EPISODE 4 SAMMY CHARLES

Sammy Charles yang menanamkan dirinya sendiri sebagai spade agar tidak pernah melupakan bagaimana dulu iya di panggil dengan nama alat yang digunakannya untuk kerja paksa selama berada di dalam tawanan di pengasingan . Memiliki rumah yang mengagumkan. Rumah spade adalah bentengan estat dengan halaman yang sangat luas dan semak tinggi.

Dengan gaya arsitektur abad ke delapan belas, sepertinya rumah itu dibangun saat spade Masi menjadi manusia.

Di dalam terdapat lorong yang panjang dan megah . Ukiran kayu tergantung di dinding . Langit-langitnya berlukis . Gantungan lilinnya terbuat dari kristal. Permadaninya buatan tangan dan perabotan antik . Perapiannya seluas ruang pertemuan.

" Dimana sang ratu?" gumamku dengan nada bergurau saat penjaga pintu mempersilahkan kami masuk .

" Bukan seleramu ,luv ?" tanya Alex dengan sorot mata geli .

Sama sekali bukan . Aku dibesarkan di daerah pinggiran Ohio dimana pakaian terbaikku setiap hari hari Minggu bisa di anggap sebagai kain lap jika di bandingkan dengan bahan pelapis sofa yang baru saja kami lewati.

" Segalanya begitu sempurna. Aku merasa seperti menodai sesuatu jika aku duduk di atasnya."

" Kalau begitu, mungkin sebaiknya aku tidak memberimu kamar tidur tamu , Siapa tahu kau akan merasa jauh lebih nyaman berada di istal ," goda sebuah suara .

Sammy muncul dengan rambut hitam panjang yang acak-acakan seolah ia baru saja bangun tidur.

" Rumahmu sangat indah," kataku .

" Jangan pedulikan aku . Aku baru bisa bersikap patut jika babi bisa terbang ."

Sammy memeluk Alex dan Andreas dengan sikap ramah lalu meraih tanganku dan anehnya , menciumnya.

tidak biasanya Sammy seformal ini .

" Babi tidak terbang ." Mulut Sammy menyugingkan senyum .

" Tapi aku diberitahu bahwa tadi malam kau menemukan sayap."

Cara Sammy mengatakannya membuatku salah tingkah. "Aku tidak terbang . Hanya melompat sangat tinggi . Aku bahkan tidak tau bagaimana bisa melakukannya." Alex memberiku tatapan yang tidak bisa kubaca . Sammy membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Andreas mengangkat tangannya.

" Jangan sekarang."

Sammy menepuk bahu Alex . " Benar . Sekarang sudah hampir fajar . Aku akan menunjukkan kamar kalian. Kau terlihat pucat, crispin jadi aku akan mengirimkan seseorang padamu."

" Jika aku terlihat pucat , itu hampir tidak ada hubungannya dengan kekurangan darah," ujar Alex dengan suara datar.

" Saat aku bersadar , Katty sudah mengeringkan sebagian besar darahnya untukku . Jika Andreas tidak datang dengan membawa kantong darah, dia mungkin sudah berubah sebelum siap sepenuhnya."

Kami mengikuti Sammy menaiki tangga. " Darah Katty bukanlah darah manusia , dan itu sudah terbukti jadi aku tetap akan mengirimkan seseorang."

" Ada hal lain yang lebih kupikirkan daripada makan ."

Sammy masih belum mendengar tentang masalah utama kami . Iya hanya tahu tentang penyerangan Ghoul . pintu terbuka untuk menyingkap sebuah kamar tidur luas dengan perabotan antik kn, tempat tidur berkanopi yang mungkin pernah di tiduri Cinderella setelah pangeran membawanya bawa pulang ke istana dan tentu saja perapian yang besar . Sekali melirik ke kamar mandi yang menyatu dengan kamar tidur, aku menyadari bahwa kamar mandi itu terbuat dari kaca lukisan tangan . Sekali lagi , aku merasa jeri untuk menyentuh apa pun . Bahkan selimut sutra bersulang di atas tempat tidur terlihat terlalu indah untuk ditiduri .

