03

Di rumah candy

Seperti biasa Candy dan ayahnya saling membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang tanpa pembantu rumah tangga, sebab mereka hanya berdua, kedua mas Candy tinggal diluar kota hanya sesekali di waktu libur atau ada hal penting baru mereka berkumpul di rumah.

"Rencana mau lanjut kemana, cantik" ayah memulai berbicara ke Candy.

Saat ini ayah dan Candy sedang di dapur merapikan piring bekas selesai makan bersama karena hanya ada mereka berdua saat ini dirumah.

Candy tahu kemana arah pembicaraan yang ayahnya saat ini tanyakan, untuk kelanjutan pendidikan sekolahnya

"Minta do'anya, yah...inshaallah Can..akan masuk ke sekolah kedokteran....yah" dengan muka sedikit kecewa Candy menghindari tatapan mata ayahnya.

"Tapi...." Candy tidak melanjutkan bicaranya ke ayahnya.

"Ayah tahu, tidak usah cantik pikirkan itu" ayah mengajak Candy duduk di kursi makan, tangan ayah masih mengusap rambut Candy dengan rasa sayang.

"Itu udah ayah pikirkan, tidak usah dikhawatirkan" ayah menyakinkan Candy tentang biaya kuliahnya.

"Inshaallah...ada" ayah tersenyum menghilangkan rasa khawatir yang Candy rasakan bila berbicara tentang kuliah.

"Gimana dengan ayah nantinya" Candy mendekap ayah dengan suara sedihnya, Candy membayangkan ayahnya yang akan sendirian sedangkan anak-anaknya akan jauh dari ayahnya.

"Ayah...tahu...ayah akan seperti biasa..cantik" jawab ayah dengan santai yang di tunjukan ke Candy.

"Kedua masmu sudah mandiri dan tinggal menemukan jodohnya " ayah memberikan pengertian ke Candy agar tidak mengkhawatirkan keadaannya.

"Waktunya ayah fokus ke anak gadis ayah" ayah memeluk tubuh mungil Candy lebih erat lagi.

Tanpa di sadari keduanya meneteskan air mata, kalau ayah berpikir menggenang ibu Candy yang sudah mendahuluinya.

"Bu, anak gadisnmu sudah bukan lagi anak kecil yang mungil lagi tapi sudah akan jadi gadis yang mandiri" ayah berbicara dalam batinnya.

Tapi lain lagi Candy pikirannya saat ini" ayah adalah ayah yang hebat selalu ada buat kami anak-anaknya" dalam hati Candy bicara.

"Ayah.....terima kasih" dalam pelukan ayah Candy terisak mengeluarkan keresahan batinnya.

"Belajar yang rajin, biar tercapai harapan dan do'a ayah menyertai" kedua tangan ayah menangkup wajah imut Candy yang matanya makin meneteskan peluh beningnya.

"Aku akan berusaha ayah..." Candy mendekap ayahnya kembali penuh rasa sayang.

Ayah dan Candy makin larut dalam pikiran masing-masing yang satu sama lain, yang saling membanggakan dan tidak ingin membuat orang yang mereka sayangi kecewa.

Dimata ayah anak-anaknya sangat hebat dan membanggakan sebab mereka tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu tidak mereka dapatkan, tapi mereka tidak pernah membuat dirinya sebagai seorang ayah kecewa, mereka lebih menunjukan sikap yang mandiri, bertanggung jawab, sholeh dan sholeha, patuh, serta taat.

Sebaliknya dimata Candy ayah adalah cinta pertama seorang gadis sebelum mengenal sosok laki-laki yang akan menyayanginya suatu saat nanti.

Ayah dan kedua masnya adalah inspirasinya untuk jadi orang yang berhasil dan sukses, mereka pekerja keras bersemangat dengan kemampuan mereka sendiri dan pantang menyerah untuk meminta belas kasihan orang lain dan hanya ilmu yang mereka punya untuk mengangkat derajat mereka sendiri.

"Yah...Candy ingin seperti ayah" suara Candy memecah kesunyian diantara keduanya.

"Can...ingin seperti ayah, emang ayah seperti apa.." sambil tertawaa kecil ayah mengacak kasar rambut Candy yang tidak berkerudung.

"Ayah..kuat, tegar, penyabar dan penuh kasih sayang juga lembut " Candy dengan muka polosnya diperlihatkan.

"Ayah...se...sempurna itukah dimata Cantik.." ayah mengusap pipi Candy.

"Ya..." jawab polos Candy ke ayahnya.

"Can...ingin punya suami seperti ayah" Candy dengan malu menghindari tatapan mata ayah yang sedikit kaget.

"Ha.......ha..." tawa ayah yang merasa anak gadisnya bicara soal suami yang terdengar lucu.

"Sudah mulai gede rupanya anak ayah" ayah terus tertawa mendengar ucapan dari mulut mungil Candy.

"Ayah..." Candy malu dengan muka merah merona yang terlihat oleh ayahnya.

Sesaat kemudian suasana hening, mata Candy tertunduk malu dan tidak ingin melihat muka ayahnya karena malu.

"Cantik...ayah, ayah bukan ayah yang sempurna, ayah hanya ingin berusaha jadi ayah yang baik itu saja" ujar ayah santai menjelaskan keadaannya.

