Eylina memutuskan untuk membolos dari pekerjaannya malam itu.
Jika dipaksa masuk bekerja pasti ia akan jatuh sakit.
Sudah hampir 1 bulan ia bekerja di klub malam. Dan sejak itu pula ia menjadi kurang istirahat dan kurang terawat.
Wajahnya kusam, begitu juga dengan kulit tubuhnya.
Badannya pun juga menjadi lebih kurus.
Malam itu ia tidur dengan sangat lelap karena tubuhnya terasa lelah sekali.
****
"Eylin, Lin bangun!" Sista menggoyangkan bahu Eylina.
"Apaan sih Sis?" Eylina mengerjapkan matanya dan menggeliat.
"Lo lupa ya? Hari ini kan hari terakhir pendaftaran calon jodoh Tuan Muda!" Sista yang tak sabar segera meraih tas besar berisi alat make up, sepatu, tas dan segala keperluan untuk sahabatnya hari ini. Ia menyiapkan segala yang dibutuhkan Eylina.
Sementara Eylina masih tenggelam di balik selimutnya yang sudah usang.
"Ayo dong Lin! Gimana sih lo? Udah gue bela - belain ijin masuk siang hari ini biar bisa nganterin lo ke salon buat make over wajah lo." Sista mulai merajuk.
"Astaga, iya ... iya. Nggak sabaran banget sih lo. Kayak emak - emak tau nggak." Eylina lalu bergegas bangun dan menyambar handuk yang ada di pintu. Ia lalu pergi mandi.
****
Salon
"Jadi mau model yang mana mbak?" tanya salah satu pegawai salon seraya menunjukkan beberapa model tatanan rambut pada Eylina.
Sementara Eylina hanya menggaruk kepalanya, ia bingung harus pilih yang mana. Ia sama sekali tidak tahu hal - hal seperti ini.
"Sis, yang mana?" Tak ada pilihan lain, ia
terpaksa memanggil sahabatnya yang sedang duduk di sofa tunggu.
Sista lalu mendekat dan membolak balikkan katalog salon.
"Eemm ... yang kayak gini aja mbak, kan pas tuh sama rambut Eylina." Akhirnya Sista menemukan satu tatanan rambut yang dirasa pas untuk sahabatnya.
Pegawai di salon itupun langsung mengerjakan tugasnya.
Sementara di tempat lain.
Rumah Keluarga Wiratmadja
Seluruh anggota keluarga Wiratmadja sedang sarapan bersama.
Wiratmadja atau yang sering dipanggil Tuan Besar atau Tuan Wira adalah ayah dari Morgan. Ia memiliki satu putra dan dua orang putri yang bernama Emily dan Luna.
"Jadi bagaimana hasil pencarianmu itu Morgan?" Wiratmadja meletakkan sendok makannya.
Morgan hanya menggelengkan kepalanya lalu menghentikan aktivitasnya.
Tidak bisakah Papa membicarakan hal lainnya. Menikah? Hah, permainan apa itu? Batin Morgan.
"Jika kau belum juga menemukan wanita yang pas menurutmu, papa dan mama terpaksa menikahkanmu dengan Bella." Wiratmadja mengatakannya dengan tegas.
Hal itu bukan tanpa alasan, sudah berkali - kali orang tua Morgan mencoba untuk mencarikan jodoh untuk puteranya, namun selalu ditolak dengan berbagai alasan.
Hingga sekarang usia Morgan yang menginjak 32 tahun. Usia yang terlalu tua menurut Wiratmadja dan Ayu.
Wiratmadja tidak bisa mentolerir lagi ketidaksiapan puteranya tersebut. Karena sejak lama puteranya itu hanya bermain - main saja. Menolak dijodohkan namun tak pernah memiliki hubungan serius dengan wanitanya. Ia hanya asik dengan dunianya sendiri.
Wira tentu tidak ingin perusahaan yang ia besarkan dengan susah payah itu hancur hanya karena puteranya yang tidak bisa diandalkan.
Wira berpikir jika puteranya menikah, hal itu akan mampu membuat seorang Morgan sedikit berubah dan lebih bertanggung jawab. Serta menjadi orang yang bisa mengurus perusahaan dengan baik.
Namun entah kapan harapannya akan segera terkabul, rasanya tahun sudah silih berganti namun putranya hingga kini tak kunjung membuka hatinya pada perempuan manapun.
Morgan meninggalkan meja makan dan melangkahkan kakinya ke kamar yang ada dilantai atas.
Ia lalu meraih ponsel dan menghubungi sekertarisnya.
"Rey, cepat kemari!" Perintahnya pada sekertarisnya saat telepon tersambung. Ia lalu menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban apapun dari Rey.
Braakkk ... !!!
Tangannya memukul meja yang ada didekatnya.
Sial! Hingga saat ini belum ada wanita yang benar - benar membuatku tertarik. Aku tidak ingin menikahi Bella. Cihh ... gadis licik sepertimu jangan harap akan menjadi istriku. Aku tidak sudi menjadi suamimu walau hanya satu detik.
Morgan mengeratkan giginya.
****
Sementara di tempat lain.
"Gila Lin, lo cantik banget." Sista melihat sahabatnya dengan mata membulat.
Gadis berkulit putih dengan rambut sebahu, memakai gaun berwarna tosca dengan hells dan tas hitam itu seperti bukan sahabatnya.
Make up yang tipis membuat wajah Eylina menjadi lebih menawan.
"Nggak rugi gue ngeluarin duit banyak buat lo." Sista berjalan mengitari Eylina.
