Mr. Perfect and Ms Random
"Breeeemmmm...."
"Breeeemmmm.... "
Terdengar suara mobil yang sedang berpacu di lintas balapan.
"Willi, apakah kau tidak bosan. Sudah berapa putaran berlalu. Kami sudah lelah. " ucap seorang lelaki yang masih lengkap dengan pakaian balapan.
Lelaki yang di panggil tidak perduli sama sekali dengan panggilan teman nya tersebut. Dia terus memacu mobil balap yang dia bawa.
Teman-teman nya hanya menunggu sampai dia berhenti sendiri.
Dan "Ciiieeeeeettttttt....!" suara decitan dari rem mobil tepat berhenti didepan mereka.
"Aku sudah lelah, ayo kita pergi! " ucap Willi yang sudah merasa cukup dengan hobi nya itu.
Dia meninggalkan mobil begitu saja, seorang lelaki mendekat dan Willi menyerahkan kunci mobil kepada lelaki itu.
"Setelah ini, apakah kamu punya kegiatan lain? " tanya Sebastian sahabat Willi.
"Aku belum bisa menjawab nya sekarang. Nanti aku fikirkan lagi. " jawab Willi singkat sambil berjalan meninggalkan teman-temannya dibelakang.
"Oh.. ayolah. Bukan kah kamu sudah berjanji kita akan keluar malam ini! " pungkas salah satu teman nya dengan nada kesal yaitu Brian.
Willi terus berlalu tanpa menjawab pertanyaan dari teman nya tersebut.
Sebastian dan Brian hanya mengekori kemana Willi pergi. Karena aktifitas yang mengeluarkan keringat mereka memutuskan mandi sebelum meninggalkan area balapan yang masih terbilang milik pribadi keluarga Hudson.
Mereka pun sudah terlihat segar, mereka terlihat semakin tampan dan menarik setelah bersih dan tak lupa mereka juga memakai wewangian yaitu parfum.
"Aku minta maaf, mungkin kali ini pun aku tidak bisa ikut bersama kalian." ucap Willi dengan ringan.
"Ohhh... Ayolah, sedangkal itukah rasa persahabatan mu? " tanya Sebastian dengan wajah sedikit kesal.
"Baiklah, aku sudah harus pulang kerumah. Pekerjaan ku sudah menunggu! " jawab Willi dengan santai dan berlalu begitu saja.
Kedua sahabatnya hanya bisa memandang kepergian sahabat mereka yang seperti tanpa dosa.
"Sudah lah Tian, dia memang seperti itu. Dia susah di ajak untuk bersenang-senang. Tidak salah kalau dia tidak memiliki wanita sampai saat ini! " ujar Brian sambil menepuk pundak teman nya yang masih berharap akan Willi.
Dengan langkah gontai mereka berjalan menuju parkiran. "Kita naik mobil ku saja. Mobil mu tinggal saja di sini. " ucap Brian.
Sebastian hanya menurut apa kata teman nya.Mereka pun pergi menuju salah satu club terkenal di negara X.
Sementara Willi, sudah sampai dirumah. Begitu sampai dirumah, dia meletakkan tas kecil yang dia bawa sebelum nya ke arena balap tadi kedalam keranjang tempat pakaian kotor.
Setelah merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, Willi pun terpejam.
Entah berapa lama Willi terpejam, tiba-tiba "Tok... tok...! " suara ketukan dari luar.
Willi tersentak karena suara ketukan tersebut. Dia bangkit dengan mata sedikit berat, terhuyung-huyung berjalan menuju pintu kamarnya. "Kreeekkkk..!" suara pintu terbuka.
"Ada apa bik.? " tanya Willi pada sosok wanita paruh baya yang berada didepan nya.
"Makan malam nya sudah siap Tuan! " jawab wanita itu. Dia adalah Maria, orang yang bekerja dirumah Willi serta orang kepercayaan yang menyiapkan apapun keperluan Willi.
"Baiklah, aku akan segera turun! " jawab Willi dan menutup kembali pintu kamar nya.
Willi membasuh wajah nya yang sedikit kusut karena baru bangun tidur. Setelah segar, dia berjalan keluar dari kamar menuju lantai dasar untuk makan.
