EPISODE 2 MEMBERIKAN DARAHKU UNTUK ALEX

Tentu saja aku mendebat mereka. Kedua pria tersebut memberiku tatapan yang mengatakan betapa bodohnya aku karena mendebat sesuatu yang mereka tau merupakan fakta. Biasanya kemampuan Gregor hanya berhasil untuk manusia, karena Vampir dan Ghoul memiliki kemampuan pengendalian pikiran supranatural yang mencegah penculikan alam bawah sadar semacam itu. Tapi karena aku manusia setengah Vampir, ada kemungkinan trik Gregor juga berhasil untukku.

Tunggu sampai aku mengatakan pada pamanku bahwa ada vampir yang memiliki kemampuan seperti itu. Dia pasti akan buang air di ******. " ***** mimpimu, Gregor akan berusaha untuk membujukmu ," lanjut Andreas. " Kau harus berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan apa pun yang di katakannya dan bangun dari tidurmu secepat mungkin."

" Tentu saja," gumamku .

" Omong-omong, apa hubungannya dengan Paris ? Kau bilang kami memilih untuk datang ke Paris seolah itu memiliki makna tertentu."

"Gregor adalah orang Prancis," begitu jawab Andreas.

" Kau memilih untuk datang ke kampung halamannya selama hampir sembilan abad. Aku tidak yakin itu hanya kebetulan. Amarahku bangkit. " Apa sebenarnya maksudmu?"

" Sudah jelas," ujar Alex , hampir mencabut lenganku saat kami berjalan ke sebuah pondok yang indah, dimana sebagian bangunannya tertutup tanaman pakis .

"Gregor yang memintamu untuk kesini."

Kami di sapa oleh pasangan Prancis, keduanya Vampir yang menemui kami di pintu depan dengan kata kata sambutan yang tidak ku mengerti. Alex berbicara dengan mereka menggunakan bahasa yang sama, logat Alex terdengar sama aslinya seperti mereka.

" Kau tidak pernah mengatakan padaku kau fasih berbahasa Prancis," gumamku.

" Kau tidak pernah mengatakan padaku kau mengalami mimpi buruk yang berulang," balas Alex dalam bahasa Inggris.

Alex masih marah. Aku menghela nafas . Setidaknya kami sudah menjalani 2 Minggu penuh kedamaian. Perkenalan dilakukan dalam bahasa Inggris. Sonya dan suaminya, Noel adalah tuan rumah kami selama kami berada di Paris.

" Kalian menikah?" tanyaku dengan terkejut, kemudian merona. " Aku tidak bermaksud terdengar begitu syok , aku hanya......."

" Kalian adalah pasangan suami-istri Vampir yang pertama kutemuinya , Mes Amis ,"jelas Alex . " Aku pikir dia mulai percaya kalau dia memegang monopoli di atas status itu. " Mereka berdua tertawa, dan momen kecanggungan berlalu . Sonya bahkan tidak sedikit pun menunjukkan keterkejutan saat melihat setengah lusin vampir yang menyebar di sekeliling rumahnya.

Mereka menunjukkan kamar kami , dengan pemandangan taman di kelilinginya . Sonya adalah seorang ahli holtikultura. Tamannya bisa di samakan dengan taman Eden .

" Ketentuan dan kesabaran, Ma Cherie ," ujar Sonya saat aku memujinya. " Semua hal bisa dilakukan dengan menggabungkan keduanya."

Sonya menatap Alex dengan tajam setelah mengatakannya, membuatku menyadari bahwa Sonya tidak melewatkan komentar pedas Alex sebelumnya. Sonya-ku sayang, aku akan mencoba mengingatnya," timpal Alex.

" Tentu saja, sekarang kalian pasti ingin menyegarkan diri dan makan sesuatu. Katty, disini ada buah , keju , dan wine yang didinginkan. Alex apakah aku harus mengirimkan seseorang sekarang atau nanti?"

" Nanti saja. Aku harus terlebih dulu berbicara dengan istriku."

Sekali lagi, nada suara Alex menyiratkan tantangan saat mengucapkan kata itu. Sonya dan Noel pergi. Sebelum suara langkah kaki mereka memudar, Alex sudah mulai menceramahiku.

"Astaga, Katty, aku pikir kita sudah selesai membahas ini tapi sekali lagi kau memutuskan apa yang bisa dan tidak bisa kutangani tanpa membahasnya denganku."

Sebagian penyesalanku sirna saat mendengar nada menuduh dalam suara Alex . " Aku pikir mimpiku itu bukan apa-apa, itu sebabnya aku tidak mengatakannya padamu."