Itu beneran gue? Gilaaa ... ternyata gue bisa secantik itu juga ya kalau di make over. Hihihi.
Eylina mengagumi dirinya sendiri.
"Yaudah yuk buruan, keburu ditutup ntar pendaftarannya! Tuh taksinya juga udah nungguin." Sista lalu menggamit lengan Eylina, membantunya berjalan.
Eylina tidak terbiasa menggunakan sepatu berhak tinggi, oleh karena itulah Sista berinisiatif membantunya berjalan.
Eylina dan sista lalu masuk ke dalam mobil taksi berwarna putih.
Semoga lo di lirik sama Tuan Morgan Lin. Gue berharap dengan ini hidup lo akan lebih mudah. Sista.
Dia memang sahabat yang tulus. Kadang sudah seperti kakak kandung bagi Eylina.
"Pak, ayo jalan." Sista menepuk pundak sang sopir yang masih melongo menatap Eylina dari kaca.
"Ehh ... iya Neng, kita mau kemana ini?" Pengemudi taksi itu gelagapan karena kepergok memandangi penumpangnya.
"Ke gedung ini ya Pak." Sista menunjukkan alamat di brosur yang ia pegang.
"Ohh ... siap Neng."
Mobil pun melaju menembus keramaian kota, mengantarkan para penumpangnya ke tempat tujuan.
Butuh waktu 45 menit untuk sampai ke alamat yang dituju.
"Udah sampai Neng." Sopir taksi itu menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung besar yang terdiri lebih dari 20 lantai.
Sebuah gedung utama milik Globalindo Group. Perusahaan milik Wiratmadja.
"Ini tempatnya Sis?" Eylina terheran - heran melihat kemewahan gedung tersebut. Mulutnya menganga lebar.
"Iya ... yaudah turun yuk." Sista menarik tangan sahabatnya agar segera turun.
"Sis, ini gedung milik perusahaan keluarga? Siapa pemiliknya?" Setengah tak percaya, Eylina mencari tahu pada sahabatnya.
"Udah jangan banyak tanya Eylin, nih bentar lagi pendaftarannya berakhir." Sista melirik arlojinya.
Mereka berdua pun masuk ke dalam gedung tersebut. Eylina pergi dengan diantar oleh seorang penjaga menuju ruangan tempat seleksi para peserta. Sementara Sista hanya bisa menunggu di lobby.
****
Sebuah Ruangan di Gedung Globalindo
Robin, salah satu orang kepercayaan sekertaris Rey dan beberapa staf sedang menyeleksi satu persatu wanita - wanita cantik yang sedang mengantre untuk mendaftar menjadi calon istri Tuan Morgan Wiratmadja.
Eylina duduk dengan gelisah, karena sepanjang matanya berkeliling mengedarkan pandangan, tak ada satupun wanita yang nampak tidak menarik. Ia merasa seperti berada di ruangan tempat audisi Puteri Indonesia.
"Eylina Riyanti ...." salah seorang staf memanggil namanya.
Ya Tuhan, jantung gue kenapa deg - degan gini. Eylina berdiri, lalu mendekat ke arah meja interview. Tangannya berkeringat dingin dan sedikit bergetar.
"Namamu Eylina Riyanti?" Dengan sorot mata serius dan dingin, seorang staf mulai menggelontorkan pertanyaan.
Gadis itu hanya mengangguk. Ia meremas jemari tangannya di bawah meja.
"Apa motivasimu mengikuti ajang pencarian jodoh untuk Tuan Morgan?" Seorang dengan potongan rambut cepak itu bertanya datar tanpa ekspresi.
Membuat jantung Eylina seakan hendak melompat keluar.
"Uang." Eylina langsung membekap mulutnya. Karena ucapannya beberapa orang yang duduk dihadapannya membulatkan matanya seketika. Bahkan satu ruangan itu menatap Eylina dengan heran.
Bodoh ... bodoh, apa yang kukatakan ... aaaa ya ampun, hilang sudah kesempatanku. Maafkan aku Sis ... hiks. Kau sudah repot - repot begini, sementara aku malah bermain - main. Mereka pasti merencanakan akan menendangku sekarang.
Beberapa orang staf yang di depan Eylina itupun berbisik - bisik. Dari sekian banyak wanita yang mereka interview, semua menjawab dengan semanis mungkin dan penuh kepura - puraan agar bisa lolos seleksi. Tapi gadis dihadapannya justru mengatakan dengan lantang bahwa tujuannya hanya demi uang.
Salah seorang dari mereka akhirnya menelpon sekertaris Rey dan memberitahukan hal unik yang mereka temui hari ini.
****
Mobil sekertaris Rey memasuki gerbang utama rumah mewah tuan Wira.
Lelaki dengan postur tubuh tinggi dan tegap serta berwajah dingin dan datar itupun turun lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar Morgan.
💗💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓭𝓪𝓱 𝓫𝓷𝔂𝓴 𝓫𝓪𝓬𝓪 𝓷𝓸𝓿𝓮𝓵 𝓭𝓪𝓷 𝓴𝓵 𝓹𝓮𝓶𝓮𝓻𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓷𝓪𝓶𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓑𝓮𝓵𝓵𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓽𝓲 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰𝓷𝔂𝓪 𝓳𝓪𝓱𝓪𝓽🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-11-13
0
Eti
terlalu polos banget
2021-12-10
0
Vina Fazilla
😁😁😁
dasar si eylina
2021-11-16
0