Semenjak Afnan ketahuan, karena disangka berbicara sendiri. Membuat ia bertekad untuk mengabaikan Syafiqah. Ia bahkan berpura-pura tidak melihatnya. Sehingga apapun yang dilakukan Syafiqah, ia tak memperdulikannya. Bahkan tatkala Syafiqah sengaja masuk kedalam kamarnya, ia juga tak memperdulikannya.
"Huh! Mau sampai kapan kamu berpura-pura tidak melihatku Afnan?" tanya Syafiqah, saat ia berada di kamarnya Afnan, yang terlihat Afnan, sedang membaca sebuah buku dibalkon kamarnya, yang berada di lantai dua.
Melihat Afnan, tak membalas pertanyaannya, Syafiqah mulai kesal, "Afnaaaaan!! Lihat Aku!" teriak Syafiqah. Namun lagi-lagi Afnan seakan tak mendengar teriakannya.
"Huh! Oke! Silahkan kamu berpura-pura begini! Tapi ingat Aku akan terus mengganggu kamu! Lihat saja nanti!" pungkas Syafiqah,, lalu ia pun pergi dalam keadaan kesal.
"Astaghfirullah..ya Allah ujian apa ini sebenarnya? Hamba tahu, semua yang terjadi atas kehendak-Mu. Tapi Ana mohon berikan hamba petunjuk-Mu apa sebenarnya yang harus Ana lakukan?" batin Afnan. dengan tatapan yang terlihat sedang memandangi Syafiqah dari sela pagar balkon. Karena ternyata kini Syafiqah sudah berada di luar.
Afnan masih terlihat memandang Syafiqah dari balkon kamarnya.Terkadang ia tersenyum ketika Syafiqah bertingkah lucu dimatanya. Namun tiba-tiba tatapan mata Syafiqah mengarah kepadanya, dan otomatis pandangan tatapan mereka saling bertemu. Akan tetapi itu hanya sesaat. Karena Afnan langsung menyadari dan ia pun kembali berpura-pura membaca bukunya lagi. Namun baru saja pandangannya mengarah ke buku tiba-tiba.
"Cukup Afnan! Berhentilah berpura-pura tidak melihatku! Karena Aku tahu kamu masih melihatku!" ujar Syafiqah yang ternyata ia sudah dihadapan Afnan. Sehingga membuat Afnan begitu terkejut karena wajah Syafiqah, begitu dekat dengan wajahnya.
"Astaghfirullah! Anda benar-benar mau membunuh saya hah? Mau nongol tiba-tiba, mau membikin jantung saya copot hah?!" bentak Afnan yang sepertinya ia sudah habis kesabarannya. Dan disaat yang bersamaan.
"Maaf Ustadz Afnan, Ana tidak bermaksud begitu! Ana hanya disuruh Ustadz Faisal untuk memanggil Ustadz Afnan," ujar seorang wanita yang terlihat baru saja Masuk ke kamar Afnan. Sehingga melihat Afnan marah. Ia berpikir kalau Afnan sedang memarahinya.
Melihat kedatangan wanita yang tiba-tiba masuk ke kamar Afnan tanpa mengetuk membuat Afnan tambah marah, "Dimana adab kamu? tidak bisakah kamu mengetuk dulu hah?!" bentak nya, terlihat sekali ia begitu marah pada wanita itu.
"Maaf Ustadz, Ana salah hiks..hiks.." balas wanita itu, yang akhirnya menangis karena merasa takut pada Afnan.
"Hah! Sudahlah! Sebaiknya kamu pergi dari sini! Jangan jangan ulangi lagi! Kamu paham Sarah?!" ujar Afnan terdengar tegas.
"Paham Ustadz, hiks.. kalau begitu Ana permisi Assalamu'alaikum," balas Wanita yang dipanggil Sarah tersebut. Lalu ia pun langsung pergi dengan terburu-buru, tanpa menunggu balasan salamnya.
"Is..is..is.. ternyata kamu kejam juga ya sama murid kamu Afnan," sindir Syafiqah setelah kepergian Sarah.
"Diam! Sebaiknya Anda juga pergi dari sini!" bentak Afnan, yang ternyata amarahnya belum mereda.
"Huh! Selalu begitu! Kan saya pernah bilang, Saya tidak akan pergi sebelum kamu menolongku," balas Syafiqah terlihat begitu memaksa.
"Heh.. ada ya, orang meminta tolong secara paksa begini! Kamu pikir saya mau gitu menolong kamu hm? Kamu dengar baik-baik ya? Sampai kapanpun saya tidak akan pernah mau menolong kamu! Sekarang sebaiknya Anda pergi dari sini! Dan jangan pernah muncul lagi! Paham!" tegas Afnan dengan tatapan dingin, membuat Syafiqah merinding melihatnya.