" Bukan apa-apa? Itu cara yang sangat halus untuk menjabarkan seorang vampir kejam yang berniat menculikmu langsung dari tempat tidur kita."

" Aku tidak menyadari bahwa itulah yang terjadi!"

" Kau tau sesuatu yang aneh , tapi kau menyembunyikan apa pun dariku adalah sebuah kesalahan."

Perkataan itu terasa bagaikan hantaman untukku. Beberapa bulan bertemu statusku sebagai manusia setengah vampir terbongkar saat di tahan karena membunuh . Saat itu aku tidak bahwa Don , agen FBI yang mengintrogasi diriku adalah adik dari ayah vampirku yang bisa membuat ibuku hamil hanya karena ia berhubungan intim dengan ibuku tidak lama setelah ia berubah jadi vampir . Aku juga tidak tahu bahwa sejak aku dilahirkan Don sudah sadar bahwa aku adalah manusia setengah vampir .

Aku pikir Don hanyalah petinggi FBI yang tahu banyak tentang vampir dan akan membunuh Alex jika aku tidak menerima tawarannya untuk bergabung dalam tim rahasianya.

Jadi aku mempercayai Alex dan pergi bersama Don karena percaya hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Alex . Alex sangat marah dengan tindakanku . Meskipun butuh waktu lebih lama dari empat tahun, Alex akhirnya berhasil menemukanku kemudian ia menunjukkan padaku betapa salahnya aku jika berpikir mustahil bagi kami untuk bersama . " Aku masih merasa sangat bersalah dengan apa yang kulakukan dan sekarang Alex menaburkan garam lagi di atas luka lama itu.

" Berapa lama kau akan menghukumku untuk itu?

Jika komentarmu yang terakhir bisa menjadi indikator, aku rasa aku harus menerimanya selama bertahun-tahun mendatang.

" Sebagian marah lenyap dari wajah Alex . Alex menyusuri rambutnya dengan tangan, memberiku tatapan frustasi tapi mempesona.

" Apa kau tahu bagaimana perasaanku , jika aku terbangun dan mendapati sudah hilang tanpa jejak? Itu akan membuatku gila, Katty.

" Aku menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan perlahan. sudahlah Katty. Jika Alex yang menghilang dariku dalam tidurnya, diculik oleh vampir aneh tanpa ada tujuan yang jelas , aku juga akan kehilangan kewarasanku .

Sudahlah , Katty . Sekarang bukan waktunya saling membalas komentar yang tidak kalian berdua maksudkan.

" Lupakan saja masalah itu, oke? Seharusnya aku bercerita padamu tentang mimpi itu. Jika aku mengalami mimpi yang sama lagi , aku akan mengatakannya padamu segera setelah aku terbangun. Ini sumpah seorang istri ."

Alex menghampiriku , mencengkram bahuku. " Aku tidak sanggup jika sampai kehilanganmu seperti itu, Katty."

Aku melingkupi tangannya dengan tanganku ." Kau tidak akan kehilangan aku . Aku berjanji."

****************

Gedung opera Palais Garnier adalah bangunan yang mengagumkan dengan setiap detailnya yang memiliki arsitektur antik dan kuno yang sudah berusia ratusan tahun. Sonya dan Noel ikut pergi bersama kami, begitu pula dengan rombongan penjaga kami . Alex tidak mau mengambil risiko Gregor muncul dan merusak kesenangan kami.

Ini adalah Opera pertama yang ku saksikan. Biasanya aku tidak mengenakan pakaian indah tanpa membunuh seseorang, tapi kecuali Operanya lebih nyata daripada yang tertera dalam brosur, tidak akan ada pembunuhan yang terjadi malam ini.

Alex menerima banyak sekali tatapan kagum di sepanjang jalan menuju ke pintu utama , yang membuat tanganku menggandengnya semakin kuat. Memang , Alex terlihat spektakuler dalam balutan tuksedo hitam dan syal sutra putih yang dililitkan di sekeliling lehernya, tapi haruskah semua wanita melongo menatapnya? Pada sebagian besar waktu, aku mencubit diriku sendiri setiap kali melihat ketampanan Alex yang memukau hampir tidak percaya bahwa seseorang semengagumkan itu bisa menjadi milikku . Tapi terkadang, tatapan penuh nafsu yang diarahkan padanya membuatku berharap Alex tidak setampan itu.

" Mereka bukan menatapku , sayang," gumam Alex .

