakan diri mendekat untuk membantunya keluar dari tempat itu untuk membantu menolongnya.
Setelah Candy membantu memindahkan ke tempat yang cukup nyaman, Candy berusaha mencari bantuan tapi hasilnya nihil walaupun Candy sudah menengok kanan dan kiri tetap saja jalanan sepi, setelah diperhatikan dengan seksama, ternyata seragam yang dikenakan pemuda ini beralmamater yang sama dengan Candy menandakan dia seorang siswa dan kakak kelas di sekolahnya.
Dengan memecah keheningan candy mulai membantu membersihkan luka yang terlihat dan memulai menanyakan apa yang bisa dibantu untuk menolongnya.
"Apa ada yang bisa dibantu kak?" ucap Candy sambil memberikan botol minuman miliknya.
"Boleh carikan ojek untukku" tangannya menerima botol minuman yang diberikan oleh Candy, ucap pemuda itu ke Candy dengan masih merasakan sakit disekujur badannya.
"Ya" ucap candy sambil mengambil hp yang didalam tasnya, sambil memesan ojek dan menanyakan kemana alamat yang akan di tujuhnya.
Ojek yang di tunggu belum kunjung datang, Candy membantu membersihkan baju dan luka yang terlihat nampak pada pemuda itu tampa di sadari Candy, pemuda itu terpesona akan mata indah yang dimiliki Candy.
"Oh...indahnya mata itu" ucapnya dalam batin, takut si pemilik mata itu mengetahuinya, karena mencuri-curi pandang tanpa sengaja.
Sesaat pemuda itu lupa akan rasa sakitnya saat curi pandang ke pemilik mata indah itu yang pesonanya tidak banyak dimiliki oleh orang, dan karena pesonanya juga seakan hanyut dalam pesona mata indah itu.
Tidak beberpa lama ojek pun datang, tapi sayang abang ojeknya menolak membawa pemuda itu untuk diantar ke rumahnya, dengan alasan yang cukup masuk akal.
"Maaf, batalin aja...ya..neng, abang takut sebab nanti di tanya-tanya soal luka-lukanya" dengan muka terlihat sedikit rasa takut.
"Bang, tolonglah" ujar Candy membujuk agar abang ojek mau mengantarnya.
"Apa abang tidak kasihan" Candy memohon, tapi abangnya tetap dengan pendiriannya walaupun Candy sudah berusaha meyakinkannya, agar mau menolong kakak kelasnya untuk di antar pulang.
Usaha untuk menyakinkan abang tidak dapat membuahkan hasil tapi candy terus berusaha mencari pertolongan orang disekitarnya namun sia-sia, orang yang biasa lewat lalu lalang pun tidak ada tidak seperti biasanya.
Akhirnya dengan terpaksa Candy harus mengantarnya sampai ke rumah pemuda itu walaupun hanya dengan sepeda milik Candy, di jalan keduanya tidak banyak yang perbincangkan.
Kecepatan sepeda dan tubuh mungil Candy tidak mampu mempercepat laju sepedanya serasa perjalanan yang Candy lalui lama sampai ke tempat ditujunya.
"Masih jauh, kak.." ucap Candy dengan rasa mengkhawatirkan keadaan kakak kelasnya.
"Ga, rumah yang besar itu rumahku" jawabnya dengan suara terdengar lemahnya dan menunjukkan salah satu rumah besar dan megah yang tidak seberapa jauh.
Mata Candy terus mencari rumah besar yang di sebutkan pemuda itu dengan terus mengayuh sepedanya walaupun dengan rasa lelah sudah dirasakan oleh seorang Candy yang memiliki tubuh mungil.
Sebab pemuda yang duduk di belakang sepedanya berpostur tubuh tinggi dan tegap cuma saat ini terlihat sangat lemah dan rapuh karena terluka.
"Sabar ya..kak sedikit lagi sampe" ujar Candy menenangkan kakak kelasnya.
"Hmmm.." hanya itu yang terdengar Candy "sesakit itu kah yang dia rasakan sampai hanya suara (Nisa Sabya) yang terdengar" gumam Candy dalam batinnya berucap tapi dia tidak mau ambil pusing dengan hal itu.
Sesampainya depan gerbang rumah besar itu, Candy hentikan laju sepedanya disisi jalan dan membantu pemuda itu agar mendekat ke depan gerbang rumah besar itu dan menekan bel, agar pemilik rumah membukakan gerbangnya.
Sesaat sebelum gerbang terbuka, Candy berkata dalam batinnya rumah yang mewah, besar ini baru gerbangnya bagaimana didalamnya (membayangkan saja sudah bikin merinding takjub apa lagi melihatnya langsung dalam rumahnya) tampa sadar Candy mengangkat bahunya turun naik.
Suara gerbang terbuka menyandarkan Candy dari halunya walaupun sesaat, dan sedikit terkejut mendengar suara gerbang dibuka.
Dari dalam gerbang keluarlah seorang bapak paru baya berseragam satpam dengan muka sangat khawatir, dengan melihat keadaan orang yang bersamaku.
"Kenapa....den.." ucapnya dengan penuh rasa kekhawatirannya, terlihat dari tatapan matanya ke pemuda yang di panggilannya den itu.
Satpam itu mendekat dan mendekap pemuda yang dia panggil den itu, untuk dibawa ke dalam masuk ke rumah besar itu dan melewati gerbang besar itu.
"Terimakasih, non.." ucap satpam itu ramah.
"Sama-sama.." ucap Candy terdengar asing dengan panggilan non untuknya.
Tapi sudahlah dalam hati Candy siapapun itu tidak jadi soal baginya, toh hanya sebuah panggilan tidak begitu penting juga.
"Terima kasih " ucap kakak kelas sambil menahan sakit dan melanjutkan langkah kakinya yang tertati.
"Sama-sama.." ucap Candy berniat melanjutkan jalan pulang, sesaat langkahnya terhenti mendengar suara orang berkata pada dirinya.
"Siapa namamu, aku Rendra Himawan wijaya" sambil melanjutkan langkahnya memasuki gerbang.
"Aku Candy Nur Aini" tampa melihat lawan bicaranya, melanjutkan laju sepedanya ke arah jalan pulang.
Pertemuan itu, merupakan pertemuan yang pertama dan terkhir buat Candy dan Rendra, hingga candy lulus juga dari SMA negeri itu.
keduanya pun seakan lupa akan kejadian itu atau melupakan, seakan tidak ingin mencari tahu siapa dia dan bagaimana keadaannya setelah kejadian itu dan bagaimana keadaan masing-masing di antaran mereka.
Kejadian itu seakan lenyap tertiup angin lalu tanpa ada kesan yang tertinggal sedikitpun untuk mengenangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Nya♌
jejak pertama like&rate Thor 👍
2020-12-31
0
My sister...
yuk mampir di cerita ku..
2020-08-30
0
Peri_Atri
Salam kenal dari "Terjebak Cinta Wanita Bercadar"
2020-08-24
0