Tampa terasa semester akhir kelas XII akan berakhir, setelah UN kegiatan belajar mengajar akan tidak ada lagi,masa itu akan di tinggalkan hanya meninggal sejuta cerita dan akan jadi kenangan anak sekolah SMA.
Tapi berbeda dengan Candy saat ini yang semakin tekun belajar tapi juga harap-harap cemas sebab pengumuman seleksi dari perguruan tinggi yang melalui sekolahnya dengan mengunakan nilai rapot belum ada kabar dan kapan diumumkannya dan bagaimana hasilnya belum ada pemberitahuan dari pihak sekolah.
Di kelas Candy
"Maaf kak, bisa ketemu kak Candy " salah satu adik kelas Candy (masuk kedalam kelas Candy ).
"Ya, bisa...permen...." suara tao mushola milik Malik memanggil Candy.
"Permen..." adik kelas dengan muka seperti orang bingung, dan mencari nama yang di panggil Malik.
"Ada yang nyari loe" Malik menunjuk kedepan kelas dimana ada adik kelas berdiri.
"Ya, aku Candy " ucapnya dengan senyum manisnya di tunjukkan.
"Ada yang bisa saya bantu, dek.." seru Candy menghampiri adik kelas yang masih berdiri di depan kelas.
"Kak, kakak di suruh datang ke ruang guru" ucapnya terpesona dengan mata indah Candy.
"Ya, terimakasih...kita ke ruang guru sekarang" ajak Candy ke adik kelasnya yang masih terpesona.
Saat berjalan bersama menuju ruang guru, Candy dengan santai bertanya ke adik kelasnya yang masih mencuri pandang ke Candy dan Candy tahu itu.
"Maaf ada yang aneh dari mukaku, dek.." suara Candy memecah rasa penasaran adik kelasnya yang belum menjawab pertanyaan yang di ajukan Candy, adik kelas malah balik tanya terlebih dulu.
"Maaf kak, boleh tanya" dengan muka polosnya dia tunjukkan ke Candy.
"Boleh,apa ya..." Candy dengan rasa pemasarannya mendengar pertanyaan adik kelasnya.
"Muka kakak ga aneh malah....imut dan mata kaka indah.." dengan muka malu melihat Candy karena mengaguminya.
"Terus kenapa..." Candy makin penasaran di buatnya.
"Itu kenapa kakak di panggil permen" dengan menyembunyikan mukanya takut terlalu lancang.
"Oh....itu, panggilan sayang mereka buatku" jawab santai sambil tersenyum kecil diperlihatkan ke adik kelasnya.
Dalam hati Candy sebegitu penasarannya sampai harus di tanyain, Candy tertawa yang tertahan mendengar ucapan adik kelasnya.
"Kakak ga marahkan..." ujarnya mulai mencairkan suasana menurutnya Candy ternyata orang yang ramah.
"Ga..lah, kenapa harus marah" tangan Candy merangkul adik kelasnya membuktikan agar dirinya nyaman bersamanya.
"Ini cewe udah baik, cantik, pintar ga ada cacatnya" batin adik kelas, coba nikmat mana yang Allah dustakan, yang pasti ini mah sempurna, tapi sayang saya cewe jadi ga bisa naksir deh ujarnya mengusap muka dengan kasar dan menepuk jidatnya sendiri.
Di depan ruang guru
"Sekali lagi terimakasih,de.." ucap Candy sebelum berpisah dengan adik kelasnya.
"Sama-sama,ka..." sambil memberi tanda jempolnya ke Candy dan mereka pun berpisah.
"Assalamualaikum" langkah Candy masuk kedalam ruang guru.
"Waallaikum salam" jawab guru-guru, Candy lupa bertanya kepada adik kelasnya siapa yang harus di temui di ruang guru.
Candy masih berdiri di depan pintu masuk masih berpikir siapa yang harus di temuinya.
"Candy, sini.." panggil bu Riri guru ke siswaan putri, Candy mendekat meja guru yang memanggilnya.
"Ya,bu.." mencari tahu apa yang yang mengharuskan datang ke ruang guru.
"Candy..kami sudah terima hasil pengumuman dari universitas dan ini hasilnya sudah kami terima" hati Candy semakin tidak menentu.
"Saya belum tahu dan belum terima bu" jawab Candy penasaran, bu Riri diam dengan tangannya membolak-balikkan kertas yang ada ditangannya.
"Terus...hasilnya gimana bu" Candy semakin di buat penasaran oleh bu riri.
"Hmm...kamu...diterima dan sesuai jurusan yang kamu pilih" jawabnya yang membuat Candy masih tidak percaya sekaligus senang.
"Benar...bu"Candy meminta kepastian dari gurunya yang masih menggodanya.
"Ya...kamu ga senang" bu Riri menggoda Candy yang masih sedikit belum yakin.
"Bukan...begitu bu, hangat saya belum percaya aja" Candy menyembunyikan rasa bahagianya.
"Selamat ya, Candy...tapi jangan senang dulu kamu belum menyelesaikan UN, belajar lagi untuk jadi lebih baik lagi..ok" tangan bu Riri menyalami Candy.