" Mereka menatapmu .Sama sepertiku." Aku tersenyum melihat kerlingan yang diberikan Alex padaku . " Ini hanya karena gaunnya," kataku .

" Potongan gaun ini membuat pinggul dan payudaraku terlihat besar."

Gaun tafeta warna tua itu memiliki tali menyilang di bagian dada yang menyembunyikan bra tanpa tali yang ku pakai di baliknya. Tali menyilang itu berkumpul di pinggulku sebelum mengembang seperti sirip ikan di bagian belakang rok yang panjang dan ketat . Itu adalah gaun paling indah yang pernah kupakai. Alex tergelak pelan .

" Aku tidak bisa berhenti bertanya-tanya bagaimana aku bisa memasukimu saat kau masih memakai gaun itu. Saat ini, aku sudah memutuskan untuk melakukannya dari belakang, meskipun keputusanku itu bisa saja berubah pada akhir pementasan opera."

" Kenapa kita menonton opera jika kau terus membayangkan bagaimana cara meniduriku dan bukannya menonton pementasannya?"

" Karena ada kesenangan tersendiri," sahut Alex sambil menyeringai nakal.

" Aku akan menikmati membayangkan semua yang akan kulakukan padamu begitu kita hanya berduaan."

Kemudian , Alex menjadi lebih serius dan kilau jahil lenyap dari matanya. " Sebenarnya, aku berencana setelah menonton Opera kita akan pergi makan malam, kemudian berjalan-jalan menyusuri kota. Meskipun ada pengawal yang mengikuti kita, aku yakin mereka tidak akan terus menempel kita. Apa kau menyukai ide itu?"

Mulutku melongo. Berjalan-jalan tanpa baju pelindung yang berat dan pasukan bersenjata lengkap di sekilingku? Hanya melihat-lihat, seperti orang normal.

"oiu , si dan kata ia dalam bahasa apapun. Ku mohon jangan katakan padaku kau hendak mengatakan 'aku hanya bergurau."

" Aku tidak akan mengatakannya. pementasannya akan segera di mulai. Ayo , kita cari kursi kita "

"Oke".

" Kau sangat penurut , ya ? " Kesannya jahil terdengar lagi dari suara Alex. " Aku akan memanfaatkannya nanti."

****************

Saat tirai diturunkan untuk jeda antarababak , aku tau tiga hal : aku menyukai opera , aku ingin minum dan aku harus buang air kecil.

" Aku ikut denganmu," ujar Alex, saat aku mengatakan harus pergi ke kamar mandi.

Aku memutar bola mataku . " mereka punya peraturan tentang hal itu."

" Aku harus memulai lagi lipstikku , Katty, apa kau keberatan jika aku menemanimu ?"tanya Sonya .

"Alex , kau bisa mengambilkan sampanye, aku juga mau segelas. Tempatnya ada di seberang kamar mandi, jadi kau tidak akan kesulitan menemukan kami ."

Terjemahan sudah jelas . Alex akan berada di dekat kami , kalau-kalau ada masalah entah itu penculik Mimpi sesat atau hantu gedung Opera dan aku punya pengawal .

Alex mengangguk. " Aku bisa menemanimu. itu bukan sikap overprotektif. Hanya tata Krama ."

" Tentu saja, " ujarku sambil cemberut.

" Terserah apa katamu."

ada barisan panjang di kamar kecil wanita. Alex mendengus geli saat ia melihat tatapanku terarah ke kamar kecil pria yang kosong.

"mereka punya peraturan tentang hal itu," gurau Alex .

" Aku tau semua wanita itu bukan menunggu giliran untuk buang air, mereka seharusnya memiliki ruangan terpisah untuk bersolek , agar yang lain bisa buang air," gerutuku , kemudian menoleh ke Sonya dengan sorot meminta maaf.

" Hmmm , maksudku bukan kau . Abaikan saja semua yang kukatakan, sebaiknya kita masuk saja ."

Sonya tertawa. " Aku tau apa yang kau maksudkan, Cherie. Aku juga sering berpikir begitu, karena sudah sejak lama aku tidak pernah lagi buang air."

" Bawakan minuman, Alex lakukan dengan cepat untuk menyegarkan mulutku."

Alex mencium tanganku. " Sampai ketemu lagi di sini ."

Saat Alex berjalan menjauh aku bukanlah satu-satunya orang yang menikmati pemandangan tubuhnya dari belakang.

" Mmmmm hmmm."

