Hari Minggu ini penuh dengan rasa deg degan... Rara sudah berjanji akan menerima ajakan Dana untuk kerumahnya. Tak henti-hentinya jantung Rara berdetak, Ia gelisah. Takut, gugup, cemas, senang bercampur menjadi satu. Pertemuan itu akhirnya datang.
Rara terus melihat jam ditangannya, berulang kali Ia melihat kaca lemarinya. Seperti merasa terus ada yang kurang dalam penampilannya. Matanya teliti setiap bagian bagian lekuk tubuhnya. Mata sipit berkulit sawo matang terlihat begitu menawan. Rara beruntung memiliki badan yang langsing, Ia tidak sulit menemukan baju yang pas digunakan. Baju muslim putih sedikit ketat, dengan jilbab lilit keleher. Riasan wajah natural mempertegas wajah manis Rara. Rara orang yang supel, dia memiliki teman yang banyak. Rara belajar banyak dari temannya bagaimana cara ber make up yang sebagian besar berprofesi MUA.
"ra.... Dana sudah datang" panggil mama rara di lantai bawah.
"iya ma, bentar...." sahut rara.
Sebelum turun Rara menyemprotkan seluruh badannya dengan parfum tak lepas kembali memperbaiki riasan wajah.
" ayooo..." ajak Rara sudah berada didepan Dana. Dana menggunakan baju putih koko, celana jeans.
Dana tersenyum melihat Rara yang begitu menawan. Tatapan Dana membuat Rara malu.
"ayooo... kak" ajak Rara lagi.
"tante, kami pergi dulu ya..." pamit Dana ke mama Rara. Dana anak yang sopan dan ramah. Lekas Rara naik ke mobil Dana.
Didalam mobil Dana masih melihat Rara. Rara menepuk pundak Dana dengan manja.
"iiihhh kenapa sih kak... liat liat gitu" tanya Rara malu.
"kamu cantik ra..." jawab singkat Dana sambil tersenyum.
"gombal...." saut Rara mengalihkan pandangan ke depan mobil.
°°°
Rumah Dana tidak terlalu jauh dari rumah Rara hanya butuh waktu 15 menit. Sesampai dirumah, Dana segera membuka kan pintu selayaknya ratu.
" yuukkk ra... " ajak dana dengan lembut.
Rara melangkahkan kaki dengan ragu, masih sama rasa degupan jantung yang begitu cepat tak henti hentinya. Rara sembunyi di balik tubuh dana. Dengan lembut Dana memegang tangan Rara agar bisa berada disampingnya.
Di ruangan makan sudah ramai dengan keluarga Dana. Kedatangan Rara menghentikan sejenak aktivitas keluarga Dana. Mereka menatap Rara dengan ramah.
Ohhh my God... bagaimana nihhh gumam rara dalam hati
Dana memperkenalkan satu persatu keluarganya yang tengah berkumpul. Di meja makan ada ayah Dana, Kak Tina saudara yang ke dua, suami kak Tina, suami Kak retno dan 3 keponakan Dana bernama Putra berumur 5 tahun, Tari berumur 3 tahun dan Cerry berumur 2 tahun. Belum lama Rara berkenalan, Terlihat wanita berbadan gemuk berbaju pink membawa piring berisi rendang untuk ditaruh ke meja. Wanita itu saudara kandung Dana yang pertama.
" ayoo ra... duduk sini" ajak wanita itu.
Dana berbisik, "dia kakak ku yang pertama, namanya retno" Rara mengangguk mengerti. Rara beranjak menghampiri kak retno yang tengah sibuk menuangkan es buah kedalam gelas.
"sini kak, rara bantu..." sapa rara. Kak Retno mengangguk sambil menyerahkan teko yang berisi sirup marjan berwarna merah. Sedangkan Dana tengah asik bercanda dengan keponakannya.
Dana empat bersaudara, Dana anak bungsu. Semua saudara Dana perempuan. Cuma kak Lisa yang tidak datang. Kak lisa beda dengan kakak perempuan lainnya. Ia tidak akur dengan ayahnya, semenjak menikah dengan Duda beranak satu. Pernikahan Kak Lisa ditentang oleh ayah dan ibu Dana. Kak lisa tidak memiliki anak dari hasil pernikahannya. Mereka seperti memiliki kesepakatan membesarkan anak dari suaminya.
Allahua akbar.... alllaaaaaa....huakbar....
Terdengar suara adzan magrib di dekat rumah Dana.
Alhamdulillah...
