Di rumah candy
Seperti biasa Candy dan ayahnya saling membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang tanpa pembantu rumah tangga, sebab mereka hanya berdua, kedua mas Candy tinggal diluar kota hanya sesekali di waktu libur atau ada hal penting baru mereka berkumpul di rumah.
"Rencana mau lanjut kemana, cantik" ayah memulai berbicara ke Candy.
Saat ini ayah dan Candy sedang di dapur merapikan piring bekas selesai makan bersama karena hanya ada mereka berdua saat ini dirumah.
Candy tahu kemana arah pembicaraan yang ayahnya saat ini tanyakan, untuk kelanjutan pendidikan sekolahnya
"Minta do'anya, yah...inshaallah Can..akan masuk ke sekolah kedokteran....yah" dengan muka sedikit kecewa Candy menghindari tatapan mata ayahnya.
"Tapi...." Candy tidak melanjutkan bicaranya ke ayahnya.
"Ayah tahu, tidak usah cantik pikirkan itu" ayah mengajak Candy duduk di kursi makan, tangan ayah masih mengusap rambut Candy dengan rasa sayang.
"Itu udah ayah pikirkan, tidak usah dikhawatirkan" ayah menyakinkan Candy tentang biaya kuliahnya.
"Inshaallah...ada" ayah tersenyum menghilangkan rasa khawatir yang Candy rasakan bila berbicara tentang kuliah.
"Gimana dengan ayah nantinya" Candy mendekap ayah dengan suara sedihnya, Candy membayangkan ayahnya yang akan sendirian sedangkan anak-anaknya akan jauh dari ayahnya.
"Ayah...tahu...ayah akan seperti biasa..cantik" jawab ayah dengan santai yang di tunjukan ke Candy.
"Kedua masmu sudah mandiri dan tinggal menemukan jodohnya " ayah memberikan pengertian ke Candy agar tidak mengkhawatirkan keadaannya.
"Waktunya ayah fokus ke anak gadis ayah" ayah memeluk tubuh mungil Candy lebih erat lagi.
Tanpa di sadari keduanya meneteskan air mata, kalau ayah berpikir menggenang ibu Candy yang sudah mendahuluinya.
"Bu, anak gadisnmu sudah bukan lagi anak kecil yang mungil lagi tapi sudah akan jadi gadis yang mandiri" ayah berbicara dalam batinnya.
Tapi lain lagi Candy pikirannya saat ini" ayah adalah ayah yang hebat selalu ada buat kami anak-anaknya" dalam hati Candy bicara.
"Ayah.....terima kasih" dalam pelukan ayah Candy terisak mengeluarkan keresahan batinnya.
"Belajar yang rajin, biar tercapai harapan dan do'a ayah menyertai" kedua tangan ayah menangkup wajah imut Candy yang matanya makin meneteskan peluh beningnya.
"Aku akan berusaha ayah..." Candy mendekap ayahnya kembali penuh rasa sayang.
Ayah dan Candy makin larut dalam pikiran masing-masing yang satu sama lain, yang saling membanggakan dan tidak ingin membuat orang yang mereka sayangi kecewa.
Dimata ayah anak-anaknya sangat hebat dan membanggakan sebab mereka tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu tidak mereka dapatkan, tapi mereka tidak pernah membuat dirinya sebagai seorang ayah kecewa, mereka lebih menunjukan sikap yang mandiri, bertanggung jawab, sholeh dan sholeha, patuh, serta taat.
Sebaliknya dimata Candy ayah adalah cinta pertama seorang gadis sebelum mengenal sosok laki-laki yang akan menyayanginya suatu saat nanti.
Ayah dan kedua masnya adalah inspirasinya untuk jadi orang yang berhasil dan sukses, mereka pekerja keras bersemangat dengan kemampuan mereka sendiri dan pantang menyerah untuk meminta belas kasihan orang lain dan hanya ilmu yang mereka punya untuk mengangkat derajat mereka sendiri.
"Yah...Candy ingin seperti ayah" suara Candy memecah kesunyian diantara keduanya.
"Can...ingin seperti ayah, emang ayah seperti apa.." sambil tertawaa kecil ayah mengacak kasar rambut Candy yang tidak berkerudung.
"Ayah..kuat, tegar, penyabar dan penuh kasih sayang juga lembut " Candy dengan muka polosnya diperlihatkan.
"Ayah...se...sempurna itukah dimata Cantik.." ayah mengusap pipi Candy.
"Ya..." jawab polos Candy ke ayahnya.
"Can...ingin punya suami seperti ayah" Candy dengan malu menghindari tatapan mata ayah yang sedikit kaget.
"Ha.......ha..." tawa ayah yang merasa anak gadisnya bicara soal suami yang terdengar lucu.
"Sudah mulai gede rupanya anak ayah" ayah terus tertawa mendengar ucapan dari mulut mungil Candy.
