Setelah memastikan Fariz benar-benar telah pergi. Tony pun langsung kembali keruang intensif tempat Syafiqah dirawat. Dan sesampainya di dalam ruangan, ia melihat majikannya, tengah bersedih, disisi ranjang sang cucu. Sehingga ia tak berani mengeluarkan suaranya. Untuk sesaat suasana begitu hening, dan sesekali hanya terdengar suara Isak Wijaya saja. Namun setelah menyadari Tony telah kembali, Wijaya pun nepis Air matanya.
"Apakah orang itu benar-benar sudah pergi?" tanya Wijaya tanpa menoleh sedikitpun pada Tony.
"Sudah Tuan besar! Bahkan saya juga sudah menyuruh anak buah saya untuk mengawasi orang tersebut!" balas Tony, terdengar tegas.
"Bagus! Kalau begitu sekarang bersiaplah, kita harus secepatnya memindahkan cucuku ke Villaku yang berada di kota, BDNG. Villa itu baru saja Aku beli, jadi mereka tidak akan tahu!" ujar Wijaya, yang sepertinya ia sudah mengetahui kalau kecelakaan sang cucu, bukanlah kecelakaan biasa.
"Baik Tuan besar! Saya akan mempersiapkan segalanya. Dan saya juga sudah mengundang Dokter spesialis dari luar Negri Tuan!"
"Bagus! Sekarang pergilah secepatnya!"
"Baik Tuan besar! Kalau begitu saya permisi!" balas Tony, seraya ia membungkukkan tubuhnya sedikit. Lalu ia pun bergegas pergi, meninggalkan Wijaya seorang diri. Sebenarnya tak seorang diri karena disana ada arwah Syafiqah, yang terlihat sedang sedih sambil menatap kakeknya.
"Hiks..hiks..Maaf Kek hiks.. selama ini Fiqah sudah salah menilai kakek, hiks..hiks..dulu Fiqah berpikir, Kekek tidak menyayangi Fiqah, sehingga Kakek selalu selalu ingin menjauh Fiqah pada keluarga kita, hiks.. Fiqah selalu berpikir Kakek orang yang jahat! Hiks.. hiks..tapi ternyata Kakeklah yang menyayangi Fiqah begitu tulus. Tidak seperti mereka, yang memberikan kasih sayang yang palsu! Huhuhu..hiks..palsu! Semuanya palsu! Heuheuheu.."
Tangis Syafiqah pecah, ia begitu terpukul akan pengkhianatan yang ia dapatkan, pada orang-orang yang selama ini ia percayai. Sementara orang yang begitu tulus menyayanginya, malah ia benci.
Yaa itu karena sedari orang tuanya meninggal sang Kekek mendidiknya begitu keras. Ia diharuskan mendapatkan nilai A, disetiap bidang pelajaran. Jadi tak heran bila ia dibilang anak yang memiliki IQ tinggi. Karena kerasnya sang kakek dalam mendidiknya. Bukan hanya itu saja, selalu mengirimnya ketempat-tempat yang amat ia benci. Sehingga ia berpikir kalau kakek sengaja ingin menjauhkan dirinya pada orang yang ia sayangi. Termasuk Omnya Teddy, karena bagi Syafiqah Omnya itu adalah pengganti sang Ayah setelah ia meninggal.
Namun kenyataannya ia salah, ia justru mengalami kecelakaan itu karena ulah keserakahannya. Begitu juga dengan Fariz, dulu Kakeknya begitu menentang hubungannya terhadap Pria itu. Sehingga ia harus melakukan perjanjian dengan Sang Kakeknya. Yang mengharuskan ia menyelesaikan pendidikannya di usia yang masih muda dengan gelar yang memuaskan sang kakek, maka Wijaya akan menggelar acara pertunangannya secara besar-besaran. Dan itu ia dapatkan, makanya ia kini berstatus tunangannya Fariz.
"Kakek, hiks..hiks..seandainya Fiqah diberi kesempatan hidup, maka orang pertama yang ingin Fiqah Bahagiakan adalah Kekek, hiks..Fiqah janji, akan menuruti apapun keinginan Kakek. Sekalipun Kekek meminta nyawa Fiqah, maka akan Fiqah berikan dengan ikhlas," kata Syafiqah, yang kini ia sedang bersimpuh dihadapan Sang kakek, yang terlihat ia sedang memandang tubuhnya yang terbaring koma.
Disaat bersamaan Tony kembali masuk, berserta Dikter, dan enam orang suster. Empat di antaranya sedang mendorong sebuah brankar yang berukuran besar yang memiliki pinggiran seperti pagarnya. Tony yang berjalan paling depan langsung menghampiri Wijaya.
"Tuan Besar, semuanya sudah siap, kita tinggal membawa Nona saja!" ujar Tony, saat ia sudah berada di samping Wijaya.
"Bagaimana wanita yang akan menggantikan Syafiqah disini? Apakah dia sudah siap?" tanya Wijaya tanpa menoleh pada Tony.