Suara piring beradu dengan sendok meramaikan diruang makan yang tidak terlalu besar. Ruangan itu terlihat hangat. Rara merasa nyaman berada ditengah-tengah keluarga Dana. Tidak sedikit pun merasa canggung. Semua keluarga Dana sangat ramah dan menyenangkan.
Setelah makan, Rara membantu kak retno dan kak Tina yang sibuk membereskan piring di atas meja.
" umur rara berapa?" tanya kak tina tersenyum. Kak Tina tidak terlalu gemuk seperti kak Retno. Kak tina berkulit putih, wajahnya lebih ayu dan suaranya lembut.
"26 kak..." jawab Rara
"oohhh masih muda..." kata kak Tina.
Senang sekali Rara dibilang muda. Selama ini , rara merasa tertekan yang selalu dibilang sudah tua.
" ibu sudah meninggal 2 tahun yang lalu, ibu ingin melihat Dana anak kesayangannya menikah. Semoga Rara berjodoh dengan Dana ya" kata kak Tina tersenyum.
Rara tersenyum malu, Ia berharap almarhuma ibu Dana menyukainya.
°°°
Sudah jam 22.00 wib, kakak Dana berpamitan pulang kerumah masing-masing. Rara juga ikut pamitan. Dana tinggal dengan ayahnya berdua di rumah. Sedangkan kakak- kakaknya memiliki rumah masing-masing.
Dana pamit dengan ayah untuk mengantar Rara pulang. Didalam mobil Rara ingin menanyakan tentang Ibunya. Rara tidak tahu kalau ibu Dana sudah meninggal.
"kak, ibu sudah meninggal yaa... " tanya rara hati-hati.
"iya..." jawab Dana singkat.
"ibu orang yang paling kuat... dia meninggal karena kanker. Ayah jahat dengan ibu, mengabaikan ibu ketika sakit. Ayah sibuk dengan wanita-wanita lain. Kasihan dengan ibu. Ibu ingin melihat Aku menikah" kata Dana sambil melihat rara yang sedang melihat kedepan jalan.
Rara memalingkan wajahnya melihat dana yang terlihat sedih. pasti berat kehilangan orang yang disayangi. Rara hanya diam, ikut merasakan kesedihan Dana.
Dana lelaki yang baik .... fikir Rara sepintas.
Sampai dirumah Rara, Dana masih duduk diteras bersama Rara. Terlihat Dana hendak mengutarakan sesuatu, namun berat. Ntah Apa yang hendak Dana katakan. 5 menit berlalu, Dana memulai berbicara denga wajah serius.
" sudah 3 minggu kita berkenalan ra... sebenarnya terlalu cepat. Tapi aku tidak mau berbohong dengan masa lalu ku yang buruk kepada mu" kata Dana berwajah murung. Dana agak berat menceritakan masa lalunya. Rara yang dari tadi memperhatikan Dana terkejut mendengar ucapan Dana.
masa lalu??? masa lalu yang buruk....
otak rara terus mencari jawaban dari ucapan Dana. Rara membiarkan Dana untuk melanjutkan ceritanya. Rara masih tersenyum.
"masa lalu ku buruk ra... sebelum aku mengenalmu" kata Dana melanjutkan ceritanya sambil menatap mata Rara.
" apa kak?? cerita lah... semua orang memiliki masa lalu" jawab Rara penasaran.
"aku takut Rara menjauhi ku..." kata Dana ragu.
lagi-lagi Dana membuat Rara penasaran, fikiran Rara penuh dengan teka teki.
"narkoba???" tanya Rara.
" bukan... " jawab Dana kembali menunduk.
"lalu???" tanya Rara hati-hati.
"setahun yang lalu aku memiliki pacar dan putus. Sama mau menikah juga, tapi dia belum mau buru-buru dan dia selingkuh. Dia berbohong... masa lalu buruk ku, Aku sudah tidur dengan dia" Dana menatap wajah Rara, melihat respon Rara tekejut.
Dana melanjutkan " sudah 5 kali aku pacaran ra... pertama pacaran sudah 6 tahun, pacar kedua 2 tahun, pacar ketiga 2 tahun, pacar keempat 2 tahun dan pacar terakhir selama 3 tahun... semuanya aku sudah melakukannya. Aku ingin tobat, aku menyesal... aku ingin berubah... aku ingin menjadi lebih baik... ketika aku mengenalmu, aku yakin aku bisa berubah" kata Dana penuh harap. Terlihat wajah sedih, rasa penyesalan yang amat dalam. Dana melihat wajah Rara berubah dingin. tidak terlihat senyum manis diwajah Rara.
"apa aku tidak bisa memperbaikinya ra??? aku ingin menikah, aku ingin memiliki keluarga yang harmonis." kata Dana terlihat sungguh-sungguh.
