Pelayan itu membuka sebuah pintu yang merupakan akses ke ruang ganti.
Jadi ini pintu?
Eylina baru menyadari jika kaca besar di dalam kamar mandi itu adalah sebuah pintu yang bisa membawanya ke sebuah ruangan yang terdiri dari beberapa lemari di dalamnya.
Siapapun yang baru menginjakkan kaki disitu tidak akan tahu jika itu adalah sebuah pintu karena tombol untuk membukanya sangatlah kecil tersamarkan oleh ukiran yang ada di pinggiran kaca tersebut.
"Silahkan Nona, saya akan menunjukkan bagian - bagian dari isi lemari ini." Pelayan itu lalu memandu Eylina dan memberi penjelasan tentang isi dari setiap lemari.
Ada beberapa lemari berukuran besar di dalam ruangan itu, 5 lemari milik Morgan. Dua diantaranya berisi pakaian - pakaian Morgan untuk sehari - hari, dua lagi berisi khusus kemeja dan celana kerja serta satu lagi lemari khusus untuk menyimpan jas.
Disisi kanan ada lagi dua lemari besar. Lemari yang berisi pakaian untuk Eylina.
Pelayan tersebut membuka pintu lemari tersebut. Lemari yang berisi berbagai model gaun mewah.
"Ini adalah pakaian untuk Nona, gaun - gaun ini untuk acara - acara khusus"
Pelayan itu lalu membuka lemari satunya lagi.
"Dan yang ini, pakaian untuk sehari - hari. Serta pakaian tidur di sebelah sini"
Pelayan itu terus memandu Eylina berkeliling ruangan tersebut. Ruangan yang sangat luas yang ditata sedemikian rupa hanya untuk menyimpan pakaian, sepatu, tas dan juga aksesoris.
Eylina hanya tertegun menyaksikan semua yang ada di depan matanya. Ia tak habis pikir, berapa banyak kekayaan milik keluarga ini yang dihabiskan untuk membangun rumah super besar, sehingga satu orang saja memiliki kamar beserta ruang ganti yang sangat luas seperti ini.
Jadi dia sudah menyiapkan semua ini untukku? untuk apa? kita hanya menikah untuk sesaat saja bukan? lalu kenapa harus menyiapkan seolah aku akan hidup disini selamanya?
Ia lalu menutup mulutnya meski dari dari tadi ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Dia tidak akan mengikatku menjadi istrinya selamanya kan?
Tubuhnya kemudian bergetar, perasaan takut itu tiba - tiba menyelimutinya. Bagaimana ia akan menjalani hidupnya jika harus selamanya berdampingan dengan pria tersebut.
"Nona, ini pakaian tidur untuk anda." Pelayan tersebut menyerahkan sebuah piyama pada Eylina.
"Ah ... iya Bi. Terimakasih"
Namun Eylina hanya memegangi piyama tersebut.
Apa bibi juga akan menungguku berganti pakaian? benar - benar tidak etis.
"Bi ... kumohon. Eylina belum terbiasa dengan semua ini. Jadi biarkan Eylina berganti pakaian sendiri."
Pelayan itupun mengerti, ia lalu membalikkan badannya agar Nona Mudanya bisa berganti pakaian.
Lalu dengan cepat Eylina berganti pakaian sebelum pelayan itu membalikkan lagi badannya.
"Bi Astri bisa berbalik." setelah beberapa saat Eylina meminta Bi Astri untuk membalikkan badan.
"Mari Nona."
Kemana lagi? apa masih ada ritual yang lainnya? ini sudah larut malam kan? batin Eylina.
Ia hanya menurut saja mengikuti kemana pelayan itu pergi.
Ceklak ....
Bi Astri membuka pintu yang menghubungkan ruang ganti dengan kamar Morgan.
Ia menuntun Eylina dan mendudukkannya di depan meja rias. Kemudian mengeringkan rambut Eylina dan menyisirnya.
Apa setiap hari aku akan diperlakukan seperti ini? atau hanya karena malam ini adalah ...
Tidak ... ini adalah malam pengantin, apa dia akan ...
Tidak ... bagaimana ini?
Eylina berkeringat dingin, ia meremas ujung piyamanya.
"Sudah selesai Nona." Pelayan itu menundukkan kepalanya.
"Terimakasih Bi."
"Tuan Muda, semua sudah saya laksanakan."
Bi Astri berkata sopan seraya menundukkan kepalanya.
"Ya, pergilah!"
Morgan masih ditempatnya dan masih sibuk dengan ponselnya.
Hening.
Setelah kepergian pelayan tersebut. Eylina pun masih mematung di depan cermin. Kepalanya menunduk.
"Apa kau tidak tahu tugasmu?" Morgan menatap gadis itu.
"Ma ... maksud Tuan?" Eylina memutar tubuhnya menghadap ke arah suaminya.
"Tugas seorang istri kepada suaminya, apa kau tidak tahu sama sekali?"
"Maksudnya, melayani Tuan muda?"
"Hahaha ...." tawa Morgan terdengar sarkas dan menggema di seisi ruangan.
"Maksud Tuan?"
"Kau sungguh menikmati apa yang pelayan tadi lakukan padamu bukan? Nona Eylina yang pemberani?" kata Morgan seraya mencengkeram dagu Eylina.
"Aku ... aku tidak mengerti, Tuan," jawabnya dengan tubuh sedikit bergetar.
"Tidak mengerti? Baiklah, akan ku tunjukkan padamu."
"Tuan, bukankah kita bekerjasama? Bukankah kita bisa tetap menjalani hidup masing-masing tanpa mengganggu satu sama lain?"
"Jadi kau mencoba menawar?" Tatapan dingin dari mata Morgan itupun membuat nyali Eylina menciut.
Jika sebelumnya dia masih bisa memaki lelaki tersebut lantaran tidak ada hubungan yang mengikat keduanya. Maka keberanian itu sekarang sudah sirna entah kemana.
Jika dirinya melawan sedikit saja, maka jaminan kesejahteraan ibu dan adiknya akan terusik. Bukan hanya itu saja, nama Eylina bahkan akan menjadi daftar hitam yang akan membuatnya tidak bisa mendapatkan pekerjaan di manapun tempatnya.
"Tidak Tuan, tentu saja tidak,"
"Jika kau sudah tau apa yang harus kau lakukan, maka lakukan kewajiban itu dengan baik!" Morgan kemudian berdiri.
"Baiklah Tuan, mana yang harus ku kerjakan?" tanya Eylina kemudian.
"Seperti yang bi Astri lakukan padamu,"
Mendengar hal itu, Eylina lalu memaksa otaknya untuk bekerja. Dan ya, entah koneksi dari mana yang membuat otaknya lebih encer saat ini. Ia lalu melepaskan satu persatu pakaian yang menempel di tubuh laki - laki tersebut seperti yang dilakukan bi Astri padanya, menyisakan celana panjangnya.
Hamparan otot terlihat jelas di depan mata Eylina, menggambarkan jika pemilik tubuh itu begitu pandai menjaga bentuk badannya.
Dasar lelaki gila, jika saja aku tidak datang menghadiri acara sialan itu, tentu aku tidak akan terjebak disini bersamanya.
"Sudah puas melihat keindahan tubuhku?"
"Tidak ... aku hanya tidak sengaja melihatnya," jawab Eylina asal.
"Sampai kapan kau akan mematung disitu, cepat siapkan air mandi untukku!" Morgan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa serta menaikkan kakinya.
Tanpa berbicara lagi, ia pun pergi ke kamar mandi dan mengisi bak mandi hingga penuh dan menuangkan sabun seperti yang bi Astri lakukan tadi.
Eylina tidak menyadari jika lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya, kini tengah berdiri di belakangnya.
Morgan menyeringai puas melihat gadis itu mengerjakan semua hal yang dia minta.
Kau lihat sekarang? Aku bisa dengan mudah membuatmu tidak berdaya kan? Dasar gadis sombong.
Berani sekali kau menolak tawaran kerjasama dariku?
Lihat saja, aku akan membuatmu menderita hingga kau berkata ampun padaku.
Eylina menoleh dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati sesosok makhluk tampan berdiri dihadapannya.
Ia pun terjerembab ke dalam bak mandi yang penuh dengan air yang baru saja ia isi.
Melihat hal itu Morgan berusaha menahan tawanya. Ia puas sekali rasanya melihat kekonyolan gadis itu malam ini.
Astaga ... apa dia sengaja sekali mengagetkanku seperti ini?
Eylina mengeratkan giginya menahan kesal.
Lalu apa gunanya ia mandi dan berendam berlama - lama, jika pada akhirnya ia kembali harus basah kuyup seperti ini.
💗💗💗💗💗💗
Semoga suka ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓵𝓾𝓬𝓾 𝓷𝔂𝓪 𝓔𝔂𝓵𝓲𝓷𝓪🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-11-13
1
Diana Nana
lnjt
2022-05-16
0
Eti
teryata sama kejamx dgn saga
2021-12-10
0