Alex sama sekali tidak merasakan kecemasan yang sama denganku . Ia melemparkan jaketnya ke tempat tidur, memperlihatkan kemeja dan celana yang bolong-bolong oleh peluru, menendang lepas sepatu botnya dan duduk di kursi terdekat

" Kau tampak seperti sepotong keju Swiss ," komentar Sammy.

" Aku sangat lelah , tapi aku harus menginformasikan sesuatu padamu."

Sammy memiringkan kepalanya.

" Apa?"

dengan kalimat yang singkat, padat , dan jelas, Alex menceritakan minggu-minggu yang hilang saat aku berusia enam belas tahun ... dan klaim Gregor bahwa aku adalah istrinya dan bukan istri Alex .

Sammy tidak mengatakan apa-apa selama satu menit . Keningnya berkerut sampai akhirnya ia mengeluarkan desisan pelan.

" Yang benar saja, Crispin."

" Aku minta maaf."

Aku menggumamkannya sambil memalingkan wajah dari pakaian Alex yang koyak dan bolong oleh puluhan peluru . Semua karena dirimu , begitu ejek suara hatiku .

" Jangan pernah meminta maaf untuk hal ini ," tukas Alex dengan tegas .

" Kau tidak meminta untuk dilahirkan sebagai manusia setengah vampir, dan kau juga tidak meminta Gregor untuk mengejarmu tanpa kenal lelah .

Kau tidak berutang permintaan maaf pada siapa pun.

" Aku tidak memercayai, tapi aku juga tidak mendebatnya . Untuk melakukannya dibutuhkan lebih banyak energi daripada yang kami berdua miliki .

Aku justru menyembunyikan pikiranku di balik dinding , kemampuan yang sudah aku sempurnakan selama setahun terakhir ini .

" Sammy memang benar , lebih banyak darah akan baik untukmu . Aku akan mandi dan kau bisa meminum dari bar mana pun yang buka ."

Sammy mengangguk setuju . " Kalau begitu, sudah diputuskan.

Beberapa barang yang kau butuhkan sudah disiapkan disini , Katty dan juga keperluanmu , Crispin.

Andreas, aku akan menunjukkan kamarmu , kemudian kita akan membahas masalah ini lebih lanjut.

...****************...

Malaikat kematian mengejarku. tanpa kenal lelah, ia terus mengejarku melewati jalanan sempit dan gang kotor yang aku lalui . Dengan napas terengah , aku berteriak meminta tolong tapi aku tau dengan keyakinan yang mengerikan bahwa tidak ada jalan keluar .

Ada sesuatu yang familiar dengan jalanan ini , meskipun terlihat sangat kosong dan sepi . kemana semua orang pergi? Kenapa tidak ada seorang pun yang menolongku ? Dan kabut itu ... dasar kabut sialan .

Kabut itu membuatku tersandung benda yang tidak terlihat dan sepertinya benda itu menempel di kakiku saat aku terus berlari.

" Di sebelah sana ."

Aku kenal suara itu . Aku berbalik ke arah suara itu, mengerahkan tenaga ekstra untuk berlari kesana .

Di belakangku , malaikat kematian menggumamkan umpatan dan terus mengejarku .

Sesekali, cakarnya menggores punggungku , membuatku menjerit ketakutan dan kesakitan.

" Hanya tinggal dikit lagi ."

Suara itu mendorong ke arah sosok berbayang yang muncul di ujung gang . Segera setelah aku melihatnya, malaikat kematian tertinggal di belakang, langkahnya semakin lambat.

Dengan semakin jauh jarak yang memisahkan aku dan pengejarku , kelegaan menyebar di sekujur tubuhku .

