Aku Ingin Berubah

Aku Ingin Berubah

AWAL AKU KENAL DIA

Begitu berat mata ku terbuka, yaaa tepat jam 02.00 wib mendarat dikasur. Pekerjaan yang menyita waktu membuat Aku menjadi seorang wanita yang malas untuk keluar dihari libur kerja.

Rara seorang wanita berumur 26 tahun, memiliki cita-cita menjadi seorang wanita karir yang sukses, ingin memiliki keluarga harmonis dan suami yang setia. Rara wanita pekerja keras, apapun pekerjaan yang halal Dia Lakukan demi pundi-pundi rupiah. Ohhh yaaa Rara wanita muslimah yang menggunakan jilbab modern, begitulah kata orang-orang jika jilbabnya hanya menutup kepala saja. Kulitnya sawo matang, memiliki tubuh yang ramping dan tinggi 162 cm, perawakan orang jawa tapi Rara bukan orang jawa, asli orang sumatera.

5 bulan yang lalu Rara merajut kasih dengan seorang Pria yang dikenali oleh teman dekatnya. Ari namanya, pria berkulit putih bermata sipit. Ari orang yang keras kepala, egois dan tidak suka bergaul dengan teman-teman Rara. Cukup lama Rara merajut kasih dengan Ari. Yaaa 2 tahun lamanya Rara mencintai lelaki itu. 2 tahun lamanya Rara menahan rasa terkekang. Ntah dimulai kapan Ari ingin berpisah dengan Rara dengan alasan Rara orang yang keras kepala. Ari merasakan Rara tidak mencintainya dengan tulus. Aneh sih alasannya, bukan karena orang ketiga bukan juga karena tidak direstui oleh orang tua.

Terbangun dalam lamunan panjang, keingat dahulu masa indah Rara dengan Ari. Tidak mudah menghapus cinta yang sudah dirajut selama 2 tahun lamanya. Ketika Rara ingin serius berkeluarga, Dia pun harus kecewa. Ingatan buruk itu muncul kembali.

"maaf dek, sepertinya kita ga bisa melanjuti hubungan ini lagi... adek keras kepala, abang juga keras kepala... kita selalu berantem"

Badan merasa lemas lunglai, hampir saja Hp ditangan Rara terlepas.

kenapa kenapa tanya hati Rara

" bang, bukannya abang pernah bilang apapun terjadi. Abang akan pertahankan cinta kita"

Rara menahan air mata yang ingin keluar. Menahan isak tangis. Dia teringat bulan ini adalah hari kelahirannya. Tepat umur 26 tahun. Menyedihkan rasanya dihari ulang tahun Ia harus sendiri.

" kenapa bang..." lanjut Rara

Hela nafas terdengar di bilik telpon genggam Rara

"adek kurang cinta sama abang... itu yang abang lihat selama 2 tahun ini" Terdengar rasa deru amarah.

"kurang cinta bagaimana bang???"

Rara bingung ucapan Ari yang kurang cinta. Rara begitu menyanyangi Ari. Rara mencoba merasakan hatinya, terus mendalami hatinya.

Apakah iya Aku kurang mencintainya, gumam Rara

"Abang yang merasakannya Ra... maaf Rara... dari pada cinta kita semakin dalam, kita akhiri saja sekarang" Ari mengakhiri teleponnya.

Tak terasa mengalir air mata Rara, berulang kali ia berpikir.

Apa salahku??? Kurang cinta??? kurang cinta apa??

Rara mencoba mengingat, sebulan yang lalu. Rara pernah hampir memberikan kehormatannya untuk Ari. ketika bercumbu mesra, Rara mendorong Ari yang hendak melepaskan celana jeans Rara.

Sungguh itu bukan Cinta, namun nafsu birahi. Miris cinta Rara dianggap tidak tulus hanya Rara ingin menjaga keperawanannya.

Bodoh sekali Aku waktu itu...

Bangun dari tempat tidur, lekas Rara mengambil handuk. Drrrtttt suara handphone menghentikan langkah Rara. Dia meraba di balik tumpukan bantal.

1 pesan sms dari nomor yang tidak dikenal. Rasa malas untuk membaca menghentikan Rara untuk membaca isi dari pesan tidak dikenal.

Hendak berdiri, kembali suara getaran Handphone. 1 pesan dari Desi teman dekat Rara.

Rasa penasaran menghampiri, ahhh sudah lama Desi tidak menghubunginya.

Ra, aq kasih nomor kamu dengan kak dana....

pesan singkat dari Desi membuat dada Rara berdegup... rasa penasaran nomor tidak dikenal itu.

Keingat sebulan yang lalu, Rara sempat meminta teman-temannya untuk mencarikan pacar untuknya. Target Rara yang ingin menikah diumur 27tahun membuat Rara minta dipromoin teman-temanya. 8 bulan lagi umur Rara 27 tahun. Usia 27 tahun sudah termasuk zona merah dikeluarga Rara. Desakan keluarga yang terus menghampiri pertanyaan kapan nikah, buat Rara ngebut mencari pacar setelah putus dengan Ari.

"ahhh.... apa pesan ini teman desi ya???

Rara membaca pesan nomor tidak dikenal.

Assalamualaikum, saya dana teman Desi. salam kenal ya ra... boleh jadi teman rara?

isi singkat sms yang memberi energi positif dihati Rara. buru- buru Rara membalasnya

walaikumsalam iya, boleh kok

Hari ini begitu indah, rara tersenyum bahagia... akhirnya...

handphone rara kembali bergetar, Dana membalas.

kapan2 boleh ga, kk main kermh rara

tersontak kaget, ntah kenapa hati rara makin berdetak dengan kencang. lelaki ini pasti ingin serius. cepat jari rara mengetik pesan singkat dari dana. kembali senyum manis kebahagian yang dirasakan.

boleh kok

lagi-lagi Dana membalas dengan cepat.

klo sekarang boleh ga?

