Mengingat Mu Selamanya

Mengingat Mu Selamanya

Bab 1 Bertemu lelaki malang.

[Xylia, bagaimana keadaan mu hari ini?] tanya Giselle–teman baik Xylia.

“Aku ... baik-baik saja.” Wajah Xylia berubah sendu.

Tiba-tiba suara petir menggelegar. Xylia yang sudah menyiapkan payung dari rumah langsung menggunakan payung itu.

“Sepertinya hujan akan turun.” Xylia sedikit memberi jarak ponsel dari telinganya. Takutnya nanti ponselnya meledak saat ada petir.

[Kau bawa payung 'kan?]

“Iya, aku membawanya.” Setitik air turun dari langit. Hujan deras tiba-tiba mengguyur payung Xylia. Malam yang gelap membuatnya sedikit takut.

[Hati-hati, jangan sampai sakit lagi] ujar Giselle memperingatkan. Sebenarnya Xylia tidak masuk kerja dua hari ini bukan karena sakit. Melainkan karena orang tuanya yang meminta untuk menetap di rumah.

“Besok aku mulai masuk. Jadi tunggu saja,” ucap Xylia.

[Eh, kemarin bos kita ganti, lho!] ucap Giselle heboh.

“Benarkah?” Xylia sedikit tersenyum. Tapi senyum itu tiba-tiba pudar saat dia melihat seseorang yang duduk bersandar di bawah tiang lampu.

“Elle, sudah dulu ya! Kita lanjutkan besok!”

[Eh, tung ... ]

Telfon dimatikan sepihak oleh Xylia. Ia langsung berlari menuju orang yang hujan-hujanan itu.

“Maaf, anda tidak apa-apa?” tanya Xylia sembari memayungi lelaki itu.

Sementara lelaki yang tersandar lemah dengan baju lusuh nan robek-robek itu hanya diam.

“Rumah anda di mana? Mari saya antarkan,” tawar Xylia.

“Tidak punya rumah,” ucap lelaki itu dengan suara lirih.

‘Apa dia gelandangan?’ pikir Xylia.

Xylia berjongkok agar wajah mereka sejajar. Xylia melihat wajah sendu itu. Ia menyibak poni yang sampai menutupi mata itu.

Xylia merasa iba dengan lelaki ini. Dia tidak punya rumah, bajunya juga lusuh. Ingin Xylia membawanya ke rumah. Tapi apakah orang tuanya mengizinkannya?

“Ikutlah denganku.” Xylia mengulurkan tangannya. Lelaki itu terlihat sedikit terkejut, tapi dia langsung menutup ekspresi itu dengan tertunduk.

“Ayo, kalau nanti kau tidak suka dengan rumah ku, kau bisa pergi. Tapi tolong ikutlah dengan ku sebentar.” Xylia bertekad untuk membawa lelaki yang malang ini.

Perlahan tangannya bergerak, menyambut tangan Xylia yang lembut. Xylia langsung tersenyum ramah setelah mendapat balasan dari lelaki malang ini.

Ia pun membantu lelaki itu berdiri dan memapah nya berjalan ke rumah. Walaupun payung nya kecil, tapi dia sedikit memiringkan payung nya agar lelaki ini sepenuhnya tidak terkena hujan.

Sesampainya di rumah, lelaki itu sedikit mendongak. Dia sedikit takjub dengan rumah Xylia, besar dan megah.

Tapi dia lebih heran saat Xylia membawanya ke samping rumah mewah itu. Ia di bawa masuk ke rumah kecil nan sederhana tepat di samping rumah megah itu.

“Selamat datang di rumah ku. Rumah besar di sana itu, milik orang tuaku dan kakak ku. Aku sudah terbiasa tinggal di sini. Kadangkala aku juga pernah ke sana. Tapi ...” Xylia tiba-tiba tersadar jika dia terlalu banyak bicara. Hampir saja dia menceritakan masalah nya sendiri pada orang tak di kenal.

“Eh, maaf. Aku malah jadi cerita,” ucap Xylia sambil nyengir kuda.