Jangan khawatir, aku hampir sampai..

Bayangan terlepas dari sosok itu. Bntuknya semakin terlihat jelas , menyingkap alis tebal di atas mata hijau keabu-abuan, hidung bengkok khas bangsawan , bibir yang penuh dan rambut pirang terang .

Ada bekas luka berbentuk zig-zag dari alis hingga ke pelipisnya dan rambut sepanjang bahu terbang tertiup angin.

" Datanglah padaku, Katty."

peringatan menyentak pikiranku .

Seketika itu juga pemandangan kota di sekitar kami lenyap . Tidak ada apa pun kecuali kamu berdua di sana .

" Siapa kau?"

ini tidak terasa benar. Sebagian dari diriku ingin menghamburkan ke depan tapi sebagian lagi ingin berlari mundur .

" Kau mengenalku , Katty."

suara itu . Terdengar familiar tapi tidak kukenal .

Katty. tidak ada seorang pun yang memanggilku dengan nama itu lagi ..

" Gregor."

Segera setelah namanya terlontar dari mulutku , kebingunganku sirna . Ini pasti Gregor, dan itu berarti aku tidak sedang bermimpi...

Dan jika aku tidak bermimpi...

Aku berhenti di depan tangan Gregor yang terulur dan melangkah mundur.

Sial , aku hampir saja berlari ke dalam dekapannya .

Wajah Gregor terlihat frustasi, kemudian ia melangkah menghampiriku .

" Datanglah padaku, istriku ."

" Tidak akan . Aku tahu apa yang hendak kau lakukan, Dreamsnatcher."

Suaraku menjadi milikku lagi . Tegas . Dengan setiap kata yang diucapkan dalam hati aku mencoba membangukan diri sendiri. Buka matamu , Katty!

bangun! bangun !

" Kau hanya tau apa yang mereka katakan padamu . " Gregor memiliki logat Prancis dan itu bukan suatu kejutan yang menyebabkan kata-katanya terdengar bergetar.

Bahkan dalam mimpi , aku bisa merasakan kekuatannya.

Oh , sial , kau bukan halusinasi yang lemah , ya ? Mundur, Katty . Anak kucing ini mengigit.

" Aku tau cukup banyak ."

Gregor tertawa dengan kesan menantang.

" Benarkah Kat? Apakah mereka mengatakan padamu bahwa mereka menghapus ku dari ingatanmu karena hanya itu satu-satunya cara untuk menjauhkanmu dari ku ?

Apa mereka mengatakan padamu bahwa mereka harus menyeretmu dari dekapanku dalam keadaaan menjerit dan meronta sambil memohon agar kau tidak dibawa pergi dariku ?"

Gregor terus mendekat, tapi aku juga terus mundur tindakan pengamanan di dalam mimpi ini , aku tidak bersenjata.

" Semacam itulah. Tapi aku bukan istrimu."

Gregor semakin mendekat. Iya bertubuh tinggi , lebih dari seratus sembilan puluh sentimeter dan ada aura kekejaman di wajahnya yang semakin jelas terlihat saat ia tersenyum.

" Apa kau tidak mau mencaritahu sendiri dan bukannya diberitahu apa yang harus kau percayai?"

Aku menatapnya dengan sorot penuh kecurigaan.

" Maaf , bung , sampah itu sudah di angkut dari tong sampah di dalam pikiranku. Andreas tidak bisa membuka penutup tong sampah itu , jadi hanya kau sendiri yang mengaku kita sudah menikah."

" Mereka tidak bisa mengembalikan ingatanmu ." Gregor mengulurkan lagi tangannya.

" Aku bisa."

Gregor akan berusaha untuk membujukmu di dalam mimpimu.

Peringatan Andreas bergema di dalam pikiranku. Ternyata Andreas memang benar.

"pembohong."

Aku berbalik, berlari ke arah yang berlawanan hanya untuk menemukan Gregor muncul di hadapanku seolah ia berpindah tempat dengan menggunakan sihir.