Rara loncat dari kasurnya, sambil memeluk handphone. Udara mendadak panas hingga sekujur tubuh Rara. Rara menahan tawa. Belum sempat Rara membalas, Sudah masuk pesan dari Dana.

klo boleh sore kk mau main kerumah

iyyyaaaa iyyyaaaa hati Rara terus mengetuk bibir Rara.

boleh kk, main aja kerumah. btw kk tau rumah rara??

Rara taruh Handphone dikasur, lekas Ia menarik handuk lari kecil kekamar mandi. Rara mandi buru-buru, Ia tidak sabar ingin membaca pesan dari Dana. Di hari libur Rara selalu mandi siang. kebiasan anak gadis yang tidak ada kegiatan... Malas time...

Rara masuk kekamarnya, melihat jam yang sudah menunjukkan jam 14.15 wib. Rupanya Dana sudah membalas sms rara.

tau donk... nanti kk telpon ya klo sudah dekat arah sana. jam 3 kk kermh rara

besorak riang dihati Rara. Sudah lama Ia tidak rasakan seperti ini.

oke kak

Masker muka itu yang pertama Ia ingat. Rara ingin tampil cantik dan harum didepan Dana. Rara tidak tahu bagaimana wajahnya, bagaimana orangnya. Yang Rara tahu sekarang Ia bahagia... sangat bahagia...

menepis semua hal-hal negatif. AKU BAHAGIA... besorak hati Rara riang.

Rara membokar isi lemari, mencari baju yang pantas dipakai. Sedikit polesan wajah Rara terlihat sangat manis dan menawan.

drrrtttttttt handphone Rara berbunyi

panggilan Dana terlihat di layar Handphone

"halllooo assalamualaikum..."

"walaikumsalam..." jawab Rara

"ra, kakak sudah di gang melawan... rumah rara yang mana ya?" tanya Dana

"ohhh... kekiri dikit kak, terus ada pagar item rumah rara yang tingkat itu kak.. depannya ada pohon mangga" terang Rara dengan semangat.

" oke, kakak sudah didepan rumah rara"

Rara langsung mematikan handphonenya, kembali Ia memutar-mutarkan badan kecil di depan kaca. Baru membuka pintu sudah ada teriakan di lantai bawah.

"raaaaaa... ada teman kamu tu di bawah" teriak mama rara

"iyyyyaaa ma, bentar" sambil menutup pintu kamar.

Rara lekas turun tangga, dilihatnya depan pintu terlihat seorang laki-laki beriisi, hidung mancung, tidak terlalu tinggi.

"assalamualaikum..." ucap Dana sambil mengulurkan tangan "Dana..."

Segera Rara raihi tangan Dana " walaikumsalam... Rara.. masuk kak" ajak rara.

Dana segera masuk sambil memperhatikan sekeliling ruangan. Diperhatikan dana berjejer foto berukuran besar terpampang dekat kursi besar yang Ia duduki.

" Empat bersaudara ya ra..." tanya Dana ramah.

"iya kak..." jawab rara sambil tersenyum.

Belum lama berbincang mama rara menghampiri dengan membawa toples makanan ringan dengan 2 gelas air.

"teman ya ra... " sambil noleh ke rara, "mama baru liat..." tanya mama rara lagi.

"iya, ma teman rara..." jawab singkat sambil tersenyum.

" dana, te..." sambil mengulurkan tangan ke arah mama rara.

mama rara tersenyum sambil meraihi tangan dana dengan hangat.

" mama tinggal ya, ngobrol aja..." mama rara kembali ke ruang belakang.

" mama kamu cantik ya ra" setengah berbisik

Rara hanya tersenyum.

Sudah 1 jam Rara dan Dana ngobrol tentang pekerjaan dan kebiasaan masing-masing. Awal pertemuan yang sangat baik. Dana sangat sopan dan terlihat bijaksana. Jelas umurnya sudah tidak terlalu muda. Dana berumur 30 tahun. 4 tahun lebih tua dari Rara.

"ra, pulang dlu ya... malam ini kan terawih pertama" sambil melihat jam ditangan " mau beli buat sahur nanti"

"ohhh iya... kak" jawab rara sambil berdiri.

Dana segera keluar sambil menoleh ke rara " ra, boleh ga... kakak telpon rara?" tanya dana

"bolehlah kak... masa ga boleh" jawab Rara.

"Alhamdulillah... kakak pamit dulu ya ra. Salam sama mama"

Rara mengangguk pelan menandakan iya atas perkataan dana.

Perkenalan pertama yang sangat menyenangkan. Tidak ada terlihat yang buruk di fikir Rara. Dana terlihat lelaki yang dewasa, bijaksana, sopan, ramah dan supel... kesan pertama yang baik.

Berkah bulan suci ramadhan gumam Rara setelah Dana pergi.

Terpopuler

Comments

Hayu Kirana

Hayu Kirana

semangat kak, saling suport yuk ke Takdir Cinta ya

2020-11-07

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

nengok nengok...
keren thor...

ijin promo ya 🙏

jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" ❤️

kisah cinta beda agama,

ku tunggu jejaknya ya 🤗🙏

2020-09-22

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

saya datang....

ijin promo thor....

jangan lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🥰


kisah cinta beda agama,

ditunggu jejaknya ya ❤️❤️❤️

2020-09-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!