"kalau rara menjauhi ku setelah ini, aku tidak akan marah... rara berhak mengenal pria yang lebih baik" kata Dana menunduk.
Rara merasa bersalah, dia merasa iba. Rara merasa dirinya sama dengan Dana. Masa lalu Rara tidak sebaik yang difikiran Dana.
aku pun sama, walau keperawanan ku masih tetap ku jaga. tidak dengan tubuh ku, Ari sudah mencicipi tubuh ku.
pacaran dengan Ari membuat Rara merasa hina. Tidak pantas Rara membenci Dana. Jelas Dana terlihat menyesal, Dana ingin bertobat.
" itu hanya masa lalu, tidak apa-apa kak... asal kakak tidak mengulanginya lagi. Rara juga bukan perempuan yang suci..." terhenti sejenak ucapan rara.
" tubuh rara sudah dilihat oleh mantan pacar Rara yang dulu, tapi ra masih menjaga keperawanan..." kata rara pelan.
" kita sama- sama berubah yukkk ra " ajak Dani dengan senyum. Rara mengangguk dengan senang.
"kak, apa mantan kakak semua perawan? apa ada mantan kakak yang hamil??" rara masih penasaran.
"tidak semua ra, cuma dua yang perawan... ketiganya sudah tidak. Tidak ada yang hamil ra, aku terlalu bodoh merusak wanita" jawab Dana menyesal kembali.
"kenapa kakak tidak bertanggung jawab??? " tanya rara.
" sudah,,, mereka tidak mau. Ada yang selingkuh, ada yang minta putus sendiri. 4 sudah menikah semua hanya 1 yang terakhir belum menikah. dia mengajak ku kembali, aku ga mau ra.... dia sudah membohongi aku" kata Dana dengan rasa benci.
" kesalahan terbesar yang tidak bisa dimaafkan berbohong dan selingkuh" kata Dana.
Rara hanya terdiam. Rara juga tidak suka dibohongi dan diselingkuhi.
"ra... aku menyukai mu, rara mau ga jadi pacar kakak? menjadi calon istri kakak???" dana mendekati rara sambil memegang tangan rara. Rara kaget ucapan dana. kembali rara melihat dana mencari kebenaran diwajahnya.
*cepat sekali... baru 3 minggu...
*" ra belum bisa menjawab... terlalu singkat perkenalan kita kak" jawab rara ragu.
Rara merasa ini terlalu cepat, Rara bukan perempuan yang mudah jatuh cinta. Namun Rara tidak menyangkalnya, Rara tertarik dengan Dana. Dana orang yang perhatian, Dana orang yang romantis, lembut dan ramah beda dengan Ari. Ari orang yang emosional, keras kepala dan cuek. Rara merasa nyaman berada disamping Dana. kelembutan Dana menghipnotis Rara.
"rara akan jawab ketika lebaran nanti"
Dana tersenyum, mengangguk.
"ra sudah malam, istirahat... kakak pulang dulu ya" Dana keluar pagar sambil melambaikan tangan tanda Ia akan jalan.
Rara masuk kedalam rumah, dengan penuh bertanya.
Dana secara tidak langsung melamar Rara. Rara menyukai dana, tapi itu bukan cinta. Tidak semudah itu Rara mencintai seseorang. Butuh waktu untuk mencintai seseorang. Dari sisi gelap Dana, Rara mencoba melihat kebaikan kebaikan yang ada di Dana.
Dana orang yang baik, perhatian, lembut, ramah tidak ada sedikit pun kekurangan akhlak Dana.
Masa lalu, bukannya semua orang punya masa lalu??? bukannya tidak ada manusia yang sempurna??? semua manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Manusia hanya bisa menilai keburukan seseorang tanpa melihat kebaikannya. ohhh terlalu picik Aku. gumam Rara
semua orang berhak untuk berubah, semua orang berhak mendapatkan kesempatan. Suci sekali aku...seperti tidak pernah melakukan kesalahan.
Rara mengingat kembali kebodohan yang Ia lakukan ketika masih menjadi pacar Ari.
*ohhh bodohnya Aku, dibudak oleh cinta... toh abang Ari bukan lelaki yang baik. kesan pertama saja terlihat lelaki yang sholeh. Aku tertipu *...
Rara menangis,,, tangisannya tidak seperti 1 tahun yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
keren thor... ❤️❤️❤️
🦊ijin promo ya🦊
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama.... 🦊
ku tunggu feed back nya ya 🙏🙏🙏😁
2020-10-01
0
Kadek
mantap
2020-07-28
0