" Aku tidak bohong."

tatapanku beralih ke sekeliling, tapi yang ada hanyalah kabut pucat yang tidak berguna. aku harus bangun, jika Gregor berhasil menyentuhku, maka aku akan mendapati diriku terbangun di tengah masalah besar.

" Dengar , Gregor aku tau Andreas sudah mengurungmu untuk waktu yang lama , dan kau marah karenanya tapi bersikaplah rasional . Aku sudah terikat darah dengan pria yang aku cintai dan masih ada banyak wanita lain yang bisa kau culik dalam mimpi."

Gregor menganggukkan kepala dengan sedih .

" Saat ini bukan kau yang bicara. Kau tidak mau menjadi pembunuh, tidak mau menghabiskan seluruh hidupmu dengan selalu waspada terus menoleh ke belakang. Aku bisa mengubahnya, Katty . Kau memiliki pilihan sebelumnya. Kau memilihku. Raih tanganku . Aku akan mengembalikan semua yang telah hilang dari dirimu ."

" Tidak ." Aku mendengar suara di belakangku , seperti geraman pelan . ketakutan menjalar di tulang belakangku . Malaikat kematian mendatangiku lagi.

Tangan Gregor mengepal , sepertinya ia juga mendengarnya.

" Sekarang, Katty kau harus datang padaku sekarang!" Geraman itu terdengar lebih keras. Malaikat kematian berada di belakangku , Gregor di depanku dan aku harus memilih salah satu di antara mereka. Kenapa aku tidak bisa bangun? Apa yang membangunkan aku saat terakhir kali aku bermimpi seperti ini ? Saat itu aku juga sedang berlari, di kejar oleh monster.

Aku berbalik , mengabaikan teriakan Gregor , dan berlari ke arah sosok malaikat kematian. Jika ini tidak berhasil, maka .....

Wajahku ditampar, kemudian ditampar lagi . Aku diguncang kan dengan sangat kuat , hingga gigiku bergemeletuk . Alex sedang berbicara padaku , begitu nafsu mengguncang tubuhku hingga ku harus berteriak 3x untuk mendapatkan perhatiannya.

" Hentikan!"

" Elena?"

Alex mencengkeram wajahku , matanya terlihat hijau dan liar .

Aku seperti habis di pukuli , gemetar dan aku juga menyadari bahwa aku basah kuyup. dan kedinginan. dan kesakitan . Dengan penonton di sekeliling kami .

" Apa yang sudah kau lakukan padaku?"

Aku berada di lantai, Alex di sebelahku dan jika di lihat dari karpet yang basah , bermacam barang di sekitar kami , serta penonton yang khawatir, aku sudah bermimpi cukup lama . Sekali lirikan ke bawah mengatakan padaku apa yang sudah kucurigai . Aku masih telanjang bulat seperti saat kami tidur tadi .

" Oh Tuhan , Alex , kenapa tidak sekalian saja kau undang semua orang saat lain kali kita bercinta , dengan begitu mereka tidak menganggap ini sebagai tontonan langka !"

Setidaknya, Sammy tidak telanjang seperti saat kali aku dibangunkan dari mimpi buruk di tengah penonton. Di samping Sammy, berdiri Andreas dan seorang wanita tak dikenal.

" Astaga, aku tidak mau mengalami hal semacam ini lagi ." geram Alex , sambil menyisiri rambutnya dengan tangan .

" Ini tidak seperti yang sebelumnya, Andreas. Apa maksudnya?"

Alex sama sekali tidak peduli dengan kondisinya yang telanjang. Vampir memang tidak memiliki norma kesopanan. Aku meraih kain terdekat dengan tanganku , yang ternyata seprei tempat tidur dan menarik tangan Alex .

" Ambil celana untukmu dan jubah untukku. Apa...?"

