Level Up

Akhirnya, aku belum bisa naik level sama sekali malah aku terjatuh di dalam pesona Zen dan Ryu semakin jauh dariku. Aku jadi tidak bersemangat. Aku jadi malas berdandan dan berbenah diri. Aku kembali mendongak ke atas, hati di atasku masih tersisa lime setengah karena aku terjatuh waktu itu.

Aku mencoba menggeser warna kemerahannya karena terlihat seperti bisa di geser, tapi ternyata tidak bisa. Aku terdiam dan memikirkan apa yang bisa kujadikan senjataku.

Drrrt

Drrrt

Ponselku berkedip, aku meraih ponselku dengan malas. Satu pesan dari Ryu masuk ke dalam ponselku. Ryu!

"Kei, kalau kamu ada waktu temani aku membeli perangkat komputer baru sore ini." Tulisnya dalam pesen.

Aku mengetik, "Dengan senang hati." Tapi kuhapus kembali. Aku berpikir dan kembali mengetik, "Baiklah. Sampai bertemu sore nanti."

Aku menghela nafas, dan bangkit berdiri dengan langkah yang berat, "Semoga levelku bisa naik hari ini. Semangat Kei!" Sahutku kepada diriku sendiri.

Hari ini aku mencoba mengganti warna make upku, biasanya natural tapi kali ini aku ingin mencoba warna yang ceria, mungkin saja ini akan merubah suasana hatiku, kan?

Seperti biasa, Zen sudah menunggu di depan pintu apartemenku.

"Wow Kei. Kamu terang sekali hari ini, hahaha." Sahutnya tertawa.

Aku memberengutkan bibirku, "Bagus tidak? Kalau aneh, aku akan menghapusnya." Aku bertanya kepadanya dan sudah menyiapkan make up remover di tanganku.

Zen memperhatikanku, ia berkacak pinggang sambil pura-pura berpikir, "Kamu tetap cantik. Percaya dirilah, Kei. Tidak akan ada yang sayang kepadamu kecuali dirimu sendiri. Jika nanti Iria dan teman-temannya menggodamu, kamu boleh membalasnya." Kata Zen.

Aku menarik nafasku panjang, "Aku juga maunya seperti itu Zen, tapi airmataku lebih cepat turun daripada tindakanku." Jawabku.

Tapi aku ingin sekali mencoba saran itu. Di dunia game ini aku menjadi lemah dan mudah sekali menangis.

Dalam perjalanan ke kantor, Zen terus menghibur dan memberiku semangat supaya aku tidak mudah ditindas oleh Iria.

Kami bertenu dengan Ryu dan Iria. Tumben sekali Ryu mau menatap matahari seperti itu. Dia tidak akan mengantarku ke kantor kalau menjemput dia mau, tapi dia akan menolak tegas jika aku memintanya untuk mengantarku. Ryu si anti matahari.

Namun, bersama Iria dia mampu menghadapi matahari. Ryu menyapaku, "Pagi Zen, Kei." Sapanya.

Zen tersenyum, "Morning." Jawabnya ceria. Aku hanya bisa menundukan kepalaku sambil tersenyum.

"Kei, nanti sore kamu jadi yah." Kata Ryu, tak bisa kupungkiri semburat merah menjalar di wajahnya.

Iria yang mendengar Ryu sontak menggandeng tangan Ryu sambil bertanya, "Kamu mau apa bersama dia?" Tanya Iria.

Ryu menjelaskan kemana kami akan pergi. Aku dan Zen sengaja memperlambat langkah kami supaya aku tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.

Sesampainya di kantor Ryu kembali memanggilku, "Aku akan menjemputmu disini sore nanti. Sampai nanti sore, Kei." Sahutnya.

Mau tidak mau aku tersenyum dan rasanya hari ini akan indah sekali. Aku tidak peduli jika Iria menindasku nanti.

Aku dan Zen masuk dengan langkah riangzm, namun tiba-tiba,

Bruk!

Iria sengaja menjulurkan kakinya ke depan sambil pura-pura menghubungi seseorang, "Ups, sorry Kei aku tidak melihatmu. Apakah kakimu terluka lagi?" Tanya Iria tersenyum menyebalkan.

"Tidak. Kamu bisa liat sendiri hatiku tidak berkurang!" Tukasku.

Iria cemberut begitu melihat hatiku tidak berkurang atau bergeser.

Aku masuk ke dalam ruanganku dan langsung menenggelamkan diri pada pekerjaanku. Aku memasang airbuds di telingaku supaya aku tidak mendengar pergunjingan dari Iria dan kawan-kawannya.

Saking asiknya dengan musik yang kudengarkan, aku tidak mendengar mr. Sean memanggilku.

Dengan wajah dipenuhi emosi, mr. Sean datang dan mengetuk mejaku, "I called you many times! Are you deaf?" Tukasnya.

Aku segera mematikan musikku tanpa melepas airbuds yang menempel di telingaku.

"I don't hear you, i'm so sorry." Sahutku lemas. Aku akui ini kesalahanku.

Aku tertunduk, "I'm sorry mr. Sean." Ucapku sekali lagi.

"I want you to finish revising this report! Leave it to me no later than this evening!" Katanya sambil menyerahkan setumpuk laporan kepadaku.