Willi hanya makan sendiri, tanpa keluarga atau siapa pun. Dia sudah tidak memiliki kedua orang tua lagi. Karena sebuah kecelakaan mobil. Ketika Willi berumur 13 tahun. Dia hanya memiliki seorang adik laki-laki dan juga seorang tante, tapi tidak tinggal bersama dengan nya.
Selesai makan, Willi kembali ke atas dan menuju kamar kerja. Dia memeriksa setiap kertas yang ada di atas meja dan berkutat dengan laptop nya.
Malam terus beranjak, waktu tak bisa di ajak kompromi. Rasa lelah mulai kembali menyerang. Merasa pekerjaan nya sudah beres, Willi berjalan meninggalkan kamar kerja nya.Dan kembali masuk kedalam tempat tidur kebesaran nya.
Sebelum tidur, tak lupa dia membersihkan mulut dan mencuci wajahnya. Tak sekali pun Willi melewatkan kegiatan menjalang tidurnya ini.
Merasa cukup bersih , dia kembali merebahkan tubuhnya di ranjang yang terlihat besar itu.
Menunggu mata nya terpejam, Willi masih bermain dengan ponsel nya sambil melihat grafik saham diperusahaan nya.
Keesokan pagi nya, dia bangun lebih awal dari seekor ayam jantan. Hari ini dia ingin datang lebih cepat dari biasa nya. Karena setiap bulannya, dia akan melakukan inspeksi di kantornya tanpa memberitahu siapa pun.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, sebuah mobil berhenti tepat di depan perusahaan Hudson.
Seorang security yang bertugas langsung membelalakkan matanya. Dia tak menduga bahwa CEO tempat dia bekerja akan datang sepagi ini.
"Kode merah.. kode merah..! " ucap Security melalui sambungan walki talki.
Security tersebut pun berjalan menuju kedepan pintu mobil serta membuka nya.
Willi keluar "Selamat pagi Tuan..! " sapa Security sambil memberikan hormat pada pimpinan yang dingin tersebut.
Willi memperhatikan lelaki yang berada didepan nya. Dia melihat dari atas sampai sepatu nya.
"Tali sepatu mu! " ucap Willi dan berlalu pergi.
Security itu pun dengan rasa degdegan langsung menunduk dan mengikat tali sepatunya dengan benar.
Setelah sebelumnya security memberikan kode merah. Seluruh pekerja disana langsung sibuk dengan hal-hal yang bisa terlihat tidak enak dimata Willi. Ada yang merapikan kertas di atas meja, ada juga yang menyusun pot bunga yang dipajang dimeja pojokkan.
"Apakah aku sudah terlihat rapi? " tanya seorang lelaki pada wanita yang duduk berdampingan dengan meja nya.
"Sudah, kamu terlihat sempurna! " jawab wanita itu.
"Kenapa sih , si bos tidak pernah memberitahu dia akan datang sepagi ini..!" gerutu para pekerja yang lain.
Ini adalah kebiasaan Willi Hudson, dia ingin melihat seberapa teraturnya para pekerja disana.
Setelah Willi masuk kedalam, yang pertama sekali dia periksa adalah resepsionis. Dengan matanya yang tajam, dia memperhatikan sampai hal terkecil sekali pun.
Willi berjalan mendekat ke salah seorang wanita yang berdiri didepan meja resepsionis. Terlihat wanita itu gugup.
Willi mengambil pena yang terletak di atas meja "Ketika kalian tidak menggunakan nya, maka tutup kembali.! " ucap Willi dan berlalu pergi setelah menutup pena tersebut dan meletakkannya kembali.
Sementara itu Robi sang asisten hanya melirik tajam ke arah wanita dimeja resepsionis.
Willi terus berjalan dan masuk kedalam lift menuju lantai tiga. Dimana para karyawannya bekerja untuknya. Robi buru-buru membuka pintu dan Willi pun masuk.
Dia berjalan dengan sebelah tangan kanannya masuk kedalam saku celana. Sedang tangan kirinya menyentuh meja yang ada didepannya. Dia sapu dengan sebuah tisu meja tersebut.
"Apa yang kalian lakukan, apakah kalian tidak tahu apa yang namanya meja bersih? " imbuh Willi.
Semua karyawan nya hanya terdiam, tidak ada yang berani menjawab.
"Meja itu sudah terlihat bersih Tuan, baru pagi ini saya bersihkan.! terdengar sebuah suara dari mereka yang berdiri disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Citra Ayu
nyimak dl thorr🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰
2022-11-08
2