Helaan kagum terdengar dari seorang wanita berambut cokelat di antrean kamar kecil wanita. Aku menaikkan sebelah alisku padanya dan menepuk cincin pertunanganku untuk lebih menegaskan.

" Sudah ada yang punya, sayang."

Wanita itu manusia, jika tidak aku pasti menghajarnya saat ia melirik Alex lagi sebelum mengangkat bahu .

" Tidak ada yang bertahan selamanya."

Gigiku saling beradu . " kecuali kematian.

" Sonya mengatakan sesuatu dalam bahasa Prancis, yang membuat mulut wanita itu cemberut lalu berbalik sambil menoleh jengkel padaku . " Jika kau tidak tahan priamu di kagumi wanita lain, sebaiknya kau simpan saja di rumah."

Kau tidak boleh membunuhnya hanya karena dia menyebalkan , tegasku untuk mengingatkan diriku sendiri. Sekalipun kau bisa membuang mayatnya secara diam-diam . . .

" Caranya bercinta lebih mengagumkan daripada tampangnya," aku harus puas dengan mengatakan itu dan membatalkan niatku untuk membunuhnya. Beberapa kepala menoleh ke arahku. Aku tidak peduli; aku sedang kesal . "Dan wajah yang tampan itu akan terapit diantara kakiku , segera setelah kami pulang ke rumah, jangan khawatir."

Dari kerumunan di bar , aku mendengar Alex tertawa. Sonya tergelak .

Wanita itu memberiku tatapan sengit dan melangkah keluar dari antrean.

" Bon³ ... berkurang satu orang didepan kita, kita pasti sudah selesai sebelum Alex mendapatkan minuman." ujar Sonya setelah berhenti tertawa. " Satu lewat," Aku menatap antrean didepan ku , sebagian besar wanita itu tersenyum atau menghindari tatapanku karena kehebohan kecil tadi." Masih ada selusin lagi."

Sepuluh menit kemudian, saat kami memasuki kamar kecil aku berusaha untuk tidak melompat-lompat dengan satu kaki karena tidak sabar. Butuh usaha keras untuk menunggu giliranku dan tidak meminta Sonya untuk menggunakan pendali pikiran Vampir agar wanita lain menyingkir dari antrean, karena itu tidak adil untuk mereka.

Saat keluar dari kamar kecil, Sonya sedang memasukkan kembali lipstiknya ke tas tangan yang kecil . Aku bergabung dengannya di depan cermin untuk mencuci tanganku .

" Dunia memang kecil ." ujar seseorang disebelah kananku.

Aku berbalik, melihat seorang wanita pirang berwajah manis sedang menatapku . " Apa?"

" Kau ingat padaku ?" Wanita itu menggelengkan kepala. " Memang udah cukup lama. Aku bahkan tidak yakin itu kau sampai kau membentak wanita lain tadi, tapi warna rambutmu yang mencolok sulit untuk dilupakan. Di tambah lagi, kau juga tidak sabaran saat kita pertama kali bertemu."

Dari logatnya wanita pirang ini adalah orang Amerika. Dan aku belum pernah melihatnya seumur hidupku . " Maaf , tapi kau pasti salah orang. " Toh , selama ini aku selalu hebat dalam mengingat orang. Ingatan manusia setengah vampir memang luar biasa, dan sangat berguna dalam menjalankan pekerjaan lamaku.

" Kita bertemu di Riz on place vendome , ingat?" Aku masih menggelang kepala . Wanita pirang itu menghela nafas. Tidak masalah. Tampaknya hubunganmu dengan pria yang sebelumnya tidak berjalan dengan baik , tapi sepertinya kau mendapatkan pengganti yang lebih baik.... bagus untukmu."

" Hah?"

Sekarang aku mulai bertanya-tanya apakah wanita itu sudah gila. Sonya bergeser mendekat padaku. Wanita pirang itu menepukkn bedak ke hidungnya sebelum memasukkan bedaknya ke tas .

" Toh ,dulu kau terlihat terlalu muda untuk menikah, jadi aku tidak akan menyalakanmu ..."

" Hah ?" ulangku dengan kebingungan yang terlihat jelas . Wanita pirang itu menghela nafas lagi." Lupakanlah.

Seneng bertemu denganmu lagi ."

Wanita itu meninggal kamar kecil. Sonya hendak menghentikannya saat aku bergumam, " Jangan repot - repot . Dia hanya salah mengenali orang ."

Rasa sakit tiba-tiba menusuk kepalaku seperti ada jarum kecil yang ditancapkan ke otakku . Aku menggosok pelipisku . "Apa kau baik-baik saja, Cherie?" tanya Sonya.