"Ooh.. baiklah, kalau begitu terima kasih, atas jawabannya, dan aku janji tidak akan menggangu kamu lagi, selamat tinggal!" balas Syafiqah, lalu ia pun menghilang begitu saja.
Mendengar kata selamat tinggal, tiba-tiba hati Afnan berdenyut, "*Eh, ada apa ini kenapa hatiku tiba-tiba sakit gini?" batinnya, seraya ia memegang dadanya.
"Astaghfirullah, kenapa hari ini aku bisa hilang kendali seperti ini sih? Ya Allah Ampunilah Aku, karena tidak bisa mengontrol emosiku," batin Afnan yang tiba-tiba merasa bersalah, karena ia telah membentak dua orang dalam hitungan menit*.
"Ah iya, Ana kan tadi dipanggil Ustadz Faisal, sebaiknya Ana segera menemuinya," gumam Afnan lalu ia pun beranjak pergi dari kamarnya. Untuk menemui rekan sesama Ustadz dipondok pesantren tempat Ia mengajar.
...*****...
Sementara disisi lain.
Syafiqah yang menghilang ternyata, kini ia sudah berada di dalam ruangan tempat ia dirawat. Nampak ia kembali sedih saat melihat tubuhnya masih belum bisa menerima rohnya,
"Aku harus bagaimana lagi? Hiks..hiks.. apakah sudah tidak ada harapan lagi, aku hidup? Hiks..hiks.. Aku harus minta tolong sama siapa lagi? Hiks.. hiks...hiks.." gumamnya seraya ia berjalan menuju sebuah sofa yang berada di ruangannya. Lalu ia pun duduk di sofa tersebut sambil memeluk kedua lututnya. Tangisnya kembali pecah, ia terlihat begitu putus asa.
Disaat bersamaan tiba-tiba pintu diruangannya terbuka. Dan tak berapa lama masuklah seorang pria dan wanita, membuat Syafiqah tersentak saat melihat pria tersebut.
"Fariz!" sentaknya dan ia langsung menghampiri Pria tersebut, yang tak lain Adalah tunangannya.
"Fariz? Kamu pasti sedihkan melihat Aku seperti ini? Maafkan aku Sayang," kata Syafiqah, yang terlihat ia bermaksud memeluknya. Namun ternyata tubuhnya menembus dari tubuh Pria yang bernama Fariz tersebut, "Hah? Kenapa seperti ini lagi? Kenapa Aku tidak bisa menyentuhnya seperti aku bisa menyentuh Afnan?" gumamnyanya terlihat bingung. Lalu ia kembali berusaha menyentuh Pria yang amat ia cintai itu. Namun lagi-lagi usahanya terus gagal.
"Ada apa ini? Fariz, kamu dengar Aku? Lihatlah Sayang, Aku ada didepan kamu Fariz," ucap Syafiqah, yang terlihat ia masih berusaha menyentuh tunangannya. Disaat bersamaan wanita yang berada disampingnya Fariz membuka suaranya.
"Apakah Kak Fariz sedih? Melihat tunangan kakak yang seperti ini Kak?" tanya Wanita tersebut, seraya ia menatap wajah Fariz.
"Sedih? Apakah diwajahku terlihat sedih, Rizka?" tanya Fariz kembali, dengan tatapan kini membalas tatapan Wanita yang dipanggil Rizka tersebut.
"Yaa, mana Rizka tahu isi hati Kak Fariz, lagian wajar kok kalau kak Fariz sedih! Walau bagaimanapun diakan tunangan Kak Fariz!" balas Rizka, dengan wajah yang terlihat sedang cemberut.
"Hmm... kamu cemburu yaa? Sayang walaupun statusku telah bertunangan dengan kakak sepupu kamu. Tapi percayalah bahwa hatiku, sudah terpenuhi dengan nama kamu!" balas Fariz, seraya ia mengangkat dagu Rizka lalu ia pun mencium bibirnya. Arwah Syafiqah yang masih berada dihadapannya Fariz langsung terperangah menyaksikan adegan ciuman antara tunangan dan sepupunya. Syafiqah benar-benar terlihat murka saat menyaksikan pengkhianatan dari orang yang dia sayangi.
"Hah! Brengsek kamu Fariz! Ternyata kamu laki-laki bajingan! Dasar kalian pengkhianatan! Aku benci kalian berdua!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Eity setyowati
jadi tau kan bagaimnaa kelakuan tunangan mu
2024-04-30
0
Rahma Inayah
mungk ni cr allah biar km tau siapa faris sbrnya dan siapa jg yg tlh membuat km kecelakaan.
2023-07-29
0
Agustina Kusuma Dewi
mulai sya mendptkan benang merah hrs bgmn dia selanjutny
2023-07-14
0