"Tapi...itu menurut ayah, di mata Candy ayah adalah ayah lelaki yang hebat setia lagi" Candy menunjukan rasa sayangnya.

"Boleh ayah tanya" ayah mulai menyelidik penasaran ke Candy.

"Boleh, ayah mau tanya apa?" Candy menjawab dengan santai dan menunggu apa yang akan ayahnya tanya ke dirinya.

"Sudah ada lelaki seperti ayah yang Can...mau" ucap ayah dengan suara menggoda Candy.

"Ih...ayah, ga ada yah" Candy malu ditanya seperti itu oleh ayahnya.

"Tapi kenapa, Can bicara itu" ayah mengoda Candy yang malu.

"Can..berharap aja, ga boleh gitu" ucap Candy santai tapi malu.

"Apa...sih yang ga boleh, boleh saja tapi saat ini waktunya belajar dan kejar cita-cita ok" ayah mengusap lembut punggung Candy.

Ayah diam dan memikirkan anak gadisnya yang sudah mulai gede, lelaki seperti apa yang akan menjadi pasangan anak gadisnya ini, dan apakah sosok yang bertanggungjawab atau yang lepas tanggung jawab ada rasa takut yang ada dalam bayangannya.

"Aku berharap sosok lelaki yang baik yang akan menjadi pasangannya, sebab aku mendidiknya dan mejaganya dengan baik dan dengan kasih sayang bukan yang kasar apalagi menyakitinya " dalam batin ayah berharap.

Ayah membayangkannya saja sudah ketakutan, dan merusaha menyudahi lamunannya dengan mengeluarkan napas kasarnya.

"Ayah..ke kamar dulu cantik.." suara ayah memecah kesunyian.

Candy sendiri masih asyik duduk-duduk yang sekarang sudah pindah ke sopa yang ada di ruang keluarga.

Drrrrt ...drrrt...

Suara dari wa grup keluarga Candy.

"Kangen 😶" mas Dimas.

"Sama ☺" Candy.

"kapan ketemu🤔" mas Iqbal dan mas Dimas .

"Ayah tunggu janjimu"

"👍" kedua masku.

"💞😘👏" Candy.

Candy senyum-senyum sambil membaca chat dari keluarganya, rindu saat kebersamaan itu yang selalu Candy kangenin, memang Candy bukan gadis yang manja tapi kedua masnya yang sangat menyayanginya dan perhatian itu yang selalu di rindukan Candy, candaan dan cerita-cerita yang mereka jalani saat jauh dari kelurga akan di ceritakannya saat mereka kumpul terkadang sampai lupa waktu dan hanya kumpul di satu tempat saja, kalau tidak di ruang keluarga pasti di kamar ayah, kenapa di kamar ayah sebab kamar ayah besar dan ayah yang mau kita tidur bersama ayah saat kumpul-kumpul.

Kata ayah dan masku aku adalah kesayangan mereka jadi menurutnya aku selalu jadi anak kecil yang tidak pernah gede-gede tapi soal pendapat berbeda mereka selalu bertanya terlebih dulu padaku tidak ambil keputusan saja itu yang membuat aku bangga sama keluargaku.

kalau kumpul kerjaan rumah juga berbagi dan dengan kesadaran sendiri juga kami mengerjakannya sebab ayah sudah mengajari kami semua itu jadi semua sudah pada posisinya masing-masing.

Rasa kangen Candy akan terbayar pas kedua masnya datang dan saat-saat itu akan di nanti dengan sangat berharap segera datang, semakin diharapkan semakin terasa lamanya waktu, tampa terasa kantuk yang di rasa Candy pun datang setelah lama saling membalas chat dari group keluarganya, Candy pun tertidur dengan hp masih di tangan Candy .

Ayah yang keluar dari kamar hanya tersenyum melihat anak gadisnya tertidur di sopa bukan di kamarnya, dan ayah hanya merapikan posisi tidur candy dan mengambil hp dari tangan Candy untuk di letakkan di meja yang tidak jauh dari sopa.

Itulah Candy yang masih saja polos di mata ayah dan kedua masnya belum ada perubahan dalam dirinya yang masih sibuk belajar tidak bertingkah yang membuat ayah dan kedua masnya pusing kepala.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

suka novelmu cerita ringan,asik,,sepertiny byk pelajaran tentang ke hidupan,,,,ak mau lanjut

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
198 198
199 199
200 200
201 201
202 202
203 203
204 204
205 205
206 206
207 207
208 208
209 209
210 210
211 211
212 212
213 213
214 214
215 215
216 216
217 217
218 218
219 219
220 220
221 221
222 222
223 223
224 224
225 225
226 226
227 227
228 228
229 229
230 230
231 231
232 132
233 233
234 234
235 235
236 236
237 237
238 238
239 239
240 240
241 241
242 242 Bonus
Episodes

Updated 242 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197
198
198
199
199
200
200
201
201
202
202
203
203
204
204
205
205
206
206
207
207
208
208
209
209
210
210
211
211
212
212
213
213
214
214
215
215
216
216
217
217
218
218
219
219
220
220
221
221
222
222
223
223
224
224
225
225
226
226
227
227
228
228
229
229
230
230
231
231
232
132
233
233
234
234
235
235
236
236
237
237
238
238
239
239
240
240
241
241
242
242 Bonus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!