Lelaki itu dari tadi hanya diam. Mungkin dia memang tidak terlalu akrab dengan orang baru. Jadi dia hanya diam dan menyimak.

“Tunggu di sini sebentar.” Xylia berjalan menuju lemari bajunya. Ia mengambil kaos berwarna hitam dan celana jeans panjang.

“Mandilah! Pakai baju ini dan bersihkan tubuhmu,” ucap Xylia sembari menunjukkan senyum ramahnya.

Tanpa berkata-kata, lelaki itu langsung masuk kedalam kamar mandi. Sementara Xylia mencoba mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Beberapa menit kemudian, lelaki tadi keluar dengan baju yang di berikan Xylia. Xylia sampai terpesona melihat ketampanan lelaki itu.

Rambutnya yang basah membuat aura cool terpancar dari wajah tampannya. Dibalik baju yang kusut ternyata tersembunyi kulit yang putih dan terlihat berkilau. Tinggi badan yang mirip seperti pemain basket baru ia sadari.

“Tampan.” Tanpa sadar kata itu keluar dari mulutnya.

Seketika dia langsung sadar dan mengusap wajahnya dengan kasar.

‘Xylia! Kenapa kau bod*h sekali!’ Xylia berulangkali memukul dahinya.

Lelaki tadi yang melihat Xylia menaikkan satu sudut bibirnya. Dia merasa gemas pada Xylia.

“Emm ... kau-kau sudah makan belum?” Xylia malu sampai gelagapan. Itulah kebiasaannya jika sedang malu.

Lelaki itu menggeleng tanpa berucap.

“Kalau begitu aku masak dulu!” Xylia langsung berlari ke dapur untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

Setelah Xylia selesai memasak, Xylia menaruh hidangannya di meja kecil tepat di dapur.

“Ayo kita makan!” Xylia makan terlebih dahulu. Lelaki itu terus saja melihat Xylia yang sedang melahap makanannya.

“Em? Apa kau tidak suka makanan nya?” tanya Xylia dengan mulut yang penuh dengan nasi.

Lelaki itu menggeleng. Kini dia mulai memakan nasinya. Lelaki itu makan dengan lahap. Xylia yang melihatnya lagi-lagi berpikir.

‘Apa dia tidak makan berhari-hari?’ batin Xylia.

****

“Jadi, siapa namamu?” tanya Xylia yang tengah duduk di kasur, menginterogasi lelaki yang sedang duduk di hadapannya.

Lelaki itu terdiam, dia terlihat berpikir.

“Apa ... kau tidak tau nama mu?” Xylia terkejut sendiri.

Lelaki itu mengangguk.

‘Jangan-jangan dia lupa ingatan?’ batin Xylia.

Xylia langsung berdiri dan mondar-mandir.

‘Kalau dia lupa ingatan, lalu bagaimana aku bisa memulangkannya? Bagaimana kalau ayah dan ibu tau?’ Xylia berpikir keras sembari sesekali menatap lelaki itu.

“Kapan terakhir kali kau ganti baju?” tanya Xylia antusias. Walaupun dia sedikit malu, tapi ini satu-satunya petunjuk.

Lelaki itu memegang baju yang dipakainya.

“Apa berarti, kau pertama kali ini ganti baju?” tebak Xylia.

Lelaki itu mengangguk.

Kesempatan!

Xylia langsung masuk ke kamar mandi dan memeriksa baju lusuh yang dikenakan lelaki tadi.

“Dilihat dari bentuknya, ini seperti kemeja. Apakah dia orang penting atau pekerja?” pikir Xylia.

Xylia melirik lelaki tadi yang saat ini mengintip dari balik pintu kamar mandi.

‘Kira-kira, orang lupa ingatan karena apa?’

Xylia berpikir, dilihat dari yang pernah dibacanya dari novel, kira-kira orang lupa ingatan disebabkan kepala terbentur atau tercebur kelaut.

Jika tercebur ke laut, perkiraan baju itu tidak mungkin sehitam seperti terkena benda yang terbakar.

Apa sebelumnya dia ada di lokasi kebakaran? Atau mungkin, dia kecelakaan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!