"Iya . dia pasti salah orang." ulangku .

" Toh , ini kunjungan pertamaku keparis .

****************

Kami berjalan di sepanjang rute de Clichy dengan pengawal mengikuti beberapa meter dibelakang kami.

Aku menolak tawaran makan malam lengkap dan hanya memesan croissant serta cappucino di salah satu cafe menawan yang berjejer di pinggir jalan.

Sonya dan Noel tidak ikut bersama kami , karena memilih untuk membiarkan kami mendapatkan sedikit private. Dan kelihatan memang menyenangkan, jika tidak memedulikan pengawal dan ratusan pejalan kaki di sekitar kami . Kami hanyalah pasangan biasa , salah satu dari sekian banyak pasangan yang berjalan-jalan di jalanan kota Paris pada tengah malam.

Alex menjelaskan sejarah bangunan dan gedung yang masih berdiri... dan apa yang ada disan dulu . Alex membuatku tertawa saat menceritakan kisah tentang dirinya, teman baiknya Sammy dan sire-nya Ian. Aku hanya bisa membayangkan bagaimana mereka bertiga dibesarkan.

Kami berhenti di ujung salah satu jalanan panjang, dimana gedung-gedung lebih rapat. Alex meneriakan sesuatu dalam bahasa Prancis, kemudian membawaku ke gang sempit yang gelap sempit.

"Apa yang baru saja kau katakan?"

Alex tersenyum. "Sebaiknya kau tidak tahu."

Kemudian Alex ******* mulutku dengan ciuman yang dalam dan meleburkan tubuhku dengannya. Aku terkesiap saat aku merasakan tangannya menarik gaunku ke atas" Apa yang baru saja kau katakan?"

Alex tersenyum. " Sebaiknya kau tidak tahu." Kemudian Alex ******* mulutku dengan ciuman yang dalam dan meleburkan tubuhku dengannya. Aku terkesiap saat merasakan tangannya menarik gaunku ke atas.

" Apa kau sudah gila? Ada setengah lusin Vampir di sekitar kita...."

" Tidak ada seorang pun yang akan melihat," Alex memotong perkataanku sambil tergelak . " Seperti yang sudah kuperintahkan ."

" Mereka masih bisa mendengar Alex ." Aku terus mengajukan keberatan, menghadap dinding saat Alex memutar tubuhku .

Alex terus tertawa. " Kalau begitu, pastikan kau mengatakan hal-hal yang bagus ."

Alex melingkarkan lengannya di seputar pinggangku , mengunciku di sampingnya. Tubuhku yang menggeliat hanya membuat gaunku tertarik lebih tinggi saat tangan Alex mengangkatnya ke atas .

Kemudian, tusukan tiba-tiba taring Alex di leherku membuatku membeku . Erangan nikmat terlontar dari mulutnya.

" Ah , Katty, kau menyukainya sebesar diriku . Gigit aku , luv , saat aku melakukan hal yang sama terhadapmu ."

Darah yang meninggalkan tubuhku dan menyebar ke tubuh Alex terasa seperti digantikan oleh api yang manis . Alex memang benar ; aku suka sekali saat ia menggigitku . Kulitku terasa panas, detak jantungku semakin cepat. Kemudian aku menggesekkan tubuhku padanya dan mengerang saat menunggu Alex membuka celananya.

"Alex," desahku .

Wajahku menghantam dinding dengan sangat keras hingga aku bisa merasakan pipiku remuk . Pasti hantaman itu cukup keras untuk membuatku pingsan juga. Hanya selama detik , kemudian terdengar berondongan peluru.

Peluru menyerbu dari atas kami dari semua isi .... dari semua tempat kecuali dinding yang menghimpitku . Alex menekanku dengan kuat ke dinding tersebut. Tubuh Alex menyelubungi tubuhku, melindungiku , berguncang hebat sementara ia meninju dinding di depanku , berusaha untuk membuat pintu yang tidak ada .

Pada saat itulah Alex menyadari kenapa tubuh Alex bergetar. Alex di terjang oleh lusinan peluru.

Kedengarannya pengawal kami mengalami nasib yang jauh lebih buruk . Mereka pasti membuat pagar betis di sekeliling tubuh kami yang meringkuk . Saat berondongan peluru di akhiri jeritan, aku mulai memberontak dengan panik . Ternyata situasinya lebih buruk daripada yang kupikirkan. Siapa pun yang melakukannya, mereka pasti menggunakan peluru perak.