"Ayah..." Candy malu dengan muka merah merona yang terlihat oleh ayahnya.
Sesaat kemudian suasana hening, mata Candy tertunduk malu dan tidak ingin melihat muka ayahnya karena malu.
"Cantik...ayah, ayah bukan ayah yang sempurna, ayah hanya ingin berusaha jadi ayah yang baik itu saja" ujar ayah santai menjelaskan keadaannya.
"Tapi...itu menurut ayah, di mata Candy ayah adalah ayah lelaki yang hebat setia lagi" Candy menunjukan rasa sayangnya.
"Boleh ayah tanya" ayah mulai menyelidik penasaran ke Candy.
"Boleh, ayah mau tanya apa?" Candy menjawab dengan santai dan menunggu apa yang akan ayahnya tanya ke dirinya.
"Sudah ada lelaki seperti ayah yang Can...mau" ucap ayah dengan suara menggoda Candy.
"Ih...ayah, ga ada yah" Candy malu ditanya seperti itu oleh ayahnya.
"Tapi kenapa, Can bicara itu" ayah mengoda Candy yang malu.
"Can..berharap aja, ga boleh gitu" ucap Candy santai tapi malu.
"Apa...sih yang ga boleh, boleh saja tapi saat ini waktunya belajar dan kejar cita-cita ok" ayah mengusap lembut punggung Candy.
Ayah diam dan memikirkan anak gadisnya yang sudah mulai gede, lelaki seperti apa yang akan menjadi pasangan anak gadisnya ini, dan apakah sosok yang bertanggungjawab atau yang lepas tanggung jawab ada rasa takut yang ada dalam bayangannya.
"Aku berharap sosok lelaki yang baik yang akan menjadi pasangannya, sebab aku mendidiknya dan mejaganya dengan baik dan dengan kasih sayang bukan yang kasar apalagi menyakitinya " dalam batin ayah berharap.
Ayah membayangkannya saja sudah ketakutan, dan merusaha menyudahi lamunannya dengan mengeluarkan napas kasarnya.
"Ayah..ke kamar dulu cantik.." suara ayah memecah kesunyian.
Candy sendiri masih asyik duduk-duduk yang sekarang sudah pindah ke sopa yang ada di ruang keluarga.
Drrrrt ...drrrt...
Suara dari wa grup keluarga Candy.
"Kangen 😶" mas Dimas.
"Sama ☺" Candy.
"kapan ketemu🤔" mas Iqbal dan mas Dimas .
"Ayah tunggu janjimu"
"👍" kedua masku.
"💞😘👏" Candy.
Candy senyum-senyum sambil membaca chat dari keluarganya, rindu saat kebersamaan itu yang selalu Candy kangenin, memang Candy bukan gadis yang manja tapi kedua masnya yang sangat menyayanginya dan perhatian itu yang selalu di rindukan Candy, candaan dan cerita-cerita yang mereka jalani saat jauh dari kelurga akan di ceritakannya saat mereka kumpul terkadang sampai lupa waktu dan hanya kumpul di satu tempat saja, kalau tidak di ruang keluarga pasti di kamar ayah, kenapa di kamar ayah sebab kamar ayah besar dan ayah yang mau kita tidur bersama ayah saat kumpul-kumpul.
Kata ayah dan masku aku adalah kesayangan mereka jadi menurutnya aku selalu jadi anak kecil yang tidak pernah gede-gede tapi soal pendapat berbeda mereka selalu bertanya terlebih dulu padaku tidak ambil keputusan saja itu yang membuat aku bangga sama keluargaku.
kalau kumpul kerjaan rumah juga berbagi dan dengan kesadaran sendiri juga kami mengerjakannya sebab ayah sudah mengajari kami semua itu jadi semua sudah pada posisinya masing-masing.
Rasa kangen Candy akan terbayar pas kedua masnya datang dan saat-saat itu akan di nanti dengan sangat berharap segera datang, semakin diharapkan semakin terasa lamanya waktu, tampa terasa kantuk yang di rasa Candy pun datang setelah lama saling membalas chat dari group keluarganya, Candy pun tertidur dengan hp masih di tangan Candy .
Ayah yang keluar dari kamar hanya tersenyum melihat anak gadisnya tertidur di sopa bukan di kamarnya, dan ayah hanya merapikan posisi tidur candy dan mengambil hp dari tangan Candy untuk di letakkan di meja yang tidak jauh dari sopa.
Itulah Candy yang masih saja polos di mata ayah dan kedua masnya belum ada perubahan dalam dirinya yang masih sibuk belajar tidak bertingkah yang membuat ayah dan kedua masnya pusing kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Mr.VANO
suka novelmu cerita ringan,asik,,sepertiny byk pelajaran tentang ke hidupan,,,,ak mau lanjut
2023-03-05
0