Sore itu setelah pulang kerja, Sista membawa Eylina ke rumahnya. Rumah kecil yang merupakan peninggalan dari mendiang orang tuanya.
Ia sengaja mengajak Eylina untuk memilihkan baju yang pas untuk dipakai gadis itu besok.
"Nih Lin lo buka pintunya." Sista menyerahkan kunci rumah pada Eylina. Sementara dirinya memasukkan motornya ke dalam garasi kecil khusus motor.
Ceklak ....
Tanpa menunggu Sista, Eylina masuk dan merebahkan tubuhnya di kursi ruang tamu.
"Ya elah, lo nggak bisa apa nggak rebahan gitu. Capek banget lo ya?" Gadis dengan rambut ikal dan lebih cenderung keriting itu lalu duduk di kursi tak jauh dari sahabatnya.
"Gue kadang capek banget sama hidup gue Sis, gue kerja keras siang malam tapi gue tetep nggak punya duit kayak gini. Nyusahin lo, banyak utang sama lo. Dan lagi, adek gue si Dara. Dia harus berjualan kue keliling buat uang saku dia tiap hari. Gue kadang nggak tega lihatnya." Eylina menarik nafas dalam dan menghembuskannya, lalu menatap kosong langit - langit atap ruang tamu Sista.
"Sabar ya Lin, percaya deh ... suatu saat lo juga pasti bahagia. Gue yakin kok roda kehidupan itu berputar."
Sista tau, Eylina adalah gadis yang kuat dan pantas untuk bahagia. Dirinya percaya, Tuhan akan memberikan yang terbaik di waktu yang tepat.
Seperti Rony yang hadir dalam hidupnya.
Saat ia dalam kondisi sangat terpuruk karena harus kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu yang bersamaan, Tuhan mengirimkan sosok Rony dalam hidupnya.
Memberi warna dan meramaikan hari - harinya.
Rony adalah calon suami Sista, seorang supervisor di salah satu restoran yang letaknya tidak jauh dari tempat kerja Sista.
"Ya udah ke kamar gue yuk, lo pilih sendiri gaunnya." Sista menarik tangan Eylina.
Membuat sahabatnya mau tidak mau harus bangun.
Eylina berjalan gontai mengikuti langkah kaki sahabatnya.
"Nih, lo pilih yang mana aja." Sista menunjukkan koleksi gaunnya pada Eylina.
Sementara gadis berkulit putih bersih itu hanya membolak balikkan baju yang tergantung di lemari dengan malas.
"Gue nggak yakin deh Sis, kita batalin aja ya?" pinta Eylina dengan putus asa, ia berjalan mendekati Sista yang sedang duduk di atas tempat tidurnya.
"Lo gimana sih? Pikirin tuh yang positif - positif dong. Nih ya, siapa tahu tuan muda tampan itu terpesona sama lo." Sista memegang kedua pipinya sambil menghayal.
"Itu cuma ada di sinetron kali Sis, dalam dunia nyata mana ada? Suka nggak masuk akal kalau ngomong." Eylina memonyongkan bibirnya.
"Ya, kan gue bilang siapa tahu? Sensitif amat jadi orang," ledek Sista.
Akhirnya setelah perdebatan panjang antara dua sahabat itu, mereka memilih gaun panjang berwarna tosca dengan bahu terbuka.
****
"Gue pamit dulu ya Sis." Dengan malas Eylina keluar dari rumah sahabatnya.
Tubuhnya masih sangat lelah setelah bekerja seharian. Dan sebentar lagi ia masih harus berangkat kerja lagi di klub malam.
"Mau gue anterin?"
Sista yang tidak tega melihat sahabatnya berjalan gontai itu pun akhirnya menawarkan diri.
"Nggak usah Sis, gue pulang naik angkot aja." Eylina lalu berjalan semakin menjauh. Sampai tak terlihat oleh mata Sista.
Berjalan menyusuri jalanan yang mulai sepi.
Ia beberapa kali menengok arloji murahan yang melingkar di tangannya.
Ya Tuhan, udah jam segini aja sih. Kalau harus pulang dulu, nanti bakal telat ke klub. Tapi kalau nggak pulang, kasian Ibu sama Dara. Mereka pasti nyariin. Batin Eylina.
Ia lalu merogoh ponsel butut miliknya yang ada di dalam tas.
Menekan nomor untuk menghubungi adiknya.
Ia menempelkan ponsel itu ke telinganya.
Tiiinn ... Tinnn ....
Sebuah suara klakson mobil mengagetkannya, dan ponsel yang ia pegang pun terlempar dan terlindas mobil tersebut.
Ciiiitttt ....
Mobil mewah dengan warna hitam itu kemudian mengerem dan berhenti tak jauh dari tempat Eylina berdiri. Namun pemilik mobil tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"HEY! Keluarlah!" teriak Eylina seraya menggedor kaca pintu mobil.
Namun karena tak kunjung mendapat respon ia pun semakin berani. Bagaimanapun benda yang baru saja terlindas mobil itu adalah benda yang berharga bagi seorang Eylina.
"Hey, apa kalian tuli?" Ia memeriksa ke dalam mobil dengan mengintip dari kaca mobil
Lalu seorang dengan jas rapi, berambut klimis menurunkan kaca mobilnya. Menatap dingin pada Eylina.
Dialah sekertaris Rey, sekertaris pribadi Morgan Wiratmadja.
"Ada kepentingan apa Nona? Beraninya anda menggedor kaca mobil ini? Apa anda tidak tahu siapa yang sedang anda ganggu?" Tatapan dingin yang menakutkan dari sekertaris Rey membuat nyali Eylina menciut.
"Sa ... saya hanya minta pertanggungjawaban atas kejadian tadi! Apa anda tidak merasa bersalah? Anda telah merusakkan ponsel saya dan sekarang anda membuang waktu saya yang sangat berharga dengan sia - sia." Dengan penuh keberanian akhirnya Eylina mengutarakan segalanya.
Sementara Morgan yang ada di kursi belakang hanya memandangi gadis itu dengan ekspresi datar. Gadis yang sama sekali tidak menarik dimatanya.
"Rey, berikan dia sejumlah uang dan suruh dia segera pergi." Morgan berkata acuh. Ia sudah menebak apa yang dimau gadis itu.
"Baik Tuan." Rey lalu membuka koper kecil dan mengambil selembar kertas dan menuliskan sejumlah nominal dan memberikannya pada gadis tersebut.
"Hey? Apa - apaan ini? Ambil kembali uangmu dan minta maaflah!" Eylina mengumpat tapi mobil itu semakin menjauh darinya.
Ia lalu memeriksa cek tersebut.
Matanya membulat sempurna dan mulutnya menganga lebar melihat yang ada di depan matanya.
Seratus juta? Dia memberiku ganti rugi sebanyak ini? Ahh tidak, tidak. Dia bahkan tidak meminta maaf padaku.
Tapi jika ini ku buang? Ahh ... tidak mungkin.
Baiklah, ku simpan saja. Eylina lalu berjalan menyusuri malam yang dingin.
Tidak ada satupun angkot yang melintas.
Jalanan yang sepi dan hanya diterangi cahaya lampu yang temaram membuatnya bergidik ngeri.
"Eyliiiin ...." panggil seorang perempuan dari arah belakang Eylina. Perempuan itu lalu berhenti di depan Eylina.
"Sista? Ngapain lo kemari? Bukannya tidur, ehh besok lo musti kerja dan musti gantiin gue juga kan?" Eylina menatap heran pada sahabatnya.
"Lo sih, gue telpon nggak nyambung - nyambung". Dengan nafas ngos - ngosan Sista mencoba menjelaskan.
"Tuh, ponsel gue." Eylina menunjuk ponselnya yang sudah remuk dan berantakan karena terlindas mobil.
"Hah? Kok bisa hancur gitu? Pantesan Dara nelpon gue, dia cemas banget tau Lin nanyain lo kenapa nggak pulang - pulang. Yaudah naik gih, gue anterin pulang. Gue nginep dirumah lo sekalian ya?" Sista melajukan motornya menembus kegelapan malam setelah yakin Eylina sudah naik ke atas boncengan motornya.
Di perjalanan pulang, Eylina menceritakan semua kejadian yang menimpanya dengan detail pada Sista. Termasuk cek yang ia terima dari laki - laki yang tak dikenalnya tersebut.
"Gila kali lo, nggak mungkin ada orang kayak gitu! Masa iya dengan mudahnya ngasih duit seratus juta ke orang yang nggak dikenal?" Sista hampir kehilangan fokus karena mendengar cerita Eylina.
"Nggak percaya? Ya udah! Ntar gue tunjukin sama lo. Awas lo kalau ngiler."
Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara keduanya, sampai motor itu membelok di halaman rumah kecil milik Eylina.
Ibu dan Dara sudah ada dihalaman saat motor Sista tiba.
Santi yang sedari tadi dihinggapi rasa cemas dan khawatir memikirkan putrinya itupun tersenyum melihat kedatangan Eylina.
"Kamu dari mana aja sih Nak? Ibu sama Dara cemas sekali dari tadi. Dara mencoba menelepon tapi tidak tersambung." Santi langsung memeluk putri pertamanya. Biasanya Eylina selalu pulang kerumah dulu sebelum berangkat bekerja di klub.
"Tadi Eylina mampir di tempat Sista buk," jawab gadis itu secara singkat.
Setelah makan malam, Eylina menjelaskan semuanya. Hingga kejadian yang membuatnya kehilangan HP butut kesayangannya. Tapi ia tidak menceritakan perihal cek yang ia terima dari lelaki tersebut.
Ia menyimpan kertas itu dan berniat mengembalikannya jika suatu saat bertemu dengan pria itu lagi.
💗💗💗💗💗💗
Tinggalkan jejak kalian ya gais
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓰𝓲𝓵𝓪 𝓼𝓮𝓻𝓪𝓽𝓾𝓼 𝓳𝓾𝓽𝓪 𝓬𝓾𝔂 😱😱😱😱
2022-11-13
0
💎Blue Sapphire💎
100jt di aku udh jadi rumah gedong 😁
2022-01-12
0
Mahrita Chmll
k 2 kali nya baca cerita ini
2022-01-10
0