" Kita harus melarikan diri dari sini , ini akan membunuhmu!" teriakku berusaha untuk mengeluarkan diriku dari cangkang tubuh Alex yang melindungiku .

Dengan kekuatan Alex yang menahanku, sia-sia saja aku memberontak seperti kura-kura terbalik .

" Jika kita melarikan diri, peluru mereka bisa mengenalmu ," tegas Alex , hampir terdengar di antara suara berondongan peluru. "Salah satu dari pengawal kita pasti sudah meminta bantuan. Kita akan menunggu Andreas akan datang."

"Pada saat itu kau sudah mati ," balasku .

memang sulit untuk membunuh vampir melalui tembakan, sekalipun menggunakan peluru perak , karena butuh waktu lama lagi untuk mengoyak jantung. Alex pernah mengajariku hal itu. Tidak ada Vampir yang akan berdiri diam dan berpose untukmu ....

Kata-kata Alex enam tahun yang lalu menyingkirkan pistol sebagai senjata yang efektif. Tapi saat ini Alex memang sedang berdiri diam dan berpose untuk mereka. Bantuan akan datang terlambat. Alex pasti tau itu , begitu pula denganku . Untuk pertama kalinya, Alex berbohong padaku.

Tinju Alex akhirnya berhasil menghancurkan dinding bangunan di depan kami . Orang-orang di dalamnya menjerit ketakutan. jika waktunya cukup, Alex pasti bisa menghancurkan seluruh bangunan itu dan kamu bisa mendapatkan perlindungan dari hujan peluru. Tapi meninju dinding dengan tangan satu sambil di berondong peluru? Gerakan Alex sudah melambat, tinjunya lagi sekuat sebelumnya. Oh Tuhan, Alex akan mati di atas tubuhku, di tengah gang yang sempit.

Ada ketakutan baru yang terbentuk di dalam diriku. Bahkan otakku tidak bisa memberikan perintah yang jelas pada tubuhku. Yang aku tau hanyalah Alex harus menyingkirkan dari hujan peluru itu , agar bisa memulihkan dirinya sendiri.

Dengan tujuan itu dalam pikiranku , aku berhasil bermanuver , kemudian melompat dengan lenganku melingkari tubuh Alex . Kami berhasil sampai di atap gedung lima lantai tersebut. Begitu sampai di atap , aku berguling bersama Alex tapi anehnya tidak ada peluru yang mengikuti kami . Aku tidak sempat memikirkan kenapa mereka tidak menembaki kami lagi, karena aku merasakan Alex terkulai lemas di dalam pelukanku . Ketakutan menguasai diriku , mendorongku untuk melompat ke atap gedung sebelah dengan membawa Alex . Kemudian gedung berikutnya dan berikutnya, bahkan aku tidak sempat terkesima oleh apa yang kulakukan. Saat suara berondongan peluru memudar, aku berhenti.

Dengan apa yang telah aku lakukan, aku jatuh lemas seperti baru , tapi Alex membutuhkan darah. Dalam jumlah banyak.

kami tidak dikejar oleh penyerang kami . Mungkin untuk sementara ini pengawal kami berhasil menahan mereka, tapi tidak untuk waktu lama. Aku memegangi kepala Alex yang terkulai dan menggoreskan pergelangan tanganku ke taringnya, membiarkan darahku mengisi mulutnya.

Selama beberapa saat yang mengerikan, tidak ada yang terjadi. Alex tidak menelan, tidak membuka mata atau melakukan apapun sehingga darahku mengalir keluar dari mulutnya.

Dengan panik , aku menggunakan tanganku yang lain untuk membuka rahangnya, memaksa darahku turun ke tenggorokannya. Air mata mengaburkan pandanganku, karena ada banyak sekali lubang peluru di tubuh Alex , bahkan ada pula di pipinya. Oh Tuhan, jangan biarkan Alex mati.

Akhirnya Alex menelan . Mata Alex tidak terbuka, tapi ada isapan di pergelangan tanganku yang sebelumnya tidak terasa. Isapan itu semakin kuat, menyedot darah dari pembuluh darahku dan kelegaanku mengaburkan rasa pusing yang mengikutinya.

Dengan terkesima, aku menyaksikan lubang di tubuh Alex mulai membengkak, kemudian peluru perak berloncatan keluar dari tubuhnya. Pemandangan itu membuatku tersenyum, bahkan saat pandanganku kabur dan semua berubah gelap, tepat pada saat Alex membuka mata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!