Guru-guru yang ada di ruangan memberikan selamat juga kepada Candy dan Candy pun berterimakasih sebab keberhasilan Candy juga berkhat kerja keras guru-guru juga.
"Siapkan diri juga untuk UN Candy " ucap pak Rudi sebagai wali kelas Candy.
"Siap,terimakasih pak" ucap Candy sambil berpamitan melangkah untuk kembali ke kelasnya.
Ucap syukur Candy tidak henti-henti dipanjatkan sepanjang jalan menuju ke kelasnya yang melewati lorong kelas yang lain.
Di kelas Candy
Candy masuk kelas dengan senyum yang termanis yang dia punya dan tak henti-hentinya mengucap syukur, mengundang rasa penasaran Rahma teman satu sebangkunya.
"Hai...kenapa dengan loe..dipanggil guru" Rahma dengan rasa penasarannya.
"Kasih...tahu...ga.. ya" Candy menggoda Rahma yang makin di buat penasaran oleh Candy.
"Ih....Candy..." teriak Rahma ke Candy yang usil.
"Aku di terima di universitas yang aku mau dan jurusan yang aku pilih juga" Candy memeluk Rahma dengan senang.
"Alhamdulillah...selamat ya Can..." Rahma pun memeluk Candy.
Saat kedua sahabat itu saling berpelukan datang makluk si biang jail bin usil siapa lagi kalau bukan Malik.
"Aku juga mau dong...di peluk.." ucap Malik sambil membentangkan tangannya mendekat untuk memeluk keduanya.
"Ga...jangan...Malik, bukan muhrim !" ucap Candy dan Rahma bersamaan.
"Aku peluk sapa...dong" muka Malik memelas.
"Tiang bendera " ucap Candy dan Rahma kompak bersamaan.
"Ada apaan..sih,kok seneng bener" ucap Malik yang penasaran kepada keduanya.
"Candy, diterima di universitas yang dia mau" jawab Rahma yang ikut senang.
"Selamat ya..permen, kok sebentar banget ya kita sekolah, udah mau lulus aja" sepertinya Malik baru menyadari kebersamaannya akan berakhir.
"Baru nyadar...kemana aja loe!" jawab Bima dan Reza ke Malik.
"Sotoy... kaget tahu" Malik mengusap dadanya.
Semua tertawa melihat kekonyolan Malik, yang ga ada pernah absen ada saja hari-hari bikin kelas jadi geer..dan hidup ga sepi.
"Terus..loe..loe, pada lanjut kemana" Reza mencari tahu kemana setelah lulus nanti.
"Aku penggemarnya langsung jadi COE" ucap Malik yang tidak menyombongkan dirinya.
"Percaya gue sama loe, siapa si yang ga tahu bapa moyang loe"ucap Bimo yang tahu siapa Malik dan siapa orang tuanya.
"Tapi, ilmu gue belum cukup sampe situ kata bokap gue,kudu nimba lagi gitu" Malik dengan gaya konyolnya.
"Air kali nimba " Rahma ikut ngomong yang membuat Malik melihat ke Rahma.
"Ada makhluk manis bisa ngomong ya" goda Malik ke Rahma yang membuat Rahma malu.
"Ih...Malik" muka Rahma merona malu di goda.
"Tambah...gemes deh..." goda malik lagi ke Rahma yang makin malu.
"Tau..ah...Malik..." Rahma malu dan keluar dari kelas karena terus digoda.
"Ya...manisnya, babang kabur.." Malik makin menggoda Rahma.
"Apaan sih loe lik, Rahma jadi pergi no.." Reza ikut bicara.
"Kaya ga tahu Malik aja,loe" ucap Bima ke Reza yang tahu Malik paling-paling kalau untuk soal goda menggoda.
"Loe..ada rasa sama Rahma,lik " tanya Reza.
"Ada...,rasa...rasa sayange " Malik dengan muka santainya di perlihatkan.
"Maaf, jangan mempermainkan perasaan sama cewe" ucap Candy menetralkan suasana.
"Perasaan cewe itu sensitif" ucap Candy menambahkan.
"Sensitif mana sama pantat bayi" Malik dengan santai dan tanpa muka bersalah.
"Hi....Malik,kayak tahu aja pantat bayi" Bima mulai kesel sama Malik.
"Santuy,bang..sensi amat lagi dapat ya?" Malik dengan muka datarnya tanpa dosa.
"Ha...ha...,Malik tahu kalau Bima lagi dapat" Reza menambah suasana tambah ricuh.
Candy, Bima dan Malik malah bingung dengan apa yang baru saja di dengarnya bukan ikut ketawa, muka bingung yang mereka tunjukkan dan saling memandang satu sama yang lain.
Tapi dimana Reza menyudahi tertawanya Candy, Bima dan Malik tertawa bersamaan yang otomatis membuat bingung Reza tidak tahu apa maksud dari tawa mereka.
Begitu sedikit banyaknya pertemanan mereka saat di masa seragam putih abu-abu yang penuh kesan yang meninggalkan cerita untuk tetap di kenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments