Eylina berusaha datang lebih awal sesuai arahan Sista. Ya, Sista mewanti - wanti agar dirinya tidak terlambat dan mengecewakan Tuan Morgan.
Ia duduk menunggu di sebuah ruangan VIP yang sudah disiapkan. Sesekali ia melihat pintu dengan jantung yang berdebar - debar.
Tiba - tiba.
Ceklak ....
"Silahkan Tuan." Seorang pegawai restoran membukakan pintu untuk Morgan dan sekertaris Rey.
Jadi itu? Gadis yang berbicara sembarangan dan asal? Lumayan juga! Gumam Morgan.
Hah ... ya Tuhan, jadi itu yang disebut Tuan Muda? memangnya sebanyak apa harta yang ia punya? Sampai harus dipanggil Tuan Muda, apa tidak bisa dipanggil namanya saja gitu? Batin Eylina.
"Silahkan Tuan Muda." Rey menarik kursi untuk Morgan.
Makan malam, tapi aku merasa seperti sedang berada di pengadilan, sebagai tersangka. Jantung Eylina terus berdegup kencang. Ia mencoba tersenyum pada kedua pria tersebut.
Bukankah itu laki - laki yang waktu itu melindas ponsel ku?
Ya, Eylina masih mengingat wajah dingin sekertaris Rey. Ia lalu memberi tatapan membunuh pada Rey.
Bagaimanapun ia masih sangat jengkel pada lelaki yang telah membuat ponsel butut kesayangannya itu rusak.
Hey, apa salahku padamu Nona? kenapa kau menatapku seperti itu?
Rey. Ia tak mengenali Eylina.
Tentu saja, Eylina yang tak sengaja bertemu dengannya malam itu berpenampilan apa adanya. Celana jeans usang dan kaos oblong.
Sementara Eylina yang ada dihadapannya saat ini, adalah gadis cantik dengan dandanan bak anak konglomerat. Dengan modal baju, sepatu dan tas pinjaman dari Sista. Ia menjelma bak seorang Putri.
****
"Katakan siapa namamu!" Morgan membuyarkan lamunan Rey dan juga gadis yang duduk berhadapan dengannya.
"E ... Eylina ... Eylina, Tuan." Gadis itu menunduk, tidak berani bertatap muka dengan Morgan.
"Hal apa yang membuatmu ikut mendaftar menjadi calon jodohku?" Morgan tanpa ekspresi. Ia ingin membuktikan apa yang diucapkan oleh Rey.
"Ti ... tidak ada Tuan. Ma ... maksud saya ...." kalimat Eylina menggantung.
Aaa ... aku harus menjawab apa? Lagipula memang aku tidak termotivasi sama sekali untuk menjadi istrimu kan? Aku melakukan ini karena Sista. Tapi aku tidak mungkin mengatakannya. Kau bisa saja mencelakakannya nanti. Eylina.
"JAWAB!" Morgan mendekatkan wajahnya ke arah Eylina seraya menggebrak meja.
Eylina tersentak.
"Tidak Tuan, maksudku aku tidak ingin menjadi istrimu. Sungguh ... aku tidak berminat."
Eylina berusaha menyelamatkan diri. Ia meremas gaunnya.
Ya aku harus lari dari lelaki ini. Dia sangat menakutkan. Eylina bergidik melihat tatapan dingin Morgan dan sekertarisnya.
"Berani - beraninya anda mempermainkan Tuan Muda kami Nona!" Rey sudah melangkah maju dan memberi tatapan membunuh pada Eylina.
"Rey, biarkan dia berbicara." Ucapan Morgan membuat pria itu menahan sikapnya. Rey bisa menghabisi setiap orang yang mengusik ataupun merugikan tuan mudanya dan juga keluarganya.
"Baik Tuan." Ia lalu mundur beberapa langkah kebelakang. Berada di belakang Morgan.
"Katakan!" Morgan menyandarkan tubuh di kursi yang ia duduki. Nada bicaranya sedikit ia turunkan.
"Seperti yang saya katakan tadi, Tuan" Eylina menunduk.
Oh ya Tuhan ... kumohon selamatkan aku dari lelaki ini. Eylina menyatukan kedua tangannya di bawah meja. Ia berharap bisa lolos dari lelaki yang disebut Tuan Muda itu.
"Baiklah, kalau begitu kau yang terpilih menjadi calon istriku." Morgan menatapnya dengan tajam.
Duaarrrrr ....
Bagai disambar petir. Dunia Eylina serasa runtuh seketika saat mendengar ucapan dari Morgan.
Ingin sekali rasanya dirinya lari. Ia menyesal telah mengikuti seleksi itu. Seharusnya dia tidak pergi waktu itu. Jika ia tahu laki - laki yang disebut Tuan Muda itu begitu menakutkan seperti ini.
Eylina meremas - remas gaun yang dikenakannya.
"Rey! Jelaskan padanya!" Morgan mengambil gelas minumannya. Ia lalu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar ruangan.
Dia mau kemana? Oh ya Tuhan, aku harus berhadapan dengan lelaki ini lagi? Eylina menatap Rey dengan penuh kebencian.
"Nona, bacalah ini!" Rey menyerahkan selembar kertas perjanjian pada Eylina.
"Apa ini?" Eylina menerima kertas itu, ia membaca dengan seksama.
Hah? jadi ia mencari istri hanya untuk dinikahi secara kontrak saja? Dasar laki - laki bedebah. Tidak! Aku tidak mau! Eylina.
"Apa - apaan ini? Tidak ... saya tidak mau! Anda pikir saya apa? Lagipula saya tidak berminat dengan tuan muda anda!" Dengan bersungut - sungut Eylina menumpahkan kekesalannya.
Terlebih ia sangat membenci sosok lelaki di depannya, yang dengan entengnya melindas ponselnya dan tidak mau meminta maaf itu.
Ia merogoh sesuatu di dalam tas yang ia bawa, mengambil dompet usang dan membukanya.
"Ini, ambil kembali uang anda! Saya tidak butuh uang anda!" Eylina lalu pergi tanpa permisi. Meninggalkan Rey yang masih duduk ditempatnya.
Sementara Rey masih terdiam dan berusaha mencerna.
Anda berani sekali Nona, dan apa ini? kapan aku memberikan ini padanya?. Rey berusaha mengingat sesuatu.
"Bagaimana Rey?" Morgan masuk ke ruangan VIP setelah melihat gadis itu pergi.
Mendengar suara Morgan, Rey langsung berdiri dari duduknya. Ia menundukkan kepalanya.
"Gadis itu menolaknya Tuan." Rey berkata dengan menunduk. Ia tahu ia tak bekerja dengan baik. Tuannya itu bisa saja langsung menendang wajahnya.
Morgan mengepalkan tangannya dan mengeratkan giginya lantaran geram pada Eylina. Ya, Eylina terlalu berani menolak tawaran darinya. Jika gadis lain, bahkan rela berlutut dan memohon hanya untuk bisa menemani malam panjang tuan muda angkuh itu.
Sementara Eylina berani menolaknya secara mentah - mentah dan pergi begitu saja tanpa pamit.
"Cari tahu segala informasi tentang gadis itu Rey! Dan serahkan padaku besok pagi!"
"Baik Tuan."
Morgan pun pergi keluar. Sementara Rey hanya mengekor dibelakangnya.
Ia berpikir keras, apapun yang terjadi ia harus menyerahkan informasi itu pada Morgan besok pagi.
****
Setelah selesai mengantarkan Morgan pulang kerumah. Rey segera menghubungi anak buahnya. Mengerahkan mereka untuk mencari tahu semua informasi tentang Eylina.
Anda benar - benar sudah merepotkanku Nona.
Tangannya merogoh saku jas nya. Melihat selembar kertas yang pernah ia berikan pada seseorang.
Mungkinkah gadis yang malam itu dipinggir jalan adalah dirimu? Anda sangat berani sekali. Rey melajukan mobilnya dengan kencang. Menembus jalanan kota yang mulai sepi. Mencoba melewati jalan, dimana ia bertemu dengan Eylina waktu itu.
Berharap ada informasi yang ia dapat dari sana.
Namun sepanjang sekertaris Rey menyusuri jalan itu, ia tak menemukan apapun.
Ia lalu melanjutkan perjalanannya. Hingga sampai di sebuah Jalan X. Ia memicingkan matanya, melihat di sebuah sudut gelap di antara bangunan yang berderet.
Terlihat dua orang sedang memegangi tangan seorang wanita.
Sepertinya sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
Rey melajukan mobilnya dengan sangat pelan dan menghentikannya tak jauh dari tempat orang - orang tersebut, ia terus memperhatikan gerak gerik dari orang - orang di ujung sana.
💗💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓳𝓭 𝓲𝓷𝓰𝓮𝓽 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓻𝓮𝓽𝓪𝓻𝓲𝓼 𝓗𝓪𝓷 𝓷𝓲𝓱🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-11-13
0
Subekti Suparja
msih ngikuti alurnya...
2022-01-02
0
Kharisma Jaya
sekretaris han..tdk ada duanya...dia sangat sakti
2021-12-18
0