"This is too much I won't be able to finish it until this evening." Aku menyahut lirih. Karena aku ada janji dengan Ryu sore ini dan aku tidak mau membatalkannya.

Mr. Sean melihat ke arahku seperti hendak memakanku, dengan lemas aku menyahut, "But i'll try to finish them today mr. Sean." Sahutku.

"Do it now!" Perintahnya lagi.

"Allright mr. Sean." Jawabku dan membungkukkan tubuhku saat mr. Sean keluar dari ruanganku.

Aaahhh! Apa yang harus kukatakan kepada Ryu? Padahal ini kesempatanku untuk dekat dengannya.

Aku bergegas menyelesaikan tugas dari mr. Sean ini, Zen datang menghampiriku dan mengambil setengah tumpukan itu, "Aku sedang tidak ada pekerjaan jadi aku akan ambil ini." Katanya dan tersenyum lebar.

Aku memberikan senyumku yang paling indah untuknya, "Thank you." Bisikku.

"With my pleasure." Jawabnya dengan berbisik juga.

Berkat bantuan Zen aku dapat mengerjakan revisi laporanku dengan cepat.

Jam istirahat siang pun tiba, Zen membelikanku makan siang dan kami memakannya sambil masih mengerjakan laporan.

Aku menikmati suasana damai ini, sampai Iria menumpahkan jus mangganya ke atas laporan yang sudah ke print out, "Eh, maaf sekali Kei. Tapi yang ini belum kamu revisi kan?" Tanyanya menyebalkan.

Aku menatapnya tidak percaya, aku mengambil kopi tiramisuku dan kusiramkan ke arah Iria,

Byur!

"Maaf, aku juga tidak sengaja! Tapi kamu belum mandi juga kan?" Tukasku kesal.

Iria melihatku geram, dan berteriak "Eerrrgghh! Keira!! What you've done!" Teriaknya geram.

"Aku tidak akan menangis lagi, Iria!" Sahutku, "and im not sorry!"

Aku segera mencetak ulang laporan revisiku, dan membuang dokumen yang terkena tumpahan jus mangga Iria. Aku tidak peduli dengan suara bisik-bisik di belakangku. Aku akan menyelesaikan laporanku, aku akan menyelesaikan game sialan ini dan aku akan kembali ke duniaku!

Selesai membersihkan segalanya, aku kembali menyelesaikan laporanku. Zen mengusap punggungku, "Good job Kei." Katanya berbisik dan memberikanku dua ibu jarinya.

***

Aku merapikan dokumenku, dan kuserahkan kepada Mr. Sean yang menungguku dengan tidak sabar, "Well done. What's your name again?" Tanya mr. Sean sembari bertanya kembali siapa namaku.

"Kei. And thank you." Ucapku.

Iria melihat ke arahku dengan tatapan tidak senang, aku membalas tatapannya dengan tajam untuk menunjukkan kepadanya ketidak adaan airmataku.

Aku berlari ke arah Zen, "Zen, terimakasih sekali untuk hari ini. Aku tidak tau bagaimana jika kamu tidak membantuku." Sahutku tulus.

Zen merangkulku, "That's what friends are for kan Kei." Katanya lembut.

Deg!

Aku baru ingat kejadian waktu kami berciuman. Tidak ada teman berciuman kan?

Deg

Deg

Jantungku bergemuruh entah karena senang atau apa aku pun tidak tau. Aku berusaha menyingkirkan gemuruh jantungku dan fokus kepada Ryu, tapi itu sulit sekali.

Ryu sudah menungguku di depan kantor kami. Akan tetapi kenapa pakaiannya resmi sekali jika hanya mencari perangkat komputer? Zen dan aku mendekatinya, "Ryu, ayo kita berangkat sekarang sebelum terlalu malam." Sahutku.

"Maafkan aku Kei, tapi Iria.."

"Yuk Ryu berangkat sekarang. Jane dan Bern sudah membelikan tiketny untuk kita." Kata Iria tiba-tiba dan menyelipkan satu tangannya ke lengan Ryu.

"Lain kali saja yah Kei, maafkan aku." Ucapnya lagi tersenyum.

"Bye Zen, bye Kei." Sahut Iria dengan penuh kemenangan.

Zen memperhatikanku, "Are you oke, Kei?" Tanya Zen khawatir.

Aku mengangguk, "I'm oke. Dan sekali lagi aku tidak akan menangis lagi, Zen." Aku menjawab Zen dengan mantap.

Malam itu aku mendapatkan sebuah surat elektronik yang bertuliskan, "Selamat! Anda berhasil memperbaharui level anda. Teruslah berjuang untuk bisa mendapatkan level lebih tinggi dan kumpulkan lebih banyak senjata!"

Dan di atas kepalaku muncul serpihan-serpihan confetti, dan tertuliskan Level Up! Yang lebih mengejutkan, hatiku kembali menjadi enam! Aku tersenyum lebar malam itu dan bermimpi indah.

...----------------...

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

mr sean galak juga ya😁

2022-08-20

0

Sophia

Sophia

tumben kak, up babnya lama 😅

2022-08-13

0

Florence Karina 🌹

Florence Karina 🌹

yeiiy, semangat Kei

2022-08-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!