"Sudah siap Tuan! Saat ini wanita itu sedang diperban sesuai dengan kondisi Nona saat ini!" balas Tony.
"Bagus! Sekarang lakukanlah!" kata Wijaya sembari ia bangkit dari duduknya, lalu ia berjalan menuju pintu keluar.
Sementara Tony, langsung meminta Dokter untuk memeriksa keadaan Syafiqah terlebih dahulu. Dan setelah Dokter menyatakan aman, Tony langsung memperintahkan para suster itu, untuk memindahkan tubuh Syafiqah ke brankar. Setelah tubuh Syafiqah berpindah tempat, keempat suster mulai mendorong brankar, sedangkan dua Suter lainnya membawa peralat yang tak bisa lepas dari tubuh Syafiqah.
Tidak berapa lama setelah para suster pergi membawa Syafiqah. Masuklah dua suster lainnya, bersama seorang wanita yang berpakaian pasien, sama persis dengan apa yang dipakai Syafiqah. Ditambah lagi wajahnya sedikit mirip dengan Syafiqah. Sehingga siapapun akan berpikir dia pasti Syafiqah. Untungnya saja, akibat kecelakaan tersebut membuat wajah Syafiqah sedikit rusak sehingga orang tidak akan terlalu memperhatikan wajah tersebut.
"Apakah Anda sudah siap Nona Yulia? Untuk menggantikan posisi Nona Saya?" tanya Tony, pada wanita yang dipanggil Yulia tersebut.
"Iya Tuan, saya sudah siap! Tapi apakah..." balas Yulia seperti ada keraguan pada dirinya.
"Anda tenang Saja Nona, selamat Anda akan saya jamin! Dan saya juga sudah memberikan pengobatan yang terbaik untuk ibu Anda! Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi!" potong Tony, yang sepertinya ia paham, dengan keraguan Yulia.
"Terima kasih Tuan! Kalau begitu saya Siap!" balas Yulia yang akhirnya ia memantapkan dirinya untuk menggantikan Syafiqah, sebagai umpan para penjahat yang masih penasaran dengan nyawa Syafiqah.
"Bagus! Kalau Suster lakukanlah! Usahakan senatural mungkin, seperti Nona Syafiqah!" ujar Tony lagi pada kedua Suster yang tadi datang bersama Yulia.
"Baik Tuan!" balas salah satu Suster tersebut. Lalu mereka pun melaksanakan apa yang dikatakan oleh Tony. Setelah wanita itu sudah terbaring ditempat tidur dengan keadaan sama seperti Syafiqah. Tony pun kembali berkata.
"Baiklah Nona, Anda tidak usah khawatir, karena diruangan ini sudah terpasang cctv tersembunyi. Itu artinya Anda tetap dijaga selama dua puluh empat jam oleh anak buah saya. Dan bila ada sesuatu yang janggal Anda bisa memberikan kami sinyal lewat tombol yang berada disisi ranjang Anda yang sudah kami sembunyikan. Jadi apakah sekarang Anda paham Nona?" jelas Tony yang diakhiri pertanyaan.
"Paham Tuan!" balas Yulia, dengan singkat.
"Bagus! Kalau begitu saya permisi Nona, dan selamat bekerja!" kata Tony, lalu ia pun bergegas pergi meninggalkan Yulia, yang sedang berperan sebagai Syafiqah. Apa Yang dilakukan oleh Tony, ternyata disaksikan langsung oleh Syafiqah, yang sebenarnya ia berdiri tak berapa jauh dari Tony tadi.
"Nona saya?" gumam Syafiqah setelah Tony pergi, ia pun tersenyum kecu, "Aah Tony... mengapa Aku menyadari ketulusan kamu, setelah aku seperti ini? Padahal dulu Aku selalu meremehkan kamu, padahal kamu selalu memperingatiku! Tapi Aku tidak pernah mau mendengarkanmu. Maaf aku Tony!" gumam Syafiqah yang kini ia sedang mengikuti langkahnya Toni. Terlihat sekali ia sedang menyesali perbuatannya selama ini. Tapi tetap saja ia berpikir kalau Penyesalannya tak berguna lagi kalau dirinya masih terombang-ambing oleh takdir.
...⊶⊷⊶•❉্᭄͜͡💚❉্᭄͜͡•⊶⊷⊶...
Jangan lupa Dukung author ya 😉 Berikan VOTE, LIKE, HADIAH, & KOMNTAR. Biar Author semangat UP lagi Oke😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Eity setyowati
mulai menarik ceritanya lanjut
2024-04-30
0
Suni Sunny
aku senang ngikutin ceritax thor...
2023-01-02
1
Ummi Alfa
Syukur deh, kalau kakek udah tau kalau kecelakaan yang menimpa Fiqah di sengaja, dan smoga cepat terungkap pelakunya yang ternyata om nya sendiri.
2022-10-29
1