Hanya sedikit bergerak sudah membuat punggungku terasa sangat sakit, kemudian meningkat dengan denyut yang tak berkesudahan. Mulutku terasa seperti darah , dan kepalaku juga berdenyut .

Andreas berlutut di sampingku .

" Apa kau ingat sesuatu tentang mimpi itu , Katty?"

Pakaian. Sekarang, pikirku pada Alex .

Alex bergumam, " Siapa yang peduli?" Tapi tetap memakai celana dan mengambilkan jubah untukku.

" Ini " ujar Alex , sambil menggores tangannya sebelum menempelkan di depan mulutku .

" Telan."

Aku mengisap luka di tangan Alex , menelan darahnya dan merasakan ras sakit di tempat tubuhku langsung mereda . Kemudian aku duduk di tempat tidur, dimana pemandangan pantai tempatku tadi berbaring membuatku terkesiap .

" Apa sebenarnya yang telah kau lakukan padaku?"

" Aku mencoba untuk membangunkan mu ," jawab Alex dengan ketus .

" Aku menggoresmu , menyiramkan air padamu , menamparmu dan menyalakan api di kakimu .

Untuk petunjuk di mas depan, menurutmu yang mana yang berhasil membangunkanmu ?"

" Astaga ," desisku . " Tidak heran aku berpikir kau ini malaikat kematian yang datang ke mimpiku dan itu membuatku berlari ke arah Gregor pada awalnya."

" kalau begitu, kau mengingat mimpimu ," tegas Andreas dengan formal ." Itu sungguh pertanda buruk ."

Ketakutan membuat kata-kataku terdengar ketus .

" Hei , Mumi Mesir , bagaimana jika untuk sekali ini saja kau berhenti bersikap formal dan bicara layaknya orang yang hidup di abad kedua puluh satu?"

" Situasi menjadi semakin buruk , kau dalam masalah besar , " ujar Andreas dengan cepat.

Aku menatap andreas , kemudian tertawa , yang sebenarnya sangat tidak pantas mengingat peringatan yang baru saja diberikan padaku .

" Aku tidak melihat ada yang lucu ," gerutu Alex .

"Oh , begitu pula denganku, tapi ini tetap saja lucu," ujar ku .

" Maaf soal karpetnya, Sammy. Darah, terbakar , air.... Mungkin seharusnya kau menempatkan kami di istal ." ujar Alex .

"Seperti yang sebelumnya kukatakan," lanjut Andreas , "ini pertanda buruk."

Andreas memberiku tatapan yang menantangku untuk berkomentar.

" Kau mengingat mimpi itu, yang berarti Gregor ada di dekat sini . Kau harus segera pergi. Alex menoleh ke Sammy.

" Apa kau mengatakan pada seseorang kami akan datang kesini ?"

Sammy menggelengkan kepalanya.

"Astaga, Crispin aku sendiri baru tahu kedatangan kalian saat kalian datang. Kau teman baikku , dan rumahku terletak tidak terlalu jauh dari rumahmu . Tidak aneh kalau orang menduga kau disini ."

" Mungkin saja ." Alex tidak mendengar yakin . " Atau mungkin kita tidak berhati-hati kita pikir dan diikuti."

"Aku akan menyiapkan mobil, Sobat."

" Tiga mobil." Alex menatapku dengan tajam . " Ketiganya pergi ke arah yang berbeda, dengan seorang manusia dan setidaknya tiga orang vampir di masing-masing mobil . Biarkan siapa pun yang mengawasi kita menebak Katty ada di mobil yang mana ."

" Kau akan membutuhkan lebih dari sekedar taktik pengalihan untuk mengatasi masalah ini."

Sisi sinis dalam diriku memiliki sebuah ide . Biarkan Gregor menghabiskan waktu bersamaku sejenak , itu akan membuatnya berpikir ulang untuk menginginkan aku dalam hidupnya. Masalah selalu mengikutiku seperti bau busuk .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!