My Upside Down World

My Upside Down World

Iria

"Kei, mampirlah sebelum kamu berangkat kerja. Aku ingin menunjukkan game baru yang baru saja aku buat."

Ponselku berkedip-kedip, aku yang sedang merapikan rambutku di depan meja rias segera melompat ke atas kasur.

Bruk!

Ah, pesan dari Ryu. Aku membacanya dan segera membalasnya, "Aku akan datang. Tunggu aku. Mau titip apa?" Balasku.

Aku kembali merapikan rambutku dan memoleskan sedikit make up di wajahku, setelah selesai ponselku kembali berkedip-kedip.

"Apa saja yang enak untuk sarapan." Balas Ryu.

Aku bergegas ke dapur dan membuatkannya mashed potato serta sosis dan telur goreng. Tak lupa aku menghiasnya dengan daun parsley dan tomat ceri. Aku membuat dua box, satu untukku dan satu untuknya.

Namaku Keira Ophelia, biasa dipanggil Kei. Aku tinggal di sebuah apartemen kecil di dekat kantorku. Dan saat ini aku sedang berjalan ke rumah Ryujin Sakurai, pria yang sudah lama kusukai. Tapi sayang dia tidak tertarik padaku. Sedih sekali.

Kami sama-sama senang main game, dan kebetulan Ryu adalah seorang programmer jadi kerjaan dia adalah duduk dan rebahan. Beda denganku yang harus pergi pagi pulang malam. Begitulah nasib budak corporate.

"Ryu, aku datang." Sahutku mengetuk pintu apartemennya. Apartemen kami berdekatan, dan dia selalu memintaku untuk memainkan game percobaannya sebelum ia memperkenalkannya kepada umum.

"Masuklah! Aku lapar, apa yang kamu bawa untukku?" Tanya Ryu langsung merebut tas bekal yang aku bawakan.

Dia membukanya dan memakannya, "Kamu membuatnya?" Tanya Ryu.

"Tidak, aku memuntahkannya." Jawabku. Aku mengutak-atik komputer Ryu.

Ryu berdiri di belakangku, "Bukalah folder ini." Katanya, "Nyi, enyak Kei." Ucapnya dengan mulut penuh makanan.

Aku membuka folder yang ditunjuk oleh kursor Ryu, "Judulnya adalah My World. Setting tempatnya di tempat kita ini. Karakternya ada kamu, aku, ibu warung, Jane teman bergosipmu itu, pokoknya semua sama. Aku hanya menambahkan dua karakter baru. Sebentar lagi dia muncul." Kata Ryu menjelaskan.

Aku memperhatikan animasi yang dibuat oleh Ryu, "Sudah cukup rapi dan warnanya bagus, Ryu. Kamu semakin pintar." Aku memujinya.

Ryu menepuk-nepuk pundakku dengan penuh semangat, "Dia datang! Dia datang!" Tukasnya.

Sesosok wanita cantik, dengan tubuh proporsional, rambut yang cantik muncul dan melambaikan tangannya. Dibawahnya tertulis nama dari wanita itu, Iria.

Entah kenapa aku cemburu padanya, "Namanya Iria?" Tanyaku.

Ryu mengangguk antusias, "Dia tipe wanita kesukaanku." Sahutnya dan menatap Iria dengan tatapan cinta yang belum pernah diberikannya padaku.

Aku kesal! "Aku berangkat dulu, habiskan juga bagianku!" Tukasku.

Ryu menahan tanganku,

Deg

Jantungku berdetak cepat begitu kami bersentuhan, "Satu lagi Kei. Ini karakter utama prianya. Aku membuatnya sesuai dengan kriteria pria idamanmu." Sahutnya.

Aku duduk kembali dan melihat layar komputer Ryu lagi. Sama seperti Iria tadi, pria itu idaman setiap wanita. Aku yakin semua wanita akan sering menangis hanya untuk bersandar di pundaknya yang bidang dan tampak nyaman itu.

Ryu menatapnya bangga, "Iya kan? Kriteriamu sekali, kuberi nama dia Zen." Katanya.

"Tumben kali ini kamu membuat games dengan teliti sekali." Ucapku.

"Karena aku memikirkan games ini akan disukai banyak orang." Jawabnya.

Aku menepuk pundaknya, "Semoga kali ini berhasil. Aku berangkat dulu yah." Aku berpamitan kepadanya.

Ryu mengangguk, "Aku akan memberitahukan kepadamu jika games ini sudah bisa dimainkan." Sahutnya.

Aku mengacungkan ibu jari kepadanya.

...----------------...

"Hei Kei."

"Morning Keira."

"Hai, Kei. Kopi pagimu sudah aku letakkan di meja kerjamu, tiramisu mocacino kan?"

Aku mengangguk, "Thanks Bern." Jawabku.

Aku termasuk populer di kalangan tempat kerjaku, atasanku sangat mengandalkanku dalam hal apa pun. Aku bekerja sebagai asisten pribadi dari seorang CEO tampan, yang mempunyai sekretaris cantik bernama Jane.

Yup, Jane temanku yang tadi dibahas oleh Ryu. Jane segalanya bagiku, dia merupakan penyimpanan aib terbaikku.

"Kei, Mr. Sean ingin kamu menyiapkan laporan kwartal dua untuknya dan memintamu untuk membuatkan jadwal meeting untuk investor dari PT. ABC." Seru Jane begitu aku masuk ke dalam ruangan kerja kami.

"Ya nyonya. Siap laksanakan." Sahutku.

Aku sangat menikmati hidupku saat ini walau pun aku jauh dari keluargaku tapi banyak orang yang menjagaku dan bisa kuandalkan andaikan sesuatu terjadi padaku.

Tak lama, atasanku datang. Seorang pria asing yang sedang belajar berbahasa lokal. Dan beliau juga ada di games buatan Ryu, namanya pun sama Mr. Sean.

Ryu memang sering menjemputku dan tak jarang ia menungguku di dalam ruangan kantor ini sehingga Ryu tau detail kantor kami ini.

Lima menit sebelum jam kerjaku selesai, ponselku berkedip. Satu pesan dari Ryu datang, "Kei, gamesnya sudah jadi. Sempatkanlah kemari untuk memainkannya." Tulis Ryu.

Aku mengetik balasan untuk pesannya itu, "Benarkah? Cepat sekali. Baiklah, nanti aku akan kesana." Balasku.

"Oke, nanti masuk saja, pintunya tidak aku kunci. Aku ingin istirahat sebentar. Tolong bawakan aku makanan." Pintanya dalam pesan.

Jane melirik ponselku, "Apa jadinya dia tanpamu? Aku rasa dia juga tidak pernah bertemu matahari." Goda Jane.

"Kamu membuatku tersanjung, tapi sayang sekali tak pernah ada aku di hatinya." Jawabku suram.

Jane menepuk pundakku, "Sabarlah anak muda. Seperti katamu, mungkin dia akan terbuka hatinya andai ada Iria di dunia nyata." Ucap Jane.

"Aku akan tetap bersaing dengannya. Bahkan jika Aphrodite datang, aku akan menantanganya juga." Sahutku tak mau kalah.

Jane tertawa tergelak, "Aku akan menjadi Medusa dan mendukungmu, hahaha." Ujarnya.

...----------------...

Tok...tok

"Ryu." Aku memanggilnya.

Tadi Ryu bilang dia mau istirahat dan pintu tidak terkunci, jadi aku membuka pintu apartemennya dengan perlahan.

"Ryu, aku masuk yah." Sahutku berbisik.

Entah kenapa aku berbisik dan jalan berjingkat-jingkat, aku melihat ke layar komputer yang menyala.

"Wah, benar-benar sudah jadi. Bagaimana memainkannya? Apakah aku harus membangun duniaku disana? Dan bagaimana game overnya?" Aku melihat ke arah Ryu yang masih tertidur, aku tidak tega membangunkannya.

Aku sembarangan mengklik kursornya, dan ada tulisan play disana. Aku menekannya dengan kursor. Begitu aku menekan tombol play, tampilan desktop berubah dan di penuhi oleh games My World.

Aku menuliskan namaku disitu Kei, dan aku mendapatkan sambutan dari karakter virtual Ryu. Aku memperhatikannya tanpa melewati tutorial dari games tersebut.

Aku mulai mengklik sesuai dengan arahan karakter Ryu di games, namun tiba-tiba..

Drrt! Drrt!

Komputer itu mati, aku menekan tombol on kembali namun komputer itu tetap tidak menyala. Baiklah jalan satu-satunya adalah hard reset.

Aku mencabut steker listriknya dan menancapkannya kembali ke dalam stop kontak.

Drrt! Plep!

Loh, loh. Kenapa jadi mati semua? Apa Ryu belum membeli token listrik? Aku berjalan ke depan pintu apartemen Ryu untuk mengecek token listriknya.

Hmmm, masih ada kok. Lalu ini kenapa?

Aku kembali duduk di depan layar komputer itu, aku hanya terdiam dan menatapnya, "Apa yang harus kulakukan padamu? Jika Ryu terbangun dan mendapati komputernya mati, dia akan memotongku menjadi delapan bagian. Tolong menyalalah." Pintaku kepada komputer Ryu.

Aku merebahkan kepalaku di atas meja komputer itu sambil menunggu listrik menyala.

Drrt!

Drrt!

Drrt!

Aku tidak tau komputer Ryu sudah menyala atau belum, aku tidak merasakan ada tangan yang menarikku ke dalam dunia aneh yang nantinya akan menjadi duniaku.

...----------------...

Pagi itu aku terbangun dari tidurku dan meregangkan otot-ototku, "Aku sudah mulai tua." Sahutku sedikit mengeluh.

Aku mengecek ponselku, tidak ada pesan bahkan dari Ryu pun tidak. Lalu, siapa yang mengantarku kembali tadi malam? Aku sama sekali tidak mengingatnya.

Aku menjalankan rutinitasku seperti biasa, dan sebelum berangkat kerja aku akan mampir ke apartemen Ryu dulu dan meminta maaf kepadanya karena telah mematikan komputernya.

Tok...tok..

Aku mengetuk apartemen Ryu. Aku sudah membawakan bekal pagi untuk Ryu. Roti bakar, roti lapis, sekotak susu putih, tiga batang keju dan jeli favorit Ryu.

Aku kembali mengetuk apartemennya, apa dia masih tertidur?

Tok...tok

"Ryu."

Tok...tok

"Ryu? Ini aku, apa kamu masih tidur?" Tanyaku dari balik pintu.

Ceklek.

Pintu terbuka, tapi bukan Ryu yang menyambutku seperti biasa, melainkan Iria.

"Ka..kamu?"

Mana bisa Iria ada di dunia nyata kan? Apa aku bermimpi?

...----------------...

Terpopuler

Comments

~🐒Ķímhwä~

~🐒Ķímhwä~

Kim tiba disini...Semangat selalu buat kak Olive

2022-11-16

0

jasmine91

jasmine91

aku tandain ka Thor

2022-09-02

0

Mentari.f.v

Mentari.f.v

ada yang mencintaimu disamping